Anda di halaman 1dari 33

TEORI PERMINTAAN UANG

Ekonomi Moneter dan Perbankan


Perkembangan Teori Moneter

 Fokus: teori permintaan uang, karena bidang ini


menjadi perdebatan antar-berbagai aliran teori
moneter.
 Sedangkan dalam teori penawaran uang tidak
dijumpai perbedaan-perbedaan yang fundamental
seperti halnya teori permintaan uang (banyak
kesepakatan).
 Awalnya, teori terpusat pada nilai uang dalam
jangka panjang (long run) dan faktor-faktor yang
menentukan tingkat harga umum.
 Dalam membahas persoalan ini kemudian muncul
ilmuwan-ilmuwan yang saling berbeda pendapat.
Kelompok Pertama

Menganggap bahwa uang diterima


masyarakat karena uang itu dibuat dari
barang-barang berharga ataupun karena uang
itu dapat ditukarkan secara bebas dengan
barang-barang berharga tadi. Inilah yang
menjadi dasar perkembangan kelompok
”Commodity Theory”.
Kelompok Kedua
 Mengatakan: uang diterima masyarakat karena setiap
orang tahu bahwa dapat ditukarkan dengan berbagai
barang & jasa.
Bukan karena nilai intrinsik uang, melainkan
kualitas sbg alat pembayaran
 Pendapat ini menjadi dasar Quantity Theory atau
disebut ”Pure Quantity Theory”.
 Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang
menjelaskan nilai uang.
ada beberapa pandangan
5 Perkembangan Teori Kuantitas
Uang (Quantity Theory of Money)
dari Mazhab Klasik

1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude


Quantity Theory) Hume & Ricardo
2. Transaction Equation atau Transaction
Velocity Approach
3. Income Flow Equation of Exchange
4. Cambridge Equation of Exchange
Teori Kuantitas Sederhana
6
(Crude Quantity Theory)
 David Hume & Ricardo: menjelaskan nilai uang dengan
memperhatikan hubungan lurus antara jumlah uang dan harga
barang. Kesimpulannya, jumlah uang dengan nilai uang
mempunyai hubungan terbalik.

 Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat


tersebut dapat dinyatakan:
“Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun akan naik dua kali
lipat, demikian pula sebaliknya”
Mengabaikan velocity of circulation & jumlah transaksi
 Menjelaskan perekonomian secara kasar (crude)
7
Teori Kuantitas Sederhana
(Crude Quantity Theory)
 Rumus:
M = k.P atau P = 1/k.M

M = Jumlah Uang Beredar (JUB)


P = Tingkat harga
k = Merupakan faktor proporsional yang konstan

 Bahwa JUB langsung proporsional terhadap tingkat


harga atau tingkat harga langsung proporsional terhadap
JUB

P = f(M)
8
Teori Kuantitas Sederhana
(Crude Quantity Theory)
 Bila M (JUB) naik 2 kali, maka harga akan naik 2 kali
pula. Oleh karena itu, untuk menstabilkan tingkat harga
hanya diperlukan stabilisasi JUB.
 Teori kuantitas ini terlalu sederhana (kasar/crude), karena
tidak memperhitungkan faktor kecepatan peredaran uang
atau velocity of circulation, atau faktor permintaan
terhadap uang. Lagi pula teori tersebut tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dalam
masyarakat.
9
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
 Penyempurnaan teori oleh Irving Fisher. Penentu
nilai uang ada 3:
 Jumlah uang beredar (M)
 Cepatnya peredaran uang (V)
 Jumlah atau volume barang yang diperdagangkan
(T)

 Rumus Fisher, Transaction Equation adalah:


MV = PT atau P = MV/T
10
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total uang yang
dikeluarkan oleh pembeli sama dengan jumlah total uang yang
diterima oleh penjual. Saat ini, yang dimaksud dengan M adalah
uang giral ditambah dengan uang kartal.
Hal ini karena kaum Klasik beranggapan:
1.Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
2.Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap
3.Barang-barang dan jasa-jasa berjumlah tetap karena perekonomian
dianggap sudah mencapai full employment (full-N)
11
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach

Jadi, teori Fisher:


”bahwa dalam jangka pendek tingkat harga
umum (P) berubah secara proporsional dengan
perubahan supply uang (M)”.
Hal ini sama dengan pendapat Crude Quantity
Theory dari David Hume & Ricardo.
12 Income Flow Equation of Exchange

Variasi teori kuantitas uang adalah income flow


equation of exchange:

MVy =PyTy atau Py= MVy/Ty

 M = Jumlah uang beredar


 Vy = Income velocity dari uang
 Py = Harga rata-rata semua barang & jasa yang
tercakup dalam Ty
 Ty = Volume barang jadi (barang akhir) & jasa yang
diperdagangkan
13 Income Flow Equation of Exchange

 Artinya, persamaan tersebut menyatakan


bahwa pendapatan nasional sama dengan
jumlah total pengeluaran untuk barang-barang
jadi (barang akhir).
 M adalah sama dengan M pada transaction
equation. Vy lebih kecil dari V karena Vy
hanya meliputi jumlah pengeluaran uang yang
digunakan untuk konsumsi barang-barang akhir
saja.
 Variabel Vy danTy dari pada Income flow
equation adalah lebih realistis lagi
dibandingkan dengan V dan T dari Transaction
equation Irving Fisher.
14 Cambridge Equation of
Exchange
 Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas
yang dikemukakan oleh Marshall, Pigou,
Robertson, dan Keynes.
 Cambridge Equation mengenal 2 versi,
yaitu:
1. Cash balance Equation: M=k.PT
2. Income Version: M=k.PQ=ky
15 Cash Balance Equation
 M = k.PT (D.H. Robertson)
 K = Kebalikan dari V
 Jika V menunjukkan beberapa kali setiap
rupiah berpindah tangan dari yang satu ke
yang lainnya dalam suatu jangka waktu
tertentu, maka k menunjukkan berapa lama
rata-rata tiap rupiah berada di dalam kas
selama jangka waktu tertentu, jadi K = 1/v,
maka secara ilmu hitung rumus MV = PT
sama dengan rumus M = k.PT
16 Income Version
 M = k.PQ = kY (Marshall)
 Rumus: M = k.Y
 M = Jumlah uang beredar
 k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang
dalam bentuk uang
 Y = Pendapatan Nasional
 Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan pada
hubungan antara uang dan harga, maka rumus Marshall
merupakan hubungan antara jumlah uang dan pendapatan
nasional.
 Teori Marshal ini merupakan dasar dari ”demand for
money”. Selanjutnya pandangan dari Marshall (kY) inilah,
benih “liquidity Preference Theory” dari Keynes.
Kesimpulan dari Teori Kuantitas
17
secara umum
 Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan
semua tanpa dipikirkan kemungkinannya
untuk ditabung
 Velocity of money (V) dan volume transaksi
(T) dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor non-moneter (faktor
kelembagaan).
 Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi
sektor riil (classical dichotomy)
 Tingkat harga umum akan selalu berubah
mengikuti JUB
18
Income Payment Approach
(Liquidity Preference) J.M. Keynes

Keynes membedakan 3 motif seseorang


menahan uang. Berdasarkan
“psychological law of consumers
behavior” yaitu:
 Transaction Motive
 Precautionary motive
 Speculative motive
19 Income Payment Approach
(Liquidity Preference) J.M. Keynes
3 motif ini menimbulkan 3 macam
demand terhadap uang , yaitu:
 Demand untuk transaksi
 Demand untuk keperluan berjaga-jaga
 Demand untuk keperluan spekulasi
20 Income Payment Approach
(Liquidity Preference) J.M. Keynes
Demand Untuk Keperluan transaksi :
Lt = Lt (Y)
Artinya permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga bergantung kepada tingkat
pendapatan (Y)
Permintaan uang untuk transaksi
21
dan berjaga-jaga
 Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah)
selalu menginginkan memegang uang kas untuk tujuan-
tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak selalu
selaras (sepadan) dengan pengeluaran.
 Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan waktu
atau time lag antara penerimaan dan pengeluaran uang.
 Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika
penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada
berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara sempurna
dapat dibagi atau ada biaya
 (transaksi) untuk membuat hutang. Permintaan uang
untuk transaksi dianggap tergantung pada tingkat
pendapatan
22 Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga
 Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan
refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut
pendapatan dan pengeluaran.
 Mengikuti pendapat Keynes, dianggap bahwa
permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
adalah fungsi daripada tingkat pendapatan (Y).
 Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan
bahwa cadangan untuk sesuatu hal yang tak
terduga dikaitkan dengan skala operasinya.
Kurva Permintaan Uang untuk
23
Transaksi dan Berjaga-jaga

LT
Fungsi LT

k = Kecondongan LT
LT1
LT0 = Sudut yang dibentuk
oleh fungsi LT dan Y
k

Y0 Y1 Y
24
Income Payment Approach
(Liquidity Preference) J.M. Keynes

Demand untuk keperluan spekulasi :


LL = Li
Artinya permintaan uang untuk keperluan spekulasi
bergantung pada tingkat bunga i
Permintaan uang untuk
25
spekulasi
 Uang kas diinginkan untuk dipegang karena uang
ini dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga
yang akan datang.
 Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan
harapan (uncertainty expectation) dari tingkat
bunga yang akan datang.
 Tujuan spekulasi pemegangan uang kas adalah:
mencari untuk atau menghindari kerugian dari
perubahan nilai-nilai obligasi.
Permintaan uang untuk
26
spekulasi
 Spekulasi adalah spekulasi dalam surat-surat berharga
khususnya obligasi. Para spekulan membeli surat-
surat berharga (obligasi) saat obligasi murah, dan
menjulanya saat surat obligasi mahal.
 Harga obligasi turun, bertendensi mengakibatkan
jumlah uang diminta masyarakat untuk motif
spekulasi berkurang, dan sebaliknya.
 Hubungan antara tingkat bunga dan surat obligasi
adalah meningkatnya tingkat bunga bertendensi
mengakibatkan menurunnya harga obligasi (Pob) dan
sebaliknya.
27 Permintaan uang untuk
spekulasi
 Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi dari
Keynes adalah:
 Saat tingkat bunga tinggi, jumlah uang yang
diminta masyarakat untuk motif spekulasi
sedikit, dan sebaliknya.
 Berarti tingkat bunga dan motif memegang uang
untuk spekulasi mempunyai hubungan terbalik.
Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi
28

io
i1
i2

LSo LS1 LS2


Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi
29
Liquidity Preference), fungsi penawaran uang dan
liquidity trap

Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi likuiditas)


dalam jangka pendek, terutama merupakan fungsi dari
pendapatan dan tingkat bunga yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
L = L (Y,i) atau L = LT (Y) + LS (i)
Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. LT = LT (Y) adalah
searah dengan perubahan pendapatan. Permintaan uang
untuk spekulasi LS = LS (i) adalah berlawanan dengan
tingkat bunga. Total permintaan uang : L (Y,i) menjadi
L = LT (Y) + LS (i).
Kurva Permintaan Uang Total
30

i MS1 MS2 MS3

Liquidity Trap
i0 (Kurva Md)

i1 Liquidity Preference L = L (y,i)

0 Ms → Md
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan
31 Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
1.Menganggap nilai uang adalah stabil. 1.Menganggap nilai uang adalah tidak
stabil.
2.Menolak anggapan bahwa fenomena- 2.Fenomena-fenomena moneter
fenomena moneter sebagai variabel merupakan variable-variabel yang
yang sanggup mempengaruhi dapat mempengaruhi perekonomian
perekonomian secara keseluruhan secara keseluruhan.
3.Adanya tambahan jumlah uang 3.Tambahan jumlah uang beredar akan
beredar tak akan mempengaruhi mempengaruhi variabel-variabel riil
variabel-variabel riil, hanya variabel (variabel yang diukur dengan unit
nominal (Classical Dichotomy). fisik: kuantitas & harga relatif).
4.Permintaan dan penawaran uang 4.Permintaan dan penawaran uang
menentukan tingkat harga umum. akan menentukan tingkat bunga.
5.V dan T dianggap tetap dan hanya 5.V dan T dapat berubah-ubah sesuai
dipengaruhi faktor-faktor non-moneter. dengan keadaan perekonomian yang
terjadi.
Perbedaan Teori Moneter Klasik
32 dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
6. Adanya hubungan langsung antara 6. Hubungan secara tidak langsung
kelebihan uang tunai di masyarakat antara kelebihan uang tunai di
dan kecenderungan perubahan harga. masyarakat dan kecenderungan
7. Belum secara jelas memasukkan perubahan harga yaitu melalui tingkat
motif spekulasi untuk permintaan bunga.
akan uang, yang ada baru unsur 7. Telah memasukkan unsur spekulasi,
transaksi dan berjaga-jaga. di samping unsur transaksi dan
8. Harapan perubahan harga pada masa berjaga-jaga.
mendatang bukan merupakan faktor 8. Harapan perubahan harga pada masa
penting dalam menentukan besarnya mendatang merupakan faktor-faktor
permintaan uang. penting yang menentukan besarnya
9. Berlaku untuk perekonomian yang permintaan akan uang.
sektor perekonomiannya belum 9. Berlaku untuk perekonomian yang
rumit. sektor keuangannya sudah maju.
10. Cocok untuk situasi yang terjadi Pasar modalnya terorganisasi dengan
inflasi dalam waktu yang lama baik.
(inflatoir) 10. Cocok untuk perekonomian yang
tidak inflantoir.
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan
33 Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
11. Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: 11.Bentuk situasi permintaan uang adalah:
 Md = k.PT L = (Y,i)
 Md = k.Y L = LT + LL
 Permintaan akan uang adalah Proporsion L = LT (Y) + LL (i)
dengan tingkat pendapatan nasional. Atau
Atau dengan kata lain permintaan akan Md = K.Y + LL (i)
uang bergantung pada tinggi rendahnya
Artinya:
pendapatan nasional.
Permintaan akan uang bergantung pada tingkat
 Md = Permintaan akan uang
pendapatan nasional dan tingkat bunga.
 Y = Tingkat pendapatan nasional
•L = Md = Permintaan akan uang
 k = Bagian dari pendapatan nasional
•LT = Permintaan akan uang untuk motif
yang ingin dipegang masyarakat dalam
transaksi dan berjaga-jaga.
bentuk uang.
•LL = Permintaan akan uang untuk motif
12. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat
spekulasi.
yang stabil karena VT dianggap berubah
secara lambat, sejalan dengan faktor 12.Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang
kelembagaan. tidak stabil, karena adanya faktor uncertainty dan
expectation.
13. Lebih menekankan fungsi uang sebagai
Medium of Exchange. 13.Fungsi uang selain sebagai medium of
exchange, juga sebagai store of value.

Anda mungkin juga menyukai