Anda di halaman 1dari 14

Pulp Capping

Oleh:
Dilla Christina Dewi
40622028.

Instruktur: drg. Nur Dianawati., M.Si


Pulp Capping
Definisi
Pulp capping adalah perawatan yang dilakukan pada kasus karies yang telah mencapai pulpa atau tinggal selapis tipis
dentin dengan tujuan agar mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dengan merangsang pembentukan dentin tersier
Macam-macam
a. Indirect Pulp Capping: perawatan pemeliharaan pulpa gigi yang menyisakan selapis tipis dentin yang dimulai dengan
foto rontgen untuk melihat ketebalan dentin kemudian membuka kavitas dengan round bur dan dilanjutkan dengan
fissure bur hingga jaringan keras karies hilang. Irigasi dengan aquadest dan diaplikasihan CaOH pada dasar kavitas
dengan ball aplicator. Kemudian diberi tumpatan sementara dan pasien diinstruksikan untuk kembali dalam 7 hari
kemudian. Saat kontrol lakukan tes thermal dingin dan jika hasil positif maka dilakukan pulp capping ulang, jika hasil
negatif maka dilakukan tumpatan tetap dengan komposit.
b. Direct Pulp Capping: perawatan pemeliharaan pulpa gigi yang terbuka akibat kesalahan operator saat melakukan
preparasi yng terlalu dalam. Penanganan pertama yaitu melakukan pemberhentian bleeding dengan cotton pellet dan
aliri aquadest dan dikeringkan. Kemudian melakukan tahapan pulp capping.
Pulp Capping
A. Indikasi
1. Lesi karies dalam dekat jaringan pulpa, tetapi tidak melibatkan pulpa (meninggalkan selapis tipis
dentin)
2. Tidak ada kegoyangan gigi
3. Tidak ada riwayat nyeri spontan
4. Tidak ada nyeri saat perkusi
5. Tidak ada gambaran pulpa yang patologis pada radiograf
6. Tidak ada resorpsi akar atau penyakit radicular yang terlihat secara radiografis

B. Kontraindikasi
7. Pulpa terpapar (terbuka)
8. Terlihat secara radiografis adanya pulpa pulpa yang patologis
9. Adanya riwayat nyeri spontan
10. Gigi sesitif terhadap perkusi
11. Adanya kegoyangan
12. Adanya resopsi akar atau penyakit radicular pada radiograf
Bahan Pelindung
Pulpa
Bahan Pelindung Pulpa
Persyaratan bahan pelindung pulpa harus memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
(1) chemical protection,
(2) electrical protection,
(3) thermal protection,
(4) pulpal medication, dan
(5) mechanical protection

Liner dan basis adalah bahan yang ditempatkan


diantara dentin (kadang-kadang pulpa) dan restorasi
sebagai bentuk perlindungan pulpa atau respon pulpa
Bahan Pelindung Pulpa
Liner
Liner merupakan lapisan tipis material yang digunakan sebagai barrier untuk melindungi dentin dari reaktan residual yang
berdifusi keluar dari restorasi/cairan rongga mulut yang dapat menembus interface gigi-restorasi. Liner juga sebagai
penyekat elektrik material metalik, memberikan perlindungan thermal dan medikasi pulpa. Kebutuhan liner bila akan
dilakukan restorasi metal yang luas ke pulpa yang tidak berikatan dengan struktur gigi seperti amalgam, cast gold, atau
restorasi indirect
Menurut Sharmila (2004) dan Pitt Fort (1993), liner memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
1. Pemberian liner pada kavitas sangat tipis saja (< 0,5 mm)
2. Liner digunakan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia
3. Pada direct pulp capping, penggunaan liner biasanya berupa calcium hydroxide memiliki pH 9,2-11,7 sehingga dapat
memacu pembentukan dentin reparatif. Calcium hydoxide dapat sebagai antibakteri karena memiliki pH alkali.
4. Pada indirect pulp capping, penggunaan liner bisa berupa calcium hydroxide atau zinc oxide eugenol (ZnOE). Calcium
hydroxide penggunaannya lebih baik dibandingkan dengan ZnOE karena ZnOE sedikit mengiritasi pulpa.
5. Bahan ini tidak dapat mengatasi adanya tekanan yang berasal dari kondensasi saat menumpat.
Bahan Pelindung Pulpa

Sub-Base
Sub base (sub basis) menurut Sharmila (2004):
• Pada kavitas yang dalam, sub base diletakkan di
bawah basis.
• Sub base dapat melindungi pulpa dari paparan asam
yang berasal dari basis.
• Bahan ini dapat memacu penyembuhan pada pulpa,
sebagai contoh: semen zinc oxide eugenol yang
diletakkan di bawah basis semen zinc phosphate.
Macam Sub-Base
Sub base bekerja melindungi pulpa yang perannya untuk merangsang pembentukan jaringan dentin tersier/ pembentukan
jaringan dentin yang baru.

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)


Memiliki pH yang tinggi (12,5) dan terdisosiasi menjadi Ca2+ dan OH2- yang tidak hanya memberikan sifat antibakteri pada
formulasi, tetapi juga memberikan stimulus untuk menginduksi sekresi dentin reparatif atau reparatif. Ketika berkontak
dengan pulpa, zona nekrosis terbentuk dan terjadi reaksi inflamasi ringan. Sa2 dari zona inti bermigrasi, berproliferasi dan
berdiferensiasi sebagai sel odontoblas untuk membentuk dentin reparatif dan secara bertahap membentuk dentin bridge.
Mineral Trioxide Agregate (MTA)
Mengandung trikalsium silikat, dikalsium silikat, dan bismuth oxide sebagai radiopacifier. Reaksi hidrasi dengan air/cairan
yang mengandung air menghasilkan gel kasium silikat yang semakin keras setelah 4 jam atau lebih. Kalsium hidroksida
juga dilepaskan selama reaksi aktif. MTA menciptakan seal yang baik untuk dentin dan material seperti gic, copolymers
dan komposit. Kekurangan MTA; paparan MTA terhadap cahaya dapat menyebabkan perubahan warna dentin,
dikarenakan MTA memiliki beberapa logam dalam formulasi aslinya.

Zinc Oxide Eugenol (ZOE)


Ph mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu bahan semen dental yang paling
sedikit mengiritasi. Eugenol memiliki efek pasiatif terhadap pulpa gigi, mampu
meminimalkan kebocoran mikro dan memberikan perlindungan terhadap pulpa.
Beberapa kekurangannya seperti Memiliki sprektrum anti bakteri yang kecil dan
dapat menimbulkan sitotoksik jaringan yang masih vital
Bahan Pelindung Pulpa
Basis
Base (basis) adalah bahan yang digunakan dalam bentuk yang relatif lebih tebal dan lebih kuat dibandingkan
dengan liner untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan sebagai penyekat thermal (Sharmila, 2004).
Bahan basis berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia, menghasilkan penyekat terhadap panas dan
menahan tekanan yang diberikan selama pemampatan bahan restoratif. Kebutuhan akan pelindung sebelum
merestorasi bergantung pada perluasan lokasi preparasi dan material restorasi yang akan digunakan (Baum,
1997).
Basis (biasanya 1-2 mm) atau ketebalan minimal 0,75 mm digunakan untuk memberikan perlindungan
thermal untuk pulpa dan menambahkan dukungan mekanis untuk restorasi dengan mendistribusikan stress
lokal dari restorasi ke permukaan dentin di bawahnya (Eccles & Green, 1994; Sharmila, 2004, dan Sturdevant,
2002).
Basis memberikan perlindungan bagi pulpa (Gatot Sutrisno, 2006):
● Protective base : melindungi pulpa sebelum peletakkan bahan restorasi
● Insulating base : melindungi pulpa dari shock thermal
● Sedative base : medikasi pulpa yang mengalami injury
Macam Basis
Menurut Eccles and Green (1994), ada beberapa macam basis, antara lain:
• Modifikasi Semen Zinc Oxide Eugenol: Semen ini sudah dimodifikasi untuk mendapatkan semen yang
mengeras lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan semen zinc oxide eugenol yang sederhana. Semen ini tidak
berbahaya bagi pulpa dan merupakan isolator thermal yang baik, dapat dimanipulasi dengan mudah dan
cukup kuat. Semen dapat digunakan pada kavitas yang akan ditumpat dengan amalgam, tetapi tidak dapat
digunakan bersama dengan bahan resin akrilik atau komposit, karena eugenol berfungsi melunakkan resin.
• Semen Asam Etoksibensoat (EBA): Semen ini tidak mengiritasi pulpa, ,merupakan isolator termal yang
baik, dan lebih kuat dibandingkan dengan semen zinc oxide eugenol yang sudah dimodifikasi. Bila mengeras,
semen dapat dirapikan dengan instrumen rotasi tanpa menjadi retak. Semen dapat digunakan bersama
amalgam dan inlay. Semen sebaiknya tidak digunakan bersama tumpatan berbahan dasar resin karena semen
ini mengandung minyak esensial yang dapat berakibat buruk terhadap bahan tumpatan.
• Glass Ionomer Cement (GIC): Semen yang terdiri atas powder (calcium fluoroaluminosilicate glass) dan
liquid (asam polyacrylic atau asam polymaleaic), Ikatan dengan reaksi physicochemical dan Memiliki
potensi perlekatan ke kalsium didalam gigi
Macam Basis
• Semen Polikarboksilat: Semen yang terdiri atas powder (zinc oxide) dan liquid (asam
poliacrylic) ikatan fisikokimia terbentuk antara kelompok karboksilat sement dengan kalsium dari
sutsbtansi gigi, Compressive strength rendah namun tensile strength tinggi dan Solubilitas lebih
rendah dari pada zinc phosphat
• Semen Zinc Phosphate: Semen yang terdiri atas powder (zinc oxide) dan liquid (asam
orthophosorik), Umumnya kuat dan keras namun mengiritasi pulpa, Mudah di manipulasi,
Memberikan perlindungan dengan baik terhadap rangsangan termal dan support mekanis. Semen
zinc phosphate agak mengiritasi pulpa dan jangan digunakan untuk kavitas yang dalam tanpa
diberi liner. Semen ini merupakan isolator termal yang baik dan dapat dimanipulasi dengan baik.
Bila mengeras, semen ini merupakan bahan yang paling kuat diantara semen yang lain dan dapat
diasah dengan instrumen rotasi tanpa menjadi retak.
• Semen silikofosfat: Kombinasi dari semen fosfat dan silikat (90% semen silikat dan 10% bubuk
seng fosfat). Dalam adanya kandungan fluorida dalam silikat dan bubuk tersebut dapat mencegah
karies sekunder
Terimakasih
CREDITS: Diese Präsentationsvorlage wurde von Slidesgo erstellt,
inklusive Icons von Flaticon und Infografiken & Bilder von Freepik

Anda mungkin juga menyukai