Anda di halaman 1dari 55

KEBUTUHAN

OKSIGENASI
YUNINA ELASARI, S.KEP., NS
ANATOMI
PERNAPASAN

• Ventilasi  pergerakan gas ke dalam dan keluar paru – paru


• Difusi  pergerakan O2 dan CO2 antara alveoli dan sel darah
merah
• Perfusi  distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru –
paru

Bernafas adl proses pasif. Pusat pernafasan pada batang otak


mengatur involunter pernafasan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK PERNAPASAN
• Olahraga
Frekuensi dan kedalaman pernapasan utk memenuhi kebutuhan
O2 tambahan dan membuang CO2
• Nyeri Akut
Mengubah frekuensi dan ritme pernapasan, pernapasan menjadi dangkal
• Kegelisahan
Frekuensi dan kedalaman pernapasan krn simulasi simpatis
• Merokok
pernapasan saat istirahat dan tidak merokok krn mengubah saluran
udara paru2
CON’T
• Posisi Tubuh
- Tegak & lurus : memungkinkan pengembangan dada yg optimal
- Membungkuk : mengganggu pergerakan ventilasi
- Berbaring datar : mencegah pengembangan dada yg optimal
• Pengobatan
- Analgetik opioid, anestesi umum, dan hipnotik sedatif menekan frekuensi
dan kedalaman pernapasan
- Amfetamin dan kokain terkadang meningkatkan frekuensi dan
kedalaman pernapasan.
- Bronkodilator memperlambat frekuensi dengan
melebarkan saluran udara
• Cedera Neurologis
Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan
menghambat frekuensi dan ritme pernapasan
CON’T

• Fungsi Hemoglobin
- Penurunan kadar hemoglobin (anemia)
menurunkan kapasitas membawa O2 pada darah, sehingga
meningkatkan frekuensi pernapasan.
- Peningkatan ketinggian akan menurunkan kadar
hemoglobin yang tersaturasi, sehingga meningkatkan
frekuensi dan kedalaman pernapasan.
- Fungsi sel darah yg abnormal menurunkan
kemampuan hemoglobin untuk membawa oksigen
sehingga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan
KISARAN NORMAL FREKUENSI
PERNAFASAN
Usia Frekuensi (x/menit)
Ballita 30 – 60
Anak 30 – 50
Prasekolah 25 – 32
Sekolah 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
SUARA NAPAS NORMAL
Deskripsi Lokasi Sumber
Vesikuler
Terdengar lembut dan bernada Paling jelas terdengar di perifer Akibat pergerakan udara
rendah. Fase inspirasi 3 kali paru (kecuali di atas skapula) melalui jalan napas kecil
lebih panjang dan ekspirasi

Bronkovesikular
Terdengar seperti suara bertiup Paling jelas terdengar di Akibat pergerakan udara
dengan nada dan intensitas posterior antara skapula dan di melalui jalan napas besar
menengah. Fase inspirasi sama anterior pada bronkioli lateral
dengan ekspirasi dari sternum pada ruang
interkostal pertama dan kedua

Bronkilal
Terdengar keras dan bernada Hanya terdengar di trakea Akibat pergerakan udara
tinggi. Ekspirasi lebih lama melalui trakea yang dekat ke
dibandingkan inspirasi dinding dada
POLA DAN SUARA NAPAS ABNORMAL

POLA NAFAS
Frekuensi
•Takipnea  pernapasan cepat dan dangkal
•Bradipnea  pernapasan lambat abnormal
•Apnea  henti napas

Volume
•Hiperventilasi  napas dalam dan panjang
•Hipoventilasi  pernapasan dangkal
POLA NAFAS

Irama
•Pernapasan cheyne – stokes  peningkatan dan penurunan napas
secara berirama, dari napas yang sangat dalam hingga sangat dangkal,
serta apnea sementara

Kemudahan atau upaya napas


•Dispnea  pernapasan sulit dan tidak wajar yang terjadi saat individu
tidak terpenuhi kebutuhan udaranya secara terus – menerus dan
merasa distres
•Ortopnea  kemampuan untuk bernapas hanya dalam posisi duduk
tegak atau berdiri
SUARA NAPAS

Dapat didengar tanpa alat bantu


•Stridor  suara nyaring dan tajam yg terdengar selama inspirasi krn adanya
obstruksi laring
•Stertor  pernapasan dengan suara dengkuran atau sonor, biasanya krn
sumbatan parsial jalan napas atas
•Mengi (Wheeze)  suara cuitan kontinu puncak nada tinggi atau bunyi
siulan saat ekspirasi dan kadang saat inspirasi ketika udara bergerak melewati
jalan napas yg tersumbat / sempit
•Bubbling  suara berdeguk yg terdengar saat udara melewati sekret yg
lembab pada saluran pernapasan
SUARA NAPAS

Dapat terdengar dengan stetoskop


•Krekels (Rales)  suara gemercik basah atau kering seperti suara seikat
rambut yg diputar di dekat telinga; umumnya terdengar pada saat inspirasi
ketika udara bergerak melalui sekret lembab yg terakumulasi.
•Gurgles (ronkhi)  suara mendengkur atau mengerang tajam, berfrekuensi
rendah, kasar, dan terus menerus yang lebih terdengar selama ekspirasi
krnudara bergerak melalui mukus yg lengket atau bronkus yg sempit
•Gesekan pleura (Pleural friction rub)  suara kasar, keras, atau
mengganggu yang dihasilkan oleh gesekan pleura yg mengalami inflamasi
secara bersamaan
PERGERAKAN DADA

• Retraksi interkostal  penarikan ke dalam antara iga


• Retraksi substernal  penarikan ke dalam di bawah tulang dada
• Retraksi suprasternal  penarikan ke dalam di atas tulang dada
• Retraksi supraklavikular  penarikan ke dalam di atas klavikula
• Tarikan trakea  penarikan trakea ke dalam dan ke bawah ketika inspirasi
• Flail chest  pengembangan dinding dada keluar melalui rongga iga yg
cedera mengakibatkan pernapasan paradoksikal
SEKRESI DAN BATUK

• Hemoptisis  adanya darah dalam sputum


• Batuk produktif  batuk disertai sekret yg dapat dikeluarkan
• Batuk nonproduktif  batuk kering, tajam tanpa sekret.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengukuran frekuensi, irama, dan karakter pernapasan digunakan untuk :
•Mendapatkan data dasar yang digunakan untuk membandingkan
pengukuran selanjutnya
•Memantau pernapasan abnormal dan pola napas dan mengidentifikasi
adanya perubahan
•Mengkaji pernapasan sebelum memberikan obat yang dapat menekan
pernapasan (pada frekuensi pernapasan lambat yang abnormal dapat
dibenarkan untuk menunda pemberian obat)
•Memantau pernapasan setelah pemberian anestetik umum atau setiap obat
yang mempengaruhi pernapasan
•Memantau klien yang beresiko mengalami perubahan pernapasan (ex:
demam, nyeri, ansietas akut, penyakit paru obstruksi kronis, infeksi
pernapasan, edema atau emboli paru, trauma, cedera batang otak)
CON’T

Untuk mengkaji kesehatan paru klien secara umum, periksa


warna kulit dan membran mukosa:
-sianosis atau pucat
-Posisi saat bernapas
-Iritabilitas, gelisah, drowsiness (kehilangan kesadaran)
-Pergerakan dada
-Nyeri dada
-Dispnea
-Obat - obatan
TERAPI OKSIGEN

Memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1 atm


sehingga konsentrasi O2 meningkat dalam darah

Tujuan :

Mempertahankan O2 jaringan yang adekuat

Menurunkan kerja napas

Menurunkan kerja jantung


INDIKASI PEMBERIAN OKSIGEN

Indikasi utama pemberian oksigen adalah :


1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas
darah,
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon
terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan
dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan
pernafasan,
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui
peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
CON’T

Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian


oksigen dindikasikan kepada klien dengan gejala :
1. Klien dengan keadaan tidak sadar,
2. Sianosis,
3. Hipovolemia,
4. Perdarahan,
5. Anemia berat,
6. Keracunan gas karbondioksida,
7. Asidosis,
8. Selama dan sesudah pembedahan.
METODE PEMBERIAN OKSIGEN

1. Sistem Aliran Rendah


Teknik aliran rendah diberikan dengan tujuan untuk
meningkatkan konsentrasi udara ruangan, dengan teknik ini
diketahui bahwa FiO2 yang dihasilkan bervariasi tergantung
tipe pernapasan. Oleh karena itu harus diketahui laju
pernapasan dan volume tidal yang dihasilkan oleh klien.
CON’T

Pemberian oksigen dengan sistem ini ditujukan pada klien yang


masih mampu bernapas dengan pola pernapasan yang normal,
contoh teknik sistem aliran rendah adalah:
1.kateter nasal
2.Nasal kanul
3.Sungkup muka sederhana
4.Sungkup muka dengan kantong rebreathing
5.Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
KATETER NASAL

Merupakan alat sederhana yang dapat memberikan O2 dengan


konsentrasi 24%-44% dan kecepatan aliran 1-6 lt/menit. Kedalaman
kateter dari hidung sampai ke faring.

Keuntungan:
Klien bebas bergerak, harganya tidak mahal dan menyamankan klien dan
dapat digunakan untuk menghisap lendir.
Kerugian :
Tidak dapat memberikan konsentrasi lebih dari 44%, teknik memasukkan
kateter nasal lebih sulit dari kanul nasal, iritasi selaput lendir nasofaring,
dapat menyebabkan nyeri sinus bila terjadi pengeringan mukosa hidung
NASAL KANUL

Alat lebih sederhana dan dapat memberikan O2 sama 24%-44%


dan kecepatan aliran sama.
Keuntungan :
Pemberian O2 stabil dengan laju napas dan volume tidal
normal, mudah diberikan, nyaman bagi pasien bebas makan
dan minum.
Kerugian :
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%,
suplai O2 berkurang jika pasien bernapas melalui mulut,
mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat
mengiritasi selaput lendir.
SUNGKUP MUKA SEDERHANA

Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8


liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau
kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam
pemberian terapi aerosol.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%,
dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
SUNGKUP MUKA DENGAN KANTONG
REBREATHING
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu
60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt .

Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara


ekspirasi. 1/3 bagian udara ekspirasi masuk ke kantong, 2/3
bagian volume melewati lubang-lubang pd bagian samping.
CON’T

Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka
sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir .
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika
aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2,
kantong oksigen bisa terlipat.
SUNGKUP MUKA DENGAN KANTONG
NON REBREATHING
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai
99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi
tidak bercampur dengan udara ekspirasi .
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%,
tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian :
Kantong oksigen bisa terlipat.
REBREATHING NON
REBREATHING
2. SISTEM ALIRAN TINGGI

Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak


dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini
dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan
teratur.
Contoh :
tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan
ventury.
VENTURY MASK

Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan


dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan
dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta
tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran
udara yang dihasilkan lebih banyak.
VENTURY MASK

 Memberikan aliran oksigen dengan


konsentrasi yang tepat.

 Sudah di design sesuai warna ( 24%, 28%,


35%, 40 % , 60% dan 80 % )

 Venturi digunakan pd psn hiperkarbia disertai


dg hipoksemi sedang s/d berat
CON’T

Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan
petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas
terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta
tidak terjadi penumpukan CO2
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika
aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2,
kantong oksigen bisa terlipat.
TERAPI OKSIGEN

Pengkajian
•Lihat pengkajian toraks dan paru
Observasi :
•Warna kulit dan membran mukosa : Perhatikan apakah terdapat sianosis
•Pola napas : Perhatikan kedalaman pernapasan dan adanya takipnea,
bradipnea, ortopnea
•Pergerakan dada : Perhatikan adanya retraksi
•Konfigurasi dinding dada misal kifosis
•Suara paru yg dapat didengar dengan auskultasi dan telinga
•Adanya tanda klinis hipoksemia : takikardi, takipnea, kegelisahan, dispnea,
sianosis
CON’T

• Adanya tanda klinis hiperkarbia : kegelisahan, hipertensi, sakit kepala,


letargi, dan tremor.
• Adanya tanda klinis keracunan oksigen : iritasi trakea dan batuk, dispnea,
dan penurunan ventilasi paru
Tentukan
• Vital sign khususnya nadi dan pernapasan
• Adakah riwayat PPOK
• Hasil pemeriksaan diagnostik
• Jml Hb, HT, dan HL
• Gas darah arteri
• Uji fungsi paru
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

Pengertian:
Suatu cara untuk mengeluarkan sekret dari saluran saluran napas
dengan menggunakan suatu suction cateter yang dimasukkan
melalui hidung atau rongga mulut ke dalam faring atau sampai
ke dalam trakea. Tindakan ini dilakukan bila pasien tidak dapat
mengeluarkan sekret/sputum dengan batuk spontan, maka
hendaknya perawat melakukan penghisapan lendir untuk
pembersihan jalan napas.
TEKNIK SUCTION

Teknik suction yang digunakan adalah teknik steril, karena


oropharing dan trakhea dianggap steril, sedangkan mulut
dianggap bersih. Maka pembersihan mulut dilakukan setelah
oropharing dan trakhea.

Lama waktu melakukan suction antara 10-15 detik, dan tidak


boleh terlalu lama karena selama dilakukan suction oksigen tidak
sampai paru-paru.
MACAM TINDAKAN SUCTION

1.Oropharing dan nasopharing suction dilakukan pada pasien


yang dapat batuk spontan namun tidak dapat mengeluarkan
sekret atau lendir.
2.Orotrakheal dan nasotrakheal suction dilakukan jika klien tidak
dapat mengeluarkan sekret pulmoner, serta tidak dapat batuk
spontan sehingga tidak ada jalan napas. Caranya cateter
dimasukkan melalui mulut atau hidung sampai ke trakhea. Untuk
menghindari reflek muntah maka sering dilakukan nasotrakheal
suction.
TUJUAN TINDAKAN SUCTION

1.Membersihkan dan memelihara jalan napas tetap bersih


2.Untuk mengeluarkan sputum/sekret pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan sendiri
3.Diharapkan suplai oksigen terpenuhi dengan jalan napas yang
adekuat.
INDIKASI TINDAKAN SUCTION:

1.Pasien dengan sputum yang kental dan lengket, dimana pasien


tidak dapat mengeluarkan sendiri
2.Pasien yang pita suaranya tidak dapat menutup, misalnya
terpasang endotrakheal tube (ET)
3.Pasien yang mengalami koma/tidak sadar
4.Pasien yang tdk dapat batuk karena kelumpuhan otot pernapasan
5.Bayi atau anak di bawah usia 2 tahun
SUCTION

Pengkajian :
•Kegelisahan
•Suara mendeguk (gurgle) selama bernapas
•Suara napas tambahan (abnormal) saat dilakukan auskultasi
dada
•Perubahan status mental
•Warna kulit
•Frekuensi dan pola napas
•Frekuensi dan irama nadi
NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Sering diindikasikan untuk klien yg memiliki keterbatasan


ekspansi dada, seperti klien dgn PPOK atau klien yg dalam
tahap penyembuan setelah pembedahan abdomen atau toraks
NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Meningkatkan oksigenasi :
•Mengatur posisi klien untuk memungkinkan ekspansi dada
maksimum
•Menganjurkan atau sering melakukan perubahan posisi pada
klien
•Menganjurkan ambulasi
•Mengimplementasikan tindakan yg meningkatkan kenyamanan
seperti memberikan obat anti nyeri
NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Pengkajian
•Masalah pernapasan saat ini : Apa perubahan pola napas yg baru saja
dialami klien (misalnya napas pendek, kesulitan bernapas)
•Riwayat penyakit pernapasan : Apakah klien mengalami flu, alergi, asma,
tbc, bronkitis, pneumonia, atau emfisema
•Adanya batuk : apakah batuknya produktif atau tidak produktif. Kaji jumlah,
warna, kekentalan, dan bau
•Gaya hidup : Apakah klien merokok, brp banyak, ada anggota keluarga yg
merokok, ada bahaya akibat kerja
CON’T

• Nyeri : PQRST
• Riwayat pengobatan

Observasi
• Pola nafas
• Pernapasan mudah / perlu usaha
• Suara napas yg terdengar
• Pergerakan dada
• Tanda klinis hipoksia atau anoksia
• Lokasi insisi bedah yg berkaitan dgn otot2 pernapasan
Palpasi
•Ekskursi pernapasan

Perkusi
•Ekskursi diafragmatik
•Suara napas (pekak, redup, sonor, hipersonor, timpani)

Auskultasi
•Suara napas normal / tambahan
NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Tentukan hasil dari :


•Analisa sputum
•HL
•AGD
•Uji fungsi paru
•Oksimetri nadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai