Anda di halaman 1dari 42

KKG MARGAASIH

?
APA ITU
PEMBELAJARAN

BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran
yang mengakomodir kebutuhan belajar murid.
Guru memfasilitasi murid sesuai dengan
kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak
bisa diberi perlakuan yang sama.
2 menit
berpikir
Menu rut Anda, m eng apa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan?
Visi Pendidikan Indonesia 2035 :

Membangun rakyat Indonesia untuk


menjadi pembelajar seumur hidup
yang unggul, terus berkembang,
sejahtera, dan berakhlak mulia
dengan menumbuhkan nilai-nilai
budaya Indonesia dan Pancasila.
Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah
pembelajaran untuk mendukung
SEMUA murid di kelas kita

Photo by Kelli Tungay on Unsplash


PERUBAHAN ADALAH KENISCAYAAN :

Lain daripada kenal akan tekniknya mengajar,


haruslah kita juga kenal akan bahan pekerjaan
kita yang terpenting, ialah anak-anak yang
akan menerima pengajaran dan pelajaran”
(Dewantara)
7 Karakter Siswa di Kelas yang Wajib Dipahami oleh Guru
• Degeng • Senang Bermain
(1991:6) • Senang Bergerak dan Aktif
mengatakan • Suka Bekerja dengan Kelompok
bahwa (kolaborasi)
karakteristik • Senang Berimajinasi & Berkarya
siswa adalah • Senang Melakukan Sesuatu Secara
aspek-aspek
Langsung
atau kualitas
• Suka Menganggu dan Ingin
yang dimiliki
Diperhatikan
oleh individu
siswa. • Suka Mencoba Hal Baru
?
BAGAIMANA CARA
MENGKONSTRUKSI
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Ciri-Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Bersifat Proaktif 3. Berakar pada 5. Berorientasi pada
asesmen peserta didik

7. Bersifat
Hidup
2. Menakankan 4. Menyediakan 6. campuran dari
kualitas daripada berbagai pembelajaran individu
kuanlitas pendekatan dan klasikal
(Association for Supervision and
Curriculum Development, 2011)
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi

Lingkungan Relasi, Kepercayaan Diri


belajar

Kurikulum Tidak ada siswa yang tertinggal.


berkualitas

Asesmen Asesmen Awal/Pre-Knowledge,


Berkelanjutan Asesmen Formatif, Asesmen Sumatif

Pengajaran Kesiapan, minat, dan profil belajar


Responsif

Kepemimpinan Pengelolaan berbasis pada kesepakatan


dan Rutinitas kelas
Kelas
Keragaman Peserta Didik

paradigma

Anak lahir ibarat sebuah 'kertas kosong' yang mana


membutuhkan orang dewasa untuk mengisi dan mewarnainya.
Teori Tabula Rasa

menuju
Anak lahir sebagai suatu "kertas yang sudah terisi dengan tulisan-
tulisan yang samar“, dan "belum jelas arti dan maksudnya.“ Teori
Konvergensi

individualistik-unik
Mengidentifikasi
Kebutuhan Belajar Murid

Photo by
Markus Winkler
on Unsplash
A. KESIAPAN BELAJAR MURID (READINESS)
Contoh pemetaan Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran
kebutuhan belajar yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan
berdasarkan Kesiapan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.
Belajar Murid (Readiness)
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan seperti di bawah ini:

Kesiapan Beberapa murid telah memahami Beberapa murid telah memahami konsep keliling Beberapa murid belum
belajar konsep keliling; dapat melakukan namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung memahami konsep keliling.
(Readiness) operasi hitung dasar. dasar.

Tugas Murid diminta mengerjakan soal- Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret Murid akan mendapatkan
soal tantangan yang untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya pembelajaran eksplisit
mengaplikasikan konsep keliling menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami tentang konsep keliling.
dalam kehidupan sehari-hari. kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3 Guru akan memberikan
murid akan diminta untuk bekerja before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum scaffolding yang lebih
secara mandiri dan saling bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali banyak dalam proses ini.
memeriksa pekerjaan datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
masing-masing. miskonsepsi.
B. MINAT MURID (INTEREST)

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk


CeKJaM “terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)

Koneksikan
Menunjukkan
koneksi antar Jembatani
materi Menjembatani pengetahuan
pembe awal murid dengan
lajaran pengetahuan yang baru

Cocokkan Memotivasi
Mencari Memungkinkan
kecocokan tumbuhnya
antara minat motivasi murid
murid dengan untuk belajar
tujuan

pembelajaran Photo by Akram Huseyn on Unsplash


Minat?
● Minat murid berbeda-beda
Minat Murid (interest) ● Minat murid bisa berkembang

Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.

Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang
memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan
tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
C. PROFIL BELAJAR MURID (LEARNING PROFILES)
Profil Belajar Siswa Berbasis Gaya Belajar

• VISUAL • Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru,
biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti
dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan
pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk.

• Gaya belajar auditori, biasanya lebih mengandalkan pendengaran untuk


menerima informasi dan pengetahuan. Orang tipe auditori tidak masalah
• AUDITORI dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan
pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Tipe auditori biasanya paling peka dan
hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. 

• Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya orang
yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar
• KINESTETIK membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh
objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik.
Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah
berdiam lama-lama di kelas
Profil Belajar Siswa Berbasis Multiple Intellegence

Pemecahan masalah dengan bantuan


Logis Matematis pemikiran matematis

Visual Visualisasi, penggunaan warna,


Spasial metafora gambar, sketsa gagasan

Linguistik Berceritam Diskusi, Wawancara,


Menulis Jurnal

Kinestetik Respon tubuh, role playing/


teater kelas, hands on thinking

Naturalis Jalan-jalan di alam, observasi di


luar kelas, ekostudi
Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar

Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar
visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan
beberapa hal berikut ini:
Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda
untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.

Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar,
rekaman wawancara maupun performance atau role-play.
Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan belajar
murid?

mengidentifikasi mereview dan melakukan refleksi


mengamati perilaku
pengetahuan awal terhadap praktik pengajaran
murid-murid

membaca rapor murid menggunakan


dari kelas mereka berbagai penilaian
berbicara dengan guru penilaian formatif
sebelumnya
murid sebelumnya dan diagnostik
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

Konten Proses Produk


materi pengetahuan, konsep, kegiatan yang bukti yang menunjukkan apa
dan keterampilan yang perlu memungkinkan murid yang murid telah pahami
dipelajari murid berdasarkan berlatih dan
kurikulum memahami konten ● Membedakan dan
memodifikasi produk
● Membedakan ● "Membedakan proses sebagai hasil belajar
pengorganisasian yang harus dijalani murid, hasil latihan,
● Membedakan format oleh murid" penerapan, dan
penyampaian pengembangan apa
yang telah dipelajari
SEKILAS TENTANG
RPP/MODUL AJAR
AKU BILANG, AKU
AKU AKU TIDAK SUDAH AJARI DIA,
SUDAH DENGAR DIA AKU TIDAK
BERSIUL
4 Pertanyaan BESAR
BILANG DIA
ANJINGKU
AJARI
SUDAH BELAJAR
BERSIUL
1. Kita berharap murid belajar apa?
BERSIUL

2. Bagaimana kita tahu bahwa murid telah belajar?


3. Bagaimana kita merespons murid yang belum
paham?
4. Bagaimana kita merespons murid yang sudah
paham?
Sekilas Tentang Penilaian
Penilaian  penting dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi.
Penilaian formatif  peluang u n t u k m e n e n t u k a n
seefektif apa suatu pembelajaran berdiferensiasi.

Saya percaya, jika saja guru memanfaatkan


lebih banyak praktik-praktik terbaik dari
penilaian formatif, maka pembelajaran
berdiferensiasi akan datang secara alamiah.
Andrew Miller (ASCD Faculty Member)
https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Asesmen & Pembelajaran Berdiferensiasi

Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah


berakar pada asesmen. Asesmen formatif
m e m u n g k i n k a n g u r u u n t u k mengenal m u r i d
mereka dengan lebih baik, oleh karena itu, mereka
dapat m e m b u a t keputusan terbaik d e m i
menantang m u r i d dengan tepat dan melibatkan
m u r i d dalam pembelajaran.
“Serupa seperti para pengukir yang
memiliki pengetahuan m e n d a l a m
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya,
keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya. Seperti itulah seorang g u r u
seharusnya memiliki pengetahuan
m e n d a l a m tentang seni mendidik.
Bedanya, g u r u m e n g u k i r manusia yang
memiliki h i d u p lahir dan batin.”
Ki Hajar Dewantara
HATUR
NUHUN
nita

Anda mungkin juga menyukai