Anda di halaman 1dari 43

Penatalaksanaan

Kegawatdaruratan Psikiatri

dr. Chandra Irawan, Sp.KJ. M. Biomed

RSUD Leuwiliang 2019


Pendahuluan
Insiden kegawatan >12% diagnosis
psikiatri

15% - 90% berpengaruh pada kondisi


mental

Konsultan psikiatri: “medical clearance”

Kesepahaman Dokter umum - Dokter


Spesialis Psikiatri: perawatan adekuat
Kegawatan pada Psikiatri
Kedaruratan Kasus
Kegawatan
gangguan darurat
Umum
gerakan lainnya

Sindroma
Delirium Neuroleptik Katatonia
Maligna

Gaduh Distonia Putus


Gelisah akut Alkohol

Pasien
Gangguan
Percobaan Akatisia
Panik
Bunuh Diri
Delirium
• gangguan kesadaran, atensi, kognitif, dan
gangguan persepsi yang bisa juga berefek
Definisi pada pola tidur, aktivitas psikomotor, dan
emosi

• (a) kondisi medis umum; Gangguan SSP,


Gangguan Metabolik, Gangguan
Kardiopulmoner, Penyakit Sistemik
Etiologi • (b) penggunaan zat
• (c) multifaktor
• (d) tidak spesifik

• insidensi
Paling • salah diagnosis
banyak • salah penanganan
Kriteria Delirium DSM IV
Gangguan kesadaran
• contoh, penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan
• dengan penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, dan
mempertahankan perhatian.

Perubahan fungsi kognitif


• seperti gangguan memori, disorientasi, gangguan berbahasa

Perkembangan gangguan persepsi


• yang tidak bisa dinilai dari keadaan awal, saat munculnya dan
setelahnya pada diagnosis demensia.

Gangguan tersebut berkembang dalam jangka waktu yang pendek


(biasanya jam hingga hari) dan bersifat fluktuatif setiap harinya.
Penilaian Riwayat Onset, gejala, perkembangan
Delirium
Catatan rekam medis terdahulu

Orientasi, atensi, memori, gangguan


pikiran (waham), gangguan persepsi
(halusinasi), gangguan siklus tidur-
bangun, gangguan emosi, dan gangguan
psikomotor

Riwayat trauma dan penggunaan obat

Pemeriksaan
Status mental, Pemeriksaan fisik dan
neurologi

Laboratorium rutin
Pemeriksaan
Penunjang Tes laboratorium tambahan-
berdasarkan indikasi klinis
Manajemen Delirium
Perawatan pasien dengan klinisi lain
Identifikasi penyakit dasar
Terapi intermediet
Umum Perawatan
Meyakinkan keselamatan pasien
Follow up
Terapi suportif edukasi
Level optimum

Gangguan penurunan sensori

Menjamin keselamatan fisik


Lingkungan
Membuat lingkungan lebih familiar, alat
penanda waktu

Pengukuran suportif kognitif-emosi

Informasi kepada staf perawat, dokter


umum, dan anggota keluarga.
Haloperidol dosis 1-2mg per hari tiap 2-4
jam (0,25-0,50 mg tiap 4 jam)

Peroral, IM, atau IV

Dokter sering meresepkan Risperidon,


Olanzapin, dan Quetiapin
Obat-Obatan
EKG pada interval QT

Benzodiazepin sebagai terapi tunggal

Kombinasi Benzodiazepin dan antipsikotik


Delirium
Gaduh Gelisah
• Kumpulan perilaku relatif tidak berhubungan
yang memiliki risiko terhadap keamanan pasien
atau petugas, mempengaruhi proses penanganan
atau dapat menghambat kemampuan orang
Definisi tersebut
• Psikomotor yang kurang terorganisir dan tidak
bertujuan yang berasal dari kegelisahan fisik
atau mental

• diagnosis sementara gangguan jiwa yang


Diagnosis menjadikan pasien menjadi gaduh
gelisah dan melakukan kekerasan

Risiko
• pengaruh yang penting untuk
tindak manajemen selanjutnya
kekerasan
Penilaian Risiko Kekerasan

Faktor Demografi
Riwayat sebelumnya
Diagnosis
Gambaran klinis
Psikologikal
Pedoman De-eskalasi verbal
Perkenalkan diri anda dan terangkan tujuan kegiatan yang akan anda
lakukan

Gunakan kata-kata yang mudah, singkat, dan kalimat yang jelas,


dengan pembawaan yang tenang

Gunakan intonasi yang meyakinkan tetapi formal. Berikan perhatian

Bantu pasien untuk mengerti apa yang terjadi dan kembali yakinkan

Bantu pasien untuk mengembalikan orientasi

Lebih baik, setidaknya pada permulaan, pertanyaan yang berhubungan


dengan orientasi yang terkait, kemudian kepada isu-isu yang lebih
tajam
Pedoman De-eskalasi verbal
Jika memungkinkan, bicarakan tentang motivasi untuk melakukan
kekerasan

Tentukan batas dari norma perilaku, dan terangkan pada pasien


bahwa kekerasan tidak diperbolehkan

Dorong pasien untuk mengatakan perasaannya, pikirannya,


fantasinya, dan juga kekerasannya

Cegah bertindak diluar batas

Ketika anda ingin mengkomunikasikan keputusan anda, lakukan


dengan jelas dan cara yang mudah
Penanganan

Farmakologi Antipsikotik dan benzodiazepin

mencegah kerugian pada pasien atau


orang lain ketika cara pengendalian
tidak efektif atau tepat
Cara terakhir yaitu
dengan mencegah gangguan serius dari
pengekangan dan program pengobatan atau kerusakan
pengasingan dari lingkungan sekitar
Non Farmakologi:
(American
Psychiatric
Association) bagian penanganan terapi perilaku
dengan indikasi:
mengurangi stimulasi yang pasien
terima

ada permintaan dari pasien


Gaduh
Gelisah
Pasien dengan Percobaan Bunuh Diri

Upaya bunuh diri Ide bunuh diri

• perilaku mencederai • pikiran pasien


diri sendiri dengan sebagai penentu
hasil yang tidak fatal kematiannya sendiri
berdasarkan bukti
bahwa orang pasien
bermaksud untuk
mati
Faktor-Faktor Risiko Bunuh Diri
Faktor Risiko Bentuk
Usia Orang tua dibawah 60 tahun memiliki faktor risiko
lebih besar untuk menyelesaikan bunuh diri (risiko
tertinggi). Remaja dan dewasa muda (kelompok
umur dengan angka kejadian bunuh diri tertinggi)

Gender Wanita 3 kali lebih banyak melakukan bunuh diri,


tetapi pria lebih banyak yang sukses melakukan
bunuh diri
Status perkawinan bercerai, atau lajang, khususnya laki-laki
Dukungan sosial Dukungan sosial yang kurang
Stresor Masalah ekonomi, perkawinan, dan keluarga
Gangguan fisik Gangguan fisik yang kronis meningkatkan risiko
bunuh diri
Diagnosis psikiatri Depresi dan skizofrenia paling banyak
Gangguan kepribadian Risiko tinggi pada kepribadian borderline
Riwayat keluarga Peningkatan risiko pada orang dengan riwayat
keluarga dengan percobaan bunuh diri
Zat yang digunakan Risiko tinggi pada pecandu alkohol
Manajemen Pada Pasien dengan
Percobaan Bunuh Diri
Penilaian risiko

Membentuk gabungan terapi dan memeliharanya

Memastikan keselamatan pasien

Membuat keputusan mengenai perawatan inap atau rawat jalan

Melaksanakan Protokol Terapi

Mengawasi perkembangan dan re-evaluasi rencana terapi


Sindroma Neuroleptik Maligna
Reaksi obat yang paling parah dan istimewa, muncul
antara 3-9 hari pertama dari terapi neuroleptik jangka
waktu lama setelah dosis tunggal

Neuroleptik potensi tinggi>neuroleptik potensi rendah


dan neuroleptik “atipikal”

Mortalitas 12% - 20% karena gagal ginjal sekunder,


gagal respiratori
Gejala dan tanda yang
mengarah ke NMS

kesadaran
hipertemia
fluktuatif rigiditas
(instabilitas
(enchepalo- ototskletal
autonomic)
pathy)
Kriteria Sindroma Neuroleptik Maligna menurut
DSMIVTR
Diaphoresis

Dysfagia
A. Perkembangan rigiditas
muscular yang parah dan Tremor
peningkatan temperatur yang
berhubungan dengan penggunaan Inkontinensia
pengobatan neuroleptik
Perubahan tingkat kesadaran antara bingung
hingga koma
B. Dua (atau lebih) dari :
Mutisme

Takikardia
Gejala pada kriteria A dan B dan
tidak tergantung dari berbagai Peningkatan atau tekanan darah yang
kondisi terkait zat atau neurologik berubah-ubah
atau kondisi medis
Leukositosis

Gejala pada kriteria A dan B Bukti laboratorium untuk kerusakan otot


tidak diperberat oleh gangguan (seperti peningkatan CPK)
mental.
Manajemen Sindroma Neuroleptik Maligna

Pemberhentian pengobatan terkait (neuroleptik)

Tindakan suportif :
• Terapi ICU
• Pengawasan tanda vital
• Cairan intravena (monitoring pemasukan dan pengeluaran yang ketat)
• Selimut pendingin
• Ice packs
• Antipiretik
• Oksigenasi
• Penggunaan nasogastric tube (untuk mengurangi risiko aspirasi)
• Profilaskis DVT
• Jika diperlukan, dapat digunakan pendukung ventilator dan dialisis
Agen spesifik
• Dantrolene Sodium 1 mg/kg/hari I.V untuk 8 hari
kemudian dilanjutkan per oral untuk 7 hari
berikutnya
• Bromokriptine 2,5-4,5mg/ hari dosis terbagi atau
bolus
• Levodopa / Carbidopa-Levodopa 100,25-250,25 per
hari atau dosis terbagi atau 50-100 mg/ hari I.V
untuk infuse kontinu
• Amantidine 200-4-mg/ hari dosis terbagi
Distonia Akut
Efek samping dari pengobatan neuroleptik konvensional

Lebih dari 95% terjadi dalam 4 hari pertama terapi dan banyak
terjadi dalam beberapa jam pertama

Onset dapat tba-tiba atau bertahap

Terjadi pada dosis obat yang lebih tinggi

Pada pasien yang lebih muda daripada yang lebih tua


Reaksi distonia paling sering terjadi pada otot wajah dan leher,
menggerakkan rahang, mengeluarkan lidah, deviasi oculogyric,
kesulitan dalam menelan, torticollis, atau retrocollis
il
m
u
w
a
ri
am
n
k
y
a
a2
(
n
Pengobatan
t0
m
-
i
u
d
3
s
n
i0
ta
s
l
u
tm
n
k
o
e
y
n
a
d
i
i,
at
b
ed
d
j
ri
ai
ip
n
k
h
k
a
ae
i
n
n
d
h
i
y
b
b
ed
d
u
Distonia Akut
Akatisia

Sindrom Akatisia

ditandai oleh subjektifitas rasa gelisah dan


Menyikebutuhan untuk bergerak dan gerakan gelisah
mengg
m- yang obyektif, seperti oyang
menga Meng-
pangk monda dari
yun- geraka
an r- kaki
ngayu n lutut
kaki mandir ke
nkan ke
berula , kaki
kaki, lateral,
ng sambil
kali, berdiri
Pengobatan

Beta-blocker (misal
propranolol)
Klonidine

Antikolinergik

Amantadine

Benzodiazepin
selegiline dan ritanserin
(Bila resisten)
Akatisia
Katatonia

•Sindrom kompleks psikomotor dengan

Definisi motorik, afektif dan perilaku yang dapat


dimanifestasikan pada berbagai kondisi
neuropsikiatri

Sindrom •Bisu, pingsan, stereotipi,


katatonik posturing, katalepsi, gejala
negatif, ekolalia, atau ekopraksia
khas
Etiologi Katatonia

Gangguan Gangguan
kejiwaan neurologis

Gangguan Agen
sistemik dan beracun dan
metabolisme reaksi obat
Penanganan Katatonia
Tindakan suportif Pemantauan Vital Signs

Cairan intravena (Intake / Output monitoring ketat)

ICU perawatan (jika diperlukan)

Antipiretik

Antibiotik

Oksigenasi

Nasogastrik (mengurangi risiko aspirasi)

Dimana diindikasikan mempertimbangkan penggunaan ventilator


Penanganan Katatonia
Penanganan Khusus
Benzodiazepin:

Lorazepam 2-4 mg IM atau IV atau P.O.

ECT.

Lainnya:

Karbamazepine

Zolpidem

antipsikotik atipikal

Lithium dll.
Katatonia
Putus Alkohol
ce
n
d
eruS
ngeso
dran
isertadg
ey
ngan
angsecar
fis
trek
m
oter
rkga
asrtan
ngun
ag
n,p
inad
soaal
kno
m
ia,kho
l,
ecm
as
n,

d
a
n

p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n

t
e
k
a
n
a
n

d
a
r
a
h
,

d
e
n
y
u
t

j
a
n
t
u
n
g
,

s
u
h
u

t
u
b
u
h
,

d
a
n

l
a
j
u

p
e
r
n
a
p
a
s
a
n

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

s
i
n
d
r
o
m

p
u
t
u
s

a
l
k
o
h
o
l

(
w
i
t
h
d
r
a
w
a
l
)
Kriteria Putus Alkohol DSMIVTR

• Penghentian
A. Hiperaktivitas autonom
atau pengurangan konsumsi alkohol yang sudah berat dan lama
• Peningkatan tremor ditangan
• Insomnia
• Mual atau muntah
• Halusinasi auditorik, visual, taktil atau ilusi yang bersifat sementara
• Agitasi psikomotor
• Cemas
B.• Dua atautipe
Kejang lebih gejala yang timbul dalam jam atau hari pada kriteria A
grandmal

C. Gejala-gejala pada kriteria B menyebabkan kerusakan atau gangguan dalam


sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya yang fungsional

D. Gejala-gejala tersebut tidak berkaitan dengan hal lain baik berupa neurologi
atau kondisi kesehatan umum lainnya.
Penanganan Putus Alkohol yang Berat
A. Penanganan Pendukung
Suplementasi cairan melalui IV atau oral

Penanganan ICU (jika diperlukan)

Penanganan hipoglikemi, gangguan elektrolit

Suplementasi vitamin

Penanganan gejala-gejala yang ada

Antibiotik (sesuai indikasi)

Ventilator, jika diindikasikan

Monitor alat-alat vital khususnya risiko delirium

Konsultasi ke bagian lain jika ada komplikasi


Gangguan Panik

Kumpulan gejala yang terjadi dalam berbagai kondisi kejiwaan


dan fisik

Gangguan panik memerlukan setidaknya dua serangan panik


spontan, dimana setidaknya satu terkait dengan perhatian,
ketakutan atau perubahan perilaku

Sebuah serangan panik ditandai dengan berbagai gejala fisik


dan dapat meniru kondisi medis seperti, angina atau infark
miokard
Kriteria Serangan Panik DSMIVTR
Sebuah periode terpisah dari rasa takut atau ketidaknyamanan, dimana empat
atau lebih dari gejala berikut berkembang tiba-tiba dan mencapai puncaknya
dalam 10 menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar dan peningkatan denyut nadi
2. Berkeringat
3. Gemetar
4. Nafas menjadi pendek
5. Merasa tersedak
6. Nyeri dada
7. Mual atau ketidaknyamanan pada bagian abdomen
8. Merasa pusing, goyah dan pingsan
9. Derealisasi atau depersonalisasi
10.Ketakutan akan kehilangan kontrol atau menjadi gila
11. Ketakutan akan kematian
12.Paresthesis
13.Menggigil
Pengobatan Serangan Panik
 Benzodiazepine kerja cepat (oral maupun parenteral)
 Psikoedukasi: menjelaskan tentang penyakit yang dialami, menghilangkan
kecemasan mengenai suatu kedaruratan medis (serangan jantung)
 Dirujuk ke spesialis sesuai dengan kelainan kejiwaan atau fisik yang
mendasari

Pengobatan pada Gangguan Panik


Lini Obat
Pertama SSRIs (khususnya paroxetine, sertraline)
SSRI + BDZ potensi tinggi (alprazolam, clonazepam)

Kedua TCAs (clomipramine, imipramine)


TCA + BDZ potensi tinggi

Ketiga Hanya BDZ potensi tinggi


Keempat Irreversibel MAOIs (phenelzine) dan venlafaxine
Kesimpulan

Tujuan penanganan kedaruratan kejiwaan adalah agar dapat melakukan evaluasi


yang cepat, dan rujukan untuk tindak lanjut yang sesuai

Diagnosis yang tepat dan penanganan terapi yang cepat dan tepat akan membantu
mencegah terjadinya kerusakan atau komplikasi lebih parah bahkan kematian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai