4.3. Operasi Dan Pemeliharaan PS Air Limbah (Ir. Suherman)
4.3. Operasi Dan Pemeliharaan PS Air Limbah (Ir. Suherman)
PS AIR LIMBAH
Oleh: Suherman
A. Pengoperasian &
A2. Unit Pengumpulan
Pemeliharaan
A3. Unit Pengolahan
B1. Pemanfaatan
(Cairan)
Tg jwb KK
Pipa outlet terlalu tinggi
X
ada sekat
timbunan
kotoran/endapan
bau
Pipa outlet
V
Pipa outlet sejajar dasar bak
tidak ada sekat
Tidak ada timbunan kotoran
Tidak ada bau
Pipa outlet
A2. Unit Pengumpulan
3. Clean Out
A21. JARINGAN PERPIPAAN
• Up dating gambar sistem jaringan pipa yang
menunjukkan arah aliran, lokasi dan tata-letak
manhole, sambungan rumah dan fasilitas
lainnya, serta kemiringan pipa.
• Pemutahiran data melalui as built drawing
yang ada dan survey identifikasi kemungkinan
titik-titik yang sering menimbulkan
permasalahan, semuanya diplot dalam peta
dan diprogramkan dalam suatu jadwal
pemeliharaan rutin.
Faktor2 yg perlu diperhatikan:
1. Pengaliran ikuti SOP: dengan atau tanpa
penggelontoran
2. Penggelontoran
• Dipilih pada waktu keadaan debit aliran minimum,
pada saat kedalaman renang air limbah tidak cukup
untuk membersihkan tinja/endapan padat
• Melalui pipa lateral air penggelontor dari truk tangki
air/ pemadam kebakaran dapat dimasukkan ke
dalam terminal pembersihan (terminal cleanout),
dengan debit 15 liter/detik, selama (5 – 15) menit.
• Penggelontoran secara kontinu dapat dipakai air
sungai terdekat.
• Tidak diperbolehkan menggelontor dgn cara
membendung salah satu jalur pipa.
• Penggelontoran dengan tangki gelontor dapat
dioperasikan secara otomatis, di mana tangki ini
dihubungkan ke sistem penyediaan air bersih untuk
diisi sekali tiap hari dengan kapasitas tangki + 1
m3 dan/atau 10 % dari kapasitas pipa, atau
tergantung pada kemiringan dan diameter pipa.
3. Akar pohon berpotensi merubah dudukan pipa, melepas
sambungan pipa dan menimbulkan kebocoran (infiltrasi)
- Kontrol jarak penanaman pohon thdp pipa
- Pemeriksaan rutin dan pembersihan pipa.
4. Pembersihan endapan/sampah infiltrasi air hujan (melalui
penutup manhole yg hilang) membawa material padat. Jika
pipa tersumbat dan tidak bisa diatasi dengan
penggelontoran maka dapat digunakan cara berikut:
Metoda Pembersihan Endapan
1. Pembersihan manual menggunakan pipa bambu
dengan sikat kawat
2. Alat angkat endapan dengan gulungan tangan harus
digunakan dalam satu set yang terdiri dari 2 unit. Alat
gulung mempunyai tali kawat yang dimasukkan ke
dalam saluran pipa yang akan dibersihkan melalui
manhole. Sebelum dimasukkan, pasang ember pada
ujung kawat. Dengan alat angkat ini, tanah dan pasir
dapat diangkat dari dasar aliran air limbah dalam pipa.
3. Mesin pengangkat dengan ember penjepit (bucket
machine), yaitu mesin yang dilengkapi dengan alat
angkat dengan gulungan mesin dilengkapi dengan
suatu rangka dengan alat penarik dipasang pada
kendaraan atau traktor.
4. Mesin pembersih khusus, yang terdiri dari 2 tipe yaitu
tipe manual dan tipe tenaga penggerak. Pembersih
dipasang pada tongkat (rod) yang dapat diputar dengan
pegangan yang dapat bergerak maju mundur untuk
membuang tanah, pasir dan sampah
5. Kendaraan pembersih berkecepatan tinggi dilengkapi
dengan pompa dan tangki air. Dengan mengoperasikan
pompa bertekanan tinggi, mesin menekan air dalam
tangki air sehingga terbentuk pancaran air (water jet)
sebesar 70-100 kg/cm2 yang keluar dari nozzle khusus
yang dipasang pada kepala/ujung pipa dan mendorong
pasir dan tanah yang berada dalam pipa saluran keluar
melalui manhole
6. Mesin pembersih berkecepatan tinggi ukuran kecil, yaitu
sebuah mesin yang dilengkapi dengan pompa dan
tangki air. Pipa mensuplai air dari tangki dan pompa
bertekanan tinggi memompa air tersebut dan
disemprotkan melalui nozzle khusus yang dipasang
pada kepala pipa, semprotan air dapat membersihkan
tanah dan pasir
7. Mobil penghisap (vaccum vehicle/vaccum truck), yang
dapat diklasifikasikan dalam 2 tipe yaitu tipe mobil
penghisap dengan tenaga reguler dan mobil penghisap
dengan tenaga tinggi.
MANHOLE
• Berfungsi utk mengontrol aliran air limbah, tempat
pembersihan pipa yang tersumbat.
• Ditempatkan pd jalur pipa lurus dgn jarak tertentu, pada
setiap perubahan kemiringan saluran, perubahan diameter,
dan perubahan arah aliran, baik vertikal maupun horizontal,
pada lokasi sambungan, persilangan atau percabangan
(intersection) dengan pipa atau bangunan lain
• Perlu inspeksi terjadwal utk mengatasi masalah secepatnya
SIPHON
• Bangunan yang digunakan untuk membawa air
limbah apabila pipa sewer terhalang oleh
bangunan/struktur, jalan tol/perlintasan kereta
api yang melintang atau menyeberang sungai
• Yang perlu diperhatikan pada saat operasioanal
adanya aliran air limbah secara continue untuk
menghindari adanya endapan pada siphon
sehingga kecepatan pengaliran harus cukup
tinggi, di atas 1 m/detik pada saat debit rata-rata
TERMINAL PEMBERSIH (CLEAN OUT)
• Clean out merupakan bagian dari sistem perpipaan yang
digunakan untuk melakukan pembersihan/penggelontoran
pada saat ada masalah terhadap jaringan pipa akibat
endapan, lemak dll
• Setelah dilakukan pembersihan, yang perlu diperhatikan
clean out bebas dari sampah, tertutup dan mudah dibuka
pada saat digunakan
POMPA ANGKAT (LIFT PUMP)
• Ditempatkan pada jalur pipa dimana perletakan pipa
sudah terlalu dalam (> 7m) sehingga sulit dan resiko
besar utk melakukan penggalian.
• Pada umumnya difungsikan/dioperasikan secara
otomatis menggunakan float switch/sensor.
RUMAH POMPA
• Pada suatu kawasan yang elevasinya lebih rendah dari
elevasi jaringan pipa tetapi masuk ke dalam areal
layanan IPAL maka untuk dapat dilayani, air limbah di
areal tersebut harus ditampung pada suatu lokasi dan
diangkat menuju jaringan pipa dengan menggunakan
pompa
• Pada sumuran/wet well terdapat float switch/sensor yang
berfungsi untuk mengatur jalannya pompa sehingga
dipastikan float switch tidak terganggu baik akibat
sampah maupun tersangkut.
• Pada saat operasional pompa diruang pompa akan
terganggu oleh suara pompa sehinga diperlukan
safety/pelindung telinga.
A3. Unit Pengolahan
influen Chlorine
Bar Grit Primary Contact Effluen
Pengol. Settling
Racks Chamber Sedimentation Chamber
biologis Tanks
PS
Pengolahan Fisik
A311. Sumur Pengumpul
• Fungsinya adalah
memisahkan dengan
mengendapkan suspended
solid sehingga yang msh
terbawa pada efluent adalah
unsur organik terlarut.
• Lumpur yang sudah terkumpul
dalam kompartemen lumpur
secara berkala (1-2 kali/hari
atau sesuai perencanaan/
SOP) dibuang/dialirkan ke unit
pengering lumpur.
1. Aerated Lagoon
3. Lumpur Aktif
4. Parit Oksidasi
1. Aerated Lagoon (kolam aerasi)
1. Filter Anaerobik
2. UASB
3. Anaerobik Pond
1. Kolam Stabilisasi
2. Pengolahan Anoxic
1. Kolam Stabilisasi
2. Biofilter
Kombinasi proses
anaerob dan
aerob selain dapat
menurunkan zat
organik (BOD,
COD), juga dapat
menurunkan
konsentrasi
ammonia,
deterjen, padatan
tersuspensi (SS),
phospat dan
lainnya.
• Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya
dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran
dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam
bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari
bahan plastik tipe sarang tawon
• Tangki biofilter terbuat dari bahan kedap air dan tahan
korosi seperti : fiber glass, pasangan bata, beton, dan
bahan kedap lainnya.
• Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah
ruangan/Media kontaktor terdiri dari minimal 3
kompartemen. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikroorganisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap.
• Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke
bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini
diisi dengan media dan bahan plastik tipe sarang tawon
sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat
organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media.
• Dengan demikian air limbah akan kontak dengan
mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun
yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih
besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak
(Contact Aeration).
• Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap
akhir.
• Di dalam bak ini, lumpur aktif yang mengandung
massa mikroorganisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi
dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air
limpasan (over flow) dialirkan ke bak klorinasi.
• Di dalam bak kontaktor khlor air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh microorganisme patogen. Air olahan,
yakni air yang keluar setelah proses klorinasi
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum.
3. Moving Bed Bio Reactor (MBBR)
LINGKUNGAN:
EFFLUENT
PEMBUANGAN SUNGAI, SALURAN
IPAL AKHIR IRIGASI, DANAU,
LAUT
CAIR
PEMANFAATAN PADATAN
GAS
B1. Pemanfaatan Cairan
• Air limbah yang telah terolah dapat dimanfaatkan untuk::
• keperluan irigasi (kebun tanaman non pangan atau
tanaman yang tidak dimakan mentah,
• dijadikan sebagai bahan baku air PDAM ( masih
kajian),
• penyiraman taman, danau buatan, sabuk hijau, lapangan
golf. dll
• Groundwater recharge
B2. Pemanfaatan Padatan
Air
Limbah IPAL Sludge
Grey Min
Water
Rata2 1 KK =
0,3 kg/org/hr 1,5 kg/KK/hr
Manusia 5 orang
0,1125 m3
1 kg 0,075 m3 biogas biogas/KK/hr
= 3,375 m3/bln