Presus Pediatri Hydrocepalus
Presus Pediatri Hydrocepalus
HYDROCEPALUS
PEDIATRI
2
TINDAKAN VP SHUNT
5
Tanda dan Gejala
6
Klasifikasi Fraktur Femur
• Fraktur supracondylar femur : Fraktur pada suprakondiler femur biasanya terjadi pada dewasa muda yang disebabkan oleh
trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya aksial dan stress valgus atau varus, dan disertai gaya rotasi
(Rodriguez-Merchan & Rubio-Suarez, 2014).
• Fraktur intercondylar : femur Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu
kondilus femur akan mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah (Dandy & Edwards, 2009).
7
Manifestasi fraktur
8
STATUS KLINIS
ADD A FOOTER 9
Assessment fisioterapi
Identitas pasien
Data Medis RS
o Nama : Mr. D o Diagnosa medis
o Umur • Post op ORIF 1/3 distal fraktur femur sinistra
: 17 tahun
o Catatan Klinis
o Agama : Islam • Foto : communutive fraktur di metadiaphgsis 1/3 distal os
femur kiri terpasang internal fiksasi (plate and screw)
o Jenis Kelamin : Laki-laki o Rujukan Dokter
o Pekerjaan : siswa SMA • Pasien merupakan rujukan dari dokter ortopedi kepada dokter
rehab medik untuk diberikan intervensi fisioterapi.
o Alamat : Surabaya
10
CATATAN MEDIS
Foto rontgent :
11
Keluhan Utama
• Pasien mengeluh sakit saat lutut kiri di gerakkan dan terasa kaku
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pada tgl 5 februari 2023 pasien mengalami kecelakaan dan langsung di larikan ke IGD RSU Dr. soetomo
sesampainya di RS pasien langsung dilakukan foto rontgent. Hasil foto rontgent pasien mengalami fraktur 1/3 distal
femur sinistra. Op dilakukan tanggal 17 februari selama pasien menunggu tindak op, pasien di rawat inap. Setalah itu
tanggal 20 April 2023 pasien dirujuk ke rehab medik untuk terapi
Riwayat penyaki penyerta : -
Riwayat penyakit keluarga : -
Riwayat Penyakit dahulu : -
12
Assessment fisioterapi
• Terdapat luka incise bagian hip sinistra, adanya atropi otot hip,
o Denyut Nadi : 89 x/menit
warna kulit hitam
o Pernapasan : 19 x/menit
o Inspeksi dinamis
o Temperatur : 36C
• Pasien jalan menggunakan alat bantu kruk, saat pasien menekuk
o Tinggi Badan : 176 CM knee sinistra terbatas.
• suhu lokal normal, terdapat spasme pada otot hamstring dan otot
gastrok.
13
PEMERIKSAAN GERAK DASAR
14
Pemeriksaan spesifik
Pemeriksaan kekuatan otot
Pemeriksaan ROM dengan Goniometer
Regio Gerakan MMT
(D/S)
Hip Fleksi 5 Sendi Pasif
Ekstensi 5
Knee Sinistra S : 10° - 10° - 40°
Abduksi 5
Adduksi 5
Endorotasi 5 Aktif
Sendi
Eksorotasi 5
Knee Fleksi 5 Knee Sinistra S : 7° - 10° - 50°
Ekstensi 5
Berpakaian √
Mandiri:
memakai pakaian, melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
Ke Kamar Kecil √
Mandiri : Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung : Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot
Berpindah
Mandiri : Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri √
Bergantung: Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
√
Kontinen
Mandiri : BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers )
Makan √
Mandiri: Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung: Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral
( NGT ) 16
Interpretasi yang di dapat yaitu KATZ INDEKS B yaitu kemandirian dalam 5 aktivitas
ALGORITMA
17
ICF
Body functions :
b770
b7150
Body tructure :
s75002
s5010
Activities and Participation
d 465
d 4154
Environmental factor
e 5809 18
e 395
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
Impairment :
• Nyeri gerak saat fleksi knee sinistra
• Limitasi ROM fleksi dan ekstensi knee s
• Spasme otot hamstring dan otot gastrok
• Atropi otot quadriceps dan otot hamstring
Functional limitation :
• Pasien belum mampu duduk 90 derajat
• Pasien belum mampu duduk tanpa alat
bantu
Participation restriction
• Keterbatasan dalam berpartisipasi 19
dilingkungan sekolah
SIMPULAN
20
Rencana tindakan Fisioterapi
21
Rencana evaluasi
ADD A FOOTER 22
PROGNOSIS
• PROGNOSIS
Tindakan/intervensi fisioterapi berfungsi untuk
mengurangi gejala keparahan atau
mempertahankan serta meningkatkan kemampuan
aktivitas fungsional sesuai dengan toleransi/kondisi
pasien. Pasien dengan nama Tn. A yang berusia 59
tahun dengan diagnosis fisioterapi ischialgia
sinistra et causa spondylosis memiliki prognosis
yang baik pada hidup, aktivitas fungsional,
kosmetik, dan kesembuhannya.
.
ADD A FOOTER 23
Pelaksanaan Fisioterapi
• Infrared : Pelaksanaan pasien tidur tengkurap dilakukan penyinaran langsung pada lumbal dan AGB jarak jarak 30-40 cm selama 15
menit.
• TENS : Pelaksanaan nya pasien tidur tengkurap elektroda di pasang sepanjang saraf ischiadikus yang mengalami nyeri. Bentuk
gelombang adalah burst asymmetrical, durasi pulsa 100 µs, frequency pulsa 80Hz, waktu 13 menit, intensitas sesuai toleransi pasien.
• William flexion exercise
Di lakukan Tahan dalam hitungan 5-10 detik. Lakukan 5-8 kali pengulangan
24
Pelaksanaan Fisioterapi
• Stretching
Stretching di lakukan tahanan 6-8 hitungan, sebanyak 3 set.
Edukasi :
1. Hindari banyak membungkukkan badan
2. Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
3. Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
4. Streaching sesering mungkin. dan berhati hati melakukan aktifitas yang membebani pinggang seperti saat mengangkat
25
Didapatkan hasil secara keseluruhan yaitu nyeri menjalar berkurang, spasme otot berkurang dan hasil kemampuan
fungsional mengunakan Owestry Disability Index mengalami peningkatan. Pasien dapat memenuhi seluruh program
fisioterapi yang telah diajarkan dan bersedia melanjutkan exercise-exercise tersebut dirumah
ADD A FOOTER 27
Jurnal pendukung
ADD A FOOTER 28
THANK YOU!