Anda di halaman 1dari 29

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN

HYDROCEPALUS

PEDIATRI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
HYDROCEPALUS

Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa


Yunani: "hydro“ yang berarti air dan "cephalus" yang berarti
kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air")
adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di
dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS). Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya,
khususnya pusat-pusat saraf yang vital(Suanarti, 2020).

2
TINDAKAN VP SHUNT

VP shunt merupakan tindakan pemasangan selang


dari otak yang dihubungkan dengan camber
kedalam ronga abdomen atau perut (Kemenkes RI,
2019). VP shunt prosedur pembedahan yang
dilakukan untuk membebaskan tekanan
intracranial (dalam otak) yang diakibatkan oleh
terlalu banyaknya cairan serebrospinal
(hidrosefalus) (Pujiastuti & Azaria, 2018). 3
ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi, anak serta orang dewasa yaitu :
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
Hidrosefalus kongenital lebih sering tidak diketahui penyebabnya. Hidrosefalus congenital ada yang bersifat terkait kromosom X
(X-linked hydrocephalus) sehingga hanya terjadi pada bayi laki-laki, dengan kelainan anatomi yaitu stenosis aquaduktus.
2. Stenosis akuaduktus Sylvii
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbanyak pada hidrosefalus bayi dananak (60-90%). Aqueduktus dapat
merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat
sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulanbulan pertama setelah kelahiran.
3. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom Arnould- Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis
dengan medulla oblongata dan cerebellum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan
sebagian atau total.
4. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel
terutama ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior
4
Cont..
5. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma.
6. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosisleptomeningen terutama pada daerah
basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri(Suanarti, 2020)

5
Tanda dan Gejala

6
Klasifikasi Fraktur Femur

• Fraktur supracondylar femur : Fraktur pada suprakondiler femur biasanya terjadi pada dewasa muda yang disebabkan oleh
trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya aksial dan stress valgus atau varus, dan disertai gaya rotasi
(Rodriguez-Merchan & Rubio-Suarez, 2014).

• Fraktur intercondylar : femur Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu
kondilus femur akan mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah (Dandy & Edwards, 2009).

7
Manifestasi fraktur

Manifestasi klinis fraktur menurut Smeltzer (2018) meliputi :


• Nyeri akut terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
• Kehilangan fungsi
• Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
• Pemendekan ekstremitas. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas
dan dibawah tempat fraktur
• Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
• Edema lokal
• Ekimosis

8
STATUS KLINIS
ADD A FOOTER 9
Assessment fisioterapi
Identitas pasien
Data Medis RS
o Nama : Mr. D o Diagnosa medis
o Umur • Post op ORIF 1/3 distal fraktur femur sinistra
: 17 tahun
o Catatan Klinis
o Agama : Islam • Foto : communutive fraktur di metadiaphgsis 1/3 distal os
femur kiri terpasang internal fiksasi (plate and screw)
o Jenis Kelamin : Laki-laki o Rujukan Dokter
o Pekerjaan : siswa SMA • Pasien merupakan rujukan dari dokter ortopedi kepada dokter
rehab medik untuk diberikan intervensi fisioterapi.
o Alamat : Surabaya

10
CATATAN MEDIS
Foto rontgent :

11

Medikamentosa : asam mefanamat 500gr


Auto anamnesis

 Keluhan Utama
• Pasien mengeluh sakit saat lutut kiri di gerakkan dan terasa kaku
 Riwayat Penyakit Sekarang :

• Pada tgl 5 februari 2023 pasien mengalami kecelakaan dan langsung di larikan ke IGD RSU Dr. soetomo
sesampainya di RS pasien langsung dilakukan foto rontgent. Hasil foto rontgent pasien mengalami fraktur 1/3 distal
femur sinistra. Op dilakukan tanggal 17 februari selama pasien menunggu tindak op, pasien di rawat inap. Setalah itu
tanggal 20 April 2023 pasien dirujuk ke rehab medik untuk terapi
 Riwayat penyaki penyerta : -
 Riwayat penyakit keluarga : -
 Riwayat Penyakit dahulu : -

12
Assessment fisioterapi

o Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg o Inspeksi Statis

• Terdapat luka incise bagian hip sinistra, adanya atropi otot hip,
o Denyut Nadi : 89 x/menit
warna kulit hitam
o Pernapasan : 19 x/menit
o Inspeksi dinamis
o Temperatur : 36C
• Pasien jalan menggunakan alat bantu kruk, saat pasien menekuk
o Tinggi Badan : 176 CM knee sinistra terbatas.

o Berat Badan : 46 KG o Palpasi

• suhu lokal normal, terdapat spasme pada otot hamstring dan otot
gastrok.
13
PEMERIKSAAN GERAK DASAR

Regio Gerakan Sinistra Regio Gerakan Sinistra


ROM Nyeri Endfeel
ROM Nyeri Endfeel
Knee Fleksi Keterbatasan + Soft Knee Fleksi Keterbatasan - Soft
ROM ROM
Ekstensi Keterbatasan - Firm Ekstensi Keterbatasan - Firm
ROM ROM

Regio Gerakan Nyeri (S) Kemampuan melawan


tahanan (S)

Knee Fleksi + Maksimal


Ekstensi - maksimal

14
Pemeriksaan spesifik
 Pemeriksaan kekuatan otot
 Pemeriksaan ROM dengan Goniometer
Regio Gerakan MMT
(D/S)
Hip Fleksi 5 Sendi Pasif
Ekstensi 5
  Knee Sinistra S : 10° - 10° - 40°
Abduksi 5
  Adduksi 5
Endorotasi 5 Aktif
  Sendi
Eksorotasi 5
Knee Fleksi 5 Knee Sinistra S : 7° - 10° - 50°
Ekstensi 5

 Pemeriksaan Nyeri Menggunakan VAS  Pemeriksaan atropometri :


Nyeri diam 0/10 • 10 cm dari proksimal femur ke distal : D: 56cm S:
Nyeri tekan 0/10
53cm
• 20 cm dari proksmila femur ke distal : D: 54cm S:
15
Nyeri gerak 2/10 51cm
• 30 cm dari proksimal femur ke distal : D: 48cm S:
45cm
Pemeriksaan spesifik
 Pemeriksaan Fungsional (KETZ)
AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG
Mandi √
Mandiri : Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya.
Tergantung : Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri.

Berpakaian √
Mandiri:
memakai pakaian, melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

Ke Kamar Kecil √
Mandiri : Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung : Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot

Berpindah
Mandiri : Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri √
Bergantung: Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan

Kontinen
Mandiri : BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers )
Makan √
Mandiri: Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung: Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral
( NGT ) 16

Interpretasi yang di dapat yaitu KATZ INDEKS B yaitu kemandirian dalam 5 aktivitas
ALGORITMA

17
ICF

Body functions :
 b770
 b7150
Body tructure :
 s75002
 s5010
Activities and Participation
 d 465
 d 4154
Environmental factor
 e 5809 18
 e 395
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
Impairment :
• Nyeri gerak saat fleksi knee sinistra
• Limitasi ROM fleksi dan ekstensi knee s
• Spasme otot hamstring dan otot gastrok
• Atropi otot quadriceps dan otot hamstring
Functional limitation :
• Pasien belum mampu duduk 90 derajat
• Pasien belum mampu duduk tanpa alat
bantu
Participation restriction
• Keterbatasan dalam berpartisipasi 19
dilingkungan sekolah
SIMPULAN

Jangka panjang Jangka pendek


• Mampu menjalankan aktivitas sehari hari • Mengilangkan nyeri gerak
tanpa adanya hambatan / keterbatasan • Meningkatkan LGS knee sinistra fleksi dan
• Pasien mampu berjalan tanpa bantuan esktensi
• Menghilangkan spasme otot hamstring dan
gastrok
• Pasien mampu duduk 90 derajat

20
Rencana tindakan Fisioterapi

21
Rencana evaluasi

 Nyeri menggunakan VAS

 Kemampuan fungsional mengunakan Owestry Disability Index.

 Spasme menggunakan palpasi

ADD A FOOTER 22
PROGNOSIS

• PROGNOSIS
Tindakan/intervensi fisioterapi berfungsi untuk
mengurangi gejala keparahan atau
mempertahankan serta meningkatkan kemampuan
aktivitas fungsional sesuai dengan toleransi/kondisi
pasien. Pasien dengan nama Tn. A yang berusia 59
tahun dengan diagnosis fisioterapi ischialgia
sinistra et causa spondylosis memiliki prognosis
yang baik pada hidup, aktivitas fungsional,
kosmetik, dan kesembuhannya.
.

ADD A FOOTER 23
Pelaksanaan Fisioterapi

• Infrared : Pelaksanaan pasien tidur tengkurap dilakukan penyinaran langsung pada lumbal dan AGB jarak jarak 30-40 cm selama 15
menit.
• TENS : Pelaksanaan nya pasien tidur tengkurap elektroda di pasang sepanjang saraf ischiadikus yang mengalami nyeri. Bentuk
gelombang adalah burst asymmetrical, durasi pulsa 100 µs, frequency pulsa 80Hz, waktu 13 menit, intensitas sesuai toleransi pasien.
• William flexion exercise

Di lakukan Tahan dalam hitungan 5-10 detik. Lakukan 5-8 kali pengulangan

24
Pelaksanaan Fisioterapi
• Stretching
Stretching di lakukan tahanan 6-8 hitungan, sebanyak 3 set.

Edukasi :
1. Hindari banyak membungkukkan badan
2. Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
3. Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
4. Streaching sesering mungkin. dan berhati hati melakukan aktifitas yang membebani pinggang seperti saat mengangkat
25

barang,berolah raga dan sebagainya.


Evaluasi dan tindak lanjut
T4 Nyeri knee d T1 T4
Sesi T1
3 2
1. Intensitas nyeri Diam 1 0
2 1 Tekan 2 0
2. Perawatan diri
2 1 Gerak 4 2
3. Mengangkat benda
2 1
4. Berjalan
3 2 Spasme otot hamstring :
5. Duduk
1
• T1 : berkurang
1
6. Berdiri • T4 : berkurang
2 1
7. Tidur
1 1
8. Aktivitas seksual
2 1
9. Kehidupan social
4 2
10. Rekreasi
ADD A FOOTER 14 26
Total score 22
Tindak Lanjut : Pasien dihimbau untuk tetap melanjutkan/mengikuti program fisioterapi sesuai
jadwal yang telah ditentukan untuk mendapatkan perkembangan yang lebih baik kedepannya
• Pasien atas nama Tn usia 59 tahun dengan diagnosis ischialgia mengikuti program fisioterapi di RSUD Sidoarjo.

Didapatkan hasil secara keseluruhan yaitu nyeri menjalar berkurang, spasme otot berkurang dan hasil kemampuan

fungsional mengunakan Owestry Disability Index mengalami peningkatan. Pasien dapat memenuhi seluruh program

fisioterapi yang telah diajarkan dan bersedia melanjutkan exercise-exercise tersebut dirumah

ADD A FOOTER 27
Jurnal pendukung

ADD A FOOTER 28
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai