Anda di halaman 1dari 35

GS/ICRA/HIPPII

INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA)

KAJIAN RISIKO PENCEGAHAN INFEKSI


KEWASPADAAN TERHADAP KEMUNGKINAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT

Disampaikan Pada : Pelatihan IPCN Tingkat Lanjut


Wisma Bidakara, Jakarta Tgl 11 – 13 Mei 2015
Oleh HIPPII
TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini :

o Peserta mengerti & memahami Infection control risk


Assessemen(ICRA)

o Peserta mampu membuat Infection control risk


Assessemen(ICRA)

GS/ICRA/HIPPII
Latar Belakang

 Standar Rumah Sakit  JCI dan KARS PPI : 5 dan PPI : 7


 PPI di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan
prioritas program dan pencegahan infeksi RS
 Belum semua RS melakukan kajian risiko infeksi
terhadap program RS sesuai dengan keadaan rumah sakit
masing-masing berdasarkan tahun sebelumnya
 ICRA program dibuat secara holistik

GS/ICRA/HIPPII
Latar Belakang
 Keharusan dari RS untuk melampirkan kajian risiko
infeksi yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan

 PPIRS turut berperan dalam memberikan masukan


berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan
finising bangunan

GS/ICRA/HIPPII
CARA MENGIDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI

Identifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan :


 Pasien

 Petugas kesehatan

 Pengunjung

 Lingkungan

 Keuangan

 Sarana dan prasarana

GS/ICRA/HIPPII
Cara mengidentifikasi Resiko
Infeksi
Identifikasi sumber infeksi :

Risiko yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi /


renovasi terutama terkait dengan penurunan kualitas
udara dan pencemaran lingkungan dari jamur
(mis.,Aspergillus spp.) atau dengan air yang
terkontaminasi (misalnya,Legionella spp.)Daerah
yang baru dibangun atau direnovasi harus dibersihkan
secara menyeluruh,sebelum pasien diperbolehkan di
dalamnya
GS/ICRA/HIPPII
Cara mengidentifikasi Resiko
Infeksi

Identifikasi cara transmisi kuman
 Jumlah dan jenis prosedur dan pemeriksaan

 ruang yang tersedia

 Jumlah dan jenis kamar

 Jumlah tempat tidur di kamar

 Lantai dan permukaan

 Air, listrik, dan sanitasi

 Ventilasi dan kualitas udara

 Penanganan peralatan medis bekas dan baru

 Penanganan makanan, cucian, dan limbah


GS/ICRA/HIPPII
Analisis Risiko
 Analisis Risiko
Di identifikasi, kemungkinan konsekuensi untuk pasien harus
diperkirakan.
Hal ini dapat dicapai dengan menganalisis empat pertanyaan
kunci :
1. Mengapa bisa terjadi infeksi yang ?
2. Bagaimana cara terjadinya infeksi terjadi?
3. Apa kemungkinan,konsekuensi tindakan yang tepat yang dapat
diambil jika retjadi infeksi?
4. Berapa banyak biaya untuk mencegahnya

GS/ICRA/HIPPII
Pre Renovasi

1. Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara


bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan Unit
Sanitasi dan vendor
2. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan
membuat izin renovasi
2. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi
bangunan Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi
Lingkungan memberikan edukasi kepada pihak
perencana dan pelaksana proyek.
GS/ICRA/HIPPII
Pre Renovasi

3. Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan


pembongkaran bangunan, pihak pelaksana proyek
harus menutup area kerja, Komite PPIRS akan
memastikan dengan cek list” Renovasi bagunan “
dan memastikan kontraktor memasang informasi
bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran
bangunan sesuai standar K3RS dan PPI
4. Selama proses pembangunan pelaksana proyek
wajib mengenakan APD sesuai K3.
GS/ICRA/HIPPII
Intra Renovasi

 Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas


proyek (Bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan
Unit
Sanitasi Lingkungan) melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai surat
kesepakatan bersama.
 Menggunakan Chek list renovasi

GS/ICRA/HIPPII
Aktivitas Konstruksi
berdasarkan TIPE

 Tipe aktivitas ditentukan dengan :


 banyaknya debu yang ditimbulkan
 potensial terjadinya aerosol air
 lama pekerjaan konstruksi
 Jumlah sistem pendingin ruangan dan ventilasi yang
terpadu
 Ada 4 tipe : tipe A, B, C dan D

GS/ICRA/HIPPII
BAGAIMANA CARANYA MEMBUAT KAJIAN RESIKO
RENOVASI BAGUNANAN?

 Aktivitas Konstruksi berdasarkan tipe : A,B,C dan

 Berdasarkan Kelompok Risiko

 Berdasarkan level ICRA : 1,II,III,IV

GS/ICRA/HIPPII
Aktivitas Konstruksi
berdasarkan TIPE : TIPE A

• Inspeksi dan aktifitas non-invasive


• Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
• mengangkat papan langit-langit untuk inspeksi visual
terbatas pada I papan per 50 square feet.
• pengecatan (tetapi bukan melakukan plesteran)
• dinding penghalang, pekerjaan jaringan listrik, pompa
minor, dan aktivitas yang tidak menghasilkan debu atau
membutuhkan pemotongan dinding atau akses ke langit-
langit dibandingkan dengan untuk inspeksi visual.

GS/ICRA/HIPPII
Aktivitas Konstruksi
berdasarkan TIPE : TIPE B

 Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang dapat


menghasilkan debu minimal
 Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 instalasi telepon dan kabel computer
 akses untuk ke ruangan
 memotong dinding atau langit-langit dimana
migrasi debu dapat dikontrol

GS/ICRA/HIPPII
Aktivitas Konstruksi
berdasarkan TIPE : TIPE C

• Aktivitas yang menghasilkan debu dari tingkat moderat sampai


tinggi atau membutuhkan penghancuran atau pemusnahan
komponen kerangka gedung
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
• melakukan plesteran dinding untuk dicat atau pelapisan dinding
• mengangkat penutup lantai, papan langit-langit, dan papan
penghalang
• konstruksi dinding baru
• membuat akses kerja minor atau pekerjaan listrik di atas langit-
langit
• aktivitas kabel mayor
• pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu shift
GS/ICRA/HIPPII
Aktivitas Konstruksi
berdasarkan TIPE : TIPE D

 Penghancuran mayor dan proyek bangunan


 Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 aktivitas yang membutuhkan kerja shift yang
berkelanjutan
 membutuhkan penghancuran besar atau
pengangkatan system kabel yang lengkap
 konstruksi baru

GS/ICRA/HIPPII
Berdasarkan Kelompok Risiko
Berdasarkan kelompok risiko yang telah
ditetapkan oleh tim pengendalian infeksi, maka
renovasi bangunan dibagi menjadi :
 Risiko rendah

 Risiko sedang

 Risiko tinggi

 Risiko sangat tinggi

GS/ICRA/HIPPII
Berdasarkan Kelompok Risiko

RISIKO RENDAH : PADA AREA KANTOR

GS/ICRA/HIPPII
Berdasarkan Kelompok Risiko

AREA

 Cardiologi
RISIKO SEDANG
 Echocardiography
 Endoscopy
 Kedokteran Nuklir
 Terapi fisik
 Radiologi/MRI
 Terapi Respiratori
GS/ICRA/HIPPII
Berdasarkan Kelompok Risiko

AREA

RISIKO TINGGI
• CCU
• UGD
• Persalinan
• Laboratorium (specimen)
• Perawatan Bayi Baru Lahir
• Poli Bedah
• Pediatrik

GS/ICRA/HIPPII
Berdasarkan Kelompok Risiko

AREA

RISIKO SANGAT • Setiap area yang merawat


TINGGI pasien dengan
imunokompromise
• Unit Luka Bakar
• Cathlab Jantung
• ISP
• ICU
• Unit Penyakit Dalam
GS/ICRA/HIPPII
LEVEL ICRA
 Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Pekerjaan
Konstrusi dan Kelompok Risiko Bangunan
 Terbagi menjadi
 Level I
 Level II
 Level III
 Level IV

GS/ICRA/HIPPII
Level I
SELAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI

 Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat


meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi.

 Segera mengganti/menggeser papan langit-langit


yang salah posisi selama inspeksi visual

GS/ICRA/HIPPII
Level II
SELAMA PEKERJAAN
SETELAH PEKERJAAN SELESAI
KONSTRUKSI
• Melakukan metode yang aktif untuk
mencegah debu beterbangan dari • Bersihkan permukaan kerja
tempatnya ke udara. dengan desinfektan
• Semprotan air ke permukaan kerja • Kumpulkan limbah konstruksi
untuk mengontrol debu pada saat dengan container yang tertutup
memotong rapat sebelum dibawa/dikirim
• Tutup pintu yang tidak dipakai dengan • Lakukan pengepelan basah dan
selotip. atau vacuum dengan vacuum
• Memblok dan menutup ventilasi udara. HEPA filter sebelum
• Letakkan keset di pintu masuk dan meninggalkan area kerja
pintu keluar dari area konstruksi. • Hentikan isolasi system HVAC
• Lepaskan atau lakukan isolasi system pada area kerja
HVAC di area kerja.
GS/ICRA/HIPPII
Level III
SETELAH PEKERJAAN SELESAI
SELAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Jangan melepaskan penghalang dari
• Cabut atau lakukan isolasi system area kerja sampai proyek yang
HVAC pada area yang sedang selesai telah diinspeksi oleh K3RS
dikerjakan untuk mencegah dan PPIRS dan secara keseluruhan
kontaminasi dari system saluran. telah dibersihkan oleh USL.
• Lengkapi semua Penghalang kritikal,
seperti lembaran penutup, triplek, • Lepaskan pembatas material secara
plastic, untuk menutup area dari area
hati-hati untuk meminimalisasi
non kerja atau melakukan
penyebaran debu dan debris sisa-sisa
implementasi dengan metode control
konstruksi.
cube (kereta dorongan dengan
penutup plastic dan penghubung
tertutup pada area kerja dengan
vakum HEPA untuk melakukan
vakum sampai ke pintu
keluar)sebelum konstruksi dimulai. GS/ICRA/HIPPII
Level III
SELAMA PEKERJAAN SETELAH PEKERJAAN SELESAI
KONSTRUKSI

 Vakum area kerja dengan


• Jaga tekanan negative udara vakum HEPA filter.
dalam area kerja
menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit  Area dilakukan pengepelan
filtrasi udara. basah dengan desinfektan.
• pengiriman atau kereta.
Tutup rapat dengan selotip  Hentikan isolasi sistem
kecuali sudah ada HVAC pada area yang
penutupnya. sedang dikerjakan
GS/ICRA/HIPPII
Level IV
SELAMA PEKERJAAN
SETELAH PEKERJAAN SELESAI
KONSTRUKSI

• Lakukan isolasi sistem HVAC pada


 Lepaskan pembatas
area dimana sedang dikerjakan untuk material dengan hati-hati
mencegah kontaminasi sistem saluran. untuk meminimalisasi
penyebaran debu dan
• Berikan penghalang yang lengkap,
seperti sheetrock/lembaran penutup, debris sisia-sisa
triplek, plastic, untuk menutup area konstruksi.
kerja dari area non kerja atau
melakukan implementasi metode
control cube (kereta dorongan dengan
penutup plastic dan penghubung
 Kumpulkan limbah
tertutup pada area kerja dengan konstruksi dengan
vakum HEPA untuk melakukan container yang tertutup
vakum sampai ke pintu
keluar)sebelum konstruksi dimulai. rapat sebelum dikirim.
GS/ICRA/HIPPII
Level IV
SELAMA PEKERJAAN SETELAH PEKERJAAN
KONSTRUKSI SELESAI

 Jaga tekanan negative udara  Tutup sambungan/reseptakel


dalam area kerja pengiriman atau kereta. Tutup
menggunakan HEPA yang rapat dengan selotip kecuali
dilengkapi dengan unit sudah ada penutupnya.
filtrasi udara.
 Tutup lubang, pipa-pipa,  Vakum area kerja dengan
sambungan-sambungan, dan
vakum HEPA filter
bolongan-bolongan dengan
benar

GS/ICRA/HIPPII
Level IV

SETELAH PEKERJAAN SELESAI


SELAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dirikan/Buat anteroom dan Area dilakukan pengepelan


anjurkan semua petugas untuk basah dengan desinfektan
melewati ruangan ini sehingga
mereka bisa divakum terlebih
dahulu menggunakan
pembersih vakum HEPA
sebelum meninggalkan area
kerja atau mereka dapat
memakai baju pelindung atau
penutup tubuh yang dapat
dilepas setiap saat mereka
GS/ICRA/HIPPII
meninggalkan area kerja.
Level IV
SELAMA PEKERJAAN
KONSTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

 Setiap petugas yang memasuki area Hentikan isolasi sistem HVAC


kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus pada area yang sedang
diganti setiap petugas keluar dari dikerjakan
area kerja.

 Jangan melepaskan penghalang dari


area kerja sampai proyek yang
selesai telah diinspeksi oleh K3RS
dan PPIRS dan secara keseluruhan
telah dibersihkan oleh USL

GS/ICRA/HIPPII
Identifikasi area di sekitar area proyek, mengkaji
pengaruh potensial’

Unit Bawah Unit Atas Lateral/Samping Lateral Belakang Depan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko

GS/ICRA/HIPPII
KESIMPULAN

Icra program dibuat 1 kali setahun diawal tahun


bersama dengan seluruh anggota komite ppirs
Setiap departemen/instalasi/unit kerja yang akan
melakukan renovasi harus membuat surat ke komite
ppirs untuk
di buatkan kajian risiko pencegahan infeksi sebelum
dilakukan renovasi/pembangunan

GS/ICRA/HIPPII
Sumber Referensi

 Infection Control Risk Assessment Guidelines


 Internasional Federation of infection

GS/ICRA/HIPPII
TERIMA KASIH

GS/ICRA/HIPPII

Anda mungkin juga menyukai