K-8 & K-9 Malaria & Ektoparasit
K-8 & K-9 Malaria & Ektoparasit
Parasitologi Kedokteran
Ilmu yang mempelajari organisme parasit (animal parasite) yang hidup
• sementara atau permanen
• di dalam atau pada tubuh manusia yang menjadi tuan rumah (host/hospes) tempatnya mencari
makanan untuk mempertahankan hidupnya
• menimbulkan sakit atau kematian host
Morfologi Parasit
PROTOZOA ( Amuba, Giardia
lamblia, Balantidium coli, Plasmodium
falciparum, Toxoplasma gondii, dll.)
PENGELOMPOKAN
PARASIT HELMINTH (CACING): Soil
transmitted helminths, Taenia solium,
Schistosoma,Trichinella spiralis, dll)
SPOROZOA
FLAGELLATA
Toxoplasma gondii
Giardia lamblia
CILIATA
Balantidium
coli
FLAGELLATA
SPOROZOA Trypanosoma
Plasmodium vivax
CACING
NEMATODA
CESTODA TREMATOD
A
ARTROPODA
Insecta Arachnida Crustacea
Flea (pinjal)
P O I S O N O U S A RT H R O P O D S
Hospes definitif
• Nyamuk Anopheles
• Malaria disebabkan protozoa
plasmodium melalui gigitan nyamuk
anopheles betina
Etiologi dan
Transmisi • 4 spesies : Plasmodium falciparum,
vivax, malariae dan ovale
hipnozoit skizon
skizon ookista
merozoit
Dalam lambung
trofozoit
skizon merozoit
makrogamet makrogamet
Zigot (ookinet)
mikrogamet mikrogamet
Siklus Hidup Parasit
Malaria
Patofisiologi
Infeksi malaria SDM terinfeksi Splenic Immunology
anemia
SDM tidak terinfeksi Filtration Clearance
Monosit
Makrofag kalikrein
kininogen kinin
pirogen
* Eritrosit ruptur
Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium
falciparum vivax ovale malariae
Hipnozoit - + + -
Jumlah merozoit 40000 10000 15000 15000
Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam
Daur dalam nyamuk 10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari
Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hari
Eritrosit yang Muda ( bisa Retikulosit Retikulosit Tua
dihinggapi menyerang eri
segala usia)
Periode Inkubasi 9-14 hari 12-17 hari ; 16-18 hari ; 18-40 hari ;
6-12 bulan dpt lbh lama dpt lbh lama
MANIFESTASI KLINIK
• Gejala yang khas : trias malaria, yaitu
menggigil, panas, dan keringat yang banyak.
• Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah :
1.Demam
- Demam periodik berkaitan dgn saat pecahnya
skizon matang (sporulasi).
- Malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale) tiap
48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3
- Malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari.
- Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium :
menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6
jam) dan berkeringat (2 – 4 jam).
• Terdiri dari :
- periode dingin/menggigil
- periode panas
- periode berkeringat
Gejala dan Tanda klinis Malaria
• Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat
• Sakit kepala, mual-muntah, diare, nyeri otot, pegal
• Riwayat bepergian dan bermalam dalam 1-4 minggu
di daerah malaria
• Tinggal/berdomisili di daerah endemis malaria
• Pernah menderita malaria
• Riwayat mendapat transfusi darah
• Pemeriksaan fisik :
Suhu 37,5-40oC, anemia, splenomegali, hepatomegali,
penurunan kesadaran
CAPILLARY OBSTRUCTION MECHANISM :
ENDOTOXIN MECHANISM
PATHOGENESIS
MECHANISM :
ROSSETTING
PRBC
Malaria Berat
ROSETTING
EP
PRBC
Knob
ENDOTEL
PATHOGENESIS MECHANISM
PRBC
Pf-EMP-1
MEROZOIT
ANEMIA
RING
SCHIZONTS
TROPHOZOIT BREAK UP
GPI
PHYSICAL
KNOB, CYTOADHERENCE
EFFECTS DEFORMITY HILANG
IN HUMAN
ERYTHROCYTES MICROVASC.
OBSTRUCTION TNF
METABOLIC
GLUCOSE CONSUM. FEVER
EFFECTS OF HYPOXIA HYPOGLYCEMIA
PARACYTES HYPOGLYCEMIA HYPOGLYCEMIA
LACTIC ACIDOSIS
3. PCR
Diagnosis Laboratoris Malaria
• Pemeriksaan tetes tebal darah tepi:
(-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP
(+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP
(++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP
(+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP
(++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP
• Hapusan tipis
Terutama untuk melihat jenis spesies
Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah
parasit/1000 eritrosit
Diagnosis Malaria Berat
Ditemukan P. falciparum bentuk aseksual ditambah minimal satu
keadaan berikut :
• Malaria serebral (penurunan kesadaran, kejang, koma)
• Anemia berat (Hb<5 g/dl atau hematokrit < 15) pada hitung parasit > 10.000/ul
• Gagal ginjal akut
• Udema paru/ARDS
• Hipoglikemia
• Renjatan
• Perdarahan spontan atau disertai KID
• Kejang berulang
• Asidosis
• Makroskopik hemoglobinuria
• Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemis (non imun)
• Ikterus (Bilirubin >3 mg/dl)
• Hiperpireksia
• Kelemahan otot/gangguan neurologis
• Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yg padat
pada pembuluh darah kapiler jaringan otak
Pengobatan Malaria
Klasifikasi Biologi Obat Malaria
1. Skizontisida jaringan primer:
Proguanil, pirimetamin
2. Skizontosida jaringan sekunder:
Primakuin
3. Skizontisida darah:
Kuinin, klorokuin, amodiakuin
4. Gametositosida:
Primaquin (V, F, M, O)
Kuinin, klorokuin, amodiakuin (V, M, O)
5. Sporontosida:
Primakuin, proguanil
Pengobatan
P falciparum
lini pertama : Artesdiaquin
(Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3
hari tambah primaquin 3 tab
lini kedua : Kina + primaquine
P vivax/ovale
Lini I : Artesdiaquin (Amodiaquin,Artesunat) 8
tab 3 hari tambah primaquin 3 tab +
primaquin 0,25 mg/kg/hari 14 hari
Lini II : Kina + primaquin 3 tab +
primaquin 0,25 mg/kg/hari 14 hari
Pengobatan Kombinasi
1. Resisten K3 <25%
K3-P14-T/D7
2. Resisten K3 >25%
Kina7-P14-T/D7
Siti Aisah
Definisi
Penyakit kulit menular akibat infestasi & sensitisasi
thdp tungau Sarcoptes scabiei serta produknya berada
dalam terowongan lapisan tanduk pada tempat
predileksi
Etiologi
Sarcoptes (Acarus) scabiei var.hominis
Phylum Arthropoda; Class Arachnida; Ordo Acarina;
Famili Sarcoptidae
Parasitologi
Sarcoptes scabiei = tungau atau kutu yang kecil,
transulen
Bentuk bulat lonjong, konveks bagian dorsal & pipih
bagian ventral
Ukuran:
• ♀= 0,20 – 0,25 mm
• ♂= 0,33 – 0,45 mm
• 4 pasang kaki
2 depan + alat isap
2 belakang + bulu keras
• Jantan dan betina berkopulasi.
Stlh kopulasi jantan mati.
• Betina membuat terowongan, lalu bertelur 2 – 5 butir/ hari lalu
mati
• Siklus hidup
Telur larva nimfa sarkoptes dewasa
(tiap siklus berlangsung selama +/- 3 hari)
Epidemiologi
Kosmopolit t.u di daerah tropis & subtropis
Insiden tinggi pd masy sos-ekonomi kurang dan hygiene buruk
Endemis epidemis
Cara Penularan
Kontak langsung lama-erat; seksual (STD or STI)
Kontak tak langsung alat-alat rumah tangga, Kasur, pakaian,
dll
Simtomatologi
Keluhan utama: - gatal hebat t.u malam hari
(= Pruritus nokturna )
Predileksi:
• Sela jari tangan & kaki, ekstensor ekstremitas
• Lipat ketiak, sekitar pusar dan ikat pinggang
• Daerah genital dan bokong
• Pada bayi seluruh tubuh !!
3. Scabicid, Scabex
• Efektif semua stadium
• Neurotoksik (SSP)
• Jangan diberi kpd anak-anak dan wanita hamil
• 2 malam
4. Crotaderm, eurax
• Anti gatal
• Anti bakteri
• Iritasi mukosa
5. Nix
• Obat baru
• Paling aman dan efektif
TOPIKAL
Lini Kedua
Lini Pertama
SISTEMIK
Antihistamin (gol.sedative) kurangi rasa gatal
Antibiotik oral (infeksi sekunder)
Antiparasit : Ivermectin 0,2 mg/KgBB, SD, dapat diulang 2-3
dosis, 10-14 hari kemudian, tidak diindikasikan untuk anak di
bawah 5 tahun, ibu hamil, dan menyusui
PEDIKULOSIS
Sinonim: Pediculosis; Phthiriasis
Definisi:
Penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu
yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau
baju, memberi keluhan gatal akibat gigitannya
Etiologi ada 2 jenis yaitu:
1. Pediculus humanus
Var. Capitis = Pedikulosis kapitis (Head Louse;
tuma kepala)
Var. Corporis = Pedikulosis korporis (Body
louse; tuma badan)
2. Phthirus pubis = Phthiriasis pubis (Crab louse;
tuma kemaluan)
Epidemiologi
Tuma parasit obligat manusia
Kosmopolit tidak dipengaruhi musim
Insiden: kebersihan << (org dan lingk), sos ekonomi <<
Penularan
• Kontak langsung erat (tmsk STD)
• Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll
Di EROPA tuma sebagai vektor dari:
• Ricketsia: Tifus epidemik, demam parit
• Spirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan
demam berulang
Pedikulosis Kapitis
Sinonim:
Pediculosis capitis; Penyakit tuma kepala
Etiologi:
Pediculus humanus var. capitis (Head louse)
Insiden:
Anak dan wanita berambut panjang
Pedikulosis Kapitis
Simtomatologi:
Gatal digaruk lalu infeksi, keluar serum terjadi
infeksi sekunder dan timbul impetigo atau furunkulosis
Predileksi di regio occipital & post-auricular
Rambut kering & tak mengkilap
Jika bernanah + krusta + bau busuk Plica polonica
(rambut gimbal)
\
Pedikulosis Kapitis
Diagnosis:
• Gatal pada predileksi
• Telur/ tuma (diagnosis pasti)
• Impetigo; furunkulosis + KGB > pada
anak
Pedikulosis Kapitis
DD/:
• Pioderma
• Tinea kapitis
• Dermatitis seboroika
• Hair casts
• Trichorrhexis nodosa
Pedikulosis Kapitis
Penatalaksanaan:
(hilangkan/ basmi kutu dan telurnya)
• Umum: jaga kebersihan rambut cukur
• Topikal:
emulsi/ bubuk DDT 5 – 10%
emulsi benzyl benzoas 20 – 25%
Gameksan 0,5 – 1%
Gama Benzen Hexachloride 1%
Bubuk malathion 1%
• Sistemik: antibiotika/ kemoterapeutika infeksi sekunder
Pedikulosis Korporis
Sinonim:
Vagabond’s disease; penyakit kutu badan
Etiologi:
Pediculus humanus var. capitis (Body Louse)
Pedikulosis Korporis
Simtomatologi:
• Gigitan menyebabkan bintik merah di dada & perut, bahu &
punggung
• Papel urtika + gatal hebat
• Erosi & ekskoriasi + infeksi sekunder
• Likenifikasi dan hiperpigmentasi Vagabond’s disease
(kronis, kering, pada orang tua, kebiasaan menggaruk)
Pedikulosis Korporis
Diagnosis:
• Rasa gatal hebat
• Lesi-lesi di predileksi
• Kutu & telur + pakaian
PEDIKULOSIS
KORPORIS
Pedikulosis Korporis
DD/ :
• Skabies
• Pioderma
• Gigitan kutu busuk
(Bed bugs; kutu bangsat)
Pedikulosis Korporis
Penatalaksanaan:
• Umum : pakaian & peralatan tempat tidur
direbus, autoklaf (> 60C, 15’), fumigasi
(Metil bromida)
• Obat-obat: insektisida
Bedak DDT 10% tuma
Bedak BHC 1% dewasa & telur
Bedak malathion 1%
Phthiriasis Pubis
Sinonim:
Pediculosis pubis; penyakit Tuma kelamin
Etiologi:
Phthirus pubis (Crab louse)
Insiden:
Dewasa muda (seksual aktif)
Phthiriasis Pubis
Simtomatologi
• Gigitan papel kecil + krusta gatal hebat !!!
• Gigitan juga mengeluarkan liur yang mengubah
bilirubin menjadi biliverdin.
• Maculae caerulae: bercak biru abu-abu, bulat, 3 –
15 mm, ditekan tak hilang
• Predileksi: regio genital & perianal yang berambut,
rambut ketiak, alis/ bulu mata
• Penularan: kontak seksual, alat-alat (tempat tidur,
handuk)
MACULAE
CEARULAE
Phthiriasis Pubis
Diagnosis:
• Gatal hebat !!! (biasa pada malam hari) predileksi
• Maculae caerulae
• Tuma & telur
Phthiriasis Pubis
Diagnosis diferensial:
• Skabies
• Dermatitis kontak + infeksi
Phthiriasis Pubis
Penataksanaan:
• Cukur rambut pubis + obat sesuai P.kapitis
• Untuk bulu mata + sol isoflurofanat 0,025%
Sinonim:
Cutaneus Larva Migrans, Sand Worms Eruption, Creeping Eruption
Etiologi:
• Ankilostoma brasiliense
• Ankilostoma caninum
• Ankilostoma duodenale
• Necator americanus
• Strongyloides sterconalis
Larva Migran Cutan
Epidemiologi
• Daerah tropis & subtropis tanah pasir a.l pantai,
pertambangan
• Faeces + telur larva lesi kulit (di bawah
stratum Basale)
Larva Migran Cutan
Simtomatologi
Simtomatologi
• Lesi papular & urtikaria
• Granuloma milier pada hepar & hepatomegali
• Eosinofilia & hiperglobulinemia
Larva Migran Visceral
Penatalaksanaan
• Thiabendazole 50 mg/ kgBB/ hari 2 x
sehari/ oral (2-3 hari)
• Bedah beku klor etil, CO2, N2 cair
• Bedah kimia (kaustik) asam triklor asetat
• Bedah listrik elektro-kauterisasi