FKIK UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2021 🞆 Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas terutama peranan sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. 🞆 Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada pasien asma 🞆 Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif (hipereaktifitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau dini hari. 🞆 Episodik tersebut berkaitan dengan sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan P A T O P H I S I O L O G Y MEKANISME SELULER ASMA INFLAMASI AKUT INFLAMASI KRONIK 🞆Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik. Sel 🞆REAKSI ASMA TIPE CEPAT tersebut ialah limfosit T, eosinofil, makrofag , sel mast, sel Alergen akan terikat pada ige yang menempel pada epitel, fibroblast dan otot polos bronkus 🞆Limfosit T yang berperan pada asma ialah limfosit T-CD4+ sel mast 🡪 degranulasi sel mast 🡪 mengeluarkan subtipe TH2) 🡪 mengeluarkan sitokin antara lain IL- preformed mediator seperti histamin, protease dan 3, IL-4,IL-5, IL-13 dan GM-CSF. IL-4 berperan dalam newly generated mediator seperti leukotrin, menginduksi TH0 🡪 TH2 dan bersama-sama IL-13 prostaglandin dan platelet-activating factor (PAF) menginduksi sel limfosit B mensintesis ige. IL-3, IL-5 serta yang menyebabkan kontraksi otot polos bronkus, GM-CSF berperan pada maturasi, aktivasi serta memperpanjang ketahanan hidup eosinofil sekresi mukus dan vasodilatasi. 🞆 Sel epitel yang teraktivasi 🡪 release eicosanoids, peptidases, 🞆REAKSI ASMA TIPE LAMBAT matrix proteins, cytokines, and nitric oxide (NO)
Reaksi ini timbul antara 6-9 jam setelah provokasi
alergen 🡪 aktivasi eosinofil, seL T CD4+, Neutrofil dan makrofag. 🞆 Proses inflamasi kronik pada asma akan meimbulkan kerusakan jaringan yang secara fisiologis akan diikuti oleh proses penyembuhan (healing process) yang menghasilkan perbaikan (repair)🡪 dengan jenis sel parenkim yang sama dan pergantian selsel mati/rusak dengan sel-sel yang baru 🡪 dengan jaringan peyambung yang menghasilkan jaringan skar 🞆 Pada asma, kedua proses tersebut berkontribusi dalam proses penyembuhan dan inflamasi yang kemudian akan menghasilkan perubahan struktur yang mempunyai mekanisme sangat kompleks 🡪 airway remodelin 🞆 Infiltrasi selsel inflamasi terlibat dalam proses remodeling🡪 matrik ekstraselular, membran retikular basal, matriks interstisial, fibrogenic growth factor, protease daninhibitornya, pembuluh darah, otot polos, kelenjar mukus. 🞆 Perubahan struktur yang terjadi : ⮚ Hipertrofi dan hiperplasia otot polos jalan napas ⮚ Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus ⮚ Penebalan membran reticular basal ⮚ Pembuluh darah meningkat ⮚ Matriks ekstraselular fungsinya meningkat ⮚ Perubahan struktur parenkim ⮚ Peningkatan fibrogenic growth factor menjadikan fibrosis 🞆 Konsekuensi klinis airway remodeling adalah peningkatan gejala dan tanda asma seperti hipereaktivitas jalan napas, masalah distensibiliti/regangan jalan napas dan obstruksi jalan napas. GEJALA KLINIK 🞆 Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau tanpa pengobatan. 🞆 Gejala awal berupa : ⮚ Batuk terutama pada malam atau dini hari ⮚ Sesak napas ⮚ Napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnya ⮚ Rasa berat di dada ⮚ Dahak sulit keluar.
🞆 Gejala yang berat 🡪mengancam jiwa:
⮚ Serangan batuk yang hebat ⮚ Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal ⮚ Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut) ⮚ Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk ⮚ Kesadaran menurun APE = ARUS PUNCAK EKSPIRASI; VEP1 = VOLUME EKSPIRASI PAKSA DALAM 1 DETIK TUJUAN TERAPI • Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma • Mencegah eksaserbasi akut • Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin • Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise • Menghindari efek samping obat • Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel • Mencegah kematian karena asma TERAPI BERDASARKAN GINA PEMILIHAN TERAPI OBAT TAMBAHAN UNTUK MENGATASI BATUK GOLONGAN OBAT BATUK ⮚ Pharyngeal Demulcents 🡪 Lozenges, Cough Drops, Linctuses Containing Syrup, Glycerine, Liquorice ⮚ Expectorants (Mucokinetics) ⮚ Bronchial Secretion Enhancers: Sodium Or Potassium Citrate, Potassium Iodide, Guaiphenesin (Glyceryl Guaiacolate), Balsum Of Tolu, Vasaka, Ammonium Chloride. ⮚ Mucolytics: Bromhexine, Ambroxol, Acetyl Cysteine, Carbocisteine
⮚ Antitussives (Cough Centre Suppressants)
⮚ Opioid : Codein, Ethylmorphine, Pholcodein ⮚ Nonopioid : Noscapine, Dextromethorphane, Chlophedianol ⮚ Antihistamine : Chlorpeniramine, Diphenhydramine, Promethazine ⮚ Peripherally Acting : Prenoxdiazine LANJUTAN……………. PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN *INHALER* MACAM GOLONGAN INHALASI RHINITIS • ALLERGIC RHINITIS INVOLVES INFLAMMATION OF THE NASAL MUCOUS MEMBRANE OCCURS WHEN INHALED ALLERGENIC MATERIALS CONTACT MUCOUS MEMBRANES AND ELICIT A SPECIFIC RESPONSE MEDIATED BY IMMUNOGLOBULIN E (IGE). • THIS ACUTE RESPONSE INVOLVES THE RELEASE OF INFLAMMATORY MEDIATORS AND IS HARACTERIZED BY SNEEZING, NASAL ITCHING, AND WATERY RHINORRHEA, OFTEN ASSOCIATED WITH NASAL CONGESTION. • ITCHING OF THE THROAT, EYES, AND EARS FREQUENTLY ACCOMPANIES ALLERGIC RHINITIS DOSIS ORAL SELAMAT BELAJAR