Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI EVIDENCE BASE NURSING PENGARUH PEMBERIAN

MADU TERHADAP FREKUENSI BATUK DAN NAFAS SERTA RONKHI


PADA ANAK PNEUMONIA DI RUANG ANAK LANTAI SATU RSUP
DR KARIADI

Disusun oleh
Hendy Ardiananto
G3A019036

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
Definisi :

• Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola


penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi & 
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 ).
• Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing ( Ngastiyah,2005).
• Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli
atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran
langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus.
(Riyadisujono&Sukarmin,2009)
Etiologi :

Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan karena adanya


penurunan mekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yg normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yg terdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yg menggerakkan kuman ke arah keluar dari organ, & sekresi
humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh
virus, jamur, protozoa, bakteri,mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M.
Nettiria, 2001 : 682) antara lain:1.
• Virus : Legionella pneumoniae2.
• Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans3.
• Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.4.
• Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru5.
• Terjadi karena kongesti paru yang lama
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. A DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP DR
KARIADI SEMARANG

A. IDENTITAS
• Nama Anak : An. A
• Umur : 2 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Nama Orangtua/ Wali : Tn. M
• Alamat : Candisari rt 2 rw 3 candisari mranggen
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Tanggal Masuk: 19 Agustus 2019
• Tanggal Pengkajian : 22 Agustus 2019
• Pemberi Informasi : Ny. S
• Hubungan dg Anak: Ibu
Keluhan Utama

Ibu mengatakan 3 hari smrs anak demam terutama pada malam hari, suhu di ukur 40 ⁰ C saat pagi dan siang suhu
tubuh turun di ukur 38⁰C,batuk grok-grok, bab cair ampas sedikit,muntah.

B.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


4 hari smrs control ke poliklinik mendapatkan parasetamol,zinc. Tetapi
dirumah batuk semakin sering grok – grok, anak tidak mau menetek
langsung,muntah bila diberi tetek langsung,sesak nafas.
Anak dibawa ke igd tgl 19 agustus 2019 dengan keluhan demam,batuk
grok-grok,sesak nafas,tanda vital HR : 169, RR : 65, SUHU : 40⁰C Spo2 : 97
% diberikan 02 2lpm, infus D5 ½ ns 240/10ml/9 tpm,dilakukan pemberian
therapi nebulizer Ventolin : Pulmicort, inj ampicillin sulbactam 350
mg,gentamicin 40mg, cek darah lengkap dan x foto thorax.
PENGUKURAN ANTROPOMETRI :

Tinggi / panjang badan : 70 cm


Lingkar kepala : 42,5 cm
Lingkar dada : 42 cm
LILA : 14 cm
Ketebalan lipatan kulit : -
Status nutrisi : Gizi baik
Berat badan : 7,2 kg
Vital Sign :

Diukur pada tanggal : 22-08-2019


1 Suhu : 38,2 oC
2 Frekuensi jantung : 114 x/mnt
3 Frekuensi pernafasan : 62 x/mnt
4 SPO2 : 98%
Therapy:

• Infus D5 ½ NS 240/10/ml/ 9tpm


• Injeksi ampicillin sulbactam 350 mg/ 6jam
• Injeksi gentamicin 40 mg/ 24 jam
• Nebulizer Ventolin : Pulmicort / 8jam
• Zinc 10mg/ 24 jam
• Paracetamol 80mg / 6jam
Analisa Data :
TGL ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI

22/08/2019 DS: Bersihan jalan napas Sekresi yang tertahan


Ibu klien mengatakan klien masih sesak napas, batuk tidak efektif
grok-grok.  
DO:
Kesadaran composmentis, klien tampak lemah,
auskultasi paru ronkhi, irama napas cepat, hasil
rontgen paru gambaran bronkopneumonia, cenderung
gambaran TB paru.
N: 114 x/m, RR: 62 x/m, SPO2 98%, terpasang O2
nasal canul 2 liter/m.
 

22/08/2019 DS : Hipertemia Proses penyakit


Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak malam
hari.
DO :
- Kesadaran composmentis,
- Suhu = 38,2 C
- Klien tampak lemah
Diagnosa Keperawatan :

• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan


• Hipertermia b.d Proses penyakit
TTD

NO TGL/JAM TUJUAN & KH INTERVENSI


 

1. 22/08/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 5 jam diharapkan a. Monitor TTV.  
 
 

2019 masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil:  

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.


 

Intervensi :
 

15.00  

a. Pernafasan dalam batas normal (irama teratur, frekuensi 30-60 x/m) b. Monitor pola napas (irama, frekuensi, dan kedalaman).
 

WIB
b. Tidak batuk berdahak Rasional : untuk mengetahui frekuensi dan kedalaman
napas.
c. Pasien tampak nyaman
c. Monitor bunyi napas tambahan.
d. Tanda vital dalam batas normal (N: 100-130x/m)
Rasional: penurunan bunyi napas dapat menunjukkan
e. Tidak ada retraksi dada. atelektasis.
d. Berikan posisi yang nyaman.

Rasional : untuk membantu mengurangi sesak napas.


e. Pertahankan O2.

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.


f. Aplikasi EBN pengaruh madu terhadap frekuensi batuk dan
nafas serta ronkhi pada balita pneumonia

Rasional : untuk mengetahui pengaruh pemberian madu


terhadap masalah ketidakefektifan jalan napas.

g. Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer Ventolin :


pulmicort

Rasional : melancarkan jalan napas dan mengencerkan


secret.
2. 22/08/2019 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 5 jam a. Monitor TTV.  
15.30 WIB diharapkan hipertermia menurun dengan kriteria hasil :  
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.
 
- Suhu tubuh dalam batas normal (36, 5 – 37,5) b. Berikan kompres hangat.
 
Rasional : kompres hangat dapat menyebakan fase dilatasi  
sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.  
c. Ajarkan kompres yang benar pada keluarga.  

Rasional : keluarga dapat mandiri dalam melakukan


kompres
d. Ajurkan agar anak tidak memakai selimut.

Rasional : agar tidak merangsang terjadinya peningkatan


suhu tubuh.
e. Kolaborasi pemberian obat antipiretik .

Rasional : untuk menurunkan panas.


NO TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD

Implementasi :
DX
1. 22/08/2019 A. Memonitor TTV S: -  
  15.00 WIB O: S: 38,2 oC, HR: 114 x/mnt, RR: 62 x/mnt  
     
  SPO2: 98%  
  S :-
  15.30 WIB  
B. Memonitor pola napas (irama, frekuensi, dan O: irama teratur, RR : 62 x/mnt, pernafasan
    dangkal, cuping hidung  
kedalaman).
       
     
     
S: -
    O: masih terdengan suara ronchi  
  15.40 WIB C. Memonitor bunyi napas tambahan  
     
   
  16.00 WIB S:-  
    D. Memberikan posisi yang nyaman
O: posisi pasien kepala tidur lebih tinggi.  
     
 
     
S: -
  16.15 WIB E. Mempertahankan O2 O: O2 nasal canul 2 liter/m  
     
       
S: -
  17.00 WIB F. Berkolaborasi dalam pemberian Nebulizer O: memberiakan nebulizer Ventolin : pulmicort  
     
   
    S:-
  18.30 WIB  
G. mengaplikasikan EBN O: memberikan madu 2,5 cc 30 menit sebelum
    tidur  
     
       
 
         
  15.00 WIB  S:-
A. Memonitor TTV  
2.   O : 38,2 oC, HR: 114 x/mnt, RR: 62 x/mnt SPO2:
     
  98%
        
    S:-
  15.20 WIB  
B. Memberikan kompres hangat O: keadaan umum composmentis, klien tampak
   
Evaluasi : NO.
DX
WAKTU EVALUASI TTD

1. 22/08/2019 S: -  
20.00 WIB
  O: Keadaan umum composmentis, anak tampak tertidur terkadang terbangun  
 
    karena batuk, S: 38 oC, HR: 112 x/mnt, RR: 62 x/mnt SPO2: 98%, anak masih  
 
    batuk berdahak, terpasang O2 nasal canul 2 liter/m, ada suara tambahan ronkhi,  
    cuping hidung  
 
  A: Masalah belum teratasi  
 
  P: Lanjutkan intervensi  
 
  1. Monitor TTV  
   
   
  2. Monitor pola napas
   
   
3. Monitor bunyi napas tambahan  
 
     
4. Pertahankan O2
     
 
    5. Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer  
     
20.15 WIB S : Keluarga mengatakan sekarang tahu cara kompres yang benar, pakai air hangat
2.  
  kompres pada dahi, leher dan aksila
   
 
  O : S: 38 oC, HR: 112 x/mnt, RR: 62 x/mnt SPO2: 98%, klien tampak tertidur  
   
   
  A : Masalah teratasi
 
   
P : Pertahankan intervensi  
 
   
 
1. 23/08/2019 S: -
20.00 WIB  
  O: Keadaan umum composmentis, anak tampak tertidur pulas, S:
 
    37,3 oC, HR: 115 x/mnt, RR: 59 x/mnt SPO2: 98%, anak masih  
 
    batuk berdahak, terpasang O2 nasal canul 2 liter/m, ada suara
  tambahan ronkhi namun tidak sekencang kemarin,  
 
   
  A: Masalah teratasi sebagian  
 
  P: Lanjutkan intervensi  
   
  1. Monitor TTV
     
   
  2. Monitor pola napas
   
     
3. Monitor bunyi napas tambahan  
 
     
4. Pertahankan O2  
   
   
    5. Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer  
   
 
23/08/2019 S:-  
2. 20.15 WIB  
  O : S: 37,3 oC, HR: 115 x/mnt, RR: 59 x/mnt SPO2: 98%, klien  
tampak tertidur pulas
 
 
A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

Monitor TTV

 
1. 24/08/2019 S: -
20.00 WIB
  O: Keadaan umum composmentis, anak tampak tertidur pulas, S: 37,2 oC,
 
    HR: 115 x/mnt, RR: 55 x/mnt SPO2: 99%, batuk berkurang suara grok
 
    _ grok mulai berkurang, terpasang O2 nasal canul 2 liter/m, ada suara
    tambahan ronkhi namun minimal
 
  A: Masalah teratasi sebagian
 
  P: Lanjutkan intervensi
 
  1. Monitor TTV
   
  2. Monitor pola napas
 
 
   
3. Monitor bunyi napas tambahan
 
   
4. Pertahankan O2
   
 
  5. Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer
   
24/08/2019 S:-
2. 20.15 WIB
  O : S: 37,2 oC, HR: 115 x/mnt, RR: 55 x/mnt SPO2: 99%, klien tampak
tertidur pulas

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

Monitor TTV

Anda mungkin juga menyukai