Anda di halaman 1dari 6

Deskripsi Kasus

Tahap Rapport

Gini Wilde : (Mengetuk pintu) “Selamat pagi Bu.”

Perawat : (Menjabat tangan konseli) “Selamat pagi, silahkan duduk.” (Tersenyum ramah)

Gini Wilde : “Terima kasih.” (Menyunggingkan senyum kecil)

Perawat : “Pekenalkan nama saya Ners Nur Fitrianingrum, nona bisa memanggil saya Ners Ningrum.
Saya yang akan menjadi konselor nona saat ini. Kalo boleh saya tau, apakah benar saya berbicara
dengan Nyonya Gini Wilde?” [Teknik Validasi]

Klien : “Iya benar saya Aleta Puspitasari. Ners bisa memanggil saya Gini saja.”

Konselor : (Mengangguk) “Baik Ibu Gni, jadi konseling pada hari ini dapat kita mulai dari sekarang hingga
1 jam ke depan.” [Kontrak Waktu] “Apakah kamu sudah siap?”

Klien : (Menundukan kepala sembari mengangguk)

Tahap eksploring

Konselor : bagaimana kabar Ibu Gini hari ini?

Klien : (mata melirik risau) kabar saya.. baik-baik saja (terbata-bata)

Konselor : alhhamdulillah, apakah saat ini ada sesuatu yang mengganjal atau mengganggu anda?
(reflecting feeling)

Klien : sebenarnya menurut saya sendiri tidak ada sesuatu yang mengganggu, tetapi menurut
pandangan suami saya, ada perilaku yang menganggu saya dan membutuhkan bantuan pihak lain.
(menangkupkan tangan diatas paha)

Konselor : Berarti suami anda yang membawa anda kemari? (parafrase)

Kilen: iya benar. Dan saya tidak tahu mengapa saya mebutuhkan proses ini

Konselor : oh begitu… lalu menurut suami anda, perilaku seperti apa sih yang menganggu anda?
(reflecting meanings)

Klien : (diam)

Konselor : apakah kamu measa kesulitan untuk mengungkapkannya? (close question)

Klien : (mengangguk) iya saya merasa bingung karena didalam pikiran saya sekarang, perilaku saya
normal-normal saja (menunjukkan ekspresi denial). Apakah saya boleh meminta waktu sebentar untuk
memikirkannya
Konselor: tidak apa-apa. Saya akan menunggu jika anda mau memikirkanya terlebih dahulu. (tehnik
penerimaan)

(gini wilden memikirkan beberapa menit)

Klien: (mengangguk) mmm.. perilaku yang menurut suami saya menganggu itu, mungkin saya sering
menanyakan keadaan anak saya, scarlet kepada suami saya... ya ners?...

Konselor : (diam beberapa saat) (teknik diam) kalo boleh tahu, sesering apa anda menanyakan keadaan
scarlett kepada suami anda? (probing question)

Klien : Setiap saya tidak bersama Scarlett.

Konselor : apa perasaan yang and arasakan ketika tidak ersama scarlett ( affective Quesstion )

Klien : saya merasa khawtir, gelisah, dan tackut sesuatu akan terjadi pada scarlett dan saya akan
kehilangan scarlett untuk selamanya. Dan menurut saya perasan itu adalah perasan yang wajar diasakan
olh seorang ibu seperti saya.

Konselor : mmmm, saya paham degan perasaan yang anda rasakan. Kalo boleh tau, sejak kapan anda
sering menanyakan keadaan scarlett pada suami anda? (probing question)

Klien : saya ingat ingat saya sering menanyakan kedaan scarlett pada suami saya sejak saat itu saya di
rawat di rumah sakit setelah 5 bulan kelahiran scarlett. Saat dirawat itu saya merasa sangat khawatir
karna jauh dari scarlett. Untuk mengobati rasa khawatir tersebut saya mnanyakan keadaan scarlett pada
suami saya. Perilaku tersebut masih saya lakukan ketika saya keluar dari rumah sakit hingga saat ini
scarlett berusia satu tahun dan menurut suami saya frekuensi perilaku itu bertambah serta berlebihan.

Konselor : perilaku berlebihan seperti apa yang dimaksud? (open question) (probing question)

Klien : seperti saya menghindari pisau karena saya takut akan melukai scarlett.

Konselor : apakah apa pelikau lain lagi yang muncul karena kekhawatiran anda akan keselamatan
scarlett ?

Klien : mmm tidak ada ners.

Konselor : jadi awalnya kamu merasa khawatir akan keselamatan scarlett karena saat itu kamu sedang
jauh dari scarlett. Dan untuk mengobati rasa khawatir kmau akan scarlett kamu menayakan keaaan
scarlet pada suami kamu, hal itu berlanjut hingga saat ini bahkan kamu juga menghindari pisau karena
takut melukai scarlett, begitu ? ( validasi ) ( summeraising)

Klien : Iya Begitu ners

Konselor : okey setlah saya mndengarkan crita kamu menurut saya kamu mengalami obseisive
compulsive disorder yiatu salah satu jenis gangguan mental yang membuat penderitanya melakukan
sesuatu berulang kali. Obsisve yang anda miliki adalah obsessive akan keselamatan scarlett putri anda
dan compulsive atau perilakunya adalah anda menanyakan kedaan scarlett pada suami anda.

Klien : bukannya rsa khawatir akan anak dan menanyakan keadaanya adalah perilaku yang normal
sebagai ibu ya ners? (sambil menunjukna ekspresi sedih)
Konselor : iyaa itu merupakan perilaku yang wajar. Yang membuat ini tidak wajar adalah perilaku itu
dilakukan secara berulang-ulang kali. Dan perasaan khawatir yang anda miliki dinilai berlebihan oleh
suami anda. Dari sini apakah anda dapat mulai memahami bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku
yang tidak wajar?

Klien : saya mulai mengerti bahwa perilaku yang saya lakukan menjadi hal yang tidak wajar, saya hanya
terlalu takut jika ada sesuatu yang terjadi kepada scarlett. Saya hanya ingin memastikan bahwa scarlett
baik-baik saja, tidak tau bahwa menanyakan hal tersebut berulang kali dapat menjadi sebuah hal yang
tidak semestinya dilakukan.

Konselor :

Gini wilden didiagnosa memiliki gangguan Obsesif kompulsif disorder

(OCD) postnatal karena gini memiliki gejala berupa Checkers atau memastikan

keselamatan putrinya. Gini Wilden memiliki kecemasan ekstrem sebagai akibat

dari pikiran yang tidak diinginkan. Gini memiliki dorongan irasional untuk

melawan ketakutan adanya musibah yang dialami putrinya scarlet dengan ritual

yaitu dengan memastikan keselamatan putrinya scarlet secara berulang kepada

suaminya dan menghindari pisau karena ketakutan dirinya akan melukai putrinya.

Obsessive Compulsive Disorder yang dialami oleh gini wilden dialami setelah ia

melahirkan yang merupakan indikasi jenis Obsessive Compulsive Disorder

postnatal.

Gini Wilden mengalami Obsessive Compulsive Disorder Checking,

penderita Obsessive Compulsive Disorder jenis ini memiliki ketakutan irasional

yang membuat mereka terobsesi untuk memeriksa sehingga penderita Obsessive

Compulsive Disorder checker mengantisipasi terjadinya kecelakaan di

bayangannya tersebut dengan memeriksa berulang-ulang. Dalam hal ini Gini

Wilden memiliki ketakutan akan terancamnya keselamatan putrinya sehingga Gini

Wilden selalu menanyakan keselamatan putrinya dan menghindari pisau karena

pikiran takut Gini Wilden akan mencelakai putrinya.

Obsessive Compulsive Disorder checking yang dialami oleh Gini Wilden

disebabkan karena pengalaman masa lalu dia setelah melahirkan dan harus berpisah
beberapa saat terlebih dahulu dengan putrinya yang menimbulkan ketakutan pada

dirinya akan berpisah lama dengan putrinya.

Dalam hal ini perawat dapat memberikan bantuan dengan beberapa tahap

diantaranya:

1) Membantu Gini Wilden dalam memperoleh kembali kontrol dalam

hidupnya.

2) Mengatur pengobatan.

3) Menilai dan memantau keadaan mental Gini Wilden.

4) Menilai dan mengurangi faktor resiko yang mungkin dihadapi klien.

5) Memberikan asuhan keperawatan.

Dalam mengatasi masalah yang dialamioleh gini wilden perawat menggunakan

beberapa langkah. Langkah langkah pemecahan masalah yang dapat dilakukann

untuk mengatasi OCD yang dialami oleh Gini Wilden diantaranya:

1. Membuat gini wilden merasa nyaman dengan perawat sehingga hubungan

konselor dan konseli dapat terbentuk untuk melakukan komunikasi dan

menunjang proses konsleing.

2. Gini wilden diminta untuk menceritakan apa yang dirasakan, bagaimana

gini wilde menjalani kesehariannya.

3. Dapatkan diagnosa. Dignosa didapatkan dari kesimpulan wawancara yang

telah dilakukan atau apa yang telah gini wilde ceritakan.

4. Konselor harus memahami pemicu yang dapat mengaktifkan silkus OCD.

Konseli dapat diminta untuk menuliskan apa yang memicu gejala OCD

yang dialami dalam satu minggu.

5. Perawat sebagai konselor juga bisa memberikan intruksi pada Gini Wilden

untuk menuliskan urutan rasa takut yang dialami.

6. Sesi terapi pada gini wilden Perawat sebagai konselor akan mengekspos gini

wilde pada hal-hal yang ditakuti atau membuat terobsesi dan kemudian

membantu gini wilde menemukan cara yang sehat untuk mengatasi

kecemasan tersebut.
7. Hal pertama dalam terpai ini adalah membuat gini wilden melawan

penafsiran tentang rasa takut yang dialmi. Konselor bis amnegajukan

beberapa pertanyaan untuk membuktikan bahwa pikiran yang dimiliki gini

wilden mengenai ketakutannya salah, diantaranya:

1) Bukti apa yang benar-benar kumiliki untuk mendukung dan

melawan penafsiran ini?

2) Apa keuntungan dan kerugian pikiran seperti ini?

3) Apakah aku salah menganggap pikiranku ini sebagai fakta?

4) Apakah penafsiranku tentang situasi ini akurat atau realistis?

5) Apakah aku 100% yakin pikiran ini akan menjadi kenyataan?

6) Apakah aku memandang kemungkinan sebagai kepastian mutlak?

7) Apakah prediksiku tentang apa yang akan terjadi hanya didasarkan

pada perasaan?

8) Apakah temanku setuju bahwa skenario dalam kepalaku ini akan

terjadi?

9) Apakah ada cara yang lebih rasional untuk memandang situasi ini?

8. Lalu konselor meminta Gini Wilden untuk mempelajari metode berpikir

realistis dengan cara meyakinkan bahwa sekenario terburuk yang

kemungkinan akan terjadi sangat jarang terjadi, dan konselor juga dapat

meminta konseli untuk mnegatakan hal serupa untuk menenagkan dirinya

ketika kecemasan melanda.

9. Konselor bisa mengintruksikan gini wilden untuk menanyakan kepada

keluarganya tentang kebiasaan mereka menanyakan keadaan anaknya.

Sehingga memungkinkan hal tersebut akan dicontoh oleh Gini Wilden.

10. Jika melawan kompulasi sepenuhnya ternyata sangat sulit, konselor dapat

meminta gini wilden untuk menunda alih-alih tidak melakukannya sama

sekali. Misalnya jika merasakan ketakutan atau kecemasan tunggulan 5

menit sebelum menanyakan keadaan anaknya pada suaminya. Memperlama

penundaan secara bertahap pada akhirnya akan membantu gini wilden untuk
meninggalkan tindakan itu sepenuhnya.

11. Karena OCD adalah tipe gangguan kecemasan, stres dapat memicu gejala

sehingga OCD semakin sulit ditangani dan diatasi. Gaya hidup yang dapat

menjauhkan stres dan kekhawatiran berlebih kemungkinan juga akan dapat

meringankan gejala OCD. Oleh karen aitu konselor dapat menyarankan

konseli untuk menyantap makanan kaya asam lemak omega 3 yang bis

amembantu mennagani kecemasan, batasi makanan atau minuman

mengandung kafein yang dapat menekan produksi serotin di otak dan

usahakan untuk berolahraga secara teratur.

12. Setelah sesi terapi selesai perawat sebagai konselor akan membicarakan

dengan dokter untuk memberikan obat yang tepat untuk gini wilden

Anda mungkin juga menyukai