Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas A22.1
4. Fitria 22020122130085
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengganggu dan tidak diinginkan serta hal ini menyebabkan individu
mengalami kecemasan. Individu mencoba untuk mengabaikan atau
menetralkan pikiran, dorongan, atau gambaran dengan memikirkan hal lain
atau melakukan suatu kegiatan (melakukan kompulsi).
Menurut Dwisaptani, dkk (2011), OCD dapat terjadi pada anak-anak
maupun orang dewasa termasuk ibu yang baru melahirkan (post partum).
Pada ibu post partum, seorang ibu akan melakukan pengecekan ulang
terhadap bayinya. Perilaku ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan
mencegah beberapa situasi yang menakutkan. Perilaku ini hanyalah
meredakan kecemasan tidak menciptakan kepuasan bagi sang ibu.
Berdasarkan uraian di atas, kami menyusun makalah yang membahas
mengenai proses konseling keperawatan pada ibu post partum dengan
masalah OCD.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui definisi Obsessive
compulsive disorder
2. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui Jenis Obsessive
compulsive disorder
3. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui gejala dan penyebab
Obsessive compulsive disorder
4. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui perilaku Obsessive
compulsive disorder
5. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui diagnosa Obsessive
compulsive disorder
6. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui faktor risiko Obsessive
compulsive disorder
7. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui peran perawat
Obsessive compulsive disorder
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.2 Gejala dan penyebab OCD
1. Gejala
Biasanya gejala yang terlihat pada penderita OCD adalah sering
merasa gelisah, takut, khawatir dengan keadaan sekitar dan sering
berpikiran negatif. Di bawah ini adalah gejala dan jenis yang dapat
ditemukan pada penderita OCD menurut (Joseph,2021) :
1) Washer
Gejala ini menggambarkan ketika seseorang selalu takut
terkontaminasi bakteri, kuman atau kotoran yang masuk ke dalam
tubuhnya. Penderita penyakit ini sering mencuci tangan atau bagian
tubuh yang terasa kotor berulang kali.
Orang dengan OCD tidak ragu untuk membersihkan rumah,
tubuh, dan apapun yang mereka takuti kotor, untuk memuaskan
keinginan kompulsif mereka untuk menghindari kuman atau kotoran
yang mereka hindari. Gejala seperti ini akan terus terjadi karena
adanya dorongan yang kuat di dalam pikiran penderitanya.
2) Checkers
Gejala OCD ini menyerang penderitanya untuk selalu
memeriksakan sesuatu secara berulang-ulang. Pada tipe ini,
biasanya tidak ada bedanya dengan korban tipe keping. Seseorang
dengan OCD akan terus-menerus memeriksa benda, benda, atau
benda berbahaya.
Contoh paling umum adalah memeriksa kunci pintu, mematikan
kompor atau lampu dengan beberapa pemeriksaan. Korban merasa
bahaya menanti mereka dan jika terjadi sesuatu yang buruk, mereka
tidak segan-segan menyalahkan diri sendiri.
3) Symmetry dan Orderliness
Pada gejala jenis ini, Anda biasanya fokus untuk mengatur
sesuatu secara berurutan, rapi, simetris, dan paralel. Misalnya, Anda
tidak suka orang menyentuh dan memposisikan ulang barang yang
4
telah Anda simpan. Perilaku ini akan selalu memaksa Anda untuk
membangkitkan pikiran yang sama dan mengulanginya.
4) Hoarding
Penimbunan merupakan gejala bahwa Anda suka atau ingin
mengumpulkan barang bekas yang Anda temukan. Anda
menganggap subjek itu penting dan akan berguna bagi Anda di masa
depan. Jika Anda memiliki banyak barang di rumah atau kamar tidur
dan merasa kenyang, Anda bisa menjadi salah satunya.
2. Penyebab
OCD adalah gangguan mental yang bisa menyerang siapa saja, mulai
dari anak-anak hingga orang dewasa. Hingga saat ini, penyebab OCD
belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor diduga menjadi
pemicu OCD, menurut Oltmanns & Emery (2012) berikut adalah
penyebab gangguan obsesif-kompuslif :
1. Genetik (keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga
yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan berisiko
mengalami OCD.
2. Organik. Masalah organic seperti terjadi masalah neurologi
dibagian-bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD.
Kelainan saraf seperti ini yang disebabkan oleh meningitis dan
ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.
3. Kepribadian. Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih
cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang
memiliki kepribadian ini adalah seperti keterlaluan mementingkan
aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan,
cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.
4. Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu juga mudah
mencorakkan cara seseorang menangani masalah diantaranya
dengan menunjukkan gejala OCD.
5. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat
kecemasan sebelumnya.
5
6. Konflik. Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya
menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup.
Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan
diri.
6
Contoh untuk pikiran obsesif mencakup pemikiran yang tidak
diinginkan untuk menyakiti orang yang dicintai, ketakutan karena tidak
mematikan peralatan, ketakutan akan najis atau terkontaminasi, dan
pikiran seksual dan kekerasan yang mengganggu yang tidak diinginkan
orang tersebut.
2. Kompulsif
Seseorang memenuhi kriteria untuk kompulsi jika 2 komponen
berikut ada:
1) Perilaku mental atau perilaku berulang yang seseorang rasakan
terdorong untuk tampil sebagai respons terhadap obsesi, atau sesuai
peraturan yang harus diterapkan secara kaku. Contoh tindakan
mental adalah berdoa, mengulangi kata-kata (diam-diam), dan
berhitung. Contoh perilaku berulang adalah memeriksa berulang –
ulang, mencuci tangan, dan mengatur sesuai urutan.
2) Tujuan dari perilaku atau tindakan mental ini adalah untuk
mengurangi atau mencegah kesulitan atau untuk mencegah
terjadinya kejadian atau situasi yang ditakuti. Catatan: Perilaku atau
tindakan mental ini tidak terhubung secara realistis untuk mencegah
atau menetralisir kejadian/perasaan atau terlalu
berlebihan. Pencucian tangan membantu anda menyingkirkan
bakteri dan kotoran, jadi ini membantu anda mengurangi tekanan.
Namun, mencuci tangan sebanyak 10 kali berturut-turut adalah
berlebihan dan mubazir. Melompat 3 kali dengan kaki kiri anda
sebelum melompat 3 kali di dengan kaki kanan anda tidak mencegah
terjadinya kejadian yang ditakuti
7
1) Obsesi tentang bertanggung jawab untuk menyebabkan atau tidak
mencegah bahaya; kompulsif mengecek berulang- ulang dan
kebutuhan akan kepastian.
2) Obsesi dengan simetri; kompulsif dengan mengatur sesuai urutan
dan ritual berhitung.
3) Obsesi dengan kontaminasi; ritual mencuci tangan dan kompulsif
untuk bersih – bersih.
4) Obsesi jijik dengan kekerasan, seks dan agama.
5) Obsesi dengan mengumpulkan atau menyimpan barang; perilaku
mengumpulkan barang yang kompulsif.
8
4) OCD rumination. Rumination membuat penderita memikirkan sesuatu
yang tidak produktif secara berulang ulang. Pikiran tersebut
berhubungan dengan filosofi, agama, metafisik, dan sebagainya.
Contohnya. "bagaimana kehidupan setelah kematian"
5) OCD symmetry and Orderliness. Symmetry and Orderliness membuat
penderita terfokus untuk mengatur semua objek sejajar. Berurutan, dan
simetris. Contohnya mengatur barang berdasarkan ukuran, warna, dan
huruf. Merasa terganggu jika urutan tersebut diganti.
9
3. Faktor kepribadian
Terdapat 5 kepribadian yang cenderung menjadi penyebab seseorang
terkena penyakit OCD, diantaranya (CNN Indonesia, 2022):
1) Perfeksionis
Perfeksionis merupakan kepribadian ketika seseorang selalu
menganggap bahwa suatu objek harus memiliki tingkat
kesempurnaan tertentu. Kepribadian ini tidak jarang membuat
seseorang mengalami OCD.
2) Penuh keragu-raguan
Seseorang yang mengidap OCD umumnya tak mampu membuat
keputusan secara bulat dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
3) Impulsive
Seseorang dengan kepribadian impulsive mempunyai
kecenderungan untuk melakukan segala sesuatunya secara spontan
tanpa memikirkan konsekuensi yang akan dihadapi.
4) Tanggung jawab
Secara umum, mempunyai sifat bertanggung jawab sebenarnya
sangat baik. namun, dalam kasus ini seseorang yang diduga
mengidap penyakit OCD mempunyai rasa tanggung jawab yang
berlebihan atas tindakan yang dilakukan oleh orang lain.
5) Neurotis
Neurotis merupakan suatu kepribadian yang memiliki kecemasan
dengan skala tertentu tanpa diketahui penyebab atau bahaya yang
mengancam. Dapat dikatakan, seseorang yang memiliki kepribadian
neurotis diduga memiliki kecemasan tanpa sebab.
4. Faktor struktur otak
Gangguan OCD dapat muncul setelah adanya kerusakan otak yang
disebabkan oleh beberapa hal seperti trauma kelahiran, encephalitis, dan
trauma kepala. Diduga malfungsi dari basal gangla, cingulated gyrus,
dan prefontal cortex menjadi pertimbangan mengapa gejala OCD dapat
terjadi. (Rahmawati, 2019)
10
2.7 Peran perawat
1) Membantu klien dalam memperoleh kembali kontrol dalam hidupnya.
mengatur pengobatan.
2) Menilai dan memantau keadaan mental klien.
3) Menilai dan mengurangi faktor resiko yang mungkin dihadapi klien.
4) Memberikan asuhan keperawatan.
11
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Seorang ibu muda bernama Gini Wilde berusia 37 tahun didiagnosa
mengalami Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Semua dimulai dari
kelahiran putrinya yang bernama Scarlet pada Agustus 2012 yang membuat
Gini Wilde sangat bahagia. Usai perjuangan panjang untuk hamil, serta
persalinan sulit yang dialami, memeluk bayi perempuannya adalah hal yang
dinantikan. Perasaan yang paling menakjubkan, yang ingin Gini Wilde
rasakan.
Namun, kegembiraan itu sangatlah singkat. Pada Oktober di tahun yang
sama, ketika Scarlet anak Gini berusia lima minggu, Gini melakukan operasi
plasenta darurat dampak dari proses melahirkan Scarlet. Di malam itu, stres
mengubah segalanya, kata Gini. Berbaring di tempat tidur rumah sakit,
setelah operasi dua jam, Gini dicekam rasa takut luar biasa.
“Setelah mengirim pesan singkat ke suami saya Richard, tiba-tiba ada
gambar tentang Scarlet yang meninggal. Saya tidak ada untuknya. Semua
terjadi di kepala saya. Itu adalah malam terpanjang dalam hidup saya.”
Peristiwa itu adalah awal dari pikiran-pikiran menakutkan dan perilaku
obsesif. Yakin sesuatu mengerikan terjadi pada Scarlet, Gini menjauh dari
pisau, dan mencari kepastian bahwa semua baik-baik saya kepada
suaminya.Di rumah, satu hari setelah operasi, Gini tak bisa menyingkirkan
perasaan buruk tentang Scarlet. Ibu alami ketakutan irasional, yang dia
sendiri penyebab musibah tersebut. “Jika saya membawa Scarlet, saya yakin
akan menjatuhkannya,” kata Gini. “Ada gambaran, saya menarik selimut
dan mencekiknya."
Gini memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD). Kecemasan ekstrem
sebagai akibat dari pikiran yang tidak diinginkan. Gini memiliki dorongan
irasional untuk melawan ketakutan adanya musibah yang dialami putrinya
scarlet dengan ritual yaitu dengan memastikan keselamatan putrinya scarlet
secara berulang kepada suaminya dan menghindari pisau karena ketakutan
12
dirinya akan melukai putrinya. OCD yang umum terjadi setelah melahirkan,
dikenal sebagai postnatal atau postpartum OCD.
3.2 Pembahasan
Gini wilden didiagnosa memiliki gangguan Obsesif kompulsif disorder
(OCD) postnatal karena gini memiliki gejala berupa Checkers atau
memastikan keselamatan putrinya. Gini Wilden memiliki kecemasan
ekstrem sebagai akibat dari pikiran yang tidak diinginkan. Gini memiliki
dorongan irasional untuk melawan ketakutan adanya musibah yang dialami
putrinya scarlet dengan ritual yaitu dengan memastikan keselamatan
putrinya scarlet secara berulang kepada suaminya dan menghindari pisau
karena ketakutan dirinya akan melukai putrinya. Obsessive Compulsive
Disorder yang dialami oleh gini wilden dialami setelah ia melahirkan yang
merupakan indikasi jenis Obsessive Compulsive Disorder postnatal.
Gini Wilden mengalami Obsessive Compulsive Disorder Checking,
penderita Obsessive Compulsive Disorder jenis ini memiliki ketakutan
irasional yang membuat mereka terobsesi untuk memeriksa sehingga
penderita Obsessive Compulsive Disorder checker mengantisipasi
terjadinya kecelakaan di bayangannya tersebut dengan memeriksa berulang-
ulang. Dalam hal ini Gini Wilden memiliki ketakutan akan terancamnya
keselamatan putrinya sehingga Gini Wilden selalu menanyakan
keselamatan putrinya dan menghindari pisau karena pikiran takut Gini
Wilden akan mencelakai putrinya.
Obsessive Compulsive Disorder checking yang dialami oleh Gini Wilden
disebabkan karena pengalaman masa lalu dia setelah melahirkan dan harus
berpisah beberapa saat terlebih dahulu dengan putrinya yang menimbulkan
ketakutan pada dirinya akan berpisah lama dengan putrinya.
Dalam hal ini perawat dapat memberikan bantuan dengan beberapa tahap
diantaranya:
1) Membantu Gini Wilden dalam memperoleh kembali kontrol dalam
hidupnya.
2) Mengatur pengobatan.
13
3) Menilai dan memantau keadaan mental Gini Wilden.
4) Menilai dan mengurangi faktor resiko yang mungkin dihadapi klien.
5) Memberikan asuhan keperawatan.
Dalam mengatasi masalah yang dialamioleh gini wilden perawat
menggunakan beberapa langkah. Langkah langkah pemecahan masalah
yang dapat dilakukann untuk mengatasi OCD yang dialami oleh Gini
Wilden diantaranya:
1. Membuat gini wilden merasa nyaman dengan perawat sehingga
hubungan konselor dan konseli dapat terbentuk untuk melakukan
komunikasi dan menunjang proses konsleing.
2. Gini wilden diminta untuk menceritakan apa yang dirasakan, bagaimana
gini wilde menjalani kesehariannya.
3. Dapatkan diagnosa. Dignosa didapatkan dari kesimpulan wawancara
yang telah dilakukan atau apa yang telah gini wilde ceritakan.
4. Konselor harus memahami pemicu yang dapat mengaktifkan silkus
OCD. Konseli dapat diminta untuk menuliskan apa yang memicu gejala
OCD yang dialami dalam satu minggu.
5. Perawat sebaai konselor juga bisa memberikan intruksi pada Gini
Wilden untuk menuliskan urutan rasa takut yang dialami.
6. Sesi terapi pada gini wilden Perawat sebagai konselor akan mengekspos
gini wilde pada hal-hal yang ditakuti atau membuat terobsesi dan
kemudian membantu gini wilde menemukan cara yang sehat untuk
mengatasi kecemasan tersebut.
7. Hal pertama dalam terpai ini adalah membuat gini wilden melawan
penafsiran tentang rasa takut yang dialmi. Konselor bis amnegajukan
beberapa pertanyaan untuk membuktikan bahwa pikiran yang dimiliki
gini wilden mengenai ketakutannya salah, diantaranya:
1) Bukti apa yang benar-benar kumiliki untuk mendukung dan
melawan penafsiran ini?
2) Apa keuntungan dan kerugian pikiran seperti ini?
3) Apakah aku salah menganggap pikiranku ini sebagai fakta?
14
4) Apakah penafsiranku tentang situasi ini akurat atau realistis?
5) Apakah aku 100% yakin pikiran ini akan menjadi kenyataan?
6) Apakah aku memandang kemungkinan sebagai kepastian mutlak?
7) Apakah prediksiku tentang apa yang akan terjadi hanya didasarkan
pada perasaan?
8) Apakah temanku setuju bahwa skenario dalam kepalaku ini akan
terjadi?
9) Apakah ada cara yang lebih rasional untuk memandang situasi ini?
8. Lalu konselor meminta Gini Wilden untuk mempelajari metode berpikir
realistis dengan cara meyakinkan bahwa sekenario terburuk yang
kemungkinan akan terjadi sangat jarang terjadi, dan konselor juga dapat
meminta konseli untuk mnegatakan hal serupa untuk menenagkan
dirinya ketika kecemasan melanda.
9. Konselor bisa mengintruksikan gini wilden untuk menanyakan kepada
keluarganya tentang kebiasaan mereka menanyakan keadaan anaknya.
Sehingga memungkinkan hal tersebut akan dicontoh oleh Gini Wilden.
10. Jika melawan kompulasi sepenuhnya ternyata sangat sulit, konselor
dapat meminta gini wilden untuk menunda alih-alih tidak melakukannya
sama sekali. Misalnya jika merasakan ketakutan atau kecemasan
tunggulan 5 menit sebelum menanyakan keadaan anaknya pada
suaminya. Memperlama penundaan secara bertahap pada akhirnya akan
membantu gini wilden untuk meninggalkan tindakan itu sepenuhnya.
11. Karena OCD adalah tipe gangguan kecemasan, stres dapat memicu
gejala sehingga OCD semakin sulit ditangani dan diatasi. Gaya hidup
yang dapat menjauhkan stres dan kekhawatiran berlebih kemungkinan
juga akan dapat meringankan gejala OCD. Oleh karen aitu konselor
dapat menyarankan konseli untuk menyantap makanan kaya asam lemak
omega 3 yang bis amembantu mennagani kecemasan, batasi makanan
atau minuman mengandung kafein yang dapat menekan produksi serotin
di otak dan usahakan untuk berolahraga secara teratur.
15
12. Setelah sesi terapi selesai perawat sebagai konselor akan membicarakan
dengan dokter untuk memberikan obat yang tepat untuk gini wilden
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses konseling yang dapat dilakukan perawat dalam mengatasi OCD
dengan membantu klien dalam memperoleh kembali kontrol dalam
hidupnya. Perawat juga dapat berkolaborasi dengan psikiater serta farmasi
untuk memberikan dan mengatur pengobatan untuk klien yang menderita
penyakit OCD. Serta menilai dan memantau keadaan mental klien setelah
menjalani proses konseling. Menganalisis dan mengurangi faktor risiko
yang mungkin dihadapi klien baik sebelum dan sesudah menjalani proses
konseling. Perawat juga tidak lupa untuk memberikan asuhan keperawatan
yang maksimal kepada klien agar dapat mempercepat proses penyembuhan
dengan bantuan keluarga pasien juga.
4.2 Saran
Saran dari kami terkait pemberian konseling yang dilakukan oleh
perawat. Seorang perawat dapat memberikan konseling kepada calon ibu
terkait dengan kondisi fisik maupun psikologis calon ibu untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan terjadi pada ibu ataupun buah hati setelah
melahirkan. konseling pada calon ibu juga bisa dilakukan untuk
mempersiapkan calon ibu menjadi seorang ibu yang seutuhnya dan
mempersingkat waktu adaptasi menjadi seorang ibu.
Perawat juga bisa memberikan konseling kepada ibu yang baru saja
melahirkan. konseling ini berkaitan dengan proses adaptasi dan penerimaan
ibu terhadap keadaan baru menjadi seorang ibu. tidak jarang seorang ibu
yang baru melahirkan mengalami baby blues yang pasti akan berdampak
bagi ibu juga sang buah hati.
Perawat juga bisa memberikan konseling pada calon ayah agar
mendampingi dan hadir penuh dalam proses ibu merawat buah hati untuk
mengurangi tingkat stres ibu dan memberikan perawatan yang optimal pada
buah hati.
17
Pemberian konseling oleh perawat juga bisa dilakukan kepada keluarga
pengidap OCD untuk mendukung proses kesembuhan penderita OCD
dengan mensupport dan berperan aktif dalam proses terapi yang melibatkan
keluarga.
18
DAFTAR PUSTAKA
19