Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Seseorang dapat dikatakan sebagai lansia, ketika seseorang tersebut mencapai


usia >60 tahun. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang apabila dapat
dikatakan lansia adalah penurunan fungsi biologis, psikologis, dan sosial (Ninda,
Linda, & Ira, 2017). Manusia memasuki masa tua, ketika mereka mulai mengalami
perubahan baik secara fisik maupun mental. Kondisi penuaan tersebut, menyebabkan
seorang lansia sulit untuk melakukan aktivitas secara mandiri sehingga mereka
memerlukan perhatian lebih dari orang lain
Banyak lansia yang semakin sulit beradapatsi dan sulit menerima akan proses
penuaan yang dialami. Perasaan seperti merasa sendirian, sedih, depresi, dan
kehilangan kepercayaan yang dimiliki dapat memengaruhi kualitas hidup mereka
(Ninda, Linda, & Ira, 2017). Perubahan sikap juga kadang terjadi kepada lansia.
Sikap dan tingkah laku mereka akan bertolak belakang seiring dengan menuanya usia
mereka seperti bersikap lebih manja, emosional, dan bertingkah laku seperti anak
kecil. Dibutuhkan perhatian atau perilaku caring yang lebih kepada lansia untuk
memenuhi kebutuhan, serta memperlihatkan rasa peduli dan memahami perasaan
klien. Adanya perhatian, rasa peduli, dan kepercayaan yang diberikan oleh orang-
orang terdekat. (Ayu, Ni, & Wiliam, 2021). Selain itu perawatan kepada lansia harus
dilakukan secara tepat dan benar sesuai kebutuhan dari masing-masing individu untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia.
Menurut Jean Watson(1985), caring dapat didefinisikan sebagai komitmen
moral untuk melindungi, mempertahankan, serta meningkatkan emosional pada klien,
keluarga, dan orang terdekat baik secara verbal maupun non-verbal. Bentuk caring
yang dapat diberikan kepada kelompok lansia adalah seperti mendengarkan keluhan
klien, memberikan rasa nyaman, bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
klien, memberikan sentuhan hangat, serta menunjukkan rasa menghargai dan
menghormati pada klien (Ratih, 2022).
Dalam pemberian caring kepada lansia, orang-orang terdekat seperti keluarga,
mereka memiliki peranan penting. Pemberian caring pada lansia oleh keluarga sangat
berpengaruh pada kondisi fisik baik secara jasmani dan rohani dari individu lansia
tersebut. Peran keluarga yang baik dapat meningkatkan dan memberikan dampak
positif terhadap kondisi dan kesehatan klien, berbanding terbalik jika keluarga tidak
bisa menjalankan perannya dengan baik, kondisi dan status kesehatan klien akan
memburuk (Ninda, Linda, & Ira, 2017). Pemberian caring yang dapat dilakukan oleh
keluarga sebagai orang terdekat klien adalah seperti bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan lansia baik secara fisik, sosial, atau spiritual, mencegah
komplikasi, serta mengurangi ketergantungan (UNY, 2022)
Maka dari itu, sangat penting untuk diperlukan adanya pemberian caring
kepada lansia. Adanya pemberian caring yang baik dan benar, lansia dapat hidup
sehat serta mengoptimalkan fungsi fisik, mental, kognitif, dan spiritual mereka.
Pemberian caring yang diberikan kepada lansia, dapat mengurangi beban serta
meningkatkan kualitas hidup dan harga diri mereka. Serta dengan begitu, beban yang
dirasakan baik keluarga dan individu lansia tersebtu akan berkurang, dan
meningkatkan kualitas hubungan individu lansia tersebut dengan orang-orang
terdekat.

Ayu, W. D., Ni, L. G., & Wiliam, H. S. (2021). Pelatihan Emotional Intellegence
Untuk Meningkatkan Caring Behavior Pada Caregiver Lansia. Jurnal Studia
Insania, 122-125.
Ninda, A. P., Linda, J., & Ira, A. M. (2017). Pengalaman Keluarga Dalam Merawat
Lansia Di Rumah (Studi Fenomenologi). Jurnal Ners LENTERA.
Ratih, W. (2022, Juli 6). Pentingnya Konsep Caring Dalam Asuhan Keperawatan.
Retrieved from yankes.kemkes.go.id:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/176/pentingnya-konsep-caring-
dalam-asuhan-keperawatan
UNY, H. (2022, Agustus 19). Caregiver, Penting Bagi Lansia Agar Tidak Merasa
Sendirian. Retrieved from uny.ac.id:
https://www.uny.ac.id/id/berita/caregiver-penting-bagi-lansia-agar-tidak-
merasa-sendirian

Anda mungkin juga menyukai