Anda di halaman 1dari 8

JurnalKeperawatan

Jurnal KeperawatanJiwa,Volume
Jiwa, Volume7 7No
No1 1,
HalHal19-
1926,
- 26,
MeiMei 2019
2019 e-ISSN 2655-8106
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah p-ISSN2338-2090

PENGALAMAN FAMILY CAREGIVERDALAM MERAWAT ANGGOTA


KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA
Susanti Niman1
1
STIKes Santo Borromeus
Nathanmama11@gmail.com

ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan individu kurang produktif.Family
caregiver adalah individu yang memberikan bantuan kepada keluarganya yang mengalami
penyakit.Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena pengalaman family caregiver dalam
merawat keluarga yang mengalami gangguan jiwa.Hasil penelitian diharapkan berguna bagi
masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan.Peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif
deskriptif dengan pendekatan fenomenologi.Penelitian dilakukan di poliklinik jiwa dewasa, Grha
Atma Bandung. Hasil penelitian terhadap 7 informan diperoleh 5 Tema, yaitu : (1) Emosi family
caregiver saat pertama kali mengetahui anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, (2) Peran
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, (3) Tugas keluarga yang
dijalani family caregiver dalam membantu proses penyembuhan anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, (4) Beban yang dirasakan family caregiver saat merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan (5) Makna hidup yang dirasakan family caregiver dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Family caregiver disarankan mengikuti kegiatan
komunitas mengenai gangguan jiwa.

Kata kunci :Gangguan jiwa, family caregiver, pengalaman

THE PHENOMENON OF FAMILY CAREGIVER EXPERIENCE IN CARING FOR


FAMILIES WITH MENTAL DISORDERS

ABSTRACT
Mental disorders are health problems that cause individuals to be less productive. Family caregivers
are individuals who provide assistance to their families who have the disease. The study aims to
describe the phenomenon of family caregiver experience in caring for families with mental disorders.
The results of the study are expected to be useful for the community in improving the quality of
health. The researcher used descriptive qualitative research design with phenomenology approach. The
study was conducted in adult psychiatric clinic, Grha Atma Bandung. The results of research on 7
informants obtained 5 Themes : (1) Family caregiver emotions when the first time to know family
members have mental disorders, (2) The role of families in caring for family members who have
mental disorders, (3) Family duties undertaken family caregiver in helping the healing process of
family members who have mental disorders, (4) The burden felt by family caregiver when caring for
family members who have mental disorders and (5) meaning of life that caregiver family felt in caring
for family members who have mental disorders. Family caregiver suggested to follow community
activities about mental disorders.

Keywords: Mental Disorders, Family caregiver, Experience

PENDAHULUAN pribadi (Suryaningrum, 2012). Dampak yang


Gangguan jiwa berdampak pada klien dan dirasakan oleh keluarga secara umum dengan
keluarganya.Klien akan mengalami gangguan adanya anggota keluarga yang mengalami
aktifitas sehari-hari, hubungan gangguan jiwaadalah tingginya beban
interpersonal,peran dan sosial. Keluarga ekonomi,beban emosi keluarga,stress terhadap
mengalami penolakan, stigma, tidak berdaya, perilaku klien, gangguan melaksanakan
kecemasan, kelelahan, penurunan kebutuhan kegiatan rumah tangga sehari-hari dan
pribadi dan pengembangan sumber daya keterbatasan melakukan aktivitas sosial karena

19
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19 – 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

stigma sosial yang muncul pada keluarga Family caregiver adalah individu yang secara
tersebut (Ngadiran, Yani &Daulima, 2010). umum merawat dan mendukung anggota
Beban tersebut membuat keluarga tertekan keluarga yang sakit dalam menjalani
yang berdampak pada perawatan klien ataupun kehidupannya (Awad & Voruganti
penyembuhan klien. 2008).Awad dan Voruganti (2010)
menambahkan bahwa family caregiver adalah
Vaugh (1999 dalam Yosef, 2007) memaparkan individu yang memberikan bantuan informal
bahwa keluarga dengan ekspresi emosi yang dan tidak dibayar kepada anggota keluarga
tinggi (bermusuhan, mengkritik) diperkirakan yang membutuhkan bantuan fisik dan
akan mengalami kekambuhan dengan hasil emosional.Penelitian Fadli (2013) mengatakan
57% kembali dirawat dari keluarga dengan semakin baik sikap dan tingginya dukungan
ekspresi emosi yang tinggi dan 17% kembali family caregiver semakin berkurang frekuensi
dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi kekambuhan klien dan terdapat hubungan
yang rendah. Keluarga yang dapat membantu semakin meningkat ekspresi emosi family
proses penyembuhan secara baik adalah caregiver semakin meningkatkan frekuensi
keluarga yang mampu memahami klien dalam kekambuhan klien ditentukan dengan
berinteraksi, memenuhi kebutuhan, mengawasi dukungan family caregiver.
pengobatan dan proses membina dalam
beradaptasi kembali terhadap lingkungan Dukungan family caregiver yang kurang dapat
masyarakat (Fridman,2010). Melakukan hal memperburuk seseorang dengan gangguan
tersebut dibutuhkan upaya-upaya yang dapat jiwa, dan kurangnya dukungan keluarga akan
dilakukan keluarga dalam membantu menyebabkan ketidakpatuhan klien 2 kali lebih
penyembuhan individu tersebut yaitu dengan besar dalam mengikuti program terapi
cara merawat klien. (Dimatteo, 2004 dalam Niman, 2013) dan
semakin lama merawat, semakin bertambah
Upaya yang dilakukan keluarga dalam juga kejenuhan caregiver dalam proses
merawat klien dengan gangguan jiwa menurut pengobatan klien, keluarga dengan tingkat
Nurhaeni &Nani (2004) adalah mengenal kejenuhan diperkirakan setelah merawat lebih
adanya penyimpangan awal sedini mungkin, dari 5 tahun (Swardiman, 2011). Karakteristik
mengambil keputusan dalam mencari caregiver yang baik adalah memiliki
pertolongan atau bantuan sedini mungkin, kesabaran, kreatifitas dalam mengawasi
menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, pengobatan, dan mendukung kegiatan yang
memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat, membantu pengobatan sedangkan contoh
melaksanakan program kesehatan, caregiver yang tidak baik adalah yang
melaksanakan program keagamaan, memantau memasung klien dan tidak melakukan cara
pemberian obat, mencegah stigma masyarakat dalam proses penyembuhan (Keliat, 2005).
seperti melakukan pendekatan pada tokoh Seorang caregiver yang baik harus memiliki
masyarakat. Keluarga yang memantau klien kesiapan, dan proses tersebut tentu tidak
secara langsung seharusnya membantu mudah, dalam proses merawat seorang
penyembuhan anggota keluarganya akan caregiver pasti akan memiliki berbagai
tetapi, kecenderungan keluargamenjadikan pengalaman seperti perasaan kesulitan, cemas,
Rumah Sakit Jiwa sebagai tempat pembuangan takut,bimbang atau bahkan perasaan senang
bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa. karena lebih terlatih dalam merawat atapun
Setelah diantar, keluarga tidak pernah dibesuk juga perasaan bahagia caregiver saat klien
lagi, klien dianggap sudah menjadi mengalami perubahan.
tanggungjawab petugas Rumah Sakit Jiwa,
sedangkan keluarga tidak mau tahu tentang METODE
keadaan klien(Moersalin, 2009). Memberikan Metode yang digunakan adalah kualitatif
perawatan yang baik pada klien, dibutuhkan dengan desain fenomenologi dan proses
anggota keluarga yang memahami, mengerti wawancara semi terstruktur. Informan terdiri
dan merawat klien mulai dari klien mengalami dari 7 informan dan 1 key informan.
gangguan sampai dalam proses pengobatan
dan rehabilitatif.

20
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19- 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

“Kaget neng , sangkaan ibu takut ada


HASIL perkosaan disana, tapi katanya mah engga
Tema yang didapatkan dari hasil penelitian ada, jadi bingung ini sakit nya teh sakit apa,
adalah sebagai berikut : jadi naon teh mikir yang lain-lain” (informan
1. Emosi FamilyCaregiver saat mengetahui 3)
anggota keluarga mengalami gangguan
jiwa. “Ada berapa tahun itu dia gak bilang kan,
2. Peran Keluarga kadang saya juga kesal kenapa dia tetap
3. Tugas Keluarga diam, terus gak mau dia ngelakuin apapun..”
4. Beban Family Caregiver (informan 4)
5. Makna Hidup yang dirasakan Caregiver
“mun bahasa sunda nya mah reuwas pan basa
PEMBAHASAN itu ibu ga tau, kumaha ieu, terus weh laporan
Emosi family caregiver saat mengetahui ka RT/RW , disuruh ke jalan riau..”(Informan
anggota keluarga mengalami gangguan 5)
jiwa.
Status sehat/ sakit anggota keluarga dan Gangguan Jiwa adalah penyimpangan dari
keluarga saling mempengaruhi. Penyakit keadaan ideal dari suatu kesehatan mental
dalam keluarga mempengaruhi keseluruhan yang merupakan indikasi adanya gangguan
keluarga dan interaksinya, keluarga jiwa.Penyimpangan ini mencakup atas
mempengaruhi perjalanan penyakit dan status penyimpangan pada pikiran, perasaan dan
kesehatan anggota keluarga. Pengaruh status tindakan. Penderita gangguan jiwa tidak
sehat/sakit terhadap keluarga dengan respon sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak
keluarga saling terkait. (Gilliss, Rose, Hallburg dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah
& Martinson, 1989 dalam Friedman,2010). mengganggu orang lain atau menyakiti dirinya
Penyakit yang serius dapat mengakibatkan sendiri (Kaplan & Sadock, 1994 dalam
krisis keluarga, yaitu keluarga mengalami Baihaqi, 2005).
masa ketidakteraturan respon emosional saat
mengahadapi stressor masalah kesehatan pada Perasaan sedih yang dialami family caregiver
anggota keluarganya.(Hill, 1940 dalam saat anggota keluarga sakit menurut Supartini
Friedman, 2010). (2000) adalah sebagai berikut a) Perasaan
sedih muncul terutama pada saat pasien dalam
Emosi adalah reaksi subyektif yang kondisi kronis seperti gangguan jiwa dan
diekspresikan seseorang dan biasanya keluarga mengetahui bahwa tidak mempunyai
berhubungan dengan perubahan fisiologis harapan bagi pasien untuk sembuh secara total
tingkah laku, setiap orang menampilkan reaksi b) Pada kondisi ini keluarga bisa menunjukkan
emosi yang berbeda-beda, mereka perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang
merasakannya, peristiwa yang terjadi menjadi lain, bahkan bisa tidak kooperatif
pencetusnya, dan bagaimana manifestasi terhadappetugas kesehatan.
kliniknya (Hidayat, 2009).7 informan
mengatakan merasa sedih, kaget, dan tak Penelitian Iswanti, Suhartini & Supriyadi
menyangka saat pertama kali anggota keluarga (2010) dilakukan yang berjudul koping
nya didiagnosa mengalami Gangguan Jiwa. keluarga terhadap anggota keluarga yang
Kesedihan yang dirasakan 4, dari 7 informan mengalami gangguan jiwa. Salah satunya
adalah karena tidak menyangka gejala yang membahas perasaan yang muncul pada
dialami pasien selama ini adalah mengarah ke penanggung jawab keluarga yang sakit adalah
Gangguan Jiwa. Hal ini terlihat dari ungkapan merasa bingung, khawatir, sedih, merasa
informan sebagai berikut bersalah, kecewa dan malu terhadap
masyarakat serta merasa keberatan terhadap
“Kaget, pikiran saya..ini kenapa jadi tambah biaya, sehingga semua masalah diatas
ada yang aneh, cuman sama saya didiemin merupakan stressor bagi keluarga.
aja di rumah.. “(Informan 1)
Kesedihan yang dirasakan oleh 1, dari 7
informan adalah kecemasan pada kondisi

21
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19 – 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

pasien, dan mengalami kesulitan saat ingin kakak perempuan klien. 5 informan mengalami
membawa ke RS. Hal ini terlihat dari perubahan fungsi peran di dalam keluarga
ungkapan Informan yaitu: tersebut, terlihat dari ungkapan informan :

“perasaan ibu juga gelisah terus, ya gimana “Adek saya berubah semenjak di tinggal
ya, mau ke rumah sakit ga punya uang kitu ibu meninggal bapak dan ibu saya..apa-apa aja
teh, udah datang ke rumah sakit kampung ga saya yang ngurus dari awal..” (Informan 1)
ada reaksi,” (Informan 2).
Informan 1 adalah kakak dari klien, akan tetapi
Informan sedih karena sebelum didiagnosa karena ayah dan ibu dari klien sudah
mengalami gangguan jiwa, informan meninggal, maka informan menjalankan peran
mengalami cemas karena sudah membawa ke sebagai ibu dengan merawat klien dan
rumah sakit kampung tapi tidak ada perubahan, menjalankan peran sebagai ayah dengan
dan karasteristik informan adalah seorang bekerja mencari nafkah, ini terlihat dengan
wanita.2 informan lainnya mengatakan sedih ungkapan informan saat ditanya oleh peneliti,
saat pertama kali mengetahui anggota keluarga kapan awal terjadi klien mengalami sakit, dan
mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung pernyataan informan saat di kata kunci adalah
oleh penelitian Lemme, (1995, dalam perubahan fungsi peran yang mengalami
Levenson 2007) bahwa wanita lebih sensitif kerepotan saat harus mencari nafkah informan
perasaannya daripada pria. Terkait dengan juga harus merawat klien. Friedman (2010)
hasil jurnal tersebut dengan yang didapat mengatakan Apabila ibu atau isteri mengalami
memiliki kesamaan bahwa wanita cenderung sakit atau tidak dapat menjalankan perannya,
lebih mengekspresikan perasaannya ditunjukan maka yang dapat diharapkan menggantikan
dengan reaksi non verbal informan saat di perannya dalam membantu mendukung
observasi oleh peneliti menunjukan reaksi keluarga nya adalah anak perempuan tertua.
mata berkaca-kaca, bibir gemetar, menunduk
dan menampakan raut muka sedih saat 4, dari 5 informan yang mengalami perubahan
menceritakan perasaan nya mengenai perasaan fungsi peran, dalam melakukan peran mereka
pertama kali saat anggota keluarga di diagnosa sebagai ibu yang merawat anggota keluarga
mengalami gangguan jiwa dan terdapat pada yang mengalami sakit gangguan jiwa, mereka
penelitian ini bahwa semua informan adalah memiliki kesulitan karena menjalankan
wanita. beberapa fungsi peran lain yaitu informan 2
yang mengalami kerepotan karena takut saat
Peran Keluarga klien kambuh dan melukai dirinya, sehingga ia
Peran keluarga adalah bagaimana peran yang terganggu dalam melakukan fungsi sebagai ibu
terjadi pada caregiver dalam merawat anggota dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari
keluarga yang sakit karena mengalami sebagai ibu rumah tangga, informan 4 yang
gangguan jiwa.Peristiwa hidup situasional memiliki kesulitan saat sebagai nenek harus
yang dihadapi keluarga, tidak dapat dihindari menjaga cucunya dan disatu sisi ia juga harus
akan mempengaruhi fungsi peran, misalnya menjaga anak perempuannya yaitu klien,
karena gangguan kesehatan anggota keluarga. informan 5 mengalami perubahan fungsi peran
Saat anggota keluarga mengalami gangguan karena ia menjadi membantu suaminya
jiwa salah satu atau lebih anggota keluarga mencari nafkah untuk membantu pengobatan
mengemban peran pemberi asuhan (Friedman, klien, dan akhirnya kesulitan menjalankan
2010). perannya saat ia menjadi ibu yang berperan
dalam merawat klien tetapi ia juga harus
Finley,1989 ; Litman, 1994 dalam Friedman membantu suaminya dalam mencari nafkah
(2010) mengatakan wanita berperan penting lebih untuk pengobatan klien dan informan 6
sebagai pemimpin kesehatan dan pemberian memiliki perubahan fungsi peran dimana ia
asuhan pada anggota keluarga yang sakit. 7 mengalami kesulitan saat menjalankan fungsi
informan adalah seorang wanita, yaitu 5 peran sebagai isteri yang mengurus suami, dan
informan yang memiliki peran sebagai Ibu , 1 ia harus merawat klien. Kesimpulan yang
Informan memiliki peran sebagai isteri, dan 1 didapat bahwa perubahan fungsi peran dapat
informan lainnya memiliki peran sebagai

22
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19- 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

terjadi jika sakit yang di derita salah satu dilihat di hasil transkrip informan. Bahwa
anggota keluarga adalah gangguan jiwa. informan ke 3 sudah tidak tinggal serumah
dengan klien, karena klien tinggal bersama
Friedman, 2010 mengatakan dalam peran dengan suaminya, sehingga informan dapat
Formal istri-ibu antara lain sebagai provider menjalani perannya, seperti biasa, begitu juga
atau penyedia, pengatur rumah tangga, perawat dengan informan ke 7, tidak mengalami
anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, perubahan fungsi peran karena anak-anak nya
memelihara hubungan keluarga paternal dan sudah dewasa dan mandiri, maka informan
maternal, peran terapeutik (memenuhi hanya merawat suaminya yaitu klien.
kebutuhan afektif dari pasangan), peran sosial.
Saat anak atau suami mengalami sakit Tugas Keluarga
gangguan jiwa maka peran Istri-Ibu Tugas keluarga adalah kegiatan yang
mendefinisikan gejala, memutuskan alternatif dilakukan Caregiver di rumah yang dapat
sumber yang tepat, ia juga memegang kendali membantu proses penyembuhan pasien. Fungsi
yang kuat apakah anak atau suaminya akan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
mendapatkan layanan pencegahan atau peran di bidang kesehatan meliputi (Friedman,
pengobatan, serta menjalankan peran informal 2010): a.Mengenal masalah kesehatan
yaitu mendorong, merangkul anggota keluarga keluarga,b. Memutuskan tindakan kesehatan
yang sakit untuk mencapai keseimbangan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
dalam keluarga maka istri-ibu harus upaya keluarga yang utama untuk mencari
menjalankan peran ekstra saat anggota pertolongan yang tepatsesuai dengan keadaan
keluarga mengalami gangguan jiwa. keluarga, c. Merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan. Sering kali
Setiadi (2008) mendefiniskan peran keluarga keluarga telah mengambil tindakan yang tepat
adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan dan benar, tetapi keluarga memiliki
oleh seseorang dalam konteks keluarga.Jadi keterbatasan yang telah diketahui oleh
peran keluarga menggambarkan seperangkat keluarga sendiri dan d. Memodifikasi
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang lingkungan keluarga untuk menjamin
berhubungan dengan individu dalam posisi dan kesehatan keluarga.
situasi tertentu.Terdapat dua peran yang
mempengaruhi keluarga yaitu peran formal 7 informan mempertahankan suasana dirumah
dan peran informal Mubarak (2009).Peran yang menguntungkan kesehatan dan
formal keluarga adalah peran-peran keluarga perkembangan keperibadian anggota keluarga,
terkait sejumlah perilaku yang kurang lebih dengan cara tidak mengacuhkan anggota
bersifat homogen, seperti peran ayah, ibu, keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
kakak, adik dan anak.Peran-peran informal tetapi keluarga mau mengikutsertakan anggota
bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya keluarga yang mengalami gangguan jiwa
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam berbagai aktifitas yang ada di dalam
emosional individu atau untuk menjaga keluarga tersebut. 4dari 7informan melakukan
keseimbangan dalam keluarga. tugas dengan melibatkan pasien melakukan
kegiatan di rumah dengan mengajarkan pasien
Penelitian Nora & Lidia, 2013 yang berjudul langsunguntuk melakukan satu kegiatan seperti
profil keperibadian dan phsycological well menyapu, memasak, membereskan tempat
beingcaregiver skizofrenia disebutkan bahwa tidur, yang mereka latih perlahan yang sampai
perubahan fungsi peran yang terjadi pada akhirnya pasien dapat melakukan kegiatan
caregiver sebagai isteri, kakak atau adek dan tersebut tanpa disuruh.
orang tua dipengaruhi oleh stressor yang Friedman (2010) menyebutkan bahwa salah
dirasakan oleh caregiver tersebut. satu tugas keluarga adalah keluarga tidak
mengucilkan anggota keluarga yang sakit atau
2 informan lainnya tidak mengalami perubahan mengalami gangguan jiwa, dan keluarga mau
fungsi peran, karena mereka mengatakan dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang
melaksanakan peran nya secara bersamaan, mengalami gangguan jiwa dalam berbagai
dan tidak mengalami perubahan fungsi peran kegiatan yang ada di dalam keluarga tersebut.
di dalam keluarga. Pernyataan tersebut dapat Yosef (2007) keluarga merupakan unit yang

23
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19 – 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

paling dekat dengan klien dan merupakan walaupun sekarang masyarakat memakai biaya
”perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan asuransi pemerintah, akan tetapi biaya
dalam menentukan asuhan yang diperlukan transportasi untuk mencapai pelayanan
pasien di rumah. Keberhasilan perawat di kesehatan menjadi beban untuk beberapa
Rumah Sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan keluarga yang tidak mampu, ditambah dengan
dirumah yang kemudian mengakibatkan klien beban yang dirasakan caregiver saat merawat
harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta yaitu mengungkapkan bahwa anggota
keluarga sejak awal asuhan di Rumah Sakit keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
akan meningkatkan kemampuan keluarga susah diatur, susah nurut, dan sering membuat
merawat klien di rumah sehingga jengkel, sehingga informanmengalami
kemungkinan dapat mencegah kekambuhan kesulitan dan menjadi beban tersendiri.
gangguan jiwa.
Beban Caregiver keluarga merupakan suatu
3 Informan mengatakan melakukan kegiatan tolak ukur utama dalam menilai dampak
dengan memberikan perawatan langsung, anggota keluarga lain dari perawatan klien
karena pasien belum dapat melakukan kegiatan gangguan jiwa (Djatmiko, 2004). Beban
kemandirian bila tidak dibantu oleh informan. caregiver dibagi atas dua yaitu beban subjektif
1, dari 3informan ini memberikan perawatan dan beban objektif. Beban subjektif caregiver
langsung berupa pemenuhan activity daily adalah respon psikologis yang dialami
living,satu yang anggota keluarganya caregiver sebagai akibat perannya merawat
didiagnosa paranoid schizophrenia yaitu pasien. Sedangkan beban objektif caregiver
informan ke 5 dengan memakaikan baju, yaitu masalah praktis yang dialami oleh
menyuapi makan, maka informan dapat caregiver, seperti masalah keuangan, masalah
memenuhi tugas perawatan klien dalam dalam pekerjaan, dan aktivitas sosial
membantu proses penyembuhan. Tugas (Sukmarini, 2009).
keluarga memberikan perawatan langsung
kepada anggota keluarga yang sakit yaitu Penelitian Metkono, Pasaribu dan Susilo
kepada anggota keluarga yang mengalami (2011) membahas bahwa salah satu beban
gangguan jiwa atau yang tidak dapat yang dirasakan caregiver adalah pembiayaan
membantu dirinya sendiri karena cacat atau transportasi saat ke rumah sakit, dan beban
usianya yang terlalu muda, perawatan ini dapat lainnya adalah beban dalam perawatan yaitu
dilakukan di rumah (Friedman, 2010). Felicia munculnya berupa beban stress emosional saat
(2013) dalam Sulystiowati (2013) merawat. Beban transportasi dalam mencapai
menyebutkan bahwa anggota keluarga yang pelayanan kesehatan dilihat dari jarak rumah
menderita skizofrenia memerlukan perawatan ke klinik Graha Atma.2 dari 7 informan
seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, lainnya merasakan beban akan tetapi beban
masalah activity daily living, serta pemberian yang mereka rasakan adalah beban subjektif,
pengobatan. Keluarga mempunyai peran besar informan mengalami kesulitan saat merawat,
dalam merawat pasien skizofrenia karena informan merasa kesal dengan gejala atau
penderita skizofrenia mengalami kemunduran tingkah yang ditunjukan oleh pasien, dan
secara kognitif. membuat mereka selalu memikirkan pasien
dan menjadikan nya menjadi beban pikiran.
Beban Family Caregiver 1informanmerasa kesulitan biaya pengobatan,
Beban Family Caregiver adalah kesulitan yang karena ia melakukan dua jenis pengobatan
dihadapi saat merawat anggota keluarga yang yaitu pengobatan medisdan pengobatan
mengalami gangguan jiwa, baik itu kesulitan spiritual yaitu dengan membawa pasien untuk
karena faktor luar seperti biaya, ataupun berobat pada ustad yang dipercaya keluarga,
kesulitan yang dirasakan caregiver sendiri baik dan mengeluarkan biaya untuk pengobatan
fisik, maupun psikolgis nya yang dapat tersebut. Vijay (2005) mengatakan bahwa
menjadi beban pada Caregiver. perawatan yang dibutuhkan penderita
gangguan jiwa menimbulkan dampak yang
4 dari 7informan mengalami beban ganda ( besar bagi keluarga, yaitu dampak ekonomi
beban objektif dan beban subjektif). Beban yaitu tingginya biaya perawatan yang harus
objektif yang dirasakan adalah beban biaya, ditanggung.

24
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19- 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

gangguan jiwa mengalami reaksi emosional


Makna Hidup yang dirasakan Caregiver sedih, kaget, tidak menyangka, dan sakit
Makna hidup merupakan proses penemuan hati..Sebagian besar caregiver mengalami
suatu hakekat yang sangat berarti bagi perubahan fungsi peran. Tugas keluarga yang
individu. Makna hidup dapat dicapai dari nilai dijalani Family Caregiver dalam membantu
kreatif, nilai penghayatan dan nilai proses penyembuhan anggota keluarga yang
bersikap.Nilai kreatif mengilhami individu mengalami gangguan jiwa. Beban yang
untuk menghasilkan, menciptakan dan dirasakan keluarga paling banyak adalah beban
mencapai sukses di dalam suatu ganda, dimana caregiver merasakan beban
pekerjaan.Nilai penghayatan mencakup karena biaya dan beban dalam merawat yaitu
pengalaman positif seperti cinta dan beban karena merawat anggota keluarga.
penghargaan terhadap keindahan. Nilai
bersikap membawa seseorang kepada pilihan Saran
bersikap terhadap kondisi negatif yang tidak Family caregiver dapat terus melatih dan
dapat dihindari seperti ketidakadilan merawat klien sampai klien kembali produktif,
(Debats,1993 dalam Kaban, 2011). mampu mengatasi tanda gejala dan mampu
memenuhi ADL (activity daily living) secara
5 informan memaknai hidupnya dengan mandiri, oleh karena itu family caregiver
menemukan kekuatan baru sebagai hasil disarankan untuk mengikuti kegiatan
perawatan, dan 2 informan mengatakan komunitas sosial mengenai gangguan jiwa.
memaknai hidup karena merasa puas dengan
hasil perawatan yang dilakukan untuk klien. 5 DAFTAR PUSTAKA
informan mengatakan bahwa merawat anggota Awad, G. A., & Voruganti, L. (2008). The
keluarga yang mengalami sakit karena burden of schizophrenia on caregivers:
gangguan jiwa, menemukan makna hidup A review. Pharmacoeconomics.
menjadi semakin dekat dengan sang pencipta, (online) diunduh dari
dan semakin berserah dan yakin semua akan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
ada berkahnya. Schultz dalam Bastaman 456789/14542/1/10E00127.pdf pada
(2007) mengatakan kehidupan baru terasa tanggal 18 November 2014 pukul 19:20
bermakna dan mengandung suatu arti ketika WIB.
berhadapan dengan situasi yang penuh
penderitaan.Individu yang berhasil menghayati Darwin, Hadikusanto & Alvira. (2010).
bermakna adalah individu yang tetap memiliki Berjudul Beban perawatan dan ekspresi
gairah saat situasi yang menyenangkan atau emosi pramurarawat pasien gangguan
dalam penderitaan (Budiharjo, dalam jiwa. Diunduh dari http://www.e-digital
Bastaman 2007). jurnal.com/2014/11/bebab perawatamn-
indonesia jurnal.html.

2 informan lainnya memaknai hidup dengan Friedman, M. (2009).Buku Ajar Keperawatan


merasakan kepuasaan atas hasil dalam Keluarga.Jakarta : EGC.
merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa bahwa klien dapat memiliki Fadli, Mulya. (2012). Hasil penelitian berjudul
perkembangan dan bersyukur karena klien Pengetahuan dan Ekspresi Emosi
sudah menikah. Frank, 2013 mengatakan Keluarga serta Frekuensi Kekambuhan
kebermaknaan hidup dapat diwujudkan dalam Penderita Skizofrenia.Diunduh dari
sebuah keinginan untuk menjadi orang yang http://www.google.com/search?q=fadli+
berguna untuk orang lain, baik itu anak, isteri, reaksi+emosional+meningkat+dapat+me
keluarga dekat, komunitas dan negara bahkan mpengaruhi+kekambuhan+gangguan+ji
umat manusia. wa+pdf&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rl//pdf.Diunduh tanggal 12
SIMPULAN DAN SARAN januari 2015.Pukul 08.00 WIB.
Simpulan
Family Caregiver saat pertama kali Daulima, Novy Helena Chatarina. .(2005).
mengetahui anggota keluarga mengalami berjudul “Proses Keperawatan Jiwa”

25
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 7 No 1 Hal 19 – 26, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

diunduh dari (Online) Metkono, pasaribu & susilo.2011. Berjudul


http://download.portalgaruda.org/skripsi Hubungan tingkat pengetahuan dan
.php?article=137413&val=5090&title=S beban Caregiver dengan perilaku
TUDI%20FENOMENOLOGI:%20PEN caregiver dalam merawat pasien relaps
GALAMAN%20KELUARGA%20ME skizofrenia. Diunduh dari
NCEGAH%20KEKAMBUHAN%20PE :http://www.ejournal-
RILAKU%20KEKERASAN%20PASIE sintcarolus.net//index.php//article/view/p
N%20PASCA%20HOSPITALISASI%2 df Tanggal: 12 juli 2015, pukul : 13.00
0RSJ. Pada Tanggal 28 November 2014.
Pukul 21.00 Sulistyowati, novita. (2013). Berjudul
Hubungan pelaksaanaan tugas keluarga
Iswanti, Suhartini & Supriyadi (2010). dengan kekambuhan skizofrenia di desa
Berjudul Koping keluarga terhadap Paringan kecamatan jenangan kabupaten
anggota keluarga yang mengalami ponorogonDiunduh dari
gangguan jiwa Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/pnj67
http://www.e- 608485512full.doc pada tanggal 25
jurnal.com/2014/11/koping keluarga - juli 2015. Pukul 22.00.
gangguan jiwa hubungan-antara-beban-
keluarga-dengan.htmlpada tanggal 27
Juli 2015.Pukul : 22.30

Levenson, lemme.(2007). Berjudul perbedaan


tingkat emosi wanita dan pria. Diunduh
dari
http://lib.umpo.ac.id/gunadharma/20%ju
rnal kematangan emosi 20% pria dan
wanitajkptumpo-gdl. pdf pada tanggal
27 juli 2015. Pukul 19.00

26

Anda mungkin juga menyukai