Anda di halaman 1dari 19

PAJAK BAHAN

BAKAR KENDARAAN
BERMOTOR DAN
PAJAK AIR
PERMUKAAN

Merie Satya Angraini


Latar belakang pajak
 Penggunaan jalan raya menimbulkan biaya (cost)
langsung dan tidak langsung.
1. Biaya langsung yaitu : kerusakan terhadap
badan jalan sehingga menimbulkan biaya bagi
pemerintah.
2. Biaya tidak langsung (spillover cost) antara lain
yaitu : polusi (udara & suara) dan kemacetan
Jenis-jenis Pungutan (1)
Jenis-jenis pungutan atas penggunaan jalan
raya :
1. Motor Fuels Tax (Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor);
2. Motor Vehicle Licence Tax (Pajak Lisensi Kendaraan
Bermotor);
3. Licence Tax ( Pajak atas SIM);
4. Motor Vehicle Purchase Tax (Pajak atas Pembelian
Kendaraan Bermotor)
(Cauley, 1960)
Jenis-jenis Pungutan (2)
Jenis-jenis pungutan yang terkait dengan
penggunaan jalan raya di Indonesia adalah:
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
Ketiga jenis pajak tersebut baik dalam UU No 34 Tahun
2000 maupun UU No 28 Tahun 2009 merupakan
jenis pajak Provinsi.
Earmarked Tax pada PBB KB
 Secara teoritis, salah satu alasan pemungutan PBB KB
adalah karena penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor
menimbulkan externalitas negatif berupa pencemaran udara.
 UU No 28 Tahun 2009 tidak mengatur tentang alokasi
penggunaan pendapatan PBB KB untuk mengatasi dampak
negatif yang ditimbulkan.
 Tidak terdapat jaminan bahwa pemerintah daerah akan
mengalokasikan dana untuk mengatasi pencemaran udara
yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan bakar kendaraan
bermotor.
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (1)

Objek Pajak (Pasal 16)


“Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
adalah Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang
disediakan atau dianggap digunakan untuk
kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang
digunakan untuk kendaraan di air.”
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (2)
1) Subjek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah
konsumen Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
2) Wajib Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah orang
pribadi atau Badan yang menggunakan Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
3) Pemungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
dilakukan oleh penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4) Penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah produsen dan/atau importir
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, baik untuk dijual maupun
untuk digunakan sendiri. (Pasal 17)
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (3)
Dasar Pengenaan Pajak (Tax Base)
Dasar pengenaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor adalah Nilai Jual Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai. (Pasal 18)
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (4)
Tarif Pajak (Tax Rate) Pasal 19
 Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
 Khusus tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk
bahan bakar kendaraan umum dapat ditetapkan paling
sedikit 50% (lima puluh persen) lebih rendah dari tarif Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk kendaraan pribadi.
 Pemerintah dapat mengubah tarif Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor yang sudah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah dengan Peraturan Presiden.
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (5)
 Kewenangan Pemerintah untuk mengubah tarif Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dilakukan dalam hal:
 terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi 130%
(seratus tiga puluh persen) dari asumsi harga minyak
dunia yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun berjalan;
atau
 diperlukan stabilisasi harga bahan bakar minyak untuk
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak
ditetapkannya Undang-Undang ini.
Pengaturan PBB KB dalam UU No 28
Tahun 2009 (6)
 Dalam hal harga minyak dunia sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a sudah normal
kembali, Peraturan Presiden sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dicabut dalam jangka
waktu paling lama 2 (dua) bulan.
 Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Penghitungan PBB KB
Pajak Terutang = Tarif Pajak x DPP
= Tarif Pajak x NJBBKB
Contoh :
Harga jual premium Rp. 4.500,- per liter termasuk PPN
dan PBB KB, apabila asumsi tarif 5%, maka PBB KB
terutang dapat dihitung sebagai berikut:
=5% x 100/115 x Rp. 4.500,-
= 5/115 x Rp. 4.500,-
= Rp. 195,65 (Pembulatan 2 angka di belakang koma)
Masa Pajak
 Masa pajak adalah setiap bulan
 Pelaporan dan penyetoran dilakukan setiap bulan.
Taxation of Petroleum Products : Kenya
Case
Pajak yang dipungut atas produk minyak bumi dapat
mempengaruhi/ berdampak terhadap 3 (tiga) sektor
utama, yaitu :
1. Sektor Transportasi yang antara lain meliputi
transportasi darat, kereta api dan udara.
2. Sektor energi terutama mempengaruhi produksi listrik
3. Sektor Rumah Tangga

Pajak yang dipungut atas produk minyak bumi dapat


dikenakan tarif yang berbeda-beda, sebagaimana yang
terjadi di Kenya.
Pajak Air Permukaan
 Air permukaan adalah air yang
berada di atas permukaan bumi Subjek Pajak
tidak termasuk air laut kecuali air
laut tersebut telah dimanfaatkan Orang pribadi atau badan yang
dapat melakukan pengambilan dan
di darat atau pemanfaatan air permukaan

Wajib Pajak Objek Pajak


Orang pribadi atau badan Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah.
usaha yang mengambil dan Pengambilan dan pemanfaatan air permukaan.
atau memanfaatkan air bawah
tanah dan atau air permukaan
Bukan Objek Pajak

 Pengambilan dan atau pemanfaatan air permukaan


untuk keperluaan dasar rumah tangga, pengairan
pertanian dan perikanan rakyat, dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan dan
peraturan perundang-undangan.

 Pengambilan dan atau pemanfaatan air permukaan


lainnya yang ditetapkan dalam peraturan daerah.
Misalnya pengambilan air bawah tanah dana atau
air permukaan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, serta untuk keperluan
pemadaman kebakaran, tambak rakyat, tempat-
tempat peribadatan, riset atau penelitian, dan
sebagainya.
Tarif Pajak Air Permukaan

ABT
Tarif 20%
pajak air bawah tanah
AP
10%

Rumus untuk menghitung pajak air

Tarif X ( NPA = Kuantitas Air X Faktor Nilai Air X Harga Dasar Air /
HDA )
Tata Cara Pemungutan Pengambilan, atau pemanfaatan, atau

Pajak Air Permukaan


pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pengambilan, atau pemanfaatan, atau
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
 Pemungutan Pajak air permukaan oleh Milik Daerah yang khusus didirikan untuk
Pemerintah Provinsi Banten dilakukan menyelenggarakan usaha eksploitasi dan
pemeliharaan pengairan serta mengusahakan air
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsai dan sumber-sumber air.
Banten Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan, atau pemanfaatan, atau
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
Tanah dan Air Permukaan yang telah untuk kepentingan pengairan pertanian rakyat.
kecuali
Pengambilan, atau pemanfaatan, atau
diganti dengan Peraturan Daerah Provinsai pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
Banten Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak untuk keperluan dasar rumah tangga;
dan Retribusi Daerah. Peraturan tersebut Pengambilan, atau pemanfaatan, atau
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
mengatur bahwa setiap pengambilan dan lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah.
pemanfaatan air permukaan dipungut
pajak.
Dasar pengenaan pajak pengambilan dan
pemanfaatan air permukaan adalah nilai Harga dasar air permukaan
perolehan air. Nilai peroleh air diperoleh dari dihitung dengan cara mengalikan
perkalian antara volume air per bulan dengan komponen sumber daya air, faktor
harga dasar air. Tarif pajak pengambilan dan kelompok jenis pengambilan dan
pemanfaatan air permukaan adalah sebesar pemanfaatan air serta harga air
10% (sepuluh persen) dari nilai perolehan air. baku.

Harga Dasar air permukaan = (komponen sumber daya air) x


(faktor kelompok jenis pengambilan pemanfaatan air) x (harga
air baku).

Anda mungkin juga menyukai

  • Mengelola Dana Kas Kecil
    Mengelola Dana Kas Kecil
    Dokumen47 halaman
    Mengelola Dana Kas Kecil
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 4342 11622 1 PB
    4342 11622 1 PB
    Dokumen12 halaman
    4342 11622 1 PB
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Nurul Aini 180501166 - PDF
    Nurul Aini 180501166 - PDF
    Dokumen95 halaman
    Nurul Aini 180501166 - PDF
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 410 758 1 SM
    410 758 1 SM
    Dokumen18 halaman
    410 758 1 SM
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 5438 17385 1 SM
    5438 17385 1 SM
    Dokumen13 halaman
    5438 17385 1 SM
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 4742 11460 1 PB
    4742 11460 1 PB
    Dokumen23 halaman
    4742 11460 1 PB
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 6
    Pertemuan 6
    Dokumen16 halaman
    Pertemuan 6
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 1008766694
    1008766694
    Dokumen18 halaman
    1008766694
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • 4 +rahayu
    4 +rahayu
    Dokumen11 halaman
    4 +rahayu
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 3
    Pertemuan 3
    Dokumen55 halaman
    Pertemuan 3
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Penerapan Good School Governance GSG Dan Pengaruhn
    Penerapan Good School Governance GSG Dan Pengaruhn
    Dokumen11 halaman
    Penerapan Good School Governance GSG Dan Pengaruhn
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen12 halaman
    Bab 4
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat
  • Bab 8
    Bab 8
    Dokumen32 halaman
    Bab 8
    Merie Satya Angraini
    Belum ada peringkat