Modul Suara Demokarsi
Modul Suara Demokarsi
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dengan Tema Suara Demokrasi dengan baik. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dengan Tema Suara Demokrasi ini berisi informasi Umum. Komponen Inti, serta
lampiran yang diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu acuan/pedoman bagi pembimbing
maupun siswa dalam melaksanakan tugas projek.
Agar pelaksanaan projek dapat direalisasikan dengan baik, maka perlu pemahaman
yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman
yang dapat menjadi acuan bagi guru pembimbing dan siswa. Modul ini disusun sebagai acuan
dalam pelaksanaan pemenuhan tugas projek dalam kurikulum Merdeka ini. Pedoman ini berisi
hal-hal yang berkaitan dengan upaya guru pembimbing dan siswa dalam kegiatan Projek mulai
dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan assesmen.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini.
Penyus
Peserta didik SMA adalah generasi penerus bangsa yang dalam era mereka bersekolah di
SMA ini akan masuk kedalam masa penentuan kelanjutan sistem pemerintahan. Ketika mereka sadar
penuh bahwa suara mereka memiliki arti meskipun mereka menjadi pemilih pemula, mereka akan
merasa dengan memberikan suara mereka, mereka telah mengambil bagian dalam proses demokrasi.
Sistem pengambilan suara juga dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan/mufakat.
Bentuk musyawarah untuk mendapatkan mufakat sebagai bagian dari proses dasar berdemokrasi harus
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk berlatih sebelum teijun ke praktik demokrasi yang lebih
luas.
Proyek ini dimulai dengan tahap pengenalan, murid diajak mengenali dan menggali lebih
dalam tentang pentingnya partisipasi tiap individu dalam kelompok, mulai dari kelompok kecil hingga
dalam konteks masyarakat luas. peserta didik diajak juga lebih peka melihat kesenjangan dan
ketidaksetaraan yang teijadi di lingkungannya, serta mengenalkan peran anak muda dalam proses
demokrasi.
Setelah tahap pengenalan, murid masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan riset
terpadu dan mandiri, serta melihat konteks kemajuan teknologi dalam proses pelaksanaan demokrasi
Tujuan, Alur, di kehidupan nyata. Selama proses projek ini beijalan, murid tidak hanya membentuk pengetahuan,
namun juga membangun kesadaran dan melakukan penyelidikan secara kritis sehingga pada akhimya
dan Target dapat merencanakan solusi aksi dari situasi yang telah mereka ketahui dan pahami.
Pencapaian Projek
Di tahap terakhir yaitu Aksi, murid menuangkan aksi nyata mereka dengan menyajikan hasil
karya yang telah dibuat yang berupa musikalisasi puisi, poster, karikatur, tarian, drama, dan lain-lain.
Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan secara spesifik tiga dimensi Profil
Pelajar Pancasila, yakni Berkebhinekaan Global dan Bemalar Kritis beserta sub-elemen terkait yang
dijabarkan secara detail pada dokumen ini.
1. PENGENALAN
siswa aktif bereksplorasi dan mencari informasi tentang demokrasi dan kebhinekaan global dalam
kehidupan sehari-hari yang mereka jumpai
2. PERENCANAAN
Siswa merencanakan dan merancang projek yang akan dibuat mulai dari jenis kegiatan sampai
pada proses latihan untuk mempersiapkan ketika unjuk aksi
3. AKSI
Guru dan siswa mereview pelaksanaan projek dan upaya tindak lanjutnya
4. ASSESMEN
Alur Guru melakukan penilaian akhir pada kegiatan projek untuk penilaian di rapor projek
Pelaksanaan
Projek
*-' r
-n r-' r-1
Elemen Prolil Pelajar Pancasila Sub elemen Profi 1 Pelajar Target Pencapaian Di Akhir Fase E (5MAr 16-16 Aktifitas
L_ . Pancasila tabun)
L_
^j
LJ
-1
r
Berpartlsipail menentukan pllihan dam
Dimensi Prolil Pel ajar P- Berpartisipasi ddlarn
keputuidn untuk kepentlngan bersama
Kebbinekaab proiHi pergambildn
ancasila Berkeadilan Sasial
Global melalui prases bertukar pikirdn seeara
keputuidn beridmd
LJ _J
eermait dan tefbnka setara mandlrl.
Dimensi,
Mengbilangkan k&lompok dart suku bangsa serta
Lernadap StereOtip dar berlmsiatlf mengajafc orang lain untuk
pengalaman prasangka merwlakstereotip dan prasangka
kebhinekaan
Elemen, &
Sub elemen
ProfiL Pelajar Pancasila
Suara DemoKras Dimensi Prof 11 Pel Elemen Profit Pel Sub elemen Profit Pel Target Pencapaian Di Aik h ir Fan E
ajar Pancasila ajar Pancasila ajar Pancasila (IMA, 16-16 tabun)
Dimensi, ReNeksI
Meiefleksi dan
Menjelaskan ala&an untuk
mandukung pemikirannya dan
memlkirkan pandangan yang mungkm
Elemen, &
mengavaluaji
pemlklran dan Perl aw an an dengan pemikirannya
pemikirannya
proses berpikir sendiri dan mengubah pamlkirannya jlka
Sub elemen
diparlukan.
Dengan mengenalkan kepada peserta didik sebagai anak muda bahwa keterkaitan antara
kebebasan berekspresi atau tindakan mengutarakan pendapat dengan kesetaraan terletak pada
pandangan bahwa semua manusia dianggap setara di mata hukum, sehingga siapapun yang
ingin berpendapat atau bersuara, terlepas dari latar belakang dan kepercayaan, harus
dihormati dan patut untuk didengar. Hal ini juga didasari oleh adanya hak asasi manusia (ada
di dalam UU No.39 Tahun 2009 pada pasal 22 ayat 3) yang secara jelas mengakui dan
memberikan hak bagi setiap warga negara, khususnya di Indonesia, untuk berkumpul,
mengutarakan pendapat dan berdemokrasi.
Dalam menyuarakan ekspresinya, para peserta didik juga didorong untuk bisa berpikir
kritis terhadap apa yang mereka suarakan dan ekspresikan sehingga suara mereka dapat
dipakai secara bertanggung jawab.
1. Siswa mengikuti kegiatan P5 dengan baik, bisa Kegiatan sosialisasi diselenggarakan dengan
memahami arti dari sauara demokrasi yang sudah harapan:
jelaskan oleh guru. 1. Siswa memahami kegiatan yang akan
2. Guru menjelaskan tentang tema projek (suara dilakukan selama projek
demokrasi) yang akan dilaksanakan 2. Siswa memahami tujuan akhir projek yang
3. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa berkaitan dengan sub elemen profil pelajar
kelompok dan diminta untuk menentukan ketua pancasila yang dituju
kelompok 3. Guru memahami suport apa yang bisa diberikan
kepada siswa selama projek
4. Guru menjelaskan tentang konsep mandala, 4. Siswa diharapkan untuk bisa membuat karya
yaitu bentuk dekorasi pada kertas berbentuk bulat yang bertemakan MANDALA
dengan pola
Hasil karya dalam kegiatan ini bukan menjadi pokok pembelajaran, namun
memperlihatkan dan mensimulasikan bentuk-bentuk ketidaksetaraan dalam kehidupan
nyata, sebagai bentuk ketidaksetaraan terhadap fasilitas umum, akses pelayanan
publik, kesejahteraan yang tidak merata, sistem pendidikan yang tidak seimbang dan
berbagai hal lainnya.
Persiapan Pelaksanaan
1) Sebelum memulai kegiatan, Guru 1) Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Setiap anggota
membuat 4 paket peralatan yang ditaruh kelompk duduk berdekatan dengan teman kelompoknya.
dalam kantong plastik atau wadah 2) Setelah membagi kelompok, jelaskan bahwa pada kesempatan ini
transparan apapun yang dapat memuat siswa diminta untuk membuat karya di atas kertas gambar dengan tema
peralatan tersebut. Peralatan tersebut akan “Yang Kurindu dari Kampung Halamanku”. Karya berupa
gambar/lukisan tersebut dapat berupa motif ragam hias pada kain,
digunakan untuk membuat karya dalam
bangunan tradisional, makanan tradisional, kendaraan tradisional,
aktivitas ini. bahkan kata sapaan khas kampung halamanku, atau bentuk lainnya
2) Dalam masing-masing kantong yang yang dapat menggambarkan tema tersebut.
berbeda tersebut berisikan: 3) Sebelum mulai, guru memanggil perwakilan kelompok satu persatu
• HANYA pensil biasa, TANPA penghapus untuk membagikan kantong transparan atau nampan berisi
• Pensil biasa DAN penghapus perlengkapan untuk masing-masing kelompok.
• Pensil biasa, pensi; warna dan penghapus 4) Pastikan seluruh peserta dapat melihat kantong beserta isinya. Tiap
• Pensil biasa, pensil warna, krayon, spidol, kelompok akan mendapatkan paket perlengkapan yang berbeda-beda.
Apabila ada peserta yang bertanya mengapa, jelaskan bahwa inilah
gunting, dan penghapus.
peraturan yang diberikan.
3) Hasil karya dalam kegiatan ini bukan 5) Jelaskan bahwa masing-masing kelompok HANYA BOLEH
mejadi pokok pembelajaran, namun menggunakan peralatan yang terdapat dalam kantong kelompoknya
memperlihatkan dan mensimulasikan untuk membuat karya individual. Peserta TIDAK DIPERKENANKAN
bentuk-bentuk ketidaksetaraan terhadap saling meminjamkan peralatan dengan kelompok lainnya.
fasilitas umum, akses pelayanan publik, 6) Setelah selesai, persilahkan siswa menjelaskan hasil karyanya lalu
kesejahteraan yang tidak merata, sistem diskusikan hasil kegiatan bersama seluruh siswa
pendidikan yang tidak seimbang dan 7) Setelah selesai, guru meminta siswa untuk mengisi Lembar Kerja
berbagai hal lainnya. berikut.
Nama Siswa
Kelas
Setelah kamu selesai membuat karya dengan peralatan yang diberikan, coba
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Jelaskan karyamu dan peralatan apa yang kamu gunakan!
2. Apakah kamu menggunakan seluruh peralatan yang diberikan?
3. Jika kamu bisa memilih, apa peralatan yang kamu butuhkan?
4. Menurutmu, bagaimana hubungan antara fasilitas yang kamu miliki
terhadap karya yang kamu hasilkan?
5. Apakah peraturan dalam kegiatan ini sudah cukup adil menurutmu?
Mengapa?
6. Apa arti keadilan menurutmu?
7. Mana yang lebih tepat, memberikan peralatan yang sama bagi setiap
orang, atau memberikan peralatan sesuai dengan kebutuhan?
8. Menurutmu, apa pentingnya kebebasan berekspresi atau mengemukakan
pendapat?
9. Apakah kamu pernah mengalami tantangan dalam mengekspresikan
pendapat? Coba jelaskan bagaimana situasinya!
Teori Inklusi sosial dan Pengenalan Dengan Keragaman Individu dan Keg i atari:
Peran Individu DaLam Demokrasi (Kelompok MarginaL dan Rentan)
Bermain Peran "Jalan Privilese
Waktu: PeraLatan: Peran Guru: Pad a kegiatan ini, Peserta didik diharapkan da pat mengenal berbagai keragaman individu, di
90 Men it 2 Jam Alat tulis dan kertas, ruangan auLa atau Narasumber dan FasiUtator. mana terdapat kelompok tertentu yang mengalami tantangan dalam kehidupannya
PeLajaran Lapangan kosong bermasyarakan Tantangan yang dihadapi dikarenakan adanya hak istimewa (privilese) yang
dimiliki oleh satu kelompok tertentu, umumnya kelompok mayoritas, sehingga terjadi
pembatasan yang sering merugikan kelompok agama atau etnis minoritas tertentu. Hak
istimewa atau privilese adalah keadaan menguntungkan yang kita miliki, yang dideJinisikan
sebagai keuntungan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang, biasanya
karena posisinya atau karena mereka kaya; keuntungan atau otoritas khusus yang dimiliki oleh
orang atau kelompok tertentu (2 Cambridge Dictionary. (2020). Privilege. Cambridge University
Press. Diakses dari: https;//d ictionary.cambridge.org/dictionary/english/privilege pada 5
Agustus 2020).
Privilese ini menggambarkan kelebihan yang dimiliki orang, atau bahkan kita, yang tidak sering
terpildrkan karena kita tidak pemah mengalami sisi tertindas. Guru juga da pat menjelaskan
bagaimana pembatasan merupakan bentuk ketidakadilan, juga bagaimana pengistimewaan
budaya mayoritas sebagiai budaya mainstream da pat merepresi budaya minoritas. Dengan
bermain jalan privilese, Peserta didik diharapkan dapat me mana mi situasi yang dialami oleh
berbagai individu, dan mampu mengidentifikasi ketidaksetaraan yang terjadi di masyarakat,
sehingga dapat menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya dan
agama.
Persiapan Pelaksanaan
1) G u ru menj e laskan ba hwa 1) Peserta didik diajak mengidentifikasi identitas diri yang 5) Masing-masing nomor mewakili karakter berikut (karakterdapat
peserta didik akan diajak bermain melekat dengan menuliskan identitas diri dengan menjawab disesuaikan, namun hendaknya mewakili berbagai kelompok di
peran menjadi beberapa peran pertanyaan-pertanyaan berikut ini: masyarakat):
kelompok di masyarakat. * A pa identitas gender kamu? o Nomor 1: Laki-laki, beragama Islam, bekerja di kantor Kementerian,
2) G u ru men g ajak peserta d id i k * Di mana kamu tinggal? (pedesaan, kota, pinggiran) 30 tahun, sudah berkeluarga
mengatur ruangan kelas agar * A pa agama atau kepercayaan kamu? o Nomor 2: Perempuan, petanj, 30 tahun, janda, korban bene ana o
cukup luas untuk bermain peran, * Berapa usia kamu? Nomor 3: Perempuap, menganut Sunda Wiwitan, 20 tahun, llajang o
atau berplndah ke aula yang cukup * Apakah kamu bekerja? (jika iya, apakah kamu bekerja secara Nomor 4: Perempuan, Kristen, peserta didik sekolah menengah, 17
tenang. penuh atau secara lepas) tahun, orang Papua
3) Peserta di di k menyi apka n al at * A pa identitas suku kamu? [jawa, betawi, batak, minangt dayak, o Nomor 5: Laki-laki, tuli, 35 tahun, duda anak 2 o Nomor 6:
tu lis dan kertai banjar, melayu, bali, abui, bugis, gorontalo, kaili, asmat, ambal, Perempuan, kepala kantor Kecamatan, 30 tahup, lajang 0) Peserta
dll) didik diminta membayangkan jika mereka menjadi karakter yang
2) Setelah mengidentifikasi identitas diri yang melekat peserta ditentukan, kemudian guru membacakan pemyataan yang
didik diajak bermain peran menjadi beberapa karakter untuk dibacakan kepada setiap orang yang bermain, untuk dijawab
mengenal konsep keadaan menguntungkan atau privilese berdasarkan kondisi/kemampuan masing-masing karakter.
{privilege} yang kita miliki, 7) Dari masing-masing pemyataan yang dibacakan, Peserta didik harus
3) Laksanakan pembagian nomorkepada peserta yang hadir, menjawab dengan respon sebagai berikut:
Peserta didik mendapatkan nomoryang mewakili karakter yang a. jika menjawab ya, Peserta didik dapat beijalan satu langkah ke
akan mereka perankan (nomor 1-6), guru dapat menggunakan depan
aplikasi acak dadu untuk membangun ketertarikan Peserta didik bijika menjawab ragu-ragu Peserta didik diam d item pat c.jika
4) Peserta didik diminta untuk berbaris bersaf. menjawab tidak, Peserta didik beijalan 1 langkah mundur,
-*
0
Teori InkLusi sosial dan Pengenalan Dengan Keragaman Kegiatan:
Individu dan Peran Individu Dalam Demokrasi (Kelompok
Bermain Peran “JaLan PriviLese"
Marginal dan Rentan)
15. ) Peserta didik melakukan riset mandiri tentang kelompok marginal dan kelompok rentan di
Indonesia. Format untuk riset ditentukan oleh guru, m isa I nya tentang hak dan kewajiban,
peran di masyarakat. Hasil riset dituliskan dalarr bentuk laporan singkat atau presentasi visual
dalam bentuk peta pikiran, giuntingan artikel dan sebagainya,
16. ) Dari permainan ini, Peserta didik diharapkan memahami bahwa kita memiliki privilese tertentu
yang pada akhirnya menentukan apakah kita dapat menikmati fasilitas dengan baik, atau justru
terhambat atas keadaan tertentu yang melekat pada diri kita, Keadaan menguntungkan yang
kita miliki disebut sebagai privilese, yang didefinisikan sebagai keuntungan yang hanya dimiliki
oleh satu orang atau sekelompok orang, biasanya karena posisinya atau karena mereka kaya;
keuntungan atau otoritas khusus yang dimiliki oleh orang atau kelompok tertentu, Privilese ini
menggambarkan kelebihan yang dimiliki orang, atau bahkan kita, yang tidak sering terpikirkan
karena kita tidak pernah mengalami sisi tertindas. (Cambridge Dictionary. (2020). Privilege.
Cambridge University Press, Diakses dari:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/engli5h/privilege pada 5 Agustus2020).
Kegiatan:
Anak Muda Sebagai Kelompok Rentan dalam Presentasi dan Diskusi kritis: Anak
_
Peserta didik mempresentasikan hasil riset mandiri
tentang kelompok marginal dan kelompok rentan di
Indonesia.
f
Kegiatan:
Anak Muda Sebagai Kelompok Rentan dalam Presentasi dan Diskusi kritis: Anak
Demokrasi dan Diskusi Kritis muda sebagai Kelompok Rentan
dalam Demokrasi
—•
Persiapan PeLaksanaan
Selama proses diskusi, guru menjadi fasilitator agar diskusi terus berjalan,
menguatkan murid bahwa tidak ada jawaban benar salah dan mendukung murid
untuk me 11 hat kembali riset agar jawaban murid berdasarkan data yang ada.
TUJUAN
ALAT &
1. Peserta didik merefleksikan permainan yang dilakukan dengan caramenjawab pertanyaan berikut dan membagikannya dalam kelompok/kelas:
b. Apakah ada kendala/kesulitan yang kelompokmu alami untuk mencapai tujuan yang ditetapkan? Bagaimana penyelesaiannya?
d. Apa hal yang menurutmu kamu dan kelompokmu dapat lakukan lebihbaik?
e. Jika permainan ini dikaitkan dengan konsep peran, hak, dan kewajiban; bagian manakah dalam permainan yang menunjukkan penerapan peran,
2. Peserta didik mendapat penguatan dari guru/fasilitator mengenai konsepperan, hak, dan kewajiban. Contohnya:
Tidakselalu hal yang dikerjakan secara bersama/berkelompok akanlebih mudah dari pada dikerjakan secara individu. Peluang untuk berselisih lebih
Untuk mengelola perselisihan agar tidak mengganggu tujuan bersamaperlu adanya penyelarasan tindakan sesuai dengan peran masing- masing
individu.
Hak dan kewajiban mendasar/asasi setiap orang bisa sama namun bisa jadi ada pergeseran hak dan kewajiban jika melihat peran dalam lingkungan.
Alangkah baiknya selain kita bersikap sesuai dengan perankita, kita juga dapat mendukung orang lain menjalankan perannya dengan optimal
1
ALAT & BAHAN
1. Pertanyaan Panduan
LDKS
2. Kertas/dinding/papan
tulis
3. Sticky notes
4. Stiker
1. Peserta didik bersama fasilitator mengevaluasi jalannya FGD pada sesi sebelumnya. Fasilitator dapat memodifikasi panduan FGD jika
dirasa perlu.
2. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil beranggotakan 8-10 orang secara heterogen.
-1
KEGIATAN INTI
1. Peserta didik melakukan LDKS mengenai pelaksanaan kegiatan OSIS yang selama ini
berlangsung.
7
KEGIATAN PENUTUP
1. Peserta didik menuliskan hasil kegiatan LDKS di dalam sticky notes kemudian menempelkannya di
2. Peserta didik menempelkan stiker pada hasil FGD yang menurutnya paling penting dan didukungnya.
L__