Koloid
Koloid
Farmasi
XI
a. Peptisasi: Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dengan bantuan zat pemeptisasi
(pemecah).
Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh H2S; dan agar-agar
dipeptisasi oleh air.
b. Mekanik: Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus atau digiling dengan penggiling
koloid, hingga tingkat kehalusan tertentu. Lalu, diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama
dengan gula pasir, kemudian serbuk yang sudah halus tersebut dicampur dengan air.
c. Busur Bredig: Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti Ag,
Au, dan Pt. Caranya, arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah
elektrode logam (bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan
ke dalam air, hingga kedua ujung elektrode hampir bersentuhan, agar terjadi
loncatan bunga api.
Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Merupakan efek penghamburan berkas cahaya oleh partikel koloid.
Sifat-sifat Koloid
2. Gerak Brown
Merupakan gerakan lurus dan tidak beraturan (gerak zigzag) dari partikel-partikel
koloid yang teramati dengan menggunakan mikroskop, saat suatu dispersi koloid
diberikan sinar dengan arah tegak lurus.
Sifat-sifat Koloid
3. Elektroforesis
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik karena partikel koloid bermuatan
listrik. Pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus
listrik disebut elektroforesis.
Sifat-sifat Koloid
4. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya partikel bermuatan (ion) pada
permukaan koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid
untuk menarik atau ditempeli oleh partikel-partikel kecil.
Sifat-sifat Koloid
5. Koagulasi
proses rusaknya sistem koloid yang ditandai dengan proses penggumpalan akibat
terbentuknya partikel-partikel yang lebih besar ukurannya daripada ukuran koloid
(lebih besar dari 100 nm).