Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN Agustus 2023


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DERMATITIS
VENENATA
Nur Afdhaliyah
111 2022 2199

Pembimbing :
dr. Asnawi Madjid, Sp.KK,(K) MARS, FINSDV
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan populasi manusia sensitif terhadap pergeseran pola cuaca dan pola
pergeseran agen penyakit yang sebagian terkait dengan gangguan ekologis dan
perubahan iklim. Salah satu contohnya adalah penyebaran kumbang ke tempat yang
hangat dan lembab di daerah tropis yang menyebabkan wabah penyakit di lokasi
yang lebih baru. Sekitar 30 genus Paederus telah terbukti menyebabkan dermatitis
venenata atau mengandung zat beracun yang dikenal sebagai paederin. Dermatitis
venenata adalah dermatitis kontak iritan akibat terhimpitnya serangga anggota
keluarga Paederus secara tidak sengaja pada kulit.
02 Pembahasan
Defenisi

Dermatitis Venenata / Paederus / Kontak Iritan Toksik


: bagian dari dermatitis kontak iritan tipe akut lambat yang biasanya
disebabkan oleh gigitan, liur, atau bulu serangga yang terbang pada malam hari,
dimana gambaran klinis dan gejalanya baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih
setelah kontak.
Epidemiologi
Ditemukan di semua
wilayah kecuali Antartika
dan lebih umum didaerah
tropis dan subtropis.

Wabah telah dilaporkan


terutama didaerah Eropa dan
Asia.

Kasus Sporadis terlihat pada


musim apapun ketika
serangga aktif, terutama
musim penghujan.
Etiologi

Penyebab dari Dermatitis Venenata adalah


toksin dari serangga paederus/tomcat.
Ukuran dewasa kumbang ini panjang 7-10
mm, lebar 0,5 mm, terdapat warna hitam
pada kepala, abdomen bawah dan elytral
( daerah meliputi sayap dan sepertiga
segmen abdomen ), terdapat warna merah
pada toraks dan abdomen atas.
Gbr. 1 Paederus beetle
Patofisiologi
Bahan iritan (toksin) merusak membran lemak (lipid membrane) keratinosit

Kerusakan membran mengaktifkan diasilgliserida (DAG), platelet activating


factor (PAF), dan inositida (IP3). Kemudian diubah menjadi prostaglandin
(PG) dan leukotrien (LT)

PG dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas


vaskular sehingga mempermudah transudasi pengeluaran komplemen dan
kinin.

Mengakibatkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinya kontak dengan


kelainan berupa eritema, edema, panas, nyeri
Manifestasi Klinis

 Kelainan kulit dapat berupa lepuhan, kulit kemerahan, diatasnya terdapat vesikel papul,

pustule, bentuk polimorf, multipel, tersebar tergantung penyebaran racun. Sering buang air

kecil (frekuensi)

 Dalam kasus ringan, eritema ringan dapat berlangsung selama beberapa hari

 Kasus yang berat, selain menunjukkan lesi yang lebih luas, dapat menunjukkan gejala

tambahan, seperti demam, neuralgia, artralgia, dan muntah.


Diagnosis
Anamnesis
 Lesi dirasakan perih/panas dibandingkan rasa gatal
 Pasien dekat dengan perkebunan atau persawahan
 Pasien terdapat kontak dengan serangga paederus

Pemeriksaan Fisik

 Perjalanan lesi
 Lesi berbentuk linier akibat serangga yang berjalan diatas kulit
 “kissing lesion” pada area fleksor karena toksin dapat terusap dan mengiritasi
Tatalaksana

Medikamentosa Non-Medikamentosa
 Lesi basah: kompres terbuka dengan kasa 2-3  Membilas segera area yang terkontak dengan
lapis yang mengandung NaCl 0,9 % serangga
 Lesi kering : krim kortikosteroid potensi  Mencuci bersih pakaian, handuk atau peralatan
sedang yang terkontak dengan serangga
 Tincture iodine untuk menetralisir pederin  Tidak menggaruk dan menyentuh lesi
 Antihistamin digunakan untuk meredakan
pruritus
Komplikasi

1. Infeksi sekunder (penatalaksanaan sesuai dengan lesi, pemilihan

jenis antibiotik sesuai kebijakan masing-masing rumah sakit).

2. Hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi paska inflamasi


Prognosis

Pada kasus dermatitis kontak ringan, prognosis sangat bergantung

padakemampuan menghindari bahan iritan penyebab. Pada kasus dermatitis

kontak yang berat diakibatkan pekerjaan, keluhan dapat bertahan hingga 2

tahun walaupun sudah berganti pekerjaan


03
Kesimpulan
Kesimpulan
Dermatitis Venenata ditandai dengan lesi kulit berupa kemerahan berair, terasa panas
dan perih pada area yang terafek. Kriteria diagnosis yaitu lesi dirasakan perih/panas
dibandingkan rasa gatal. Penatalaksanaannya mirip seperti dermatitis iritan akut, dapat
berupa terapi non medikamentosa maupun medikamentosa. Pengetahuan yang tepat
mengenai tanda klinis DKI toksik ini dapat menjadi modal pasien. Sebelum mencari
pengobatan ke dokter, setidaknya bisa dilakukan penanganan dengan terapi non
medikmentosa.
Daftar Pustaka
1. Fahri M, Hidayat N, Ismail S. Dermatitis venenata. J Med Prof. 2019;1(1):1-27. doi:10.1136/jrnms-4-423

2. Chintagunta AS, Jaju P, Kotagiri S. Paederus dermatitis ’ outbreak in residential hostels - A retrospective clinical

study . 2022;(November 2016):3-6.

3. Gyeltshen K, Sangye N, Tenzin KC, Dorji T. Clinical description and treatment outcomes of Paederus dermatitis in

Phuentsholing, Bhutan in 2021: A cross-sectional study. Ski Heal Dis. 2023;(December 2022):1-8.

doi:10.1002/ski2.223

4. Beaulieu BA, Irish SR. Literature review of the causes, treatment, and prevention of dermatitis linearis.

doi:10.1093/jtm/taw032

5. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, et al. Fitzpatrick’s Dermatology 9th Edition. Vol 1.; 2019.

6. Marganingsih, Rini D. Dermatitis Kontak Iritan Toksik. J Kesehat Masy. 2022;7(3):1-14.

Anda mungkin juga menyukai