GASTROENTEROHEPA
TOLOGI
Modul 3 buang air besar
berdarah
Tutor : dr. Nur fadhillah Khalid
Kelompok 7B
Hafiffah Suci Mas’a ( 11020170111 )
Rafiqah Ramdania Ridwan ( 11020190132 )
Gadista Mayssi Muthma’innah ( 11020190145 )
Moch. Raqil Ramdhani Hasbi ( 11020190156 )
Mutiara Andjani Arsyad ( 11020190159 )
Ali Akbar ( 11020190177 )
Tendri Nasyrah Azzahra ( 11020190185 )
Muh Farel Dzulhy ( 11020190194 )
Musdalifa ( 11020190204 )
Nur Afdhaliyah ( 11020190251 )
Skenario
3
Seorang laki-laki berusia- 65 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan
BAB darah segar dialami sejak 3 hari terakhir sebanyak 3x, darah menetes di akhir
BAB berwarna merah segar, keluhan ini sudah sering dialami. Anus terasa nyeri tapi
tidak ada benjolan di tepi anus. Pasien juga mengeluh sering lemas dan merasa
pusing. Nyeri perut tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Riwayat pasien sering
sembelit, pasien kurang suka mengkonsumsi sayur dan buah.
Kata sulit Kata kunci
Konstipasi adalah jika frekuensi BAB 1. seorang laki2 berusia 65 tahun
(buang air besar) kurang dari 3 kali dalam 1 2. keluhan BAB darah segar
minggudengan konsistensi yang keras 3. dialami sejak 3 hari terakhir sebanyak 3
disertai nyeri , bab dalam jumlah yang kali
besar setidaknya satukali setiap 7-30 hari 4. darah menetes di akhir BAB berwarna
atau pada pemeriksaan fisik teraba massa merah segar
feses 5. anus terasa nyeri tapi tidak ada benjolan di
tepi anus
Referensi :Suraatmaja, R. (2017). Konstipasi. 6. pasien sering sembelit dan pasien kurang
Gastroenterologi Anak, 2326–2338 suka mengonsumsi sayur dan buah
Pertanya
1.
2.
3.
an
jelaskan mekanisme defekasi normal!
apa etiologi nyeri dan BAB berdarah sesuai skenario?
jelaskan klasifikasi BAB berdarah!
4. -
bagaimana patomekanisme BAB beradarah?
5. bagaimana hubungan kebiasaan makan dengan gejala yang di
rasakan?
6. apa hungungan Riwayat penyakit terdahulu dengan penyakit
sekarang?
7. apakah langkah-langkah diagnosis pada scenario?
8. bagaimana diagnosis banding pada skenario ?
9. bagaimana perspektif islam terkait scenario?
Anatomi dan fisiologi
Anatomi
Intestinum tenue
Duodenum Jejenum
Referensi : Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
fisiologi
Memicu refleks
Refleks gastroileum
gastrokolon
Terjadi kembali
Refleks gastroileum
M.Sphincther ani
Memicu refleks
internus dan externus
defekasi
melemas
Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC, Hal. 690-691.
02
Etiologi Nyeri dan BAB
Berdarah
Etiologi nyeri
pleksus pembuluh
tekanan tinggi hemoroid
hemoroidais darah tidak
dari dalam membesar
meregang kembali semua
tidak di
terinfeksi trombosis prolaps
tangani
nyeri
Referensi: Siti Setiati dkk.
2014. Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid II Edisi VI.
Etiologi BAB bercampur darah
feses keras
perdarahan
Referensi: Siti Setiati dkk.
2014. Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid II Edisi VI.
03
Ulkus
Tumor &
Karsinoma kolorektal & lipoma
Neoplasma
Pada saat kekurangan serat, massa feses menjadi terlalu sedikit untuk dapat didorong
keluar oleh gerak peristaltik usus sehingga pergerakan tinja melalui usus besar menjadi
pelan dan sering disebabkan oleh sejumlah besar tinja yang kering dan keras yang
menumpuk pada kolon desenden. Keadaan ini biasa kita sebut konstipasi atau sembelit.
Referensi:
- Modul CSL Mahasiswa Sistem GEH Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia
- Wandari, Novalita Ningtyas. 2012. Prevalensi Hemoroid di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
08
Diagnosis Banding
Hemoroid Kolitis Ulseratif Ca Colorectal
defenisi Hemoroid merupakan Merupakan penyakit radang kolon adalah suatu tumor malignan yang
pelebaran dan inflamasi nonspesifik yang umumnya muncul dari jaringan epitel dari kolon
pembuluh darah vena di berlangsung lama disertai masa atau rectum (Harahap, 2004).
daerah anus yang berasal remisi dan eksaserbasi yang
dari plexus hemorrhoidalis. berganti-ganti.
Hemoroid dapat
diklasifikasikan atas
hemoroid eksterna dan
interna. Hemoroid dapat
diklasifikasikan atas
hemoroid eksterna dan
interna.
epidimiologi • prevalensi hemoroid di Puncak penyakit ini adalah antara • Penyebab nomor 2 kematian di
Indonesia adalah 5,7% usia 15 dan 40 tahun, dan negara berkembang.
• Faktor resiko pria dan menyerang kedua jenis kelamin • lebih dari 940.000 kasus baru
wanita sama sama banyak. Insidensi kolitis dan terjadi kematian pada
• Usia 45-65 ulseratif per tahun adalah sekitar 1 500.000 / tahun (World Health
per 10.000 orang dewasa kulit putih. Organization, 2003).
Penyakit ini lebih jarang dijumpai • pria = wanita.
pada orang kulit berwarna. • 90% berumur >50 tahun dan 5%
pasien berusia < 40 tahun
• kanker rektum , laki – laki >
wanita ( 8:7 - 9:5)
Hemoroid Kolitis Ulseratif Ca Colorectal
etiologi • Genetik - Genetik - hingga saat ini masih
• Peningkatan tekanan - Reaksi sistem imun tubuh belum diketahui
abdominal karna tumor - faktor genetik memiliki
• Usia tua korelasi terbesar
• Konstipasi kronik - Mutasi dari gen APC
• Hubungan seks perianal adalah penyebab familial
• Kurang makanan yang
berserat
patogenesis Hemoroid timbul karena dilatasi, Lesi patologis awal terbatas pada etiologi maupun faktor pencetus
pembengkakan atau inflamasi lapisan mukosa berupa pembentukan ca colorectal →polip→
vena hemoroidalis yang abses dalam kriptus. Pada stadium adenokarsinoma→Pertumbuha
disebabkan oleh faktor-faktor penyakit yang lebih lanjut, abses n tumor secara tipikal
risiko/pencetus. kripte pecah menembus dinding →menimbulkan beberapa
kripte dan menyebar dalam lapisan gejala→penyakit menyebar ke
submukosa, menimbulkan dalam lapisan lebih dalam dari
terowongan dalam mukosa. Mukosa jaringan usus dan organ-organ
kemudian terkelupas menyisakan yang berdekatan
daerah tidak bermukosa (tukak).
Hemoroid Kolitis Ulseratif Ca Colorectal
Gejala klinis • buang air besar sakit dan sulit - Diare - tidak ada gejala dan tanda dini
• dubur terasa panas - Perdarahan rektum - gangguan faal usus
• serta adanya benjolan di dubur - Nyeri abdomen - Obstruksi
• perdarahan melalui dubur - Demam - Perubahan pada kebiasaan
BAB (perdarahan ,dll)
- Konstipasi
- Nyeri
diagnosis Anamnesis,harus dikaitkan dengan - Anamnesis (dijumpai diare - Anamnesis (diare /obstipasi,
faktor obstipasi, defekasi yang keras, disertai darah) sakit perut tidak menentu,
yang membutuhkan tekanan intra - Pemeriksaan fisis (colok perdarahan +lendir)
abdominal yang tinggi (mengejan), dubur) - pemeriksaan rutin (Hb,
pasien sering jongkok berjam-jam di - Pemeriksaan penunjang elektrolit, dan pemeriksaan
toilet, dan dapat disertai rasa nyeri (sigmoidoskopi, tinja)
bila terjadi peradangan kolonoskopi, radiografi, - Pemeriksaan fisis (tidak
Pemeriksaan fisik: inspeksi, colok USG endoskopi) banyak berperan kecuali colok
dubur, anuskopi dan sigmoidoskopi. dubur/Rectal Toucher)
Hasil pemeriksaan fisik: - Pemeriksaan penunjang
1. Apakah terdapat pembekakan (skrining CEA, biopsi saat
vena yang mengalami prolaps. kolonoskopi , foto polos
2. Lokasi diatas linea dentata atau abdomen ,kontras)
di bawah linea dentata.
Pemeriksaan penunjang:
3. Pemeriksaan anoskopi
4. Pemeriksaan sigmoidoskopi
Hemoroid Kolitis Ulseratif Ca Colorectal
Penatalaksana • Nonfarmakologis: bowel Non-farmakologi: Non-farmakologi:
an management program (BPM) - Diet residu-rendah - Diet daging merah dan
• medis farmakologis: - Diet protein tinggi daging proses temperatur
1. Obat memperbaiki defekasi: Farmakologi: tinggi
suplementserat - Tingtura opium dan paregorik - Tidak merokok dan alkohol
2. Obat simtomatik : anusol (untuk mengatasi diare) Farmakologi:
3. Obat mengehentikan - Obat antikolinergik - Suplemen kalsium
perdarahan: bentuk (menghilangkan kram - Aspirin ,NSAID
micronized (daflon ) abdomen dan diare) - Terapi adjuvan (Terapi
4. Obat penyembuh dan Apabila tindakan medis tidak radiasi , Kemoterapi )
pencegahan serangan berhasil, maka dapat dilakukan - Terapi paliatif (tindakan
hemoroid: ardium 500 mg tindakan operasi (kolektomi) operasi (APR),kolostomi)
• Tindakan medis minimal invasif
:skleroterapi hemoroid atau
ligasi hemoroid atau terapi
laser
• Tindakan bedah
pencegahan mempertahankan tinja tetap - Meningkatkan daya tahan - Meningkatkan daya tahan
lunak,Latihan olahraga seperti tubuh tubuh
berjalan, dan peningkatan - Mengkonsumsi makanan - Mengkonsumsi makanan
konsumsi serat bergizi dan menghindari bergizi dan menghindari
makanan yang dapat makanan yang dapat
mengiritasi saluran cerna mengiritasi saluran cerna
Hemoroid Kolitis Ulseratif Ca Colorectal
Komplikasi • Anemia Komplikasi lokal: Komplikasi primer:
• Syok/persyok - Megakolon, karsinoma - obstruksi usus + penyempitan
• Infeksi kolon lumen
Komplikasi sistemik: - Perforasi
- Pioderma gangrenosa, Lainnya :
episkleritis, uveitis, artritis, - Kebocoran anastomosis
spondilitis ankilosa - Perforasi
- occult bleeding ,dll
Prognosis • Prognosis kasus hemoroid Prognosis banyak dipengaruhi - tergantung pada stadium
tergantung derajat hemoroid secara oleh ada tidaknya komplikasi penyakit (kesintasan 5 tahun
klinis atau tingkat respons terhadap untuk Dukes A adalah >90%,
• Dengan terapi yang sesuai, pasien pengobatan konservatif Dukes B 77%,Dukes C
yang simptomatik akan menjadi 48%,dan Dukes D 6%. )
asimptomatik kesintasan separuhnya jika
• Dengan melakukan terapi operatif pasien obstruksi
dengan hemoroidektomi hasilnya - Sebanyak 75 % pasien
sangat baik . rekuren sekitar 2-5% kanker kolorektal mampu
• Terapi non operatif seperti ligasi bertahan hidup selama 5
cincin karet (rubber band ligation) tahun, rendah pada usia
menimbulkan kejadian rekuren dewasa tua
sekitar 30-50%
Referensi:
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta:
InternaPublishing; 2014
• Yusmanedi. 2014. FAKTOR RISIKO KEJADIAN HEMOROID PADA SUPIR BIS AKAP DI POOL PO. GUMARANG
JAYA. JURNAL MEDIKA MALAHAYATI. Vol 1, No 4, Oktober 2014 : 147 – 151
• Lindseth, Glenda N. Gangguan Usus Besar. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 1 Ed 6.
Jakarta: EGC
• Djojoningrat, D. 2014. Inflammatory Bowel Disease. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Ed VI. Interna Publishing.
• Kementrian kesehatan repunlik indonesia.panduan penatalaksanaan kanker kolorektal.komite panganggulangan kanker
nasional.2017
• Yamin,lubis.dkk.2015.probabilitas kanker kolorektal.departemen ilmu penyakit dalam:FK UI.
• Stephen Inns, Anton E. 2014. Gastroenterologi dan Hepatologi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran:EGC
• Kemkes RI. 2016. Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal. Komite Penanggulangan Kanker Nasional
09
Perspektif Islam
Q.S al Baqarah ayat 168