Anda di halaman 1dari 34

INVAGINASI

PEMBIMBING:
DR. MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP, SPB

MOHD SHAHMIN BIN MAT


GHANI 112018108
mohd.2015fk200@ukrida.ac.id
PENDAHULUAN
• Invaginasi atau intususepsi adalah keadaan dimana suatu segmen usus bagian
Click to edit Master title style
proksimal masuk ke dalam lumen usus bagian distal
• yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang
proksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususipien).
• Kebanyakan  umur 5-24 bulan, laki-laki : perempuan 3:11 1-4 per 1000
kelahiran
• Intususepsi juga merupakan penyebab gawat abdomen akut dan
penyebab obstruksi kedua tersering pada kelompok anak 1

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoSONE. 2015; 8(7): 1-12.
Etiologi1
Click to edit Master title style
• Mayoritas kasus intususepsi pada anak bersifat
idiopatik. Terdapat
• hiperplasia limfoid dihipotetiskan sebagai penyebab banyak plak
utama (leading point). Peyeri
• Berhubungan erat dengan hipertrofi peyer patch
akibat infeksi virus (85%)  adenovirus dan
rotavirus
• 5-10%, hal-hal pendorong seperti apendiks yang
terbalik, divertikulum Meckel, polip usus,
duplikasi, atau limfosarkoma.
• Intususepsi pada postoperatif biasanya terjadi pada
operasi abdomen terutama pada bagian ileosekal.

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoSONE. 2015; 8(7): 1-12.
12. Marsicovetere P, Ivatury J, White B, Holubar SD, 2017. Intestinal Intussusception: Etiology, Diagnosis, And Treatment. Clin Colon
Rectal Surg, 30: 30–39
(Acharya et al, 2017; Rutherford et al, 2013; Shehzad et al, 2013; Casiraghi et al, 2016; Blanco, 2018).
Click to edit Master title style
Arteri terjepit → nekrosis bagian distal

Masuknya usus diikuti


Nekrosis bagian luar usus
vaskular, mesenterium, 1
pembuluh limfe

Darm
contour
2
Bendungan vena (dindingnya tipis) →
sel-sel lendir mukosa terdesak ke
lumen → keluar lendir yang banyak Perforasi

4. Shalkow J. Pediatric Small-Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Click to edit Master title style
Komposisi usus = sekret + gas

Obstruksi (intrinsik / ekstrinsik)

4. Shalkow J. Pediatric Small-Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Aliran darah kapiler berhenti karena proses obstruksi

Click to edit Master title style


Terbentuk daerah iskemik usus Nekrosis
usus
Massive 3rd Perpindahan sekret usus dan bakteri ke peritoneum
spacing Perforasi

Cairan peritoneal normalnya diproduksi oleh Peritonitis


Syok peritoneum viseral dan diabsorpsi oleh peritoneum
hipovolemik parietal, terutama pada permukaan diafragma
abdomen. Pori-pori difragma dapat membuka 3x
ukuran normal untuk mengeluarkan bakteri.

Transpor limfatik menuju duktus torasikus yang


melewati Jugosubclavian angle of Pirogoff
memungkikan bakteri masuk sirkulasi sistemik

Septikemia Syok
sepsis
Morbiditas
Mortalitas
4. Shalkow J. Pediatric Small-Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411
Click to edit Master title style
Jenis-jenis Invaginasi

Click to edit Master title style


Ileo-ileocolical

Colocolical Ileocolical (36%)

Ileocaecal (46%)

Hanya valvula
Bauhini yang masuk
Ileoileal (8%)

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoS ONE. 2015; 8(7): 1-12.
Click to edit Master title style

1 Episodic colikcky abdominal pain

Gejala 1 dan 2
selalu ditemui
2 Currant jelly stool

pada 20% kasus

RLQ mass
3 (di bawah massa terasa kosong)

5. Lam HFS. Bedside Ultrasound Diagnosis of Pediatric Intussusception. Advocate Christ Medical Center.
Available at http://youtube.com
Manifestasi Klinis

Click to edit Master title style


• Anak sehat dan gizi baik tiba-tiba
menangis
Kolik serangan. Disertai
saat serangan danpucat, fleksinormal
kembali tungkaidi
bawah
antara
abdomen • Nyeri bersifat episodik (akan menghilang)
• Serangan nyeri akan berulang dan makin lama
makin sering

• Awalnya karena mekanisme proteksi


Muntah (berisi makanan / minuman)
• Selanjutnya karena proses obstruksi (berwarna
frekuen hijau)

• Awalnya berak bencampur lendir dan


Buang air darah (current jelly stool)
besar • Selanjutnya hanya lendir dan darah (red current
jelly)

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoS ONE. 2015; 8(7): 1-12.
Click to edit Master title style
Red currant jelly (stool)

Muntah bilious

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoSONE. 2015; 8(7): 1-12.
Pemeriksaan Fisik Invaginasi
Stadium • Tidak ditemui pemeriksaan yang berarti
Permulaan
• Teraba massa seperti pisang (silindris / sosis)
di perut yang lekukannya mengarah ke pusat
• Daerah distal teraba kosong (Dance’s
Stadium
sign) karena massa lari ke atas seakan
Lanjutan
• berpindah
Rectal toucher: Lendir + darah (handschoen)
Bila invaginasi sampai rektum: teraba massa
seperti portio (pseudoportio)
• Tanda obstruksi: kembung (distensi), muntah
hijau (fekal), peristaltik usus meningkat, flatus
berlanjut > dan defekasi menurun atau tidak ada
20 jam • Tanda dehidrasi: turgor kulit menurun, syok
• Massa tidak teraba, terdapat tanda perforasi

1. Jiang J, et al. Childhood Intussusception: A Literature Review. PLoS


ONE. 2015; 8(7): 1-12.
Pemeriksaan Penunjang Invaginasi

Click to edit Master title style

Empty Quarter Sign


RIF (Right Illeo-Fossa)

Convex apex in colon


(showing the mass)

6. Vaidya. Intussusception: Barium X-ray Studies. Available at http://youtube.com


Pemeriksaan Penunjang
Invaginasi

5 yo
free air (+)

Air fluid level berjenjang


(stape ladder)

4. Shalkow J. Pediatric Small-Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Pemeriksaan Penunjang Invaginasi

Click to edit Master title style


Scanning technique
• 99-100% sensitif
• 88-100% spesifik

“Lawn
Follow colon mower”
technique

Pediatric transducer
High frequency (5-10MHz)

5. Lam HFS. Bedside Ultrasound Diagnosis of Pediatric Intussusception. Advocate Christ Medical Center.
Available at http://youtube.com
Gambar : Gambaran USG 1) Target Sign, 2) Pseudokidney Sign
Intussuscipien

Intussuseptum
Intussuseptum

Intussuscipien

Doughnut /
Pseudokidney
Target
Sign
Pemeriksaan Penunjang Invaginasi
CT SCAN
Click ABDOMEN
to edit Master title style

7. Horton KM. CT Scan of Small Bowel Intussusception. Department of Radiology of Johns Hopkins Medical Institutions.
Available at http://youtube.com
Pemeriksaan Penunjang Invaginasi

Click to edit
RONTGEN Master
BARIUM EDEMAtitle style
Diagnosis : cupping sign, letak
invaginasi, coiled spring Posisi AP
appearance.
cupping
Terapi : Reposisi dengan tekanan sign
tinggi, bila belum ada tanda2
obstruksi dan kejadian < 24 jam. coiled spring sign
Reposisi  dianggap berhasil bila
setelah rectal tube ditarik dari anus
barium keluar bersama feses dan
udara
standar emas dalam diagnosis
intususepsi
6. Vaidya.Intussusception:Barium X-ray Studies.Available at http://youtube.com
Pemeriksaan Penunjang Invaginasi

RONTGEN
Click BARIUM
to edit EDEMA
Master title style
• Syarat:
1. Tidak demam Posisi Lateral
2. Tidak ada tanda dehidrasi
cupping
3. Perut tidak kembung sign

4. Tidak ada tanda perforasi


• Kegunaan:
1. Diagnosis
2. Terapeutik

6. Vaidya.Intussusception:Barium X-ray Studies.Available at http://youtube.com


Barium enema

Click to edit Master title style


Cupping Sign

Coiled Spring Appearance

4. Shalkow J.Pediatric Small Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Penatalaksanaan Invaginasi
Click to edit Master title style
Puasakan pasien

Pasang NGT (dekompresi)

Resusitasi cairan (pasangIVFD)

Antibiotik intravena

Intervensi bedah /
konservatif

4. Shalkow J.Pediatric Small Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Penatalaksanaan Invaginasi

Click to edit Master title style


• Jika onset < 20 jam, dilakukan
reposisi dengan Ba enema atau
denganudaramengunakan
atau NaCl prinsip tekanan
REPOSISI hidrostatik yaitu ditinggikan 2 meter.
(REDUKSI) • Tampak gambaran “Cupping” dan
spring”
“Coiled yang menghilang
bersamaan dengan terisinya ileum oleh
Barium.
• mengisi
Reposisi ileum / tampak
berhasil jikajendela
bariumkolon.
cukup
Keberhasilan jauh
• Kasus rekurensi 11%, 24 jam pascareduksi.
• Bila reduksi gagal, dilakukan operasi segera.
• Indikasi: invaginasi letak tinggi.
Indikasi / • KI: distensi abdomen hebat, peritonitis, dan
Kontraindikasi
demam tinggi

7. Townsend CM, et all. Intussusepsi. Dalam: Buku Saku Ilmu Bedah Sabiston, Edisi 17. 2010; 991.
Reduksi Hidrostatik – dengan Barium Enema

Click to edit Master title style


• memasukkan barium melalui anus
menggunakan kateter dengan tekanan
tertentu
• tampak bayangan barium bergerak
berbentuk cupping pada tempat
invaginasi  tekanan hidrostatik sebesar
¾ - 1 meter air  barium didorong ke
proksimal.
• Reposisi barium diikuti oleh X-ray.
• Pengobatan dianggap berhasil bila barium
sudah mencapai ileum terminalis.
• Penderita perlu dirawat inap selama 2 – 3
hari karena sering dijumpai kekambuhan
selama 36 jam pertama.

4. Shalkow J.Pediatric Small Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Click to edit Master title style
Reduksi Penumatik
• Kontraindikasi sama dengan reduksi
Click to edit Master title style
hidrostatik
• anus diplester untuk mempertahankan tekanan
intrakolon untuk reduksi intususepsi.
• Dengan tekanan awal 80mmHg, udara
dialirkan ke dalam kolon dengan panduan
fluoroskopi.
• Tekanan dapat ditingkatkan maksimal
120mmHg
• Refluks udara ke ileum terminal menandakan
reduksi komplit intususepsi.
Penatalaksanaan Invaginasi

Click to edit Master title style


• Caranya dengan memencet dari
ujung
LAPARATOMI • distal
Jangan sampai invaginasi
diurut dapatbisa
karena kembali.
REPOSISI
MILKY hematoma.
terjadi
• Jika gagal, dilakukan reseksi
dan
penyambungan.

• Jika onset >20 jam, prognosis


RESEKSI mungkin sudah terjadi perforasi jelek
/karena
perdarahan.
sudah terjadi muntah dan
• Dilakukan reseksi dan penyambungan.

7. Townsend CM, et all. Intussusepsi. Dalam: Buku Saku Ilmu Bedah Sabiston, Edisi 17. 2010; 991.
Penatalaksanaan Invaginasi

Click to edit Master title style


Pasien segera dipersiapkan untuk suatu operasi
laparotomi
 Biasanya melalui sayatan paraumbilical.
 Reposisi manual “milking” intususeptum keluar
dari intususipien
 Mempertahankan tekanan manual halus daripada
menarik keluar intususeptum untuk menghindari
resiko perforasi iatrogenik.
 Jika reduksi operasi berhasil  apendiktomi sering
dilakukan
 Risiko kekambuhan dari intususepsi setelah reduksi
operasi kurang dari 5%.

7. Townsend CM, et all. Intussusepsi. Dalam: Buku Saku Ilmu Bedah Sabiston, Edisi 17. 2010; 991.
Penatalaksanaan Invaginasi

Click to edit Master title style


• Reseksi usus dilakuskan apabila:
 pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual,
 bila viabilitas usus diragukan atau
 ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi.
• Setelah usus direseksi dilakukan anastomose “end to end” apabila hal ini
memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan exteriorisasi atau
enterostomi.
• Dilakukan pencarian untuk setiap ‘lead point’, terutama jika pasien berusia lebih
dari 2-3 tahun.
• Jika intususepsi sudah besar sekali dan kemungkinan disebabkan oleh
keganasan, atau jika kelainan telah nekrose  segera reseksi
Reseksi dan End-to-end ileocolostomy

4. Shalkow J. Pediatric Small-Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Click to edit Master title
TANDA-TANDA style
KOMPLIKASI
Umumnya terjadi setelah > 18-24 jam

Ileus Obstruksi Peritonitis

Perut distended Nyeri di seluruh


Muntah lapangan perut
BAB negatif  Defans muskular
Flatus negatif  Demam tinggi
Tanda dehidrasi  Anak terlihat
“toksik”
Prognosis Invaginasi

Click to edit Master title style


 Ditentukan oleh cepatnya pertolongan yang diberikan
 Pertolongan <24 jam dari serangan pertama  prognosis yang
lebih baik.
 Angka kematian setelah terapi berkisar 1-3%.
 Angka kekambuhan setelah terapi
 barium enema adalah sebesar 10 %
 Reduksi manual sebesar 2-5%
 Tidak ada kekambuhan setelah dilakukan reseksi.

4. Shalkow J.Pediatric Small Bowel Obstruction. 2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/930411


Thank You
ukrida.ac.id
Click to edit Master title style

Anda mungkin juga menyukai