Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA REFERAT

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER APRIL 2023


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (41.1)

DISUSUN OLEH:
NUR AFDHALIYAH
111 2022 2199

PEMBIMBING :
dr. Nurindah Kadir, M.Kes, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Nur Afdhaliyah

NIM : 111 2022 2199

Universitas : Universitas Muslim Indonesia

Judul Referat : Gangguan Cemas Menyeluruh

Telah menyelesaikan Referat yang berjudul “Gangguan Cemas

Menyeluruh” serta telah disetujui dan telah dibacakan di hadapan

supervisor pembimbing dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian

Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 11 April

2023

Menyetujui,

Dokter Pembimbing Klinik, Penulis,

dr. Nurindah Kadir, M.Kes, Sp.KJ Nur Afdhaliyah

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan

inayah-Nya maka referat ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan

salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Shallallahu

‘Alaihi Wasallam beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-

orang yang mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.

Referat yang berjudul “Gangguan Cemas Menyeluruh” ini disusun

sebagai persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian. Penulis

mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya atas semua bantuan

yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung

selama penyusunan referat ini hingga selesai. Secara khusus rasa

terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada dr. Nurindah Kadir,

M.Kes, Sp.KJ sebagai pembimbing yang sangat baik, sabar dan mau

meluangkan waktunya dalam penulisan referat ini.

Terakhir saya sebagai penulis berharap, semoga referat ini dapat

memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi

pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, April 2023

3
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
2.1 Defenisi.....................................................................................................
2.2 Epidemiologi.............................................................................................
2.3 Etiologi....................................................................................................
2.4 Patofisiologi.............................................................................................
2.5 Kriteria Diagnosis dan Gejala Klinis.......................................................
2.6 Tatalaksana............................................................................................
2.7 Diagnosis Banding..................................................................................
2.8 Prognosis................................................................................................
2.9 Komplikasi...............................................................................................
BAB III KESIMPULAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan kecemasan menyeluruh adalah kondisi kejiwaan yang

serius, mempengaruhi hingga 6% dari populasi selama hidup mereka. Jika

tidak diobati dengan tepat, penyakit ini menjadi kronis dan membawa

beban kecacatan dan beban publik yang tinggi. Manifestasinya diperumit

oleh komorbiditas dengan gangguan kejiwaan lainnya, seperti gangguan

depresi mayor, gangguan panik, dan penyalahgunaan alkohol/zat yang

juga memperburuk hasil dan berkontribusi pada respons pengobatan yang

buruk.

Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kondisi kesehatan

mental yang lazim dan sangat melumpuhkan. Namun, masih banyak yang

harus dipelajari sehubungan dengan biomarker terkait, serta diagnosis,

yang dipersulit oleh tumpang tindih gangguan cemas menyeluruh yang

ditandai dan umum dengan gangguan afektif dan kecemasan. 1

Fenomenologi gangguan kecemasan menyeluruh telah dijelaskan oleh

beberapa penulis sejak awal psikiatri modern di akhir abad ke-18. Penulis

awal melaporkan bahwa jenis kecemasan kronis ini dapat berujung pada

serangan paroksismal.2

5
Hingga 20% orang dewasa dipengaruhi oleh gangguan kecemasan

setiap tahun. Gangguan kecemasan menyeluruh menghasilkan ketakutan,

kekhawatiran, dan perasaan kewalahan yang konstan. Gangguan

kecemasan umum ditandai dengan kekhawatiran yang terus-menerus,

berlebihan, dan tidak realistis tentang hal-hal sehari-hari. Kekhawatiran ini

bisa multifokal seperti keuangan, keluarga, kesehatan, dan masa

depan. Itu berlebihan, sulit dikendalikan, dan sering disertai dengan

banyak gejala psikologis dan fisik yang tidak spesifik. Kekhawatiran yang

berlebihan adalah ciri utama dari gangguan kecemasan umum.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Generalized Anxiety Disorder (GAD) atau gangguan kecemasan

menyeluruh umumnya didefinisikan sebagai kekhawatiran berlebih yang

tidak terkendali selama setidaknya enam bulan, disertai dengan gejala

fisik atau kognitif seperti gangguan konsentrasi, mudah marah, atau

gangguan tidur.3 Gangguan cemas meyeluruh adalah salah satu

gangguan kejiwaan yang paling umum dan dikaitkan dengan tingginya

tingkat komorbiditas, gangguan, kecacatan jangka panjang, dan kualitas

hidup yang rendah.4

2.2 Epidemiologi

Bagi semua individu, kesehatan mental, fisik, dan sosial adalah

bagian penting dari kehidupan yang terjalin erat dan saling

bergantung. Ketika pemahaman tentang hubungan ini tumbuh, menjadi

semakin jelas bahwa kesehatan mental sangat penting untuk

kesejahteraan individu, masyarakat, dan negara secara

keseluruhan. Penyakit mental adalah penyebab utama kecacatan di

seluruh dunia dan masalah kesehatan masyarakat yang

penting. Gangguan kecemasan, termasuk gangguan cemas menyeluruh

adalah masalah kesehatan mental yang paling umum, dengan prevalensi

seumur hidup dilaporkan setinggi 30%. 5

7
Di seluruh dunia, 264 juta orang (3,6%) menderita gangguan

kecemasan.7 Studi populasi umum di AS menunjukkan bahwa gangguan

cemas menyeluruh memiliki prevalensi seumur hidup sebesar 5,7%, dan

prevalensi 1 tahun sebesar 3,1%. Tinjauan studi epidemiologi di Eropa

juga menemukan prevalensi serupa. Survei epidemiologi pada populasi

umum menunjukkan bahwa gangguan cemas menyeluruh lebih sering

terjadi pada wanita, orang dewasa, pengangguran, orang dengan status

sosial ekonomi rendah, mereka yang menjanda, berpisah, atau bercerai. 8

Kecemasan masa kanak-kanak terjadi pada sekitar 1 dari 4 anak

pada suatu waktu antara usia 13 dan 18 tahun. Usia rata-rata saat onset

adalah 11 tahun. Namun, prevalensi seumur hidup dari gangguan

kecemasan berat pada anak usia 13 sampai 18 adalah sekitar 6%.

Prevalensi umum pada anak di bawah 18 tahun adalah antara 5,7% dan

12,8%. Prevalensinya kira-kira dua kali lebih tinggi di antara wanita

dibandingkan pria.

American Psychiatric Association pertama kali memperkenalkan

diagnosis gangguan kecemasan umum dua dekade lalu di DSM-III.

Sebelum itu, gangguan kecemasan umum dikonseptualisasikan sebagai

salah satu dari dua komponen inti dari neurosis kecemasan, yang lainnya

adalah kepanikan. Pengakuan bahwa gangguan kecemasan umum dan

panik, meskipun sering terjadi bersamaan, cukup berbeda untuk dianggap

sebagai gangguan independen menyebabkan pemisahan mereka dalam

DSM-III.

8
Definisi DSM-III tentang gangguan kecemasan umum

membutuhkan kecemasan atau kekhawatiran yang tidak terkendali dan

menyebar (yaitu, tidak terfokus pada satu masalah utama kehidupan)

yang berlebihan atau tidak realistis relatif terhadap keadaan kehidupan

objektif dan bertahan selama satu bulan atau lebih. Beberapa gejala

psikofisiologis terkait juga diperlukan untuk diagnosis gangguan

kecemasan umum. Studi klinis awal yang mengevaluasi DSM-III, menurut

definisi ini, menemukan bahwa gangguan tersebut jarang terjadi tanpa

adanya gangguan kecemasan atau gangguan mood komorbid lainnya.

Komorbiditas gangguan kecemasan umum dan depresi berat sangat kuat

dan membuat beberapa komentator menyarankan bahwa gangguan

kecemasan umum mungkin lebih baik dikonseptualisasikan sebagai

penanda prodromal, residual, atau keparahan daripada sebagai gangguan

independen. Tingkat komorbiditas gangguan kecemasan umum dengan

gangguan lain menurun seiring dengan meningkatnya durasi gangguan

kecemasan umum. Berdasarkan temuan ini, komite DSM-III-R pada

gangguan kecemasan umum merekomendasikan durasi yang diperlukan

untuk gangguan tersebut ditingkatkan menjadi enam bulan. Perubahan ini

diimplementasikan dalam versi final dari DSM-III-R. Perubahan tambahan

dalam definisi kekhawatiran berlebihan dan jumlah gejala psikofisiologis

terkait yang diperlukan dibuat dalam DSM-IV. Perubahan ini

diimplementasikan dalam versi final dari DSM-III-R. Perubahan tambahan

9
dalam definisi kekhawatiran berlebihan dan jumlah gejala psikofisiologis

terkait yang diperlukan dibuat dalam DSM-IV. Perubahan ini

diimplementasikan dalam versi final dari DSM-III-R. Perubahan tambahan

dalam definisi kekhawatiran berlebihan dan jumlah gejala psikofisiologis

terkait yang diperlukan dibuat dalam DSM-IV.

Perubahan kriteria diagnostik ini menyebabkan keterlambatan

pengumpulan data epidemiologi gangguan kecemasan umum. Meskipun

demikian, data tersebut tersedia selama dekade terakhir. Seperti yang

dijelaskan lebih rinci nanti, data baru ini menantang pandangan bahwa

gangguan kecemasan umum harus dikonseptualisasikan sebagai

penanda prodromal, residual, atau keparahan dari gangguan lain.

Sebaliknya, itu menunjukkan bahwa gangguan kecemasan umum adalah

gangguan umum yang, meskipun sering komorbiditas dengan gangguan

mental lainnya, tidak memiliki tingkat komorbiditas yang lebih tinggi

daripada yang ditemukan di sebagian besar gangguan kecemasan atau

mood lainnya. Data baru juga menantang validitas keputusan ambang

batas yang diwujudkan dalam DSM-5.

2.3 Etiologi

Etiologi dari gangguan cemas menyeluruh termasuk:

 Tekanan (stres)

 Kondisi fisik seperti diabetes atau penyakit penyerta lainnya seperti

depresi

10
 Genetik, kerabat tingkat pertama dengan gangguan kecemasan

umum (25%)

 Faktor lingkungan, seperti kekerasan terhadap anak

 Gangguan penggunaan zat8

2.4 Patofisiologi

Mekanisme yang tepat tidak sepenuhnya diketahui. Kecemasan

bisa menjadi fenomena normal pada anak-anak. Kecemasan orang asing

dimulai pada tujuh hingga sembilan bulan kehidupan. Noradrenergik,

serotonergik, dan sistem neurotransmitter lainnya tampaknya berperan

dalam respons tubuh terhadap stres. Sistem serotonin dan sistem

noradrenergik adalah jalur umum yang terlibat dalam kecemasan. Banyak

yang percaya bahwa aktivitas sistem serotonin yang rendah dan aktivitas

sistem noradrenergik yang meningkat bertanggung jawab atas

perkembangannya. Oleh karena itu, inhibitor reuptake serotonin selektif

(SSRI) dan inhibitor reuptake serotonin-norepinefrin (SNRI) yang

merupakan agen lini pertama untuk pengobatannya.

2.5 Kriteria Diagnosis dan Gejala Klinis

Pedoman diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) berdasarkan

PPDGJ-III :

 Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang

berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai

11
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada

keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau

“mengambang”)

 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

a) Kecemasan (kekhawatiran akan nasib buruk, merasa

seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb);

b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak

dapat santai); dan

c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,

jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung,

pusing kepala, mulut kering, dsb).

 Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk

ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik

berulang yang menonjol.

 Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk

beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis

utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak

memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-) gangguan

anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau gangguan

obsesif-kompulsif (F42.-).9

12
Banyak skala telah dikembangkan untuk menilai keparahan dan

diagnosis. GAD-7 telah divalidasi sebagai alat diagnostik dan skala

penilaian keparahan dari gangguan cemas menyeluruh.

Gangguan Kecemasan Menyeluruh 7-item (GAD-7)

Skor GAD-7 diperoleh dengan menjumlahkan skor untuk setiap

pertanyaan (total poin). Cut-off berikut berkorelasi dengan tingkat

keparahan kecemasan:

 Skor 0-4: Kecemasan Minimal

 Skor 5-9: Kecemasan Ringan

 Skor 10-14: Kecemasan Sedang

 Skor lebih besar dari 15: Kecemasan Parah

13
Kriteria diagnosis dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders edisi kelima (DSM-5) antara lain sebagai berikut:

 Kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan setidaknya selama

enam bulan

 Kesulitan mengendalikan kekhawatiran.

 Kecemasan dikaitkan dengan tiga atau lebih gejala di bawah ini

selama minimal 6 bulan:

1. Gelisah, merasa tertekan atau gelisah

2. Menjadi mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong, lekas marah

4. Ketegangan otot

5. Gangguan tidur

6. Sifat lekas marah

 Kecemasan menghasilkan tekanan atau gangguan yang signifikan

di bidang sosial dan pekerjaan

 Kecemasan tidak disebabkan oleh penyebab fisik apa pun

Pasien dengan kecemasan dapat menimbulkan tantangan

diagnostik, karena gejala somatik lebih umum daripada gejala

psikologis. Sebagian besar pasien datang dengan keluhan somatik yang

tidak jelas atau tidak spesifik, namun tidak terbatas pada, sesak napas,

jantung berdebar, mudah lelah, sakit kepala, pusing, dan gelisah. Pasien

juga dapat menggambarkan gejala psikologis seperti berlebihan,

14
kecemasan nonspesifik dan khawatir, emosi labil, sulit berkonsentrasi, dan

insomnia.

Faktor-faktor yang umumnya terkait dengan kecemasan menyeluruh

meliputi:

 Jenis kelamin wanita

 Belum menikah

 Kesehatan yang buruk

 Pendidikan rendah

 Kehadiran stresor

Usia rata-rata presentasi adalah 30 tahun.

Depresi berat adalah kondisi umum yang hidup berdampingan,

meskipun depresi berat mungkin sulit dibedakan dari gangguan

kecemasan umum karena banyak gejala gangguan kecemasan umum

(misalnya, kelelahan dan insomnia) tumpang tindih dengan gejala depresi

berat. Anhedonia persisten (ketidakmampuan untuk mengalami

kesenangan), yang merupakan karakteristik dari depresi berat, bukanlah

gejala dari gangguan kecemasan umum. Pasien dengan gangguan

kecemasan umum sering menggambarkan rasa tidak berdaya, sedangkan

pasien dengan depresi berat mungkin merasa putus asa. Namun

demikian, orang dengan gangguan kecemasan umum berisiko lebih tinggi

untuk menyakiti diri sendiri dengan sengaja, termasuk upaya bunuh diri.

Pada banyak pasien, gangguan kecemasan umum adalah kondisi yang

mendasari peningkatan dan penurunan, dengan serangan depresi berat

15
episodik yang muncul selama keadaan kehidupan yang penuh tekanan.

Kemunculan ganda dari gangguan kecemasan umum dan depresi berat

ini merupakan apa yang kadang-kadang disebut sebagai "depresi

kecemasan," presentasi klinis yang sangat umum dalam pengaturan

perawatan primer.

2.6 Tatalaksana

Dua perawatan utama untuk gangguan kecemasan menyeluruh

adalah terapi perilaku kognitif dan obat-obatan. Pasien mungkin mendapat

manfaat paling banyak dari kombinasi keduanya. Mungkin perlu beberapa

percobaan dan kesalahan untuk menemukan perawatan mana yang

paling berhasil.

Terapi perilaku kognitif

Ini termasuk psikoedukasi, mengubah pola pikir maladaptif, dan paparan

bertahap terhadap situasi yang memicu kecemasan.

Farmakoterapi

Pasien yang tidak menanggapi terapi perilaku kognitif dapat diobati

dengan obat-obatan. Beberapa pasien dengan gejala parah diobati

dengan keduanya pada awalnya. Beberapa jenis obat digunakan untuk

mengobati gangguan kecemasan umum.

1. Antidepresan

16
Kelas inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan inhibitor reuptake

serotonin-norepinefrin (SNRI) adalah agen lini pertama dengan tingkat

respons 30% hingga 50%. Kelas obat ini termasuk escitalopram

(Lexapro), duloxetine (Cymbalta), venlafaxine (Effexor XR), dan

paroxetine (Paxil, Pexeva). Dalam sebuah penelitian, 81% anak dengan

gangguan kecemasan yang menerima kombinasi sertraline hydrochloride

dan CBT menanggapi pengobatan tersebut.

2. Antipsikotik

Antipsikotik juga dapat membantu beberapa pasien, terutama mereka

yang memiliki masalah perilaku terkait.

3. Benzodiazepin

Contohnya adalah diazepam dan klonazepam, yang merupakan agen

kerja panjang. Agen ini digunakan ketika pengurangan gejala segera

diinginkan, atau pengobatan jangka pendek diperlukan. Secara umum,

pasien yang kooperatif dan patuh yang menyadari bahwa gejala mereka

memiliki dasar psikologis lebih cenderung berespon terhadap

benzodiazepin. Karena ada kekhawatiran akan penyalahgunaan dan

ketergantungan, pasien dengan riwayat alkoholisme atau penyalahgunaan

obat bukanlah kandidat yang tepat untuk perawatan ini.

4. Buspiron

Buspirone adalah non-benzodiazepin yang tidak menyebabkan

ketergantungan. Ini juga kurang menenangkan dibandingkan

benzodiazepin, dan toleransi tidak terjadi pada dosis terapeutik. Agen ini

17
memiliki kelambatan terapeutik dalam kemanjuran dua hingga tiga

minggu, membatasi penggunaannya.

Semua obat harus dititrasi perlahan dan dilanjutkan setidaknya selama 4

minggu untuk menentukan apakah obat tersebut bekerja. Setelah gejala

terkendali, obat-obatan harus digunakan setidaknya selama 12 bulan

sebelum secara bertahap menguranginya. Setiap obat memiliki efek

samping seperti penambahan berat badan, hiperlipidemia, dan

diabetes; dengan demikian, pasien perlu dipantau.

Psikoterapi digunakan selain obat-obatan; kombinasi ini terbukti efektif.

Pendidikan pasien sangat penting karena dapat membantu meredakan

kecemasan. Pemicu kecemasan harus dikelola dengan menghindari

kafein, alkohol, nikotin, dan stres) dan meningkatkan kualitas tidur.

Banyak pengobatan komplementer dan alternatif tersedia, tetapi bukti

untuk mendukung kemanjurannya masih kurang. Selanjutnya, beberapa

agen seperti Kava dapat melukai hati. Lainnya, seperti St John's wort dan

hydroxytryptophan, dapat berinteraksi dengan SSRI dan menyebabkan

sindrom serotonin.9

2.7 Diagnosis Banding

 Hipertiroidisme

 Feokromositoma

 Penyakit paru obstruktif kronis

 Serangan iskemik sementara

18
 Epilepsi

 Gangguan bipolar

 Penggunaan kafein, dekongestan, dan albuterol

2.8 Prognosis

Prognosis untuk pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh

dijaga. Banyak pasien tidak patuh dengan pengobatan karena biaya dan

efek samping. Kekambuhan sering terjadi, dan pasien sering mencari

dokter yang memenuhi kebutuhan mereka. Karena kurangnya pengobatan

konvensional untuk menyembuhkan gangguan tersebut, banyak yang

memilih terapi alternatif tanpa banyak keberhasilan. Secara keseluruhan,

kualitas hidup pasien ini buruk.

2.9 Komplikasi

Komplikasi gangguan kecemasan menyeluruh juga dapat menyebabkan,

atau memperburuk, kondisi mental dan fisik lainnya :

 Depresi (sering muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan)

 Insomnia

 Gangguan penggunaan narkoba atau alkohol

 Masalah pencernaan

 Isolasi sosial

 Masalah fungsional di tempat kerja / sekolah

 Gangguan kualitas hidup

19
 Potensi bunuh diri11

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan kecemasan menyeluruh (GAD) adalah penyakit umum

dan serius yang ditandai dengan kekhawatiran yang berlebih dan tidak

rasional dalam kehidupan sehari-hari dengan prevalensi seumur hidup

4,3% hingga 5,9%. Itu kurang terdiagnosis dalam perawatan primer.

Penyebab GAD belum dipahami dengan baik. Namun, beberapa etiologi

yang mungkin menyebabkan gangguan cemas menyeluruh, diantaranya :

Tekanan (stres), kondisi fisik seperti diabetes atau penyakit penyerta

lainnya seperti depresi, genetik, faktor lingkungan, gangguan penggunaan

zat. Pasien dengan kecemasan dapat menimbulkan tantangan diagnostik,

karena gejala somatik lebih umum daripada gejala psikologis. Dua

perawatan utama untuk gangguan kecemasan umum adalah terapi

perilaku kognitif dan obat-obatan. Pasien mungkin mendapat manfaat

paling banyak dari kombinasi keduanya. Prognosis untuk pasien dengan

gangguan kecemasan menyeluruh dijaga. Banyak pasien tidak patuh

dengan pengobatan karena biaya dan efek samping. Kekambuhan sering

terjadi, dan pasien sering mencari dokter yang memenuhi kebutuhan

mereka. Secara keseluruhan, kualitas hidup pasien ini buruk.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Maron E, Nutt D. Biological markers of generalized anxiety disorder.


https://doi.org/1031887/DCNS2017192/dnutt [Internet]. 2022 [cited 2023
Apr 2];19(2):147–58. Available from:
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.31887/DCNS.2017.19.2/dnutt
2. Crocq MA. The history of generalized anxiety disorder as a diagnostic
category. https://doi.org/1031887/DCNS2017192/macrocq [Internet]. 2022
[cited 2023 Apr 2];19(2):107–16. Available from:
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.31887/DCNS.2017.19.2/macrocq
3. Melo-Carrillo A, Rodriguez R, Ashina S, Lipinski B, Hart P, Burstein R.
Psychotherapy Treatment of Generalized Anxiety Disorder Improves When
Conducted Under Narrow Band Green Light. Psychol Res Behav Manag
[Internet]. 2023 Jan 31 [cited 2023 Apr 3];16:241–51. Available from:
https://go.gale.com/ps/i.do?
p=HRCA&sw=w&issn=11791578&v=2.1&it=r&id=GALE
%7CA737543350&sid=googleScholar&linkaccess=fulltext
4. Krzikalla C, Morina N, Andor T, Nohr L, Buhlmann U. Psychological
interventions for generalized anxiety disorder: Effects and predictors in a
naturalistic outpatient setting. PLoS One [Internet]. 2023 Mar 10 [cited
2023 Apr 3];18(3):e0282902–e0282902. Available from:
https://go.gale.com/ps/i.do?
p=HRCA&sw=w&issn=19326203&v=2.1&it=r&id=GALE
%7CA740409026&sid=googleScholar&linkaccess=fulltext
5. Mathew B. Effectiveness of psychological intervention package on anxiety
and wellness level among patients with anxiety disorders. J Fam Med Prim
Care. 2022;11(11):6704.
6. Hajek A, König HH, Buczak-Stec E, Blessmann M, Grupp K. Prevalence
and Determinants of Depressive and Anxiety Symptoms among
Transgender People: Results of a Survey. Healthcare [Internet]. 2023 Feb 1
[cited 2023 Apr 3];11(5):NA-NA. Available from:
https://go.gale.com/ps/i.do?
p=HRCA&sw=w&issn=22279032&v=2.1&it=r&id=GALE
%7CA741846081&sid=googleScholar&linkaccess=fulltext
7. Omani-Samani R, Ghaheri A, Navid B, Sepidarkish M, Maroufizadeh S.
Prevalence of generalized anxiety disorder and its related factors among
infertile patients in Iran: a cross-sectional study. Health Qual Life
Outcomes [Internet]. 2018 Jun 19 [cited 2023 Apr 3];16(1). Available
from: https://go.gale.com/ps/i.do?

21
p=HRCA&sw=w&issn=14777525&v=2.1&it=r&id=GALE
%7CA546872056&sid=googleScholar&linkaccess=fulltext
8. Munir S, Takov V. Generalized Anxiety Disorder. StatPearls [Internet].
2022 Oct 17 [cited 2023 Apr 3]; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870/
9. Muslim; R. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan ringkas dari
PPDGJ III dan DSM 5. 2013;
10. Latas M, Trajković G, Bonevski D, Naumovska A, Vučinić Latas D,
Bukumirić Z, et al. Psychiatrists’ treatment preferences for generalized
anxiety disorder. Hum Psychopharmacol [Internet]. 2018 Jan 1 [cited 2023
Apr 4];33(1). Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29266492/
11. Juruena MF, Eror F, Cleare AJ, Young AH. The Role of Early Life Stress
in HPA Axis and Anxiety. Adv Exp Med Biol [Internet]. 2020 [cited 2023
Apr 4];1191:141–53. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32002927/

22

Anda mungkin juga menyukai