Disusun Oleh :
Melani Erty Barung
C014222139
Residen Pembimbing :
dr. Andi Soraya Walydddani
Supervisor Pembimbing :
dr. Saidah Syamsuddin, Sp. KJ
Adalah benar telah menyelesaikan referat yang telah disetujui serta telah
dibacakan di hadapan pembimbing dan supervisor dalam rangka kepaniteraan
klinik pada bagian ILMU KEDOKTERAN JIWA Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
anugerah, dan kurniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini dengan
baik. Saya mengucapkan terima kasih kepada supervisor pembimbing saya dr.
Saidah Syamsuddin, Sp.KJ dan dr. Andi Soraya Walyddani selaku residen
pembimbing selama stase di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Saya selaku penulis menyadari bahwa penulisan referat saya jauh dari kata
sempurna. Maka dengan itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca agar kedepannya saya dapat memperbaiki tulisan
saya. Saya berharap agar referat yang ditulis ini berguna bagi semua orang dan
dapat digunakan sebagai sumber informasi. Atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iiii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN.............................................................................................................2
2.1 Definisi..............................................................................................................2
2.2 Epidemiologi.....................................................................................................2
2.3 Etiologi..............................................................................................................3
2.7 Tatalaksana..................................................................................................... 10
2.8 Prognosis.........................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................14
KESIMPULAN........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Prevalensi gangguan penyesuaian pada pasien rawat inap atau rawat jalan
diperkirakan 5%-20%. Pada layanan primer prevalensinya bisa mencapai 3%-
4
10% yang biasanya tidak terdiagnosis oleh dokter umum.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan penyesuaian / Adjustment disorder diakui sebagai sindrom
stres- respons, yang didefinisikan sebagai reaksi maladaptif terhadap stresor
yang dapat diidentifikasi dan menyebabkan pasien kesulitan beradaptasi
setelah terjadinya stressor. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, Edisi Kelima (DSM-V) dan dari International Classification of
Diseases edisi ke-11 (ICD-11) mengklasifikasikan gangguan penyesuaian
1
bersama dengan gangguan terkait stress lainnya.
2.2 Epidemiologi
Gangguan penyesuaian adalah salah satu diagnosis yang paling sering
digunakan dalam praktik klinis. Namun, data tentang prevalensi gangguan
penyesuaian sangat terbatas karena kurangnya penelitian. Selain itu, data
epidemiologis dari gangguan penyesuaian terbatas karena gangguan
penyesuaian tidak menjadi salah satu survei kesehatan nasional utama.
Perkiraan prevalensi gangguan penyesuaian juga sangat bervariasi karena
berbagai faktor
2
termasuk proses pengambilan sampel, populasi, dan keragaman ukuran yang
digunakan untuk penilaian dan diagnosis.
Prevalensi dari gangguan penyesuaian adalah 2% dari populasi umum.
Prevalensi lebih tinggi pada sampel yang memiliki risiko tinggi yang spesifik
seperti pada populasi pengangguran (27%) dan populasi dengan keluarga yang
meninggal (18%). Gangguan penyesuaian adalah salah satu diagnosa jiwa yang
paling sering bagi pasien yang dirawat dirumah sakit. Dalam suatu studi, 5%
dari populasi yang dirawat di rumah sakit lebih dari 3 tahun dinyatakan
1,2
mengalami gangguan penyesuaian. Pada dewasa, gangguan penyesuaian
5
didominasi oleh perempuan dibanding pria dengan perbandingan 2:1.
Salah satu gangguan mental emosional yang banyak dijumpai di pusat
layanan kesehatan primer, seperti Puskesmas, adalah gangguan penyesuaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prevalensi gangguan penyesuaian
8
di layanan kesehatan primer dapat mencapai 3%-10%.
dua kali daripada laki-laki. Berbeda dengan pada anak dan remaja, prevalensi
5
gangguan tersebut adalah sama.
2.3 Etiologi
Gangguan penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa adanya
stressor. Walaupun adanya stressor merupakan komponen utama dari gangguan
penyesuaian, namun stress adalah salah satu dari banyak faktor yang
menentukan berkembangnya, jenis dan luasnya psikopatologi. Hingga
sekarang, etiologi belum pasti dan dapat dibagi atas beberapa faktor sebagai
9
berikut:
1. Genetik
Ansietas cenderung lebih bereaksi terhadap suatu peristiwa
stress dan kemudian mengalami gangguan penyesuaian. Ada
3
penelitian menyatakan bahwa berbagai peristiwa kehidupan dan
9
stressor ada kolerasi pada anak kembar.
2. Biologik
Kerentanan yang besar dengan riwayat penyakit medis yang
9
serius atau disabilitas.
3. Psikososial
Kerentanan yang besar pada individu yang kehilangan orang
tua pada masa bayi atau mereka yang ada pengalaman buruk
dengan ibu menentukan kemampuan mentolerir frustasi dalam
hidup individu dewasa berhubungan dengan kepuasan dari
9
kebutuhan dasar hidup masa bayi.
6
a) Peran stress
Seseorang harus mengalami kejadian yang penuh tekanan untuk
dianggap mengalami gangguan penyesuaian. Stressor yang menyebabkan
gangguan penyesuaian bisa dalam berbeda tipe. Paykel et al mengklasifikasikan
kejadian hidup menjadi penerimaan /kehilangan (seperti pernikahan/kematian
seseorang yang dicintai), desirable/ undesirable (seperti kemajuan karir,
6
penyakit).
4
kelompok atau komunitas, dimana sumber stresnya mempengaruhi beberapa
5
orang sekaligus, seperti yang terjadi pada komunitas yang mengalami bencana
alam. Selain itu tahap perkembangan tertentu seperti, mulai masuk sekolah,
meninggalkan rumah untuk merantau, menikah, menjadi ayah/ibu, gagal dalam
meraih cita-cita, maupun ditinggal oleh anak untuk merantau, sering
6
diasosiasikan dengan gangguan penyesuaian.
9
b) Vulnerabilitas individu
Masing-masing individu memiliki vulnerabilitas yang berbeda terhadap
gangguan penyesuaian, tergantung dari karakteristik kepribadian dan latar
belakang masing-masing. Tidak semua orang yang mengalami stress akan
memiliki gangguan penyesuaian. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi
9
vulnerabilitas seseorang terhadap stress:
6
DSM IV-TR menyatakan bahwa gejala - gejala gangguan penyesuaian timbul
dalam tiga bulan awitan stresor dan memenuhi sekurang-kurangnya kriteria
3
berikut:
b. Dengan Ansietas:
Adanya gejala-gejala gelisah, khawatir, cemas dan tidak tenang. Pada
anak- anak ada ketakutan berpisah dari orang tua, menolak untuk tidur
3
sendiri dan masuk sekolah.
3
c. Dengan campuran ansietas dan afek depresi.
d. Dengan gangguan tingkah laku:
Mencakup gangguan tingkah laku seperti membolos, mencuri, mengebut,
berperilaku merusak, seks yang tidak wajar dan tidak pada tempatnya.
Mereka dapat melanggar hak-hak asasi orang lain, melakukan pelanggaran
3
aturan dan hukum tanpa penyesalan.
7
Mencakup mereka yang kurang dapat beradaptasi terhadap stres dan gejala
yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori spesifik diatas.
Misalnya respons terhadap diagnosis penyakit fisik dengan mengingkari
3
dan adanya ketidakpatuhan berobat dan atau menjauh dari kontak sosial.
8
iv. 309.3 (F43.24) Dengan gangguan tingkah laku:
Gangguan tingkah laku adalah predominan.
309.4 (F43.25) Dengan campuran gangguan emosi dan
tingkah laku: Kedua gejala emosional (mis., depresi,
cemas) dan gangguan perilaku adalah predominan.10
v. 309.9 (F43.20) Tidak tergolongkan: Untuk reaksi
maladaptif yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
salah satu subtipe spesifik dari gangguan penyesuaian.10
7
2. Kriteria diagnosis menurut PPDGJ-III:
9
F43.25 = Dengan gangguan campuran emosi dan
perilaku
F43.28 = Dengan gejala predominan lainnya YTT
2.6 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dapat mencakup respons stres normal, reaksi stres akut
yang berkembang dalam waktu tiga hari setelah stresor dan hilang dalam satu
bulan, depresi subklinis yang tidak sesuai dengan kriteria diagnostik depresi
berat, gangguan berkabung kompleks yang persisten, gangguan kepribadian,
kecemasan, dan PTSD dimana efeknya bertahan setidaknya satu bulan setelah
6
suatu peristiwa. Hipotiroidisme juga harus dipertimbangkan.
6
Gambar 1. Diagnosis Diferensial Gangguan Penyesuaian
2.7 Tatalaksana
A. Farmakologi
Medikasi dengan obat-obatan harus diberikan untuk waktu yang singkat,
tergantung dari tipe gangguan penyesuaian, dapat diberikan pengobatan yang
efektif. Beberapa pasien mengalami gejala seperti gangguan tidur, kecemasan
luar biasa, dan disforia, yang mungkin memerlukan pengobatan selain terapi
9,11
bicara dan edukasi.
10
diberikan antipsikotika. Pada prinsipnya pengobatan selalu dimulai dari dosis
rendah, ditingkatkan bertahap sampai mencapai dosis terapeutik. Efek terapi
baru akan tampak pada minggu ke 2-3 sehingga pemberian obat harus
memperhatikan hal ini, sehingga pada minggu-minggu pertama biasanya
diberikan benzodiazepin yang memiliki efek cepat dalam memberikan rasa
9,11
nyaman sambil menunggu efek terapi antidepresan.
Dosis
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Anjuran
Tab 2-5-10 1 x 2 - 40
1 Diazepam VALIUM mg Inj 10 mg mg/hari
11
2 - 3 x 5 - 10
5 Clobazepam FRISIUM Tab 10 mg mg/hari
B. Non Farmakologi
Pengobatan gangguan penyesuaian utamanya bergantung pada langkah-langkah
psikoterapi yang memungkinkan pengurangan stresor, peningkatan dalam mengatasi
stresor yang tidak dapat dikurangi atau dihilangkan, dan pembentukan sistem
9,11,12
pendukung untuk memaksimalkan adaptasi.
2. Psikoterapi Singkat
Dalam hal kriteria DSM-III-R, Sifneos menyatakan bahwa
pasien dengan gangguan penyesuaian mendapat manfaat paling besar
dari psikoterapi singkat. Psikoterapi harus berusaha membingkai ulang
makna dari pemicu stres. Meskipun intervensi psikoterapi singkat
biasanya sudah cukup, penyebab stres yang sedang berlangsung atau
12
karakter yang bertahan lama yang dapat membuat pasien rentan
terhadap intoleransi stres bisa menandakan perlunya perawatan yang
9,11,13
lebih lama.
3. Psikoterapi Interpersonal
Psikoterapi interpersonal (IPT) diterapkan pada pasien rawat
jalan yang HIV-positif dan terbukti efektif. Mekanisme IPT penting
dalam memahami pendekatan psikoterapi terhadap gangguan
penyesuaian adalah dengan psikoedukasi tentang sick role, a here-and-
now framework, perumusan dari masalah perspektif interpersonal,
eksplorasi opsi untuk mengubah pola perilaku disfungsional,
identifikasi bagian masalah interpersonal terfokus, dan kepercayaan
yang diperoleh terapis dari pendekatan sistematis untuk perumusan
9,11,13
masalah dan pengobatan.
5. Support Group
Support group digunakan pada pasien dengan gangguan
penyesuaian untuk menyesuaikan dan meningkatkan mekanisme
mengatasi masalah mereka. Studi tentang manfaat dari intervensi
kelompok psikososial telah menghasilkan hasil yang beragam. Pasien
kanker yang menghadiri support group telah menunjukkan
peningkatan usia hidup, peningkatan mood, penurunan tingkat
9,13
kesulitan, dan peningkatan kualitas hidup.
2.8 Prognosis
13
14
Dengan terapi yang efektif, prognosis pada umumnya adalah baik.
Kebanyakan pasien kembali ke fungsi semula dalam waktu tiga bulan. Ada
gangguan penyesuaian yang berlangsung sementara dan dapat sembuh sendiri atau
5
setelah mendapat terapi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gangguan penyesuaian merupakan gangguan jiwa yang jarang ada
penelitiannya namun paling sering dijumpai pada pasien-pasien yang
dirawat di rumah sakit untuk penyakit medik ataupun operasi.
Gangguan penyesuaian dalam DSM-V didefinisikan sebagai gejala
emosional atau tingkah laku sebagai respons terhadap stresor yang dapat
diidentifikasi terjadi dalam waktu tiga bulan sejak timbulnya stresor, reaksi
dari distress yang ditandai, dan gangguan signifikan dalam fungsi sehari-
hari. DSM-V mengklasifikasikan gangguan penyesuaian bersama dengan
gangguan terkait stress lainnya.
Perawatan gangguan penyesuaian dapat berupa farmakoterapi atau
psikoterapi. Farmakoterapi diberikan untuk waktu yang singkat,
tergantung dari tipe gangguan penyesuaian. Beberapa pasien mengalami
gejala seperti gangguan tidur, kecemasan luar biasa, dan disforia, yang
mungkin memerlukan pengobatan selain terapi bicara dan edukasi. Dapat
diberikan antidepresan bila dijumpai adanya depresi. Pemberian
antiansietas juga dapat membantu untuk kecemasan. Namun perlu diingat
bahwa intervensi farmakologik adalah sebagai augment psikoterapi dan
bukan sebagai terapi primer.
Psikoterapi merupakan perawatan utama yang memungkinkan
pengurangan stressor. Dengan psikoterapi, konflik yang dialami pasien
bisa diketahui sehingga dapat diidentifikasi strategi yang dapat
mengurangi stresor. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan
keterampilan pasien dalam mengatasi stresor.
16
DAFTAR PUSTAKA
5. Yaseen YA. Adjustment disorder: Prevalence, sociodemographic risk factors, and its
subtypes in outpatient psychiatric clinic. Asian J Psychiatr. 2017;28:82-85.
10. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (5th ed.). Arlington, VA: Author.
17
18