Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIK PENATA ANESTESI

SEBAGAI ACUAN PELAYANAN ASUHAN


KEPENATAAN ANESTESI YANG MENDUKUNG
KESELAMATAN PASIEN
DPD IKATAN PENATA ANESTESI INDONESIA
PROVINSI GORONTALO
3 ASAS HUKUM UNTUK MENGHINDARI
KONFLIK PERATURAN

Tiga asas hukum yang digunakan untuk menyelesaikan pertentangan atau


konflik antar peraturan perundang-undangan, yakni:
1.Asas lex superior derogat legi inferiori;
2.Asas lex specialis derogat legi generali;
3.Asas lex posterior derogat legi priori.
Asas ini menyatakan bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Dengan demikian, peraturan yang lebih tinggi akan
mengenyampingkan peraturan yang lebih rendah. Asas ini hanya berlaku terhadap dua peraturan
yang secara hierarki tidak sederajat dan saling bertentangan.

2. Asas lex specialis derogat legi generali


Asas ini menyatakan bahwa peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang lebih
umum. Asas lex specialis derogat legi generali hanya berlaku terhadap dua peraturan yang secara
hierarki sederajat dan mengatur mengenai materi yang sama.

3. Asas lex posterior derogat legi priori


Asas ini berarti peraturan yang baru mengesampingkan peraturan lama. Asas ini bertujuan
untuk mencegah ketidakpastian hukum yang mungkin timbul manakala terdapat dua
peraturan yang sederajat berdasarkan hierarki.
DASAR HUKUM

1. UU 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


2. UU 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
3. Permenkes 519 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan
Therapi Intensif
4. Permenkes 46 tahun 2013 tentang registrasi tenaga kesehatan
5. Permenkes 18 tahun 2016 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi
6. Permenpan 10 tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Asisten Penata
Anestesi.
7. Permenpan 11 tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Penata Anestesi.
8. Permenkes 21 tahun 2019 tentang Juknis Jabatan Fungsional Penata
Anestesi.
9. Permenkes 22 tahun 2019 tentang Juknis Jabatan Fungsional Asisten
Penata Anestesi.
10. Permenkes 23 tahun 2019 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan
Fungsional Kesehatan Melalui Inpasing.
DASAR HUKUM

12. Permenkes HK.01.07/Menkes/722/2020 tentang Standar Profesi Penata


Anestesi.
13. Peraturan Presiden Nomor 119 tahun 2020 tentang Tunjangan fungsional
Penata anestesi dan asisten penata anestesi.
14. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/1416/2023 tentang STANDAR
KOMPETENSI KERJA BIDANG KEPENATAAN ANESTESI
Lamp. Permenkes No. 519/MENKES/PER/ III/2011 Ttg Pedoman
Penyelenggaran Pel. Anestesiologi & Terapi Intensif di RS.
PENATA Butir (7); Perawat anestesi adalah tenaga keperawatan yang
ANESTESI telah menyelesaikan pendidikan dan ilmu keperawatan anestesi.
(LAMA) Butir (8); Perawat adalah perawat yang telah mendapat
pelatihan anesthesia.

Permenkes No. 31 Thn 2013 Ttg Penyelenggaran Pekerjaan Perawat Anestesi.


Pasal 28;
(1) Perawat Anestesi yg telah bekerja di Fasilitas Pel. Kes. Dan/atau melaksanakan
pekerjaan sebelum ditetapkan Peraturan mentri ini, dinyatakan telah memiliki
STRPA dan SIKPA berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(2) Perawat yg telah memiliki sertifikat pelatihan anestesiologi dan telah bekerja
memberikan pel. Anestesi di Fasilitas Pel. Kes. Debelum ditetapkan Peraturan
Menteri ini, dapat diberikan STRPA dan SIKPA berdasarkan Peraturan Menteri
ini.
(3) Perawat Anestesi dan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) harus telah memiliki STRPA dan SIKPA paling lambat 1 (satu) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.
UU No. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
- Pasal 11 ayat (11); Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam
kelompok tenaga keteknisian medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf j terdiri atas ………., PEÑATA ANESTESI, …………..

UU No. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN


PENATA - Pasal 199 ayat (10) Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam
ANESTESI kelompok teneknisian medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf 1
(BARU) terdiri dari rekam medis dan informasi kesehatan, teknisi kardiovaskuler,
teknisi pelayanan darah, optometris, tehnisi gigi, PENATA ANESTESI,
Terapis gigi dan mulut, serta audiologis

Permenkes No. 18 Thn 2016 Ttg IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI.

Pasal 24;
a. Semua nomenklatur Perawat Anestesi dalam Permenkes No. 519/Menkes/Per/III/2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah
Sakit harus dibaca dan dimaknai sebagai PENATA ANESTESI.
b. Peraturan Mentri Kesehatan No. Tahun 31 Tahun 2013 tengtang Peyelenggaraan Pekerjaan
Perawat Anestesi Dicabut dan Dinyatakan tidak berlaku
SIAPA SAJA YANG BOLEH DIANGKAT MENJADI
PENATA ANESTESI ?
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI NOMOR : 10/11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
ASISTEN PENATA ANESTESI/PENATA ANESTESI.
Pasal 13;
Pengangkatan dalam Jafung Asisten PA / PA melalui PENGANGKATAN
PERTAMA:
a, Berstatus PNS;
b. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Berijasah paling rendah Diploma III (D-III) Keperawatan
anestesi atau Kepenataan anestesi.
e. Mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional di bidang pelayanan anestesi.
f. Memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat Anestesi atau
Penata Anestesi (STRPA).
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 10/11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL ASISTEN PENATA ANESTESI/PENATA ANESTESI.

Pasal 14;
Pengangkatan dalam Jafung Asisten PA / PA melalui PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
a. Memenuhi persyaratan pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf
a sampai dengan huruf f;
b. Memiliki sertifikat pelatihan anestesiologi dan memiliki
Surat Tanda Registrasi Perawat Anestesi atau Penata
Anestesi (STRPA) bagi PNS dengan Pendidikan paling
rendah Diploma III (D-III) BIDANG KESEHATAN.
c. Mengikuti dan lulus uji kompetensi di bidang pelayanan
asuhan kepenataan anestesi.
d. Memiliki pengalaman di bidang pelayanan asuhan
kepenataan anestesi paling singkat 1 (satu) tahun / 2
tahun.
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 10/11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL ASISTEN PENATA ANESTESI/PENATA ANESTESI.

SIAPA Pasal 16 / 15;


SAJA Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Asisten
Penata Anestesi / Penata Anestesi melalui
YANG
PENYESUAIAN / INPASSING.
BOLEH
DIANGKAT d. Berijasah paling rendah Diploma III
MENJADI (D-III) DI BIDANG KESEHATAN.
PENATA e. Memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat
Anestesi atau Penata Anestesi (STRPA).
ANESTESI f. Memiliki pengalaman di bidang
??? pelayanan asuhan kepenataan
anestesi paling singkat 1 (satu) tahun.
WEWENANG PENATA ANESTESI ???
1. Wewenang Mandiri :
- Melakukan Asuhan Kepenataan Anestesi praanesthesia;
- Melakukan Asuhan Kepenataan Anestesi Intra anestesi; dan
- Melakukan Asuhan Kepenataan Anestesi pasca anestesi.

2. Pelimpahan wewenang dari Dokter Sp. An.


3. Pelimpahan wewenang berdasarkan penugasan
Pemerintah ----- Tidak Ada Dokter SP. An.
4. Dalam Keadaan Darurat u/ menyelamatkan Nyawa.

DIATUR DALAM :
1. Permenkes No. 519/MENKES/PER/ III/2011, .
2. Permenkes No. 18 Thn 2016 TTG Ijin & Penyelengaraan Praktik PA.
3. Peraturan BKN No. 3 Thn 2018, Petujuk teknis Jafung Asisten dan Penata Anestesi.
4. Permenkes No. 21/22 TAHUN 2019, Petujuk teknis Jafung Asisten dan Penata Anestesi.
5. Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/ 722/2020, Standar Profesi Penata Anestesi.
6. Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/1416/2023 tentang Standar Kompetensi Kerja
Bidang Kepenataan Anestesi
UU No. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
- Pasal 260 ayat (1); Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik
wajib memiliki STR, ayat (2) : STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh konsil atas nama menteri setelah memenuhi persyaratan
- Pasal 263 ayat (1); Setiap Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan tertentu
dalam menjalankan praktik keprofesiannya WAJIB MEMILIKI IZIN
PENATA PRAKTEK.
ANESTESI DLM - Pasal 284 : Pimpinan fasilitan pelayanan kesehatan dilarang
MENJALANKAN mendayagunakan Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang tidak
PROFESINYA DI memiliki SIP untuk melakukan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan
FASILITAS tersebut.
PELAYANAN - Pasal 285 ayat (1) : Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dalam
KESEHATAN ??? menjalankan praktik harus dilakukan sesuai kewenagan yang didasarkan
pada KOMPETENSI YANG DIMILIKI
- Pasal 291 ayat (1) : setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkewajiban untuk memiliki
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur. Ayat (2) standar
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk setiap jenis Tenaga
Medis atau Tenaga Kesehatan disusun oleh Konsil serta Kolegium dan
ditetapkan oleh mentri
Permenkes No. 18 Tahun 2016 Tentang Izin &
Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi;
SYARAT APA SAJA Pasal 2;
YANG HARUS - (1) Harus memiliki STRPA.
DILENGKAPI - (2) memperoleh STRPA, Penata Anestesi
PENATA ANESTESI harus memiliki sertifikat kompetensi.
DLM - (3) STRPA berlaku selama 5 tahun.
MENJALANKAN
PROFESINYA DI Pasal 3;
FASILITAS - (1) Wajib memiliki SIPPA.
PELAYANAN - (2) SIPPA diberikan kepada Penata
KESEHATAN ??? Anestesi yang telah memiliki STRPA.
- (3) SIPPA dikeluarkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota.
- (4) SIPPA berlaku untuk 1 tempat.
SYARAT MENDAPATKAN STR PENATA ANESTESI !!!!
1. Memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan.
2. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
profesi; dan
5. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
(ps. 44, UU 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
SYARAT MENDAPATKAN SIP PENATA ANESTESI !!!!
1. fotokopi ijazah yang dilegalisasi;
2. fotokopi STRPA;
3. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
4. surat pernyataan memiliki tempat praktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang
merah;
6. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat
yang ditunjuk; dan
7. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(ps. 6, Permenkes 18 Thn 2016).
Permenkes No. 18 Tahun 2016 Tentang Izin &
Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi;
Pasal 19;
APA SAJA YANG - Perlindungan Hukum.
DIDAPATKAN - Mendapat Informasi Yang Jelas.
PENATA ANESTESI - Imbalan Jasa.
DLM
MENJALANKAN
PROFESINYA DI Lamp. I & II, Perpres No. 119 Thn 2O2O Ttg Tunjangan
FASILITAS Jabatan Fungsional Penata Anestes & Asisten Penata
PELAYANAN Anestesi ;
KESEHATAN ???
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA ANESTESI:
1. PA Ahli Madya (IV/a – IV/c) : Rp. 1.260.000,-
2. PA Ahli Muda (III/c – III/d) : Rp. 960.000,-
3. PA Ahli Pertama (III/a – III/b) : Rp. 540.000,-

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENATA ANESTESI;


1. Asisten PA Penyelia (III/d – IV/b) : Rp. 780.000,-
2. Asisten PA Mahir (III/a – III/c) : Rp. 450.000,-
3. Asisten PA Terampil (II/c – II/d) : Rp. 360.000,-
KMK Nomor HK.01.07/MENKES/1416/2023
TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA
BIDANG KEPENATAAN ANESTESI

PENGERTIAN SKK
• SKK adalah rumusan kemampuan kerja digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan pelatihan kerja,
melakukan asesmen (penilaian) keluaran pelatihan, serta asesmen tingkat keterampilan dan keahlian terkini yang
dimiliki oleh seseorang.
• Standar Kompetensi Kerja Bidang Kepenataan Anestesi yang selanjutnya disebut SKK Bidang Kepenataan Anestesi
adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki
Penata Anestesi untuk melakukan pekerjaan atau tugasnya atau menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara
nasional.
PENGGUNAAN SKK
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri/institusi dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia
usaha/industri.
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket skema sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan
levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.
STANDAR KOMPETENSI
KERJA (SKK) BIDANG
KEPENATAAN ANESTESI
DAFTAR UNIT KOMPETENSI SKK BIDANG KEPENATAAN ANESTESI
1. Q.86PAN01.001.1 Melakukan Persiapan Pra Anestesi
2. Q.86PAN01.002.1 Melakukan Pengkajian Allergy, Medical drug, Past illnes, Last meal,
Environment (AMPLE)
3. Q.86PAN01.003.1 Melakukan Pemeriksaan Fisik Pasien
4. Q.86PAN01.004.1 Melakukan Pemeriksaan Kesulitan Intubasi
5. Q.86PAN01.005.1 Melakukan Analisis Data Pemeriksaan Penunjang
6. Q.86PAN01.006.1 Melakukan Evaluasi Hasil Penilaian Status Fisik Pasien
7. Q.86PAN01.007.1 Melakukan Edukasi Tindakan Anestesi
8. Q.86PAN01.008.1 Melakukan Serah Terima Pasien
9. Q.86PAN01.009.1 Melakukan Asesmen Pra Induksi
10. Q.86PAN01.010.1 Melakukan Asuhan Pemberian Cairan dan Elektrolit
11. Q.86PAN01.011.1 Melakukan Asuhan Pemberian Obat Premedikasi
12. Q.86PAN01.012.1 Melakukan Asuhan Pemberian Obat Secara Parenteral
13. Q.86PAN01.013.1 Melakukan Pemberian Oksigen
14. . Q.86PAN01.014.1 Melakukan Pembebasan Jalan Napas
15. Q.86PAN01.015.1 Melakukan Asuhan Terapi Inhalasi
16. Q.86PAN01.016.1 Melakukan Pengaturan Posisi Pembedahan
DAFTAR UNIT KOMPETENSI SKK BIDANG KEPENATAAN ANESTESI

17 Q.86PAN01.017.1 Melakukan Asuhan Tindakan Anestesi Regional


18. Q.86PAN01.018.1 Melakukan Asuhan Pemberian Induksi Intravena
19. Q.86PAN01.019.1 Melakukan Asuhan Pemberian Induksi Inhalasi
20. Q.86PAN01.020.1 Melakukan Pemasangan Sungkup Muka
21. Q.86PAN01.021.1 Melakukan Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA)
22. Q.86PAN01.022.1 Melakukan Pemasangan Endotracheal Tube (ETT)
23. Q.86PAN01.023.1 Melakukan Monitoring Selama Tindakan Anestesi
24. Q.86PAN01.024.1 Melakukan Asuhan Pemasangan Alat Monitoring Invasif
25. Q.86PAN01.025.1 Melakukan Asuhan Pemberian Rumatan Anestesi
26. Q.86PAN01.026.1 Melakukan Asuhan Anestesi dengan Total Intravenous Anesthesia (TIVA)
27. Q.86PAN01.027.1 Melakukan Asuhan Pemberian Sedasi
28. Q.86PAN01.028.1 Melakukan Asuhan Tindakan Pengakhiran Anestesi
29. Q.86PAN01.029.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Respirasi
30. Q.86PAN01.030.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Kardiovaskular
31. Q.86PAN01.031.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Termoregulasi
32. Q.86PAN01.032.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Neurologi
DAFTAR UNIT KOMPETENSI SKK BIDANG KEPENATAAN ANESTESI

33. Q.86PAN01.033.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Imun


34. Q.86PAN01.034.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Metabolik Endokrin
35. Q.86PAN01.035.1 Melakukan Asuhan Penanganan Komplikasi Sistem Gastrointestinal
36. Q.86PAN01.036.1 Melakukan Penilaian Pasca Anestesi
37. Q.86PAN01.037.1 Melakukan Asuhan Pengelolaan Manajemen Nyeri
38. Q.86PAN01.038.1 Melakukan Bantuan Hidup Dasar
39. Q.86PAN01.039.1 Melakukan Pengelolaan Tindakan Emergensi
40. Q.86PAN01.040.1 Melakukan Pengelolaan Mesin Anestesi
41. Q.86PAN01.041.1 Melakukan Pengelolaan Peralatan Anestesi
42. Q.86PAN01.042.1 Melakukan Pengelolaan Obat Anestesi
43. Q.86PAN01.043.1 Melakukan Pengelolaan Gas Anestesi
PERHATIAN
U U . N o . 1 7 Ta h u n 2 0 2 3
Te n t a n g K e s e h a t a n
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai