Anda di halaman 1dari 19

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Guru : KELOMPOK C
1. Dewa Ayu Pertiwi Andayani, S.Pd (SMPN 4 TEMBUKU)
2. Dewi Mulyati, S.Pd (SMPN 5 PANGKAL PINANG)
3. Nur Afni Wulandari, S.Pd (SMAN 1 Mesuji Makmur)
4. Rasyidah, S.Pd (SMAN 2 TANJUNG JABUNG BARAT)
5. Yanti Sari, S.Pd (SDN 88 PALEMBANG)

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
telah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Rendahnya minat Dewa Ayu Pertiwi Andayani, S.Pd (SMPN 4 Dapat disimpulkan
peserta didik TEMBUKU)
bahwa rendahnya motivasi
dalam 1. Kajian Literatur : Motivasi menurut Cook
memotivasi diri & Artino (2016) didefinisikan sebagai prosesbelajar siswa itu sendiri
sendiri belajar dimana aktivitas yang diarahkan pada tujuandisebabkan karena sikap
operasi bilangan dimulai dan dipertahankan. Motivasi belajar juga
siswa yang
di dalam kelas dapat diartikan sebagai suatu sikap yang
mengarahkan siswa untuk terus belajar danterencana,dipertahankan
berusaha mencapai tujuan pembelajaran yangdan adanya faktor internal
telah ditetapkan oleh guru, dalam proses
yaitu diri sendiri,malu
pembelajaran (Linet al., 2017). Motivasi belajar
menurut Liu&Ko (2022) dapat membuat segala/kurang percaya diri dalam
sesuatu menjadi terencana dan tertarget, sertamengerjakan soal didepan
motivasi belajar juga dapat mempengaruhikelas,dan eksternal siswa
strategi belajar individu dan keputusan eksekutif,
yaitu kurangnya dukungan
meningkatkan kemauan belajar dan hasil belajar.
ortu krn sibuk
Sumberbacaan:(
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.ph bekerja,ruang kelas tidak
p/mosharafa) nyaman,serta kurangnya
2. wawancara dengan Gurubuku pendukung PBM
penggerak:Menurut Edi Suantara I Putu 2023
a. Faktor internal yaitu berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri, dimana siswa belum mampu
memaknai bahwa apa yg ia pelajari merupakan
sebuah kebutuhan yg penting
bagi dirinya , murid merasa tidak terpenuhi
kebutuhan belajarnya
b. Faktor di luar diri siswa, bisa saja karena
materi pelajaran yang tidak menarik , media
pembelajaran , model dan metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak
menarik bahkan cenderung monotun serta
lingkungan belajar yang tidak kondusif)

3. Wawancara dengan teman


sejawat.Menurut Setiati Ni Ketut 2023
a. faktor internal meliputi siswa tdk memiliki
cita2,niat belajar menurun,kondisi
kesehatan,siswa tidak sk pd mapel tertentu
b. faktor eksternal,kurang perhatian ortu,siswa
kurang sk cara guru mengajar,Ruang kelas
kurang nyaman,lingkungan sosial spt
pergaulan,serta tidak ada buku paket Dst

Motivasi belajar Dewi Mulyati, S.Pd Setelah dilakukan


matematika (SMPN 5 PANGKAL PINANG) analisis penyebab
Sumber Kajian Literatur / Jurnal Ilmiah masalah terhadap kajian
1 Sardiman (2018:75)
literatur dan hasil
.
“Motivasi belajar adalah keseluruhan daya wawancara serta
penggerak dalam diri peserta didik yang dikonfirmasi melalui
menimbulkan kegiatan belajar, yang observasi/pengamatan
menjamin kelangsungan dari kegiatan dapat diketahui bahwa
belajar dan memberikan arah pada kegiatanpenyebab masalah
belajar, sehingga tujuan yang dikehendakinRendahnya Motivasi
oleh subjek belajar dapat tercapai”. Belajar peserta didik
2. Amir Daim (dalam Habsari, 2005:74) adalah

Motivasi merupakan dorongan pada 1. Guru dalam mengajar


kegiatan yang dikehendaki dengan asas belum memenuhi
dan tujuan yang hendak dimaksud
kebutuhan belajar
peserta didik
2. Peserta didik belum

memiliki kesadaran
Sumber Wawancara kepada guru/teman penuh akan penting
sejawat dan Calon Guru Penggerak belajar
Angkatan 8: 3. Lingkungan
Ibu Yunia Vydealiza, S.Pd. peserta didik yang
Hasil wawancara adalah : belum mendukung.
Apa motivasi menurut ibu Yunia? Motivasi itu 4. Gaya belajar yang
terbagi menjadi 2 bagian yaitu motivasi yang diterapkan guru masih
berasal dari dorongan diri peserta didik itu monoton.
sendiri (motivisi intrinsik) dan motivasi dari 5. Pada kegiatan
luar (motivasi ekstrinsik). pembelajaran guru
1. Bagaimana dapat menghadirkan motivasi belum menghadirkan
intrinksi dalam diri peserta didik? Untuk kesadaran penuh pada
menghadirkan motivasi intriksik dalam diri diri peserta didik.
peserta didik adalah dengan menanamkan
motivasi pentingnya menjadi pembelajaran
sepanjang hayat, mendorong peserta didik
dengan kesadaran penuh pentingnya belajar dan
menciptakan pembelajaran yang meyenangkan.
2. Pembelajaran yang meyenangkan seperti
apa ibu Yunia? Pembelajaran yang memenuhi
kebutuhan peserta didik baik dari kesiapan
belajar peserta didik, minat peserta didik dan
profil belajar peserta didik. Untuk kesiapan
belajar peserta didik guru membawa peserta
didik dari zona nyaman dengan memberikan
peserta didik tantangan. Bagaimana dengan
minat peserta didik yaitu guru menciptakan
pembelajaran yang menarik perhatian peserta
didik, menciptakan konteks pembelajaran yang
dikaitkan dengan minat individu peserta didik,
mengkomunikasikan nilai manfaat
dari apa yang dipelajari peserta didik, dan
menciptakan kesempatan-kesempatan
belajar dimana peserta didik dapat
memecahkan persoalan. Untuk Profil
Peserta didik atau gaya belajar peserta
didik, maka sebagai seorang guru dituntut
mampu memahami gaya belajar peserta
didik. Secara umum gaya belajar peserta
didik terbagi menjadi tiga bagian yaitu
visual, auditori dan kinestetik.
3. Apa itu gaya belajar visual, auditori
dan kinestetik ibu Yunia? Gaya belajar
visual adalah gaya dengan belajar dengan
melihat (misalnya melalui materi yang
berupa gambar, diagram, power point, peta
konsep, dll). Gaya belajar auditori adalah
gaya belajar dengan mendengar (misalnya
mendengarkan penjelasan guru, membaca
dengan kertas, mendengarkan pendapat saat
berdiskusi, mendengarkan musik, dll).
Sedangakan untuk gaya belajar kinestetik
adalah gaya belajar sambil melakukan
(misalnya sambil bergerak, melakukan
kegiatan diluar kelas, dll)
sumber wawancara dengan kepala
sekolah :
Ibu Dra. Vesty Verawaty. R.
Hasil wawancara adalah :
4. Bagaimana cara menumbuhkan
motivasi belajar pada peserta didik?
Dengan cara memberikan contoh peserta
didik yang berprestasi di sekolah lain dan
memberitahu jika peserta didik berprestasi
akan mendapatkan penghargaan.
5. Apa faktor penyebab peserta didik kurang
termotivasi saat belajar?
Sebagian besar karena lingkungan peserta didik
yang kurang mendukung, baik dari keluarga
maupun lingkugan tempat tinggalnya.

Sumber wawancara dengan Fasilitator


Calon Guru Penggerak Angkatan 8 :
Bapak Ahmad Zamiro, S.Pd
Hasil wawancara adalah :
Motivasi menurut bapak Zamiro? Motivasi
terbagi menjadi dua bagian yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari
dalam diri dan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang muncul akibat dorongan dari
luar.
6. Apa yang membuat peserta didik tidak
termotivasi dalam pembelajaran? Banyak
faktor kemungkinan yang membuat peserta
didik tidak termotivasi dalam pembelajaran,
bisa oleh faktor dalam diri peserta didik
sendiri misalnya tidak menyukai pelajaran
tersebut dan karena faktor dari luar yaitu
pembelajaran itu sendiri, misalnya masih
monoton dan belum menarik minat peserta
didik.
Bagaimana membuat peserta didik dapat
termotivasi dalam pembelajaran? Untuk
membuat peserta didik termotivasi dalam
pembelajaran adalah dengan menghadirkan
sepenuhnya peserta didik dalam
pembelajaran, mendorong kesadaran penuh
peserta didik, dan terpenuhinya kebutuhan
belajar peserta didik.
Rendahnya Nur Afni Wulandari, S.Pd Setelah dianalisis lagi
minat peserta (SMAN 1 Mesuji Makmur) masalah rendahnya
Kajian Literatur pesreta didik dalam
didik dalam
memotivasi anak
memotivasi 1. Menurut Daryanto (2012:8) (Jurnal Ilmu karena :
diri sendiri Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora 1. Kurangnya kosentrasi
belajar operasi Vol. 4 No. 1, Maret 2018), Minat adalah peserta didik selama
bilangan di suatu sifat yang relatif menetap pada diri proses pembelajaran
dalam kelas seseorang.Hal 2. Penyampaian materi
terutama pada ini dapatlah dimengerti bahwa kecendrunga n oleh guru terkait materi
materi seseorang untuk melakukan sesuatu perkalian matriks ordo
perkalian disebabkan karena ia 3x3, guru masih
matriks ordo berminat untuk melakukannya. Kegagalan menggunakan metode
3x3 pembelajaran Matematika salah satu nya ceramah dan kurang
perkalian matriks ordo 3x3 tidak bisa dilihat demonstrasi
dari anak saja melainkan ada peran guru 3. Kurangnya
yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendekatan
proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan personal oleh guru
hasil pengamatan secara relitas guru terhadap peserta didik
matematika menyampaikan ma teri kurang yang mengakibatkan guru
jelas, kurang menguasai, monot on, dan kurang
membosankan.Pembelajaran matematika memahami
yang seharusnya didominasi oleh kegiatan karakteristik peserta
praktek, selama ini hanya diisi dengan didiknya
ceramah dan sedikit 4. Guru menuntaskan
praktek. Hal ini membuat siswa menjadi ku materi prasarat
rang berminat mengikuti pembelajaran sebelum mengajarkan
Matematika perkalian matriks ordo 3x3
.
Kurangnnya kreativitas
2. Menurut Sardiman (Delsi Morina - peserta didik pada
Meningkatkan Minat . (2007:95) mengenai pelajaran matematika
minat ini dapat dibangkitkan dengan cara:
terutama pada perkalian
(1) membangkitkan adanya suatu
kebutuhan, (2) menghubungkan dengan matriks ordo 3x3
persoalan pengalaman yang lampau,
(3)memberi kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang baik, dan
(4)menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar.
3. Hasil karya ilmiah,SMAN 1 Mesuji Makmur
mengatakan dari hasil penelitian terkait
“motivasi minat siswa pada mata
pelajaran matematika terutama pada
perkalian matriks ordo 3x3 yaitu
• Guru dalam mengajar hendaknya
meningkatkan profesionalismenya dalam hal
penggunaan variasi model pembelajaran yang
kreatif sehingga menimbulkan daya tarik
siswa yang pada akhirnya dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa
terhadap kegiatan pembelajaran Matematika
terutama pada perkalian matriks ordo 3x3.
• Kerja sama kepala sekolah dan guru untuk
dapat meningkatkan motivasi dan minat
siswa dengan cara mefasilitasi dan
melengkapi sarana dan prasarana saat
berlangsungnya pembelajaran Matematika
(perkalian matriks ordo 3x3) seperti
penyedian media, melengkapi penyediaan
alat-alat dan bahan dalam pembelajaram
matematika.

Hasil wawancara: Peserta didik nama: Dea


Angraini kelas X IPA 2
Dari jawaban Peserta didik yang menjadi
penyebab rendahnya minat siswa adalah
1. Faktor internal dari dalam peserta didik itu
sendiri : cita-cita, kondisi jasmani dan rohani,
kemampuan siswa, latar belakang siswa dan
perhatian. Faktor eksternal : lingkungan,
pembelajaran, dan upaya guru dalam mengelola
kelas.
2. Guru masih menggunakan metode ceramah
dan sedikit praktek
Hasil wawancara: Dengan Guru Nama:
Agus Suryadi S,Pd (Guru BP,BK)
Yang menyebabkan rendahnya minat peserta
didik dalam mata pelajaran matematika
(perkalian matriks ordo 3x3) yaitu
1. karena dilihat dari diri setiap peserta didik
masih banyak peserta didik yang diam ketika
ditanya terkait dengan materi
2. Sebaiknya didukung oleh pesrta didik yang
lainnya dan seharusnya guru melakukan
pendekatan personal kepada peserta didik.
3. Minimnya kreativitas peserta didik
didalam perkalian matriks. Banyak siswa yang
tidak hapal perkalian. Dan tidak didukungya
keinginan diri sendiri utk belajar perkalian pada
peserta didik itu.

RASYIDAH, S.Pd Kesimpulan : motivasi


Rendahnya
minat peserta (SMAN 2 TANJUNG JABUNG BARAT) belajar itu harus timbul
didik dalam dari diri siswa jika ingin
Kajian Literatur
memotivasi diri Y Jurnal Pend.Matematika (Afriansyah, 2022). usaha belajarnya tercapai
sendiri belajar Motivasi belajar yaitu dorongan yang berasal
operasi bilangan dengan baik.
dari dalam dan dari luar diri siswa yang
di dalam kelas mampu memberikan rasa senang dan
bersemangat dalam belajar sehingga siswa
mampu mencapai prestasi belajar yang
sangat baik
Wawancara
Teman Sejawat/ Guru Matematika (Pak
Supriono, S.Pd), Jumat, 22-9-2023
1. Menurut Bapak bagaimana motivasi
belajar siswa dalam matematika disekolah
kita? Jawab : Motivasi belajar siswa
dalam matematika masih rendah.
Walaupun ada beberapa siswa yang
motivasinya cukup tinggi
2. Hal-hal apasaja yang membuat siswa
kurang minat dalam belajar matematika
Jawab : Beberapa hal yang mungkin
menyebabkan siswa motivasinya rendah
dalam pelajaran matematika:
- persepsi bahwasanya Matematika
adalah pelajaran yang sulit
- konsep yang lemah pada saat tingkatan
dasar
3. Apakah motivasi dari guru
mempengaruhi hasil belajar siswa?
Jawab : Motivasi guru sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.

Rendahnya Yanti Sari, S.Pd (SDN 88 PALEMBANG) Setelah dilakukan


minat peserta analisis terhadap hasil
Hasil kajian literature
didik dalam kajian penyebab masalah
memotivasi Motivasi menurut Ismail dalam Hamzah dan dapat disimpulkan bahwa
diri sendiri Muhlisrarini (2016 : 47) didefinisikan sebagai 1. rendahnya motivasi
belajar operasi proses Pembelajaran matematika sering kali belajar Peserta didik itu
bilangan di dianggap sulit oleh siswa karena merupakan sendiri disebakan karena
dalam kelas pelajaran yang berkaitan dengan rumus dan peserta didik menganggap
perhitungan. Dapat disimpulkan matematika matematika itu sulit
adalah ilmu yang membahas tentang angka- 2. kurangnya perhatian
angka, perhitungan, simbol dan pola. Sampai guru penerapan model
saat ini, matematika masih menempati urutan pembelajaran
pertama mata pelajaran yang kurang disukai 3. kurangnya minat
oleh siswa, hal ini berimbas pada kurangnya belajar peserta didik
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran 4. rendahnya daya
matematika. Motivasi sangat diperlukan dalam tangkap peserta didik
proses pembelajaran agar siswa terdorong 5. kurangnya peranan
untuk melakukan suatu kegiatan pembelajaran. dan dukungan dari orang
Sardiman (2016: 73) mengungkapkan bahwa tua
motivasi belajar dikategorikan sebagai faktor
psikis yang bersifat non-intelektual. Peran khas
dari motivasi belajar berkenaan dengan hal
penumbuhan gairah, kesenangan dan semangat
dalam belajar. Apabila siswa memiliki motivasi
yang kuat dalam belajar, energi untuk
melakukan kegiatan belajar akan meningkat
pula.
Hasil wawancara :
Beberapa faktor yang menyebabkan Rendahnya
minat peserta didik dalam memotivasi diri
sendiri belajar operasi bilangan di dalam kelas
adalah menurut :
Teman Guru
Narasumber : Ritayana, S.Pd
Sekolah SDN 88 Palembang Dilaksanakan
tanggal : 22-09-2023 Pukul : 11.45 s.d 12.10
WIB Menurut narasumber, faktor penyebab
rendahnya minat peserta didik dalam
memotivasi diri sendiri belajar operasi bilangan
di dalam kelas adalah : peserta didik belum
mampu melakukan operasi bilangan dan peserta
didik belum menguasai konsep dasar perkalian.
saran yang diberikan narasumber sebagai solusi
pada permasalahan tersebut
adalah :menggunakan media tulis yang
berisikan daftar perkalian lebih menekankan
pada pemberian penilain baik secara individu
maupun kelompok diakhir pembelajaran.
Supaya peserta didik tersebut memiliki
motivasi yang lebih baik selama pembelajaran
Teman sejawat
Narasumber : Rosyadawati, S.Pd
Sekolah SDN 88 Palembang Dilaksanakan
tanggal : 22-09-2023 Pukul : 14.00 s.d 14.30
WIB Menurut narasumber, faktor penyebab
rendahnya minat peserta didik dalam
memotivasi diri sendiri belajar operasi bilangan
di dalam kelas adalah : peserta didik belum
menguasai kemampuan dasar dalam perkalian
dan kurangnya latihan oleh peserta didik,
kurangnya perhatian orang tua terhadap
kebiasaan siswa belajar dirumah dan pengaruh
gadget sehingga peserta didik melupakan waktu
belajar dan saran yang diberikan narasumber
sebagai solusi pada permasalahan tersebut
adalah melakukan pendekatan secara personal
terhadap peserta didik yang belum lancar
perkalian
Guru Penggerak angkatan 4
Sekolah SDN 88 Palembang

Narasumber : Ria Sartika, S.Pd


Dilaksanakan tanggal : 22-09-2023 Pukul : 16.00
s.d 16.35 WIB Menurut narasumber, faktor
penyebab rendahnya minat peserta didik dalam
memotivasi diri sendiri belajar operasi bilangan
di dalam kelas adalah :
1. Peserta didik tidak bersemangat dengan
pelajaran matematika
2. Peserta didik kurang mengerti dengan materi
matematika karena matematika merupakan
pelajaran yang sulit
3. Guru tidak menguasai materi operasi
bilangan sehingga minat peserta didik rendah
4. Guru tidak memberikan motivasi dalam
pembelajaran operasi bilangan sehingga
menyebabkan rendahnya minat peserta didik

2 Peserta didik Dewa Ayu Pertiwi Andayani, S.Pd Dapat disimpulkan


masih (SMPN 4 TEMBUKU) bahwa Miskonsepsi terjadi
mengalami 1. Kajian Literatur : Miskonsepsi dapatkarena kesalahan konsep
miskonsepsi berbentuk kesalahan konsep awal (Latifah,awal,peserta didik takut
pada operasi Wakhyudin, & Cahyadi, 2020), kesalahanuntuk mengungkapkan
bilangan hubungan yang tidak benar antarapendapat karena tertanam
konsepkonsep, gagasan atau pandanganpada diri semua pendapat
yang salah. harus benar,miskonsepsi
Sumberbacaan;(http://journal.institutpendi bisa terjadi karena kurang
dikan.ac.id/index.php/mosharafa) focus dan konsentrasi
2. Wawancara dengan guru penggerak(Edi
Suantara I Putu,2023 : Miskonsepsi siswa
dalam PBM yaitu siswa takut untuk
menyampaikan pendapat atau pikirannya
secara bebas, karena ada mis konsep ,bahwa
setiap apa yg disampaikan haruslah selalu
benar, siswa takut Untuk mencoba sehingga
ada kecenderungan siswa pasif dalam PBM
3. Wawancara dengan teman sejawat guru
matematika,Widiasih Ni Komang
2023(pernah mengalami miskonsepsi dalam
PBM,,hal itu disebabkan krna konsentrasi
siswa yg kurang dlm mengikuti
pembelajaran atau siswa tidak focus

Miskonsepsi Dewi Mulyati, S.Pd


(SMPN 5 PANGKAL PINANG) Setelah dilakukan
siswa
Sumber kajian Literasi / jurnl Ilmiah analisis penyebab
1. Suparno (2013: 4) masalah terhadap kajian
literatur dan hasil
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk
pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan wawancara serta
dikonfirmasi melalui
pengertian ilmiah atau pengertian yang
diterima para pakar dalam bidang observasi/pengamatan
matematika dapat diketahui bahwa

2. Novak dan Gowin ( Eka; 2014 :ix) penyebab masalah


Menyatakan bahwa miskonsepsi Miskonsepsi peserta
didik adalah:
merupakan suatu interprestasi mengenai
konsep-konsep dalam suatu pernyataan 1. Kesalahpahaman
yang tidak dapat diterima.
peserta didik dalam
menghubungkan
suatu konsep dengan
Sumber Wawancara kepada guru/teman
sejawat dan Calon Guru Penggerak konsep-konsep yang
lain.
Angkatan 8:
Ibu Yunia Vydealiza, S.Pd. 2. Miskonsepsi adalah
1. Menurut bu Yunia apa yang di maksud perbedaan sudut
dengan miskonsepsi yang terjadi pada pandang yang terjadi
siswa? Miskonsepsi adalah perbedaan sudut pada peserta didik
pandang yang terjadi pada peserta didik. 3. Kurangnya literasi
2. Bagaimana cara guru untuk menyikapi yang dilakukan oleh
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik peserta didik

saat pelajaran berlangsung? Miskonsepsi 4. Lebih banyak latihan


terjadi karena peserta didik kurang menggunakan soal
memahami perintah soal yang telah guru cerita
berikan hal ini banyak terjadi pada soal 5. Memberikan contoh
cerita. nyata
3. Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi 6. Mengembangkan
peserta didik pada saat pelajaran konsep pembelajaran
berlangsung? Diperlukan literasi yang baik yang efektif
sehingga tidak ada lagi miskonsepsi dalam
pemahaman soal cerita dan memberikan
soal yang sejenis berulang-ulang. Guru juga
mengajak peserta didik untuk mencari
sumber literatur yang sesuai dengan materi
yang di ajarkan guru.
sumber wawancara dengan kepala
sekolah :
Ibu Dra. Vesty Verawaty. R.
1. Menurut bu Vesty apa yang di maksud
dengan miskonsepsi yang terjadi pada
siswa? Miskonsepsi adalah pemahaman
yang salah dari konsep yang kita ketahui.
2. Bagaimana cara guru untuk menyikapi
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik
saat pelajaran berlangsung? Memberikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi
peserta didik pada saat pelajaran
berlangsung? Menekankan kembali konsep
yang sebenarnya dan mengingatkan bahwa
konsep yang salah agar tidak berulang
kembali.
Sumber wawancara dengan Fasilitator
Calon Guru Penggerak Angkatan 8 :
Bapak Ahmad Zamiro, S.Pd
1. Menurut pak zamiro apa yang di maksud
dengan miskonsepsi yang terjadi pada
siswa?
Miskonsepsi adalah kesalahpahaman peserta
didik dalam menghubungkan suatu konsep
dengan konsep-konsep yang lain
2. Bagaimana cara guru untuk menyikapi
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik
saat pelajaran berlangsung?
Cara menyikapi miskonsepsi yang terjadi pada
peserta didik saat pembelajaran adalah
menyadari bahwa setiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda-beda.
3. Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi
peserta didik pada saat pelajaran
berlangsung?
Caranya adalah dengan mengembangkan suatu
Peserta didik metode pembelajaran yang efektif.
masih
mengalami Setelah dianalisis lagi
Nur Afni Wulandari, S.Pd (SMAN 1 Mesuji
miskonsepsi Makmur) masalah sebagian
pada operasi Kajian Literatur peserta didik masih
bilangan 1. Menurut (Piliang 2019) mengalami miskonsepsi
terutama pada Matematika untuk mengalami miskonsepsi pada pada operasi bilangan
perkalian operasi bilangan terutama pada perkalian terutama pada
matriks ordo matriks ordo 3x3 untuk menghasilkan sesuatu perkalian matriks ordo
3x3 bentuk, digunakan untuk mengekspresikan ide 3x3 yaitu:
atau gagasan, ideologi atau keyakinan, tidak
1. Kurangnya motivasi
bisa dilepaskan dari medium. Aliran dan
pengerjaannya berbeda-beda Bermacam-macam dari diri peserta didik dan
medium pada perkalian perkalian matriks ordo orang sekitarnya
3x3 yang merupakan hasil dari jaman dahulu 2. Guru hanya
sebagai inovasi dan kreativitas dalam memberikan
menciptakan sebuah perkalian matriks ordo 3x3. tugas yang terkadang
medium karya pada perkalian matriks ordo 3x3
tanpa memberikan
sudah tidak lagi pada berbasis minyimak
ataupun mengalir , tetapi dengan berbagai bahan wawasan, langkah yag
serta elemen-elemen lainnya sesuai dengan ide tepat, juga teknis yang
dan konsep ciptaan benar dalam
. Pada penciptaan perkalian matriks ordo pembelajaran matematika
3x3 untuk menuangkan idenya dan terutama pada perkalian
kreativitas diperlukan pemakaian alat, media matriks ordo 3x3 di kelas.
dan bahan yang baik dan bagus sangat
3. Tidak adanya bakat
memengaruhi hasil akhir dari sebuah
perkalian matriks ordo 3x3 dan kemampuan peserta
2. Miskonsepsi menurut ,Suparno (2013:4) didik didalam perkalian
merupakan salah satu konsep yang pada matriks ordo 3x3
umumnya tidak sesuai dengan pengertian 4. Peserta didik merasa
ilmiah atau pengertian yang diterima para dirinya tidak bisa karena
pakar dalam bidang matematika.N terkadang peserta didik
pengamatan menunjukkan bahwaamun tidak banyak
blank, tidak tau apa yang
siswa yang miskonsepsi, khususnya dalam
perkalian matriks ordo 3x3. (Amdan Jamal harus dilakukan dan
2019) peserta didik merasa tidak
Dari hasil penelitian Amdan Jamal 2019 “Hal bisa sebelum melakukan
yang menyebabkan kurang pemahaman peserta kegiatan.
didik terhadap materi perkalian matriks ordo Kurangnya pendampingan
3x3” ini dapat terjadi
yang dilakukan oleh guru
• karena mereka kurang memiliki ide atau
kreativitas dan motivasi serta merasa kurang dalam praktik perkalian
berbakat dalam belajar perkalian matriks ordo matriks ordo 3x3.
3x3 bukan hanya dengan media kalkulator,
namun dengan media yang lain juga misalnya:
hp,sehingga latihan-latihan perkalian sangat
jarang mereka lakukan. metode mengajar yang
digunakan oleh guru dalam mengajarkan
matematika khususnya pada perkalian matriks
ordo 3x3 yaitu dengan hanya memberikan tugas
tanpa memberi penjelasan terlebih dahulu
• guru yang mengajar seni rupa hanya
memahami teori dan kurang dalam praktik.
Untuk meningkatkan miskonsepsi pada siswa,
maka pihak sekolah dan guru perlu memberikan
motivasi kepada siswa untuk banyak berlatih
dalam perkalian matriks ordo 3x3 dan
memberikan bimbingan dan latihan khusus
kepada siswa mengerti maupun yang tidak
mengerti.
3. Menurut Latehru (1988:04) media
pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau
benda yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber (guru atau
sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini
anak didik atau warga belajar)
Hasil wawancara dengan teman sejawat (Desi
ratnasari, S.Pd)_
Yang menjadi faktor peserta didik dalam
miskosepsi pada perkalian matriks ordo
3x3 terkait media (bahan dan alat)
Bakat dan kemampuan yang peserta didik
miliki, tidak adanya motivasi dari diri sendiri,
guru dan lingkungan, kurangnya rasa percaya
diri didalam diri peserta didik. Sebaiknya
guru perlu melakukan diagnotis terkait minat
dan bakat, menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa, membuat media pembelajaran yang
menarik dan melakukan pendampingan pada
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
serta memberikan kebebasan dalam
bereksperimen
Hasil wawancara dengan peserta didik Yang
menyebabkan peserta didik miskonsepsi
terkait dengan media (bahan dan alat)
pada pelajaran matematika (matriks ordo
3x3) adalah
1. Berkaitan dengan pemahaman peserta didik
yaitu materi yang disampaikan guru kurang
jelas, tidak adanya kemampuan dan motivasi
dari peserta didik sendiri.
2. Guru yang selalu mengharuskan siswa
seragam dalam kegiatan pembelajaran dan
kurangnya kepercayaan diri dalam diri siswa.

Peserta didik RASYIDAH, S.Pd Kesimpulan :


masih (SMAN 2 TANJUNG JABUNG BARAT) Pentingnya memahami
mengalami Menurut Newman (Pada Skripsi Noval konsep awal belajar
miskonsepsi Alfyandi Rusmi) matematika
pada operasi
bilangan Adapun indikator kesalahan-kesalahan siswa
dalam mengerjakan masalah matematika antara
lain adalah sebagai berikut:

a. Reading error yaitu kesalahan membaca.


b. Reading comprehension difficulty yaitu
kesalahan memahami soal.
c. Transform error yaitu kesalahan
transformasi.
d. Weakness in proses skill yaitu kesalahan
dalam keterampilan proses.
e. Encoding error yaitu kesalahan dalam
menggunakan notasi.
f. Coreller error yaitu kesalahan karena
kecerobohan atau kurang cermat.
Wawancara
Teman Sejawat (Pak Supriono, S.Pd)
Jumat, 22-9-2023
S Kenapa peserta didik kita selalu kekeh
dengan jawaban mereka yang salah, misal
pada operasi bilangan, berapa -3+5 =...,
mereka sering jawab 8.
Jawab : Karena
1. Mereka memiliki konsep dasar yang
salah.
2. Menjadi sesuatu yang benar padahal
salah kaprah
3. Ada juga faktor psikologis remaja yang
merasa merekalah yang benar

Setelah dilakukan
Peserta didik analisis terhadap hasil
Yanti Sari, S.Pd (SDN 88 PALEMBANG) kajian penyebab masalah
masih
Hasil kajian literature dapat disimpulkan bahwa
mengalami Miskonsepsi dapat berbentuk kesalahan konsep 1. Peserta didik itu
miskonsepsi awal (Latifah, Wakhyudin, & Cahyadi, 2020) mengalami kesalah
pada operasi hasil penelitian Febriyani (2015) yang pahaman dalam
bilangan menunjukkan adanya kesalahan dalam konsep memahami dan
bilangan berpangkat yang dialami oleh siswa. menafsirkan serta
Menurut Ikram, Suharto, & Setiawani (2018), mengimplementasikan
siswa dikatakan mengalami miskonsepsi suatu konsep
apabila kesalahan kesalahan yang dilakukan 2. Peserta didik
siswa itu berulang dan setelah digali lebih ketidaktelitiannya ketika
dalam siswa itu mengalami kesalah pahaman menuliskan kembali soal
dalam memahami dan menafsirkan serta dan membuat Peserta
mengimplementasikan suatu konsep. didik menjadi tidak focus
3. Guru sulit
Hasil wawancara : membedakan antara siswa
Beberapa faktor yang menyebabkan Peserta yang mengalami
didik masih mengalami miskonsepsi pada miskonsepsi dan Peserta
operasi bilangan adalah menurut: didik yang tidak tahu
Teman Guru konsep guru tidak
Narasumber : Ritayana, S.Pd memiliki
Sekolah SDN 88 Palembang pengetahuan dan
Dilaksanakan tanggal : 22-09-2023 kemampuan untuk
Pukul : 11.45 s.d 12.10 WIB membedakan antara siswa
Menurut narasumber, faktor penyebab Peserta yang mengalami
didik masih mengalami miskonsepsi pada miskonsepsi dan siswa
yang tidak tahu konsep
operasi bilangan adalah Peserta didik kurang
fokus dalam mengikuti pembelajaran dan
Peserta didik ketidaktelitiannya ketika
menuliskan kembali soal. Misalnya, Peserta
didik tidak hati-hati untuk menulis lambang
bilangan dan menulis tanda operasi hitung
bilangan letak miskonsepsinya terletak pada
menuliskan lambang bilangan dan tanda operasi
hitung.
Teman sejawat
Narasumber : Rosyadawati, S.Pd
Sekolah SDN 88 Palembang Dilaksanakan
tanggal : 22-09-2023 Pukul : 14.00 s.d 14.30
WIB
Menurut narasumber, faktor penyebab Peserta
didik masih mengalami miskonsepsi pada
operasi bilangan adalah Peserta didik belum
begitu memahami dengan baik tentang
penggunaan bilangan negatif
Guru Penggerak angkatan 4
Sekolah SDN 88 Palembang Narasumber : Ria
Sartika, S.Pd
Dilaksanakan tanggal : 22-09-2023 Pukul :
16.00 s.d 16.35 WIB Menurut narasumber,
faktor penyebab rendahnya minat peserta didik
dalam memotivasi diri sendiri belajar operasi
bilangan di dalam kelas adalah :
1. guru sulit membedakan antara Peserta didik
yang mengalami miskonsepsi dan Peserta didik
yang tidak tahu konsep
2. guru tidak memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk membedakan antara Peserta
didik yang mengalami miskonsepsi dan Peserta
didik yang tidak tahu konsep
3. guru tidak menggunakan metode certainty
of response index (CRI) untuk menyelesaikan
operasi penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan
4. orang tua tidak membantu anak untuk
belajar dirumah tentang operasi bilangan
5. Peserta didik tidak memahami tentang
operasi bilangan dan konsep-konsep bilangan

Anda mungkin juga menyukai