Materi Kuliah Keperawatan Jiwa
Materi Kuliah Keperawatan Jiwa
Ns.Hairuddin Safaat
INTRODUKSI
• Penempatan : semestar Ganjil (V)
• Bobot sks : T= 1 Lab= P= 1
• MK prasyarat : Komunikasi Terapeutik
• Desksipsi MK :
• Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta trend dan isu
kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam mata kuliah ini juga dibahas tentang klien sebagai sistem
yang adaptif dalam tentang respons sehat jiwa sampai gangguan jiwa, psikodinamika, terjadinya
masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam
pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien dengan masalah psikososial dan spiritual
serta gangguan jiwa juga merupakan focus dalam mata kuliah ini, termasuk hubungan terapeutik
secara individu dan dalam koteks keluarga, dan penerapan terapi modalitas keperawatan.
Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan
integrasi keperawatan jiwa pada area keperawatan lainnya
LEARNING OUTCOME
• Mampu mengetahui, menguasai dan mengimplementasikan teori, konsep
dan prinsip keperawatan jiwa
• KOMPETENSI LULUSAN :
• Perawat yang berkompetensi dalam mengelola rentang respon gangguan
jiwa baik di rumah sakit maupun di komunitas
• Hardskills :
• Mampu mengimplementasikan terapi-terapi untuk mengatasi masalah
psikososial dan gangguan jiwa
• Softskill :
• Kemampuan melakukan komunikasi therapeutik dan teknik komunikasi
therapeutik secara tepat
METODE PEMBELAJARAN
• Ceramah
• Tutorial
• mentoring,
• skills lab,
TATA TERTIB PERKULIAHAN
• Mahasiswa wajib mematuhi semua acara perkuliahan yang ditetapkan;
• Daftar hadir kuliah wajib disediakan dan ditandatangani oleh Mahasiswa peserta kuliah;
• Daftar hadir Dosen/Tim Dosen wajib disediakan dan diisi serta ditandatangani oleh Dosen atau tim
Dosen yang bersangkutan;
• Penyampaian materi kuliah tidak boleh dikurangi dari jumlah tatap muka yang telah ditetapkan
sesuai bobot matakuliah yang bersangkutan;
• Mahasiswa wajib mengikuti kuliah dengan jumlah kehadiran minimum 80% dari seluruh jumlah
tatap muka perkulihan teori dan 100 % perkuliahan praktikum/klinik dari masing-masing
matakuliah yang dikuti
• Mahasiswa wajib mematuhi norma dan menghormati Dosen, serta bertanggungjawab atas ketertiban,
ketenangan kelas pada saat sedang dilangsungkan kuliah, praktikum atau kegiatan akademik lainnya
• Mahasiswa yang memenuhi tertib kuliah berhak mengikuti ujian
PENGHITUNGAN NILAI AKHIR MATA KULIAH
• TOPIK 1
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
JIWA
•JIWA ???
JIWA???
• unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait pada materi
• Manifestasi jiwa : kesadaran, afek, emosi, psikomotor, proses berpikir,
persepsi, dan sifat kepribadian
DEFINISI SEHAT JIWA
WHO
• Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang lengkap
dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan
UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966
• Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental yang sejahtera sehingga memungkinkan
seseorang berkembang secara optimal baik fisik, intelektual dan emosional dan
perkembangan tersebut berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain sehingga
memungkinkan hidup harmonis dan produktif.
CIRI-CIRI SEHAT JIWA (MENTAL)
WHO :
• Individu mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu
buruk baginya.
• Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
• Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
• Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi.
• Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.
• Mampu menerima kekecewaan sebagai pelajaran yang akan datang
• Mempunyai rasa kasih sayang
• Menikmati kegembiraan dari berbagai sumber
SEHAT JIWA” NYAMAN”
• Nyaman terhadap diri sendiri :
• Mampu mengatasi berbagai perasaan : rasa marah, rasa takut, cemas,
iri, rasa bersalah, rasa senang, cinta mencintai, dll.
• Mampu mengatasi kekecewaaan dalam kehidupan.
• Mempunyai Harga Diri yang wajar.
• Menilai diri secara nyata, tidak merendahkan dan tidak pula
berlebihan.
• Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari
SEHAT JIWA
• Nyaman berhubungan dengan orang lain.
• Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain.
• Mempunyai hubungan pribadi yang tetap.
• Mampu mempercayai orang lain.
• Dapat menghargai pendapat orang yang berbeda.
• Merasa menjadi bagian dari kelompok.
• Tidak mengakali orang lain, dan tidak memberikan dirinya diakali
orang lain.
• Nyaman memenuhi kebutuhan hidup
• Menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya.
• Mampu mengambil kjeputusan.
• Menerima tanggung jawab.
• Merancang masa depan.
• Menerima ide / pengalaman hidup.
• Merasa puas dengan pekerjaannya.
DIMENSI HOLISTIK
• WHO :
1. agama,
2. organobiologik,
3. psiko-edukatif dan
4. sosial budaya.
PARADIGMA KEPERAWATAN
JIWA
• Keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang perawat :
1. Bahwa manusia adalah mahluk holistik yang terdiri dari komponen bio-psiko-sosio dan
spiritual.
2. Tujuan pemberian asuhan keperawatan adalah meningkatkan derajat kesehatan manusia secara
optimal
3. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan tindakan kolaborasi antara tim kesehatan,
klein amuapun keluraga.
4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan suatu metode pemecahan masalah dengan
pendekatan proses keperawwan
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat
6. Pendidikan keperawatan harus dilakukan secara terus-menerus
PARADIGMA KEPERAWATAN
FALSAFAH KEPERAWATAN JIWA
• Pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan :
1. Mahluk holistic
2. Humanistik,
3. Universal
TOPIK 2
MODEL KONSEP KEPERAWATAN JIWA
• Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan
pengetahuan yang kompleks, membantu praktisi, serta
memberi arah dan dasar dalam menentukan bantuan yang
diperlukan.
• Model praktik keperawatan jiwa mencerminkan sudut pandang
dalam mempelajari penyimpangan perilaku dan proses
terapeutik dikembangkan
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Psikoanalitik Perilaku didasarkan pada Psikoanalisis Pasien mengungkapkan
(S. Frued, Erikson, perkembangan dini dan menggunakan teknik semua pikiran dan mimpi
Klein, Horney, resolusi konflik yang tidak asosiasi bebas dan serta mempertimbangan
Fromm-Reichmann, adekuat. analisis mimpi. Hal interprestasi terapis.
Menninger) Pertahanan ego tidak ini menginterprestasi Terapis tetap
adekuat untuk mengontrol perilaku, menggunakan mengupayakan
ansietas. transferen untuk perkembangan transferen,
Gejala merupakan memperbaiki serta menginterpretasikan
upaya untuk mengatasi pengalaman masa lalu, pikiran dan mimpi pasien
ansietas dan berkaitan dan mengidentifikasi dalam kaitannya dengan
dengan konflik yang tidak area masalah melalui konflik, transferen, dan
terselesaikan interpretasi resistensi pasien resistensi.
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Interpersonal Ansietas timbul dan dialami Hubungan antara terapis Pasien menceritakan
(Sullivan, Peplau) secara interpersonal. dan pasien membangun ansietas dan perasaannya
Rasa takut yang mendasar perasaan aman. pada terapis.
adalah takut terhadap Terapis membantu pasien Terapis menjalin hubungan
penolakan. Seorang mengalami hubungan yang akrab dengan pasien,
membutuhkan rasa penuh rasa percaya menggunakan empati
aman dan kepuasan yang dan mencapai kepuasan untuk merasakan perasaan
diperoleh melalui hubungan interpersonal. pasien, dan menggunakan
interpersonal yang positif. Pasien kemudian dibantu hubungan sebagai suatu
untuk mengembangkan pengalaman interpersonal
hubungan akrab di luar korektif.
situasi terapi.
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Faktor sosial dan Pasien dibantu untuk Pasien secara aktif
Sosial lingkungan menciptakan mengatasi sistem sosial. menyampaikan masalahnya
(Szasz, Caplan) stres, yang menyebabkan Mungkin digunakan kepada terapis dan bekerja
ansietas, serta intervensi krisis. sama dengan terapis untuk
mengakibatkan timbulnya Manipulasi lingkungan dan menyelesaikan masalahnya.
gejala. Perilaku yang tidak menunjukkan dukungan Menggunakan sumber yang
dapat diterima sosial juga diterapkan. ada di masyarakat.
(menyimpang) diartikan Dukungan kelompok sebaya Terapis menggali sistem
secara sosial dan memenuhi dianjurkan sosial pasien dan membantu
kebutuhan sistem sosial pasien menggunakan
. sumber yang tersedia atau
menciptakan sumber baru.
.
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Hidup ini akan sangat Individu dibantu untuk Pasien bertanggung jawab
Eksistensial berarti apabila seseorang mengalami kemurnian terhadap perilakunya dan
(Perls, Glesser, Ellis, dapat mengalami dan hubungan. berperan serta dalam suatu
Rogers, Frankl) menerima diri (self Terapi sering dilakukan pengalaman yang berarti
acceptance ) sepenuhnya. dalam kelompok. untuk mempelajari tentang
Penyimpangan perilaku Pasien dianjurkan untuk diri yang sebenarnya.
terjadi jika individu gagal menggali dan menerima diri Terapis membantu pasien
dalam upayanya untuk dan dibantu untuk untuk mengenal nilai diri.
menemukan dan menerima mengendalikan perilakunya Terapis mengklarifikasi
diri. Menjadi diri sendiri realitas dari suatu situasi
bisa dialami melalui . dan mengenalkan pasien
hubungan murni dengan tentang perasaan tulus dan
orang lain. memperluas kesadaran
. dirinya.
.
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Masalah terjadi sebagai Uji coba realitas dan Pasien secara aktif
akibat dari faktor bio- peningkatan harga diri. terlibat dalam
Suportif psiko-sosial. Dukungan sosial pengobatan.
(Werman, Rockland) Penekanan pada respons diidentifikasi dan respons Terapis menjalin
koping maladaptif saat koping yang adaptif hubungan yang hangat
ini. dikuatkan. dan penuh empati dengan
pasien
Model Asmsi Penyimpangan Proses terapeutik Peran terapis-pasien
perilaku
Stres adaptasi Sehat sakit diidentifikasi Mengidentifikasi faktor Membantu pasien lebih
(Gail Stuart) sebagai hasil berbagai predisposisi, presipitasi, adaptif dalam menghadapi
karakteristik individu yang penilaian terhadap stresor, stresor.
berinteraksi dengan faktor sumber koping, dan
lingkungan. mekanisme koping yang
digunakan pasien.
MODEL STRESS ADAPTASI
FAKTOR PREDISPOSISI
• Faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stres yang memengaruhi tipe
dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik yang biologis,
psikososial, dan sosiokultural. Secara bersama-sama, faktor ini akan
memengaruhi seseorang dalam memberikan arti dan nilai terhadap stres
pengalaman stres yang dialaminya
• Biologi: latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis, kesehatan umum, dan terpapar
racun.
• Psikologis: kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman masa lalu, konsep diri,
motivasi, pertahanan psikologis, dan kontrol.
• Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya,
keyakinan, politik, pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
FAKTOR PRESIPITASI
• stimulus yang mengancam individu. Faktor presipitasi memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres
atau tekanan hidup. Faktor presipitasi ini dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu
merupakan dimensi yang juga memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama terpapar dan berapa frekuensi
terjadinya stres.
• Faktor presipitasi :
1. Kejadian yang menekan (stressful)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kehidupan, yaitu aktivitas sosial, lingkungan sosial, dan
keinginan sosial. Aktivitas sosial meliputi keluarga, pekerjaan, pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan, aspek
legal, dan krisis komunitas. Lingkungan sosial adalah kejadian yang dijelaskan sebagai jalan masuk dan jalan
keluar. Jalan masuk adalah seseorang yang baru memasuki lingkungan sosial. Keinginan sosial adalah
keinginan secara umum seperti pernikahan.
2. Ketegangan hidup
Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan keluarga yang terus-menerus,
ketidakpuasan kerja, dan kesendirian. Beberapa ketegangan hidup yang umum terjadi adalah perselisihan yang
dihubungkan dengan hubungan perkawinan, perubahan orang tua yang dihubungkan dengan remaja dan anak-
anak, ketegangan yang dihubungkan dengan ekonomi keluarga, serta overload yang dihubungkan dengan
peran.
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
• Penilaian terhadap stresor meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh dengan stres bagi individu.
• Respons kognitif : merupakan bagian kritis dari model ini. Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor kognitif
mencatat kejadian yang menekan, memilih pola koping yang digunakan, serta emosional, fisiologis, perilaku, dan reaksi sosial
seseorang. Penilaian kognitif merupakan jembatan psikologis antara seseorang dengan lingkungannya dalam menghadapi kerusakan dan
potensial kerusakan. Terdapat tiga tipe penilaian stresor primer dari stres yaitu kehilangan, ancaman, dan tantangan.
• Respons afektif : membangun perasaan. Dalam penilaian terhadap stresor respons afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau
umumnya merupakan reaksi kecemasan, yang hal ini diekpresikan dalam bentuk emosi. Respons afektif meliputi sedih, takut, marah,
menerima, tidak percaya, antisipasi, atau kaget. Emosi juga menggambarkan tipe, durasi, dan karakter yang berubah sebagai hasil dari
suatu kejadian.
• Respons fisiologis : merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi hormon, prolaktin, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), vasopresin, oksitosin, insulin, epineprin morepineprin, dan neurotransmiter lain di otak. Respons fisiologis melawan atau
menghindar (the fight-or-fligh) menstimulasi divisi simpatik dari sistem saraf autonomi dan meningkatkan aktivitas kelenjar adrenal.
Sebagai tambahan, stres dapat memengaruhi sistem imun dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk melawan penyakit.
• Respons perilaku : hasil dari respons emosional dan fisiologis.
• Respons sosial : didasarkan pada tiga aktivitas, yaitu mencari arti, atribut sosial, dan perbandingan sosial.
SUMBER KOPING
• Skizofrenia
GANGGUAN • Gangguan afektif berat
PSIKOTIK •Gangguan Paranoid
FUNGSIONAL •Psikosis Non Organik lainnya
SKIZOPHRENIA
• Sekelompok gangguan jiwa berat yang umumnya ditandai oleh
distorsi proses pikir dan persepsi yang mendasar, alam
perasaan yang menjadi tumpul dan tidak serasi, tetapi
kesadarannya tetap jernih dan kemampuan intelektual biasanya
dapat dipertahankan
GEJALA SKIZOPHRENIA
Positive Symptom : Berupa peningkatan atau distorsi dari fungsi yang normal :
• waham
• Halusinasi
• Inkoherensi, sosialisasi longgar, peningkatan pembiacaraan
• Perilaku yang sangat kacau
• Negative Symptom : Berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal :
• Ekspresi afektif yang datar
• Alogia ( kemiskinan pembicaraan )
• Avolition ( ketidakmampuan memulai dan mempertahankan aktivitas yang bertujuan )
• Anhedonia
• Bloking
• Penarikan sosial
• Defisit kognitif
• Defisit perhatian
• Ketidak mampuan merawat diri
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi 1 %
• Puncak onset : pria 15-25 th
wanita 25 – 35 th
• Gejala negatif : pria > wanita
• Fungsi sosial memburuk : pria > wanita
• 50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 % meninggal
• Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan penduduk perkotaan
• SKIZOFRENIA PARANOID
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang menonjol dari :
(1) Stupor atau mutisme
(2) Gaduh gelisah
(3) Mematung
(4) Negativisme
(5) Rigiditas
(6) Fleksibilitas serea
(7) Otomatisme perintah
• SKIZOFRENIATAK TERINCI
Ilusi
Halusinasi
Persepsi akurat Reaksi Emosional
Ketidakmampuan mengendalikan
Emosi konsisten emosi
• Gangguan afek yang berat : pasien dengan depresi berat atau gangguan bipolar, atau depresi
• Skizofrenia: skizofrenia katatonik tipe stupor atau tipe excited memberikan respons yang baik dengan ECT.
• KONTRA INDIKASI :
• 6. Hipertensi berat
• 7. Hiperpireksia
• 8. Diatesa Haemoragic karena adanya kelainan perdarahan sehingga menyebabkan perdarahan yang hebat.
• 9. Epilepsi
4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
PERTIMBANGAN LEGAL DAN
ETIK
1. Klien psikiatri memiliki hak legal, sama seperti klien di
tempat lain.
2. Isu legal dan etik berkaitan dengan topik klien yang
menunjukkan sikap bermusuhan dan agresif
3. Berlaku untuk semua klien di lingkungan kesehatan jiwa.
HOSPITALISASI INVOLUNTER
1. Seharusnya klien masuk ke tempat rawat inap atas dasar sukarela
2. Keinginan klien untuk tidak mau dirawat di rumah sakit dan diobati harus dihargai,
kecuali mereka membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain.
3. Klien dengan kondisi seperti ini dimasukkan ke RS untuk perawatan psikiatri sampai
mereka tidak lagi berbahaya bagi diri mereka sendiri atau orang lain.
4. Seseorang dapat ditahan di fasilitas psikiatri selama 48 sampai 72 jam karena keadaan
darurat sampai dapat dilakukan pemeriksaan untuk menentukan kondisi klien
5. Negara memiliki komitmen untuk menangani klien dengan masalah penyalahgunaan
zat yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain
6. Komitmen sipil atau hospitalisasi involunter mengurangi hak klien untuk bebas atau
meninggalkan RS ketika ia menginginkannya. Hak klien yang lain tetap utuh.
“LEGAL- ETIK “
• Restrains adalah aplikasi langsung kekuatan fisik pada seseorang, tanpa
atau dengan izin, untuk membatasi kebebasan bergerak.
• Seclusion (pengasingan) adalah pengurungan seseorang bukan keinginan
sendiri dalam konstruksi khusus, ruangan terkunci dengan sebuah
jendela keamanan atau kamera untuk monitoring visual langsung
(JCAHO,2000).
HIRARKI DALAM MEMBATASI
PASIEN JIWA
Pembatasan bisa dalam makna dibatasi secara fisik atau dibatasi pilihannya. Hirarki
dari yang paling restriktif ke yang kurang restriktif.
• Ekstrimitas tubuh
• Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
• Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV, waktu merokok, komunikasi
• Aktivitas yang bermakna, misalnya: akses untuk ikut rekreasi
• Pilihan perawatan
• Kontrol sumber keuangan
• Ekspresi verbal dan emosional
LIABILITAS DALAM
KEPERAWATAN JIWA
Implementasi Perencanaan
• Observasi/monitoring • Tujuan Umum
• Terapi Keperawatan • Tujuan Khusus
• Penkes • Kriteria Evaluasi
• Kolaborasi • Intervensi
• Rasional
PENGKAJIAN
• Tujuan: mengidentifikasi data status kesehatan klien sebagai
dasar perumusan masalah keperawatan klien.
• Metode: wawancara (anamnesis), observasi (evaluasi
psikiatris), pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik.
• Pendokumentasian: dalam format yang ditentukan, baik
data obyektif maupun data subyektif.
PENGKAJIAN
Pengkajian Awal:
Pengkajian 2 mnt
berdasarkan keluhan Tanda-tanda yang mendukung
pasien adanya gangguan jiwa (+)
Pengkajian Kesehatan
Jiwa:
Menggunakan format pengkajian •Keluhan utama
Teknik pulta: wawancara, •Riwayat kes.jiwa
pengamatan, pemeriksaan •Psikososial
•Status mental
UNSUR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN JIWA
• Faktor Predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Sumber Koping
• Mekanisme Koping Format Pengkajian
• Perilaku Klien
TANDA-TANDA DAN GEJALA
GANGGUAN MENTAL
Tingka laku dipengaruhi oleh :
1. Faktor individu (bakat,dorongan, insinktual, emosional, mecanisme defence)
2. Faktor keluarga dan lingkungan
3. Pengalaman traumatis
4. Penyakit-penyakit somatis.
Kriteria gangguan jiwa tergantung pada :
1. Derajat beratnya kelainan tingka laku
2. Sejauhmana klien menghadapai masalah dengan cara neurotik dan tidak
Rasional
Seseorang dapat terganggu jiwanya apabila mengalami stress yang
besar, lama spesifik bagaimanapun stabilnya kepribadiannya
Gejala yang kita amati mungkin merupakan usaha untuk :
1. Menghadapai kecemasan
2. Menutup diri terhadap kesulitan hidup
3. Melarikan diri dari keadaan sulit
4. Menyembunyikan kebenaran terhadap diri sendiri.
KEPRIBADAN
Kepribadian ditunjukkan pada keseluruhan pola pikiran,perasaan dan perilaku yang sering
digunakan seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap/pada hidupnya.
Gejala gangguan jiwa adalah hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatik,
psikologik dan sosial budaya. Gejala ini karena adanya dekompensasi dari proses adaptasi
dan terdapat terutama pada pikiran perasaan dan perilaku.
Gejala ini sebagai pola reaksi manusia yang dicetuskan oleh faktor Stressor
ORGAN JIWA
• Kepribadian
• Psikomotor
• Persepsi
• Pikiran
• Affek
• Kesadaran
• Orientasi
• Memeori
• Inteleqensi
KEPRIBADAN
Kepribadian ditunjukkan pada keseluruhan pola pikiran,perasaan dan perilaku yang
sering digunakan seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap/pada hidupnya.
Gejala gangguan jiwa adalah hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatik,
psikologik dan sosial budaya. Gejala ini karena adanya dekompensasi dari proses
adaptasi dan terdapat terutama pada pikiran perasaan dan perilaku.
Gejala ini sebagai pola reaksi manusia yang dicetuskan oleh faktor Stressor
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas
KESEHATAN JIWA
II. Alasan Masuk
III. Faktor Presipitasi
IV. Faktor Predisposisi
V. Status Mental
VI. Fisik
VII.Psikososial
VIII.Aktifitas Sehari-Hari (ADL)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
IX. Mekanisme Koping
KESEHATAN JIWA
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
XI. Pengetahuan
XII.Aspek Medik
XIII.Daftar Masalah Keperawatan
XIV.Analisa Data
XV. Pohon Masalah
XVI.Daftar Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
DITETAPKAN
1. Gangguan konsep ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
diri: harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
4. Perubahan proses pikir: waham
5. Resiko Perilaku kekerasan
6. Resiko bunuh diri
7. Defisit perawatan diri
I. IDENTITAS
7. Proses Pikir
1) Arus Pikir
2) Isi Piker
3) Bentuk Pikir
1). ARUS PIKIR
• Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik
• Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami
• Sirkumstansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan
• Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
• Asosiasi longgar : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya
• Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak logis
dan tidak sampai pada tujuan
• Bloking : pembicaraan terhenti tiba0tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali
• Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara berlebihan
• Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
• Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum
• Irelevansi: ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan
• Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
• Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
• Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)
2) ISI PIKIR
• Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya
• Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertentu
• Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
• Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan
• Bunuh diri : ide bunuh diri
• Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian
yang dihubungkan dengan dirinya.
• Pikiran Magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil / diluar kemampuannya
NEXT ISI PIKIR
• Pikiran Magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil / diluar kemampuannya
• Preokupasi: pikiran yang terpaku pada satu ide
• Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing
• Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri
tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan
• Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam
hidupnya
WAHAM ---- >(ISI PIKIR)
Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan
Somatik / hipokondrik : Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakansecara berulang
yang tidak sesuai dengan kenyataan
Kebesaran: Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Curiga : Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Nihilistik: Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal yang dinyatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Kejaran : Yakin bahwa ada orang / kelompok yang mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang
dibicarakan orang banyak
Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar yang tidak bisa diampuni
NEXT WAHAM
Waham Bizar
Sisip pikir : Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disispkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
Siar pikir : Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang
tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai
dengan kenyataan
Kontrol pikir : Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar
3) BENTUK PIKIR
a.Realistik: cara berpikir sesuai kenyataan / realita yang ada
b.Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan
c.Autistik : cara berpikir berdasarkan lamunan / fantasi /
halusinasi / wahamnya sendiri
d.Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada
sangkut pautnya dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.
8. MEMORI
DATA DIPEROLEH MELALUI WAWANCARA
• Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari satu bulan
• Gangguan daya ingat jangka pendek : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir
• Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi
• Amnesia : Sebutkan macamnya Amnesia retrograde / anterograde
NEXT… MEMORI
Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali
contoh :
De javu : Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi
sebenarnya belum
Jamais vu : Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi
sebenarnya sudah
Konfabulasi : Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam
ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
Fasse reconaisance : Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu
benar tetapi sesungguhnya tidak benar
Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali yang
berlebihan
9. TINGKAT KONSENTRASI HITUNG
Data diperoleh melalui wawancara
a.Mudah dialihkan : Perhatian klien mudah berganti dari satu
obyek ke obyek lain
b.Tidak mampu berkonsentrasi : Klien selalu minta agar
pertanyaan diulang / tidak dapat menjelaskan kembali
pembicaraan
c.Tidak mampu berhitung : Tidak dapat melakukan penambahan /
pengurangan pada benda-benda nyata
10. KEMAMPUAN PENILAIAN
a) Gangguan kemampuan penilaian ringan :
Dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan
orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk
memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi oenjelasan, klien dapat mengambil keputusan
b) Gangguan kemampuan penilaian bermakna :
Tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang
lain. Contoh : berikankesempatan pada klien untuk memilih
mandi dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih
tidak mampu mengambil keputusan
11. DAYA TILIK DIRI / INSIGHT
a.Mengingkari penyakit yang diderita : Tidak
menyadari gejala penyakit (perubahan fisik,
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu
pertolongan
b.Menyalahkan hal-hal diluar dirinya :
Menyalahkan orang lain / lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat ini
12. INTERAKSI SELAMA
WAWANCARA
a.Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah
jelas
b.Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya
d.Curiga : menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya
pada orang lain
VI. FISIK
• Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
a) Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
klien
b) Ukur tinggi badan dan berat badan klien
c) Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri tanda √ sesuai hasil
d) Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien, bila ada beri tanda √ di kotak ya dan bila tidak beri tanda √ pada kotak
tidak
e) Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan
jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada
f) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada
VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
2. Genogram
3. Hubungan Sosial
4. Spiritual
1. KONSEP DIRI
a) Citra tubuh :
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai
b) Identitas diri, tanyakan tentang :
Status dan posisi klien sebelum dirawat
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok)
Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan
c) Peran :
Tugas / peran yang diemban dalam keluarga / kelompok / masyarakat
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut
a. Ideal diri : Tanyakan,
Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempot kerja, masyarakat)
Harapan klien terhadap penyakitnya
b. Harga diri : Tanyakan,
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d
Penilaian / penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
2. GENOGRAM
• Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga
3. HUBUNGAN SOSIAL
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam
kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta
bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti
dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam
kelompok di masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jia
Berduka
disfungsional
RUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Pernyataan tunggal.
• Sesuai pernyataan NANDA
• Contoh:
• Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar.
• Gangguan proses pikir: waham kebesaran.
• Kerusakan komunikasi verbal
• Isolasi sosial
PENERAPAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN
• Hasil Konas II di Yogya ditetapkan Standar Proses Keperawatan yang baru yaitu
Pendekatan Diagnosa Keperawatan dengan Rumusan Tunggal.
• Rumusan diagnosa lama adalah gabungan problem, etiologi, tanda dan gejala.
• Contoh : Lama : Gg Konsep Diri : HDR.
Baru : HDR Kronik/Situasional
CONTOH RUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
No Diagnosa Lama Diagnosa Baru
1 Risiko mencederai diri sendiri, orang Resiko Perilaku Kekerasan
lain, dan lingkungan b.d.
halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi: halusinasi Gangguan sensori persepsi :
dengar b.d. menarik diri halusinasi
KELOMPOK
KOMUNITAS
Kegiatan kelompok
Peningkatan kesadaran masyarakat
dalam rangka sosialisasi
tentang kes jiwa & gangguan jiwa,
agar pasien mampu
menggerakkan sumber-sumber
beradaptasi dengan
yang ada di masyarakat yang dapat
lingkungan
dimanfaatkan oleh pasien &
keluarga
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana Tindakan Standar Asuhan
Keperawatan Keperawatan Kes jiwa
Tindakan Psikoterapeutik:
• Komunikasi teurapeutik
• Penkes ttg prinsip-prinsip kes
jiwa & ggn jiwa
• Perawatan mandiri
• Terapi modalitas
• Tindakan kolaborasi
IMPLEMENTASI
• Penerapan intervensi kepada klien langsung.
• Disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien.
• Dalam keperawatan jiwa dilakukan dengan pendekatan komunikasi
terapeutik.
• Pendokumentasian:
• Tanggal, waktu tindakan diterapkan.
• Tindakan yang telah dilaksanakan; dengan kalimat berita.
• Menulis yang telah dikerjakan.
EVALUASI
• Asesment ulang setelah tindakan dilaksanakan.
• Identifikasi respon klien setelah tindakan dilaksanakan.
• Dibandingkan dengan TUK; menilai tercapai atau tidak.
• Pendokumentasian:
• SOAP
SOAP
• S: respon subyektif setelah tindakan; ungkapan verbal
klien
• O: respon obyektif setelah tindakan; respon non verbal
klien.
• A: assesment; penilaian/pembandingan respon klien
dengan TUK
• P: planning lanjutan dengan memperhatikan respon
klien yang muncul terhadap tindakan yg telah
dilaksanakan:
• Untuk perawat
• Untuk klien
•ANALISA PROSES
INTERAKSI
PENGERTIAN
Inisial klien :
Nama mahasiswa :
Status interaksi perawat-klien :
Tanggal :
Lingkungan :
Jam :
Deskripsi klien :
Ruang :
Tujuan (berorientasi pada klien):
API
DST
KETERANGAN
• Tujuan pengkajian: menilai keadaan krisis yang dialami oleh klien secepat mungkin.
• Shg dapat menetapkan diagnosis, mengidentifikasi etiologi, dan kebutuhan yg hrs dipenuhi
dengan segera untuk ditangani segera atau perlu dirujuk.
• Standar pengkajian: wawancara riwayat, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik
lengkap, test diagnostik
TRIAGE
• Langkah-langkah:
• Menentukan: keluhan utama, kondisi
klinis, dan tanda-tanda vital
• Wawancara dg pengantar: keluarga,
petugas GD (mis 118), aparat (polisi,
RT/RW)
• Hasil triage:
• Emergency (gawat darurat)
• Urgent
• Non urgent
5 PERTANYAAN PENGKAJIAN
1. Apakah klien aman berada di UGD?
2. Apakah masalahnya organik, fungsional, atau kombinasi?
3. Apakah klie mengalami psikotik?
4. Apakah klien suicide atau homicide?
5. Sejauh mana kemampuan merawat diri (ADL)?
APAKAH KLIEN AMAN?
• Suicide:
• Ancaman
• Isyarat
• Pikiran
• Percobaab
• Homicide: hati-hati terhadap perilaku kekerasan
TINGKAT SELF CARE?
UGD
Nursing Triage
Vital signs
Riwayat
Psychiatric triage
Medical ER
Klasifikasi status GD
Ambulatory service
Specialty consultants Psychiatric evaluation
Social services
Medical evaluation
Extended observation
Rawat Inap
TREATMENT
• Gelisah
• Ancaman tindak kekerasan
• Sangat diorganized
• Sudah dilakukan intervensi verbal
namun tak berhasil
RAWAT, BILA:
• Gangguan psikotik
• Intoksikasi zat
• Gejala putus zat alkohol dan hipnotik sedatif
• Depresi agitatif
• Gangguan kepribadian yg ditandai dengan kemarahan atau
kurang pengendalian impuls
• GMO, terutama lobus frontalis dan temporalis otak
STRATEGI PERILAKU
(BEHAVIORAL)
• Sikap suportif
• Tdk mengancam
• Tegas, beri batasan jelas bahwa tindak kekerasan tidak dapat diterima
• Tenangkan klien, berikan rasa aman
• Tunjukkan dan tularkan sikap tenang serta penuh kontrol
• Jangan memaksa atau menyuruh klien minum obat untuk membantunya
tenang, atau kalau perlu dikekang
STRATEGI SELAMA
PEMERIKSAAN:
• Lindungi diri Anda, JANGAN:
• Mewawancarai klien yang bersenjata
• Memeriksa klien sendirian dalam ruang tertutup, ruangan yang ada benda-benda yang dapat
digunakan sebagai senjata
• Duduk terlalu dekat
• Membelakangi klien
• Memakai sesuatu yang dapat membahayakan Anda (kalung, dasi, selendang)
• Menantang atau menyangkal klien
• Perhatikan tanda-tanda munculnya kekerasan
• Jumlah staf harus mencukupi, kadang show of force dapat mencegah tindak
kekerasan
PENATALAKSANAAN
• Setelah diagnosis dibuat, evaluasi risiko bunuh diri dan cegah tindak
kekerasan berikutnya
• Eksplorasi kemungkinan intervensi sosial
• Observasi terus-menerus. Rawat?
• Bila bahaya tindak kekerasan berlanjut, calon korban perlu diberitahu.
MEDIKASI
• Tergantung diagnosis/penyebab dasar
• Benzodiazepin: Lorazepam 2 mg p.o.atau IM
• Low dose high potency antipsychotics: Haloperidol 5-10 mg p.o.
(tab/liq) atau IM
• Atypical antipsychotics
• Risperidone 2-4 mg p.o. (tab/liq)
• Olanzapine 20 mg p.o. (tab/btk mudah larut)
• Kombinasi benzodiazepin + anti psikotik
BENZODIAZEPINE SAJA BILA:
• Dx belum pasti
• Agitasi karena PTSD (Post Traumatic stress
Disorder)
• Agitasi krn Gangguan kepribadian
• Depresi psikotik
• Agitasi akibat kondisi medik umum atau
intoksikasi zat umumnya
ANTI PSIKOTIK, UNTUK:
• Depresi psikotik
• Skizofrenia
• Manik
BUNUH DIRI
Tema Utama:
• Krisis yang menebabkan penderitaan mendalam disertai perasaan tak berdaya dan tak ada
harapan
• Konflik antara keinginan untuk bertahan dengan stress yang tak tertanggungkan
• Persepsi bahwa ia tak punya pilihan
• Keinginan untuk melepaskan diri dari masalah
PANDUAN WAWANCARA DAN
PSIKOTERAPI BD
• Tanyakan langsung tentang ide bunuh diri
• Pertimbangkan usia kecanggihan pikiran klien
• Selidiki;
• Apakah sdh ada alat atau cara?
• Apakah sudah mengambil langkah-langkah aktif?
• Apakah bisa membayangkan atau memikirkan bahwa kehidupan dapat membaik?
• Jika tidak, apakah tidak ada harapan lagi?
• Jika ya, apakah ketakutannya rasional?
• Jika klien tdk kooperatif, cari data dari org-org penting dalam kehidupannya
EVALUASI DAN
PENATALAKSANAAN BD
• Jangan tinggalkan klien sendiri, singkirkan benda-benda yg
membahayakan
• Evaluasi apakah tindakannya direncanakan atau impulsif, tkt
lethalitasnya, kemungkinan dipergoki, reaksi klien ketika diselamatkan,
apakah faktor pendorong tindakan itu sdh berubah.
• Terapi sesuai diagnosis dasar
• Bantu untuk atasi krisis
• Rawat inap bagi yang cenderung dan punya kebiasaan melukai diri
sendiri
PSIKOFARMAKA BD
• Untuk atasi krisis yg baru: benzodiazepin, selama 2 minggu
• Jangan berikan obat dalam jumlah banyak sekaligus
• Klien harus kontrol dalam beberapa hari
• Anti depresan diberikan sebagai bagian dari terapi selanjutnya (tdk diberikan di UGD)
PSIKIATRIK INTENSIF
CARE UNIT (PICU)
PENGERTIAN
Suatu unit yang memberikan perawatan
khusus kepada pasien-pasien psikiatri yang
berada dalam kondisi membutuhkan
pengawasan ketat
KONDISI PASIEN YANG MASUK PICU
Pada keperawatan kategori pasien dibuat dengan skor RUFA (Respons Umum Fungsi
Adaptif)/ GAFR (General Adaptive Function Response)
GAF 1 - 10
Perasaan Labil, mudah tersinggung, ekspressi tegang, Labil, mudah tersinggung, Labil, mudah
marah- marah, dendam, merasa tidak aman. ekspressi tegang,dendam tersinggung,
merasa tidak aman ekspressi
tegang, mrasa
tidak aman
Tindakan Melukai diri sendiri, orang lain,merusak Menentang, mengancam, Menentang
lingkungan, mengamuk, menentang, mata melotot Intonasi sedang,
mengancam, mata meloto menghina org
Bicara kasar, Intonasi sedang,
lain, berdebat
Bicara kasar, intonasi tinggi, menghina orang menghina orang lain,
Pandangan
lain, menuntut, berdebat menuntut, berdebat
tajam, tek drh
Muka merah, Pandangan tajam, napas Pandangan tajam, tek darah menurun
pendek, keringat (+), tekanan darah meningkat
meningkat
INTERVENSI KLIEN PK
Intensif I Intensif II Intensif III
• Kendalikan secara • Dengarkan keluhan • Dengarkan keluhan
verbal pasien tanpa pasien
• Pengikatan ATAU menghakimi • Latih cara
Isolasi • Latih cara fisik mengendalikan
• Psikofarmaka: anti mengendalikan marah dengan cara
psikotik parenteral, marah: nafas dalam verbal, spiritual.
anti ansietas • Beri psikofarmaka: • Pertahankan
antipsikotik pemberian
psikofarmaka oral:
anti psikotik
KEADAAN DARURAT WAHAM
INTERVENSI WAHAM
1. Komunikasi terapeutik
2. Siapkan lingkungan yang aman
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang
4. Singkirkan semua benda yang membahayakan
5. Berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi medis:
Valium 10 mg IM/IV (golongan benzodiazepin) dan injeksi Haloperidol/
Serenace / Lodomer 5 mg IM (golongan butirofenon). Pemberian dapat
diulang 30- 60 menit. Selain obat injeksi diberikan juga obat peroral
(golongan fenotiazine) seperti Chlorpromazine/largactile/promactile,
biasanya diberikan 3 x 100 mg.
INTERVENSI HALUSINASI INTENSIF I
• Perencanaan CMHN
• Pengorganisasian CMHN
• Pengarahan CMHN
Ciri-ciri masalah psikososial
- Cemas, khawatir berlebihan, takut
- Mudah tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
- Bersifat ragu-ragu/ merasa rendah diri
- Merasa kecewa
- Pemarah dan agresif
_ Reaksi fisik seperti jantung berdebar, otot tegang dan sakit kepala
PRINSIP KESEHATAN JIWA
KOMUNITAS
• Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan
yang komprehensif, holistik, dan paripurna yang berfokus pada
masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stres (risiko gangguan
jiwa), dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan
(gangguan jiwa)
Pelayanan
Keperawatan
Komprehensif
Pencegahan Masalah
sekunder Psikososial
Suami/istri/anak,
Aspek Proses kehilangan
keluarga dekat,
Sosial pekerjaan, tempat
tinggal, harta benda
Potensi masyarakat
Aspek Nilai-nilai dalam mengatasi
Spiritual keagamaan konflik dan masalah
kesehatan
PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
KOMPREHENSIF
• Pelayanan keperawatan jiwa komprehensif adalah pelayanan keperawatan jiwa yang
diberikan pada masyarakat pascabencana dan konflik, dengan kondisi masyarakat yang
sangat beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan pelayanan keperawatan pada
tingkat pencegahan primer, sekunder, dan tersier
Pencegahan Primer
Aktivitas
pencegahan
sekunder
Program
Program Program Program
pencegahan
dukungan sosial rehabilitasi sosialisasi
stigma
PROSES KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
• Pengkajian
▫ Dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan keluhan pasien
▫ Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa, maka
pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa
▫ Data : keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status
mental
▫ Teknik : wawancara (keluarga dan pasien), pengamatan langsung terhadap kondisi pasien,
pemeriksaan
• Diagnosis Keperawatan
1. Masalah kesehatan jiwa pada anak/ remaja :
a. Depresi
b. Perilaku kekerasan
2. Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa :
a. Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
d. Gangguan proses pikir : waham
e. Perilaku kekerasan
f. Risiko bunuh diri
g. Defisit perawatan diri
3. Masalah kesehatan jiwa pada lansia :
a. Demensia
b. Depresi
• Perencanaan Keperawatan
• Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar
asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup :
1. Penggunaan berbagai teknik komunikasi terapetik dalam BHSP
2. Pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan dan gangguan
jiwa
3. Aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi perawatan diri
4. Terapi modalitas
5. Tindakan kolaborasi
• Tindakan Keperawatan
• Dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien
• Perawat bekerja sama pasien, keluarga, dan tim
kesehatan lain
• Tujuan : memberdayakan pasien dan keluarga agar
mampu mandiri memenuhi kebutuhannya dan
meningkatkan keterampilan koping dalam
menyelesaikan masalah
• Evaluasi Asuhan Keperawatan
▫ Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah.
▫ Kemampuan yang diharapkan adalah :
1. Pasien :
a. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
b. Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap
c. Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang dialami
2. Keluarga :
a. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri
b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa
c. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan
d. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera
e. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat
METODE PEMERIKSAAN
PSIKIATRIK DI
PUSKESMAS
METODE DUA MENIT
TUJUAN :
next…..
3. Keluhan utama dapat dibagi dalam :
1. Kardiovaskuler : berdebar-debar,
tengkuk pegal, tekanan darah
tinggi.
2. Gastrointestinal : ulu hati sakit, perut sakit, kembung,
mencret kronis.
3. Traktus repiratorius : sesak nafas, asma.
4. Dermis : gatal-gatal, eksim.
5. Muskuloskeletal : encok / rematik, pegal-pegal, sakit
kepala, kejang.
6. Endokrin : banyak keringat, sering gugup, gangguan haid.
7. Traktus urogenital : mengompol, impotent, nafsu seks
berlebihan / kurang.
d. Keluhan mental-emosional : Keluhan yang jelas berlatar belakang mental-emosional,
yaitu yang berkaitan dengan masalah alam perasaan, alam pikiran, dan perilaku.
DAPAT DIBAGI DALAM 6 GOLONGAN
KELUHAN :
1. Susah tidur dan gangguan tidur, perilaku antisocial, agresif, menentang atau menantang.
2. Gelisah, mengamuk, mengacau, ketakutan, curiga, cemburu, menarik diri, perilaku aneh /
kacau, mendengar suara bisikan.
3. Murung, mudah tersinggung, banyak menangis / tertawa, banyak
bicara / membisu, hiperaktif / pasif.
4. Kecemasan yang tak rasional dan perilaku menghindar, takut yang tak
rasional / fobia, panic, prestasi kerja menurun.
5. Sering menggunankan obat penenang / alcohol / ganja.
6. Kesulitan belajar, kesulitan konsentrasi, gangguan
perkembangan pada anak (bicara terlambat, jalan terlambat),
masih mengompol pada anak diatas 6 tahun, terlalu nakal, terlalu
aktif, gangguan makan, menolak sekolah, sering melarikan diri,
sering menentang, sering menantang.
SETELAH MENANYAKAN KELUHAN UTAMA,
PETUGAS KESEHATAN MENANYAKAN
PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT :
1. Sudah berapa lama keluhan itu ada (lebih 3 bulan), dan
timbulnya berapa kali dalam satu bulan ? (1x / bulan).
2. Apakah keluhan timbul bila ada stress atau bila sedang banyak
pikiran ? (Ya).
3. Bagaimana dengan produktivitas kerja, gairah belajar, nafsu
makan dan gairah seksual ? (menurun secara bermakna).
4. Apakah ada masalah dalam keluarga / pekerjaan / sekolah /
masyarakat ? (Ya).
5. Apakah selama ini menggunakan obat tidur / penenang, alkohol,
rokok, narkotik atau zat psikoaktif lain tanpa petunjuk dokter ? (Ya).
6. Khusus anak : apakah ada gangguan perkembangan, masih
mengompol, terlalu aktif, terlalu nakal, gangguan makan, kesulitan
belajar, tak mau sekolah, sering melarikan diri, sering menentang,
sering menantang ? (Ya).
BILA SALAH SATU PERTANYAAN DIATAS
DIJAWAB SEPERTI JAWABAN YANG
DIKURUNG, MAKA DAPAT DIKATAKAN
BAHWA PASIEN INI MEMPUNYAI
MASALAH KESEHATAN JIWA.
1. Terapi Farmakologis.
2. Psikoterapi suportif.
3. ECT (Electro Compulsif Therapy).
4. Rencana follow up pada kunjungan berikutnya.
5. Rujuk ke RSU / RS Jiwa.
PETUNJUK ANAMNESIS, PEMERIKSAAN
DAN DIAGNOSIS PASIEN DI PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
KELUHAN UTAMA
( Spontan )
D. PERTANYAAN ( AKTIF )
• Ada distress (penderitaan pada diri sendiri, dan/atau
lingkungan/keluarga.
• Ada gangguan fungsi pekerjaan/akademik, sosial,
dan sehari-hari.
• (Khusus anak) gangguan perkembangan, masing
ngompol, terlalu nakal/aktif, gangguan makan,
kesulitan belajar, tak mau sekolah, sering melarikan
diri dan menentang.
TIDAK 1 “ YA “
Pada kunjungan berikutnya, disediakan waktu tersendiri (tidak dicampur dengan pelayanan
kesehatan umum) bila si pemeriksa ingin berminat untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Wadah utamanya ialah wawancara psikiatrik untuk memperoleh data tentang fungsi kejiwaan
melalui :
a. Kontak verbal antara dokter dengan pasien (anamnesis).
b. Observasi penampakan umum dan perilaku pasien.
c. Pengamatan interaksi antara dokter dan pasien.
d. Pengamatan interaksi antara pasien dengan lingkungannya.
e. Pemahaman humanistik dokter mengenai pasiennya.
Pasien berbicara dengan nada emosional tertentu, mengemukakan
pikiran-pikiran tertentu dan memperlihatkan perilaku motorik
tertentu pula, sehingga dari satu pernyataan atau respons pasien
dapat diperoleh data tentang beberapa factor sekaligus, yaitu
penempakan umum, kesadaran, kontak psikik / perhatian, cara
bicara, sikap terhadap pemeriksa, suasana perasaan, gangguan
persepsi (halusinasi / ilusi), proses piker, fungsi kognitif
(intelegensi, daya ingat, orientasi), tilikan, norma sosial dan
perilaku pasien.
CATATAN MEDIK
KECEMASAN
OBYEK
RUJUK RUJUK
PENATALAKSANAAN DEPRESI
BANYAK KELUHAN LESU,LETIH,LELAH SAKIT KEPALA
FISIK BERLEBIHAN
Tetapkan
GANGGUAN
TIDUR PRADUGA SEDIH
PSIKOSIA
CURIGA
KELUHAN
SOMATIK YG
ANEH
Telusuri
PERUBAHAN GEJALA ABNORMAL PERUBAHAN GANGGUAN
PRILAKU SEPERTI MENDENGAR DALAM HUBUNGAN
(MENDADAK) SUARA-SUARA KEBIASAAN SOSIAL
BERBICARA PADANYA (PERSONAL
HABITS)
Follow Up
TIDAK
MEMBAIK KIRIM KE
DALAM EMPAT RUMAH
MINGGU SAKIT