Anda di halaman 1dari 53

Belajar Mandiri DK 2

Pemicu 2
1.Bagaimana anatomi sistem respirasi?
2.Apa yang terjadi pada tubuh ketika mendaki gunung?
3.Apa yang menyebabkan munculnya rasa tersengal-sengal dan mual di
ketinggian? Dan berapa lama biasanya sistem respirasi pada manusia
beradaptasi dengan lingkungan sekitar?
4.Bagaimana perbedaan tekanan parsial oksigen antara dataran tinggi dengan
dataran rendah?
5.Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?
6.Bagaimana proses difusi pada sistem pernapasan manusia?
7.Apa saja faktor yang mempengaruhi sistem respirasi?
8.Mengapa penduduk di daerah dataran tinggi atau pegunungan dapat bernafas
secara normal?
9.Apakah ada hubungan antara kegiatan fisik seperti olahraga yang dilakukan
subjek dari pemicu dengan rentang pernafasan seseorang?
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Sherwood LZ. 2014


Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Hidung

Hidung merupakan organ berbentuk piramid yang bagian luarnya terdiri atas pangkal hidung, batang hidung,
puncak hidung, ala nasi, kolumela, dan lubang hidung. Rangka hidung sendiri tersusun atas bagian tulang dan
tulang rawan.
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Hidung

Masing-masing kavum nasi dibatasi oleh empat dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior, dan anterior.
• Dinding medial kavum nasi adalah septum nasi
• Dinding lateral kavum nasi dibatasi oleh konka nasalis inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis
superior (1. meatus nasi inferior = duktus nasolakrimalis, 2. meatus nasi media = sinus maksilaris, sinus
frontalis dan sinus etmoid)
• Dinding superior kavum nasi dibatasi oleh lamina kribiformis
• Dinding inferior kavum nasidibatasi oleh os maksila dan os palatum
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Faring
Faring adalah tabung berotot
yang memanjang ke inferior
dengan esofagus. Faring dibagi
menjadi nasifaring, orofaring,
dan laringofaring. Otot-otot
faring terdiri dari lapisan sirkular
dan lapisan longitudinal.
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Laring
Laring membentang mulai setinggi
vertebrae cervicalis 4 hingga 6.
bagian superior laring membuka ke
laringofaring dan bagian inferior
laring terhubung dengan trakea.
Struktur ini terdiri dari kerangka
tulang cartilago dan tulang keras,
yang mendukung plika vokal dan
plika vestibular.
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Trakea
Trakea merupakan saluran
pernafasan utama yang mempunyai
6-2o cincin cartilagi hyalin yang
berbentuk C, dengan bagian
terbuka menghadap posterior.
Panjang 11 cm, diameter 2,5 cm.
kartilago dihubungkan dengan lig.
Intercartilagenosa dan M.
trachealis.
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua
buah bronkus primer (prinsipalis).
Selanjtnya akan bercabangmenjadi
bronkus lobaris sekunder, dua di kiri
dan tiga di kanan. Setiap bronkus
lobaris terbagi menjadi beberapa
bronkus segmental yang mensuplai
segmen bronkopulmonalis
berjumlah 18-20 (10 di paru kanan,
8-10 di paru kiri)
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Alveolus
Trake
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Pulmo
Pulmo adalah organ vital
pernapasan. Berbentuk piramidal.
1. apeks, sejajar dengan os costae
pertama ke radiks servikalis,
ditutupi oleh pleura servikalis
2. Basis, terletak pada kubah
ipsilateral diafragma
3. Dua- tiga lobus
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Pulmo
Setiap pulmo ditutupi oleh pleura
yang merupakan suatu membran
serosa. Pleura viseral melekat erat
pada pulmo dan mengikuti fisura
interlobaris. Pleura parietalis
melapisi permukaan internal
dinding toraks dan corpus
vertebrae.
Bagaimana anatomi sistem respirasi?

Pulmo
Setiap pulmo ditutupi oleh pleura
yang merupakan suatu membran
serosa. Pleura viseral melekat erat
pada pulmo dan mengikuti fisura
interlobaris. Pleura parietalis
melapisi permukaan internal
dinding toraks dan corpus
vertebrae.

Netter.2016
Apa yang terjadi pada tubuh ketika mendaki gunung?

Ketika mendaki gunung : Tekanan atmosfer secara progresif berkurang seiring


dengan menambahnya ketinggian. Pada 18.000 kaki di atas oermukaan laut,
tekanan atmosfer hanya 380 mmHg. PO2 udara inspirasi di ketinggian adalah
21% dari 380 mmHg atau 80 mmHg dengan PO2alveolus 45 mmHg. Akibatnya 5
saturasi Hb dalam darah arteri berkurang tajam dengan bertambahnya
ketinggian. (orang yang naik ke ketinggian 10.000 kaki atau lebih mengalami
gejala AMS yang berkaitan dengan hipoksia)

Ketika menyelam : tekanan cepat meningkat seiring dengan keadaan laut akibat
berat air. Tekanan hampir menjadi dua kali lipat pada kedalaman sekitar 30 kaki
dibawah permukaan laut. Alat scuba mengandung banyak N2, semakin dalam
dan semakin banyaknya N2 yang larut dalam jaringan ketika seseorang berada di
kedalaman akan timbul gejala narkosis nitrogen ata rapture of the deep
Apa yang terjadi pada tubuh ketika mendaki gunung?

Aklimatisasi adalah proses adaptasi diri dengan lingkungan sekitar. Prinsip-


prinsip utama yang terjadi pada aklimatisasi ialah (1) peningkatan ventilasi paru
yang cukup besar. (2) peningkatan jumlah sel darah merah, (3) peningkatan
kapasitas difusi paru, (4) peningkatan vaskularisasi jaringan perifer, dan (5)
peningkatan kemampuan sel dalam menggunakan oksigen sekalipun nilai Po2,
rendah.

• Proses aklimatisasi naik gunung : ketika aklimatisasi proses dengan cepat


dan terjadi peningkatan eritrosit
• Proses aklimatisasi penyelam : kembali ke permukaan perlahan-lahan maka
tekanan turun secara drastis dan menggunakan campuran nitrogen dan
oksigen pada tabung penyelam (Sherwood LZ. 2014 dan Guyton & Hall.
2014)
Apa yang menyebabkan munculnya rasa tersengal-sengal dan
mual di ketinggian? Dan berapa lama biasanya sistem respirasi
pada manusia beradaptasi dengan lingkungan sekitar?

Dengan meningkatnya ketinggian, penurunan tingkat atmosfer mempengaruhi manusia


dengan berkurangnya tekanan parsial oksigen. Di permukaan laut, tekanan atmosfer
adalah 760 mmHg dimana sekitar 21% dan 159 mmHg adalah oksigen dan sisanya adalah
nitrogen. Tekanan parsial oksigen dalam alveoli paru-paru selalu jauh lebih kecil dari udara
atmosfer. Di permukaan laut tekanan ini adalah 102 mmHg jika dibandingkan 159 mmHg
di udara atmosfer, berbeda 57 mmHg. Kesenjangan antara dua tekanan ini akan berkurang
sampai batas tertentu dengan ketinggian petunjuk untuk meningkatkan ventilasi paru-
paru. Karena pengurangan PO2, tubuh bekerja dengan pasokan oksigen yang berkurang
ke jaringan sehingga menyebabkan kondisi hipoksia (clarke, 2020)

kemampuan sistem respirasi seseorang untuk beradaptasi/teraklimatisasi adalah selama


beberapa hari, minggu, atau tahun tergantung pada orang tersebut. (Guyton. 2014)
Bagaimana perbedaan tekanan parsial oksigen antara dataran tinggi dengan
dataran rendah?

• Semakin tinggi suatu daerah dari permukaan air laut maka


kadar oksigenya (O) semakin sedikit. Dengan adanya
perbedaan tekanan parsialoksigen (PO) yang terdapat di
dataran rendah dan dataran tinggi, akan berpengaruh juga
pada jumlah hemoglobin (Hb) dalam butir-butir sel darah
merah. Dataran tinggi atau di daerah pegunungan kadar
oksigen (O) dalam udara akan menurun. Agar tubuh tetap
mendapat jatah oksigen (O), maka alat angkutnya yang
diperbanyak, yakni jumlah hemoglobin (Hb) dalam sel darah
merah akan bertambah. Pada daerah yang tinggi seperti di
pegunungan kadar oksigen (O) dan tekanannya lebih kecil
dibandingkan dengan daerah pesisir atau dataran rendah.
(Sudiana, I K. 2013)
Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?

Respirasi tidak hanya menghirup


dan menghembuskan napas.
1. Respirasi eksternal mengacu ke
seluruh rangkaian kejadian
dalam pertukaran O2 dan CO2
antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh. Meliputi tiga
proses: ventilasi, difusi, dan
transpotasi
2. Respirasi selular mengacu pada
proses metabolik intrasel yang
Silverthon. 2016 berlangsung dalam
mitokondria, menggunakan O2
dan menghasilkan CO2 selama
penyerapan energi dari
molekul nutrien
Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?

Inspirasi dalam :
mengaktifkan otot inspirasi
tambahan untuk semakin
memperbesar rongga toraks,
terjadi peningkatan aliran masuk
udara sebelum tercapai
keseimbangan dengan tekanan
atmosfer; yaitu, tercapai
pernapasan yang lebih dalam.

Ventilasi terbagi menjadi dua, inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi


(menghembuskan napas)

Inspirasi : otot diafragma akan berkontraksi dan bergerak ke bawah


memperbesar volume rongga thoraks. Otot intercostalis eksternal juga akan
berkontraksi sehingga iga akan terangkat ke atas dan keluar. Akibatnya, volume
rongga thoraks akan meningkat dan memberikan ruang bagi paru-paru untuk
dapat mengembang.
Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?

Ekspirasi :
Dalam keadaan normal, ekspirasi adalah suatu proses pasif karena terjadi
penciutan elastik paru saat otot-otot ekspirasi melemas tanpa
memerlukankontraksi otot atau pengeluaran energi.

Yang terjadi saat ekspirasi: Otot inspirasi akan melemas (otot diafragma dan
otot intercostalis berelaksasi) sehingga ukuran rongga thoraks akan mengecil.
Saat ekspirasi, ukuran paru-paru akan mengecil kembali seperti ukuran semula.
Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?

Untuk melakukan ekspirasi aktif atau paksa, otot


ekspirasi harus berkontraksi untuk semakin
mengurangi volume rongga thoraks dan paru
Otot ekspirasi aktif adalah otot dinding
abdomen dan otot intercostal internal. Bila otot
dinding abdomen berkontraksi, peningkatan
tekanan introabdomen akan menimbulkan gaya
ke atas pada diafragma sehingga diafragma
semakin terangkat ke rongga thoraks dan
rongga thoraks makin mengecil. Otot intercostal
internal yang berkontraksi akan menarik iga ke
arah bawah dan ke dalam sehingga
memperkecil ukuran rongga thoraks

Sherwood LZ. 2014


Bagaimana proses difusi pada sistem pernapasan manusia?
Apa saja faktor yang mempengaruhi sistem respirasi?
1. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap cardiac output dari jantung, sehingga berpengaruh
terhadap pengambilan oksigen (O2) dari alam bebas.
2. Jenis kelamin
Nilai VO2 max dari laki-laki lebih besar dari perempuan. Ini disebabkan karena perubahan
komposisi tubuh dan kandungan kadar hemoglobin (Hb) pada laki-laki dan perempuan.
Perbedaan VO2 max dari laki-laki dan perempuan adalah sebesar 15-30%
3. Kebiasaan merokok
Rokok sangat berpengaruh terhadap daya tahan cardiovaskuler dan Vo2 max. Karena dalam
asap rokok saja mengandung 4% karbon monoksida (CO). sedangkan afinitas Co pada Hb
sebesar 200-300 lebih kuat dari pada oksigen.
4. Genetika
Pengaruh keturunan ini biasanya dilihat dari banyaknya serabut otot yang berpengaruh
terhadap daya tahan dan ketahanan otot. Jadi besarnya VO2 max pada seseorang bisa
diketahui dari faktor bawaan baik itu dilihat dari banyaknya serabut otot maupun tipe otot.
(Sudiana, I K. 2013)
Mengapa penduduk di daerah dataran tinggi atau pegunungan dapat bernafas secara normal?

Karena penduduk di dataran tinggi sudah mengalami aklimatisasi


terhadap dataran tinggi. Proses aklimatisasi pada penduduk asli
telah dimulai semenjak bayi. Ukuran dadanya, terutama, sangat
membesar, sedangkan ukuran tubuhnya agak mengecil, sehingga
rasio kapasitas ventilasi terhadap massa tubuh menjadi tinggi. Selain
itu, jantungnya, yang semenjak lahir sampai dewasa sudah
memompa curah jantung dalam jumlah ekstra, ternyata lebih besar
daripada jantung orang yang tinggal di tempat rendah. Tekanan
parsial oksigen arteri pada penduduk asli yang tinggal di tempat
tinggi hanya 40 mmHg, tetapi karena jumlah hemoglobinnya lebih
banyak, maka jumlah oksigen dalam darah penduduk di dataran
tinggi lebih banyak daripada di dataran rendah. (guyton. 2014)
Apakah ada hubungan antara kegiatan fisik seperti olahraga yang dilakukan subjek dari pemicu dengan rentang
pernafasan seseorang?

olahraga dapat memberi pengaruh fisiologis, diantaranya


sistem kerja jantung dan paru. Dalam olahraga
dibutuhkan ketahanan aerobik yang baik, untuk
mempunyai ketahanan aerobik yang baik dibutuhkan
kapasitas vital paru yang baik. Kapasitas vital paru adalah
pengukuran anatomis yang dipengaruhi latihan fisik dan.
Kapasitas vital paru mempunyai kontribusi dalam
kebugaran jasmani. Seseorang yang mempunyai kapasitas
vital paru yang baik lebih banyak di dapat pada orang
yang rajin berolahraga. (Chendra, S. dkk. 2019)
LO
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami embriologi sistem
respirasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui histologi dari sistem respirasi
3. Mahasiswa mengetahui Biokimia dari sistem respirasi
4. Mahasiswa mengetahui anatomi dari sistem respirasi
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami volume dan
kapasitas paru (sherwood)
6. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme faal sistem respirasi
terkait ventilasi paru, difusi gas pernapasan, transpor gas
pernapasan, pengaturan/ regulasi pernapasan, adaptasi sistem
respirasi pada keadaan tertentu dan insufisiensi pernapasan
Embriologi sistem respirasi

Lapisan bagian dalam laring berasal dari endoderm,


namun kartilago dan otot-ototnya berasal dari
mesenkim arkus faring keempat dan keenam.
Sebagai hasil dari proliferasi cepat mesenkim ini,
penampakan aditus laringis berubah dari celah
sagital menjadi lubang berbentuk T. Resesus (cekungan) ini dibatasi
oleh lipatan-lipatan jaringan yang berdi-
ferensiasi menjadi pita suara sejati dan palsu.
Embriologi sistem respirasi

Pada minggu keempat perkembangan,


septum trakeoesofageale memisahkan
trakea dari usus depan, membelah usus
depan menjadi tunas paru di bagian
anterior dan esofagus di bagian posterior.
Embriologi sistem respirasi

Selama pemisahannya dari usus depan, tunas paru membentuk trakea dan dua
kantong luar lateral, tunas bronkus. Di awal minggu kelima, setiap tunas ini
membesar membentuk
bronkus utama kanan dan kiri. Tunas sebelah kanan
kemudian membentuk tiga bronkus sekunder, dan
sebelah kiri membentuk dua bronkus sekunder. Ruang untuk paru,
kanalis perikardioperitonealis, berukuran sempit.
Embriologi sistem respirasi

Pertumbuhan tunas paru ke arah kaudal menembus rongga selom 


ruang sempit dikenal sebagai  kanalis perikardioperitonealis ditemukan
di sisi kanan dan kiri usus depan  dipenuhi oleh tunas paru yang terus
berkembang.
Kanalis perikardioperitonealis terpisah dari rongga peritoneum dan
rongga perikardium oleh lipatan pleuroperineal dan lipatan
pleuroperikardial  menyisakan ruang  rongga pleura primitif.
Embriologi sistem respirasi

Sesudah fase pseudoglandular (minggu ke-5 hingga ke-16) dan kanalikular


(minggu ke-16 hingga ke-26), sel-sel kuboid yang melapisi bronkiolus respiratorius
berubah menjadi sel gepeng yang tipis, sel epitel alveolus tipe I, yang
berkontak erat dengan kapiler darah dan limfe. Pada
bulan ketujuh, telah dapat terjadi pertukaran gas
antara darah dan udara di dalam alveolus primitif.
Histologi sistem respirasi
Epitologis adalah bagian superior laring
yang menonjol ke atas dari dinding
anterior laring. Struktur ini
memiliki permukaan lingualis dan
laringeal.
Kerangka epiglotis dibentuk oleh tulang
rawan epiglotis elastik di bagian tengah.
mukosalingual (sisi anterior) dilapisi
oleh epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Lamina
propria di bawahnya menyatu dengan
jaringan ikat perikardium
tulang rawan elastik epiglotis(3)..
Histologi sistem respirasi
Plika vokalis palsu (superior) (9), juga
disebut pita suara, dilapisi oleh
mukosa yang
bersambungan dengan permukaan
posterior epiglotis. Seperti di epiglotis,
plika vokalis palsu (9) dilapisi
oleh epitel bertingkat semu silindris
bersilia (7) dengan sel
goblet.Ventrikulus (10) adalah lekukan
atau resesus dalam yang memisahkan
plika vokalis palsu (superior) (9) dari
plika vokalis sejati (inferior).
Histologi sistem respirasi

Dinding trakea terdiri dari mukosa, submukosa, tulang rawan hialin,


dan adventisia. Trakea dijaga tetap terbuka oleh cincin tulang rawan
hialin bentuk-C. Tulang rawan hialin (3) dikelilingi oleh jaringan
ikat padat perikondirum yang menyatu dengan submukosa di satu sisi
dan adventisia disisi yang lain. Banyak saraf pembuluh darah dan
jaringan adiposa terletak di adventisia.
Histologi sistem respirasi

Potongan dinding trakea di antara tulang rawan hialin dan epitel


bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet digambarkan
dengan pembesaran kuat. Epitel (8) dipisahkan dari lamina
propiamembrana basalis tipis.
Histologi sistem respirasi
Histologi Sistem respirasi

Dinding bronkus intrapulmonal (5) diidentifikasi oleh adanya


lempeng tulang rawan hialin (7).
Bronkus (5) juga dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris
bersila dengan sel goblet. Dinding bronkus
intrapulmonal (5) terdiri dari lamina propria (4) yang tipis, lapisan
tipis otot polos (3), submukosa (2)
dengan kelenjar bronkialis (6), lempeng tulang rawan hialin (7),
dan adventisia (1).
Histologi Sistem respirasi

bronkiolus terminalis memperlihatkan lipatan


mukosa dan dilapisi oleh epitel
silindris bersilia tanpa sel goblet. Lapisan tipis
lamina propria dan otot polos serta adventisia
mengelilingi bronkiolus terminalis (8, 10).
Histologi Sistem respirasi

bronkiolus respiratorius dengan kantung-


kantung alveoli berhubungan langsung dengan
duktus alveolaris dan alveoli. Di bronkiolus
respiratorius epitel yaitu silindris
rendah atau kuboid dan mungkin bersilia di
bagian proksimal saluran.
Histologi Sistem respirasi

Alveoli adalah evaginasi atau kantung-luar


bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan
sakus alveolaris, ujung terminal duktus
alveolaris. Alveoli (3) dilapisi oleh selapis tipis
sel alveolusgepeng atau sel pneumosit tipe I.
(Eroschenko)
Biokimia sistem respirasi
Reaksi kimia saat pertukaran gas
(a) Saat karbon dioksida (CO2) dihembuskan, hemoglobin (Hb) di dalam sel darah
merah di kapiler paru mengeluarkan CO₂ dan mengambil 0, dari udara alveolar.
Pengikatan O2, ke Hb- H melepaskan ion hidrogen (H). Ion bikarbonat (HCO3-)
masuk ke RBC dan mengikat H yang dilepaskan, membentuk asam karbonat
(H2CO3). H2CO3 berdisosiasi menjadi air (H₂O) dan CO₂, dan CO₂ berdifusi dari
darah ke udara alveolar. Untuk menjaga keseimbangan listrik, ion klorida (CI) keluar
dari RBC untuk setiap HCO3-, yang masuk (membalikkan pergeseran klorida).
(b) CO₂ berdifusi keluar dari sel jaringan yang memproduksinya dan memasuki sel darah
merah, di mana sebagian darinya berikatan dengan hemoglobin, membentuk
karbaminohemoglobin (Hb- CO₂). Reaksi ini menyebabkan O2, berdisosiasi dari
oksihemoglobin (Hb-02). Molekul CO2 lainnya, bergabung dengan air untuk
menghasilkan ion bikarbonat (HCO,) dan ion hidrogen (H). Saat Hb menyangga H+,
Hb melepaskan O₂ (efek Bohr). Untuk menjaga keseimbangan listrik, ion klorida (CI)
memasuki RBC untuk setiap HCO, yang keluar (pergeseran klorida).

tortora
Volume dan kapasitas paru
• Volume tidal (VT): Volume udara yang masuk atau keluar paru
selama satu kali bernapas. Nilai rerata pada kondisi istirahat = 500
mL.
• Volume cadangan inspirasi (VCI): Volume udara tambahan
yang dapat secara maksimal dihirup di atas volume tidal istirahat.
VCI dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostalis
eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 mL.
• Kapasitas inspirasi (KI): Volume udara maksimal yang dapat
dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (KI = VCI + VT). Nilai
rerata = 3500 mL.
• Volume cadangan ekspirasi (VCE): Volume udara tambahan
yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan
secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara
normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume tidal istirahat.
Nilai rerata = 1000 mL.
Volume dan Kapasitas paru

• Volume residu (VR): Volume udara minimal yang ter-tinggal di paru bahkan setelah
ekspirasi maksimal. Nilai rerata = 1200 mL.
• Kapasitas vital (KV): Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali
bernapas setelah inspirasi maksimal. Subjek pertama-tama melakukan inspirasi
maksimal lalu ekspirasi maksimal (KV = VCI + VT + VCE). Nilai rerata = 4500 mL
• Kapasitas paru total (KPT): Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru
(KPT = KV + VR). Nilai rerata = 5700 mL
(Sherwood LZ. 2014)
Bagaimana mekanisme pernapasan/ventilasi?

Respirasi tidak hanya menghirup


dan menghembuskan napas.
1. Respirasi eksternal mengacu ke
seluruh rangkaian kejadian
dalam pertukaran O2 dan CO2
antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh. Meliputi tiga
proses: ventilasi, difusi, dan
transpotasi
2. Respirasi selular mengacu pada
proses metabolik intrasel yang
Silverthon. 2016 berlangsung dalam
mitokondria, menggunakan O2
dan menghasilkan CO2 selama
penyerapan energi dari
molekul nutrien
Ventilasi

(DRG), sebelumnya disebut area inspirasi, dan (VRG), sebelumnya disebut area
ekspirasi. Selama pernapasan normal yang tenang, neuron DRG menghasilkan
impuls ke diafragma melalui saraf frenikus dan otot interkostal eksternal melalui
saraf interkostal. Ketika DRG menjadi tidak aktif setelah dua detik, diafragma
dan interkostal eksternal rileks selama sekitar tiga detik, memungkinkan rekoil
pasif paru-paru dan dinding toraks. Kemudian, siklus itu berulang.
Ventilasi

Selama inhalasi kuat, impuls saraf dari DRG tidak hanya merangsang diafragma dan otot
interkostal eksternal untuk berkontraksi, mereka juga mengaktifkan neuron VRG yang
terlibat dalam inhalasi kuat untuk mengirim impuls ke otot aksesori inhalasi
(sternocleidomastoid, scalenes , dan pectoralis minor). Kontraksi otot-otot ini
menghasilkan inhalasi yang kuat.

Selama ekshalasi kuat ,DRG tidak aktif bersama dengan neuron VRG yang menghasilkan
inhalasi kuat. Namun, neuron-neuron VRG yang terlibat dalam ekshalasi kuat
mengirimkan impuls saraf ke otot-otot aksesori ekshalasi (interkostal internal, oblik
eksternal, oblik internal, transversus abdominis, dan rektus abdominis). Kontraksi otot-
otot ini menghasilkan pernafasan yang kuat.
Difusi dengan tekanan parsial

Sherwood LZ. 2014


Pengaturan/regulasi pernafasan

tortora
Transpor gas
Kesimpulan
Tubuh Tn. A dan Tn. D belum terbiasa beradaptasi pada
lingkungan di pegunungan, sehingga mereka merasa tersengal-
sengal dan mual. Ketika mendaki suatu dataran yang sangat
tinggi hal tersebut menyebabkan perbedaan tekanan udara yang
diterima oleh Tn. A dan Tn. D sehingga memaksa sistem respirasi
untuk menyesuaikan erubahan tekanan udara tersebut.
Daftar Pustaka
1. Netter, Frank H. 2016. Atlas Anatomi Manusia
Bahasa Latin/ Indonesia Edisi 6. Indonesia: Elsevier.
2. Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Edisi 8. Jakarta:EGC
3. Guyton, A.C., Hall, J.E.,2014. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 12, Jakarta : EGC, 1022
4. Silverthorn DU, John BR, Ober WC, et al. 2016.
Human Physiology: An Integrated Approach. 7 th ed.
England: Pearson

Anda mungkin juga menyukai