Anda di halaman 1dari 32

Dasar-Dasar Keselamatan Kesehatan

Kerja

Disampaikan Oleh :
Yudhi Aditya, SH UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah II
Lambang K3 :
Arti (Makna) Tanda K 3
▧ .Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK)

▧ .Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran Jasmani dan rohani
▧ .Arti (Makna) Warna Putih
Bersih dan Suci
▧ .Arti (Makna) Warna Hijau
Selamat, Sehat dan Sejahtera
▧ .Arti (Makna) 11 Sebelas Gerigi Roda
Sebelas bab dalam undang – undang no 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja

2
I. Latar Belakang :
Dinamika & kompleksitas permasalahan
ketenagakerjaan dapat teridentifikasi menjadi
3 (tiga) jenis permasalahan yakni :
1.Masalah yang terkait Norma
Ketenagakerjaan;
2.Masalah yang terkait Kesehatan dan
Lingkungan Kerja;
3.Masalah yang terkait Keselamatan Kerja.
Dari ketiga jenis permasalahan diatas,
permasalahan yang terkait Keselamatan Kerja
tentu dalam penanganannya memerlukan
penyelesaian dan pelatihan secara lebih
khusus. Sehingga berkaitan dengan itu maka
kuliah umum yang diselenggarakan saat ini
merupakan salah satu implementasi/
penerapan dari slogan “Safety Is My Life“
yang dikampanyekan oleh Kementerian
Tenaga Kerja RI.
Sehingga Angka Kecelakaan kerja dan
Dasar Hukum
Ketenagakerjaan
1. Undang-Undang Dasar:
Republik Indonesia 1945,
Pasal 27;
2. Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, Pasal 3
hurup a, e & f;
3. Undang-undang No. 13 Tahun
2003 Tentang
Ketenagakerjaan, Pasal 86;
4. Undang-undang No. 24 Tahun
2011 Tentang Badan 4
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Mekanisme A. Dasar Hukum Pelaksanaan
Pengawasan Pengawasan
Perundang - 1. UUD 1945 psl 27 ayat (2) dan psl 28 ayat
(1) dan (2).
Undangan Dibidang
2. UU No. 3 Tahun 1951 tentang
K3 Pengawasan Perburuhan.
3. UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
4. UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
5. UU No.21 Tahun 2003 tentang
Pengesahan Konvensi ILO No.81
Tahun 1947 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan dalam Industri dan
Perdagangan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per.33/MEN/2016 tentang Pelaksanaan
Pengawasan Ketenagakerjaan. 5
Undang Undang Terkait Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Undang Undang Uap tahun 1930
UU No. 3 tahun 1969 tentang
Ratifikasi Konvensi ILO No. 120
tahun 1964 tentang Higiene
Perusahaan dan Perdagangan.
UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
UU No. 3 Tahun 1992 tentang
Jamonan Sosial Tenaga Kerja.
UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
UU No. 21 Tahun 2003 tentang
Ratifikasi Konvensi ILO No 81 tahun
1947 tentang Pengawasan dalam
Industri dan Perdagangan.
Peraturan Perundangan Bidang Keselamatan Kerja
1. Undang-undang UAP Stoomordonantie stb. 225 Tahun 1930.
2. Peraturan UAP Stoomverodeming stb. 339 Tahun 1930.
3. PP No. 01 Tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan peredaran pestisida.
4. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
5. Permenakertrans No.01/MEN/1978 tentang K3 dalam pengangkutan dan penebangan kayu.
6. Permenakertrans No.01/MEN/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
7. Permenakertrans No.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR.
7. Permenakertrans No.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan.
8. Permenakertrans No.02/MEN/1982 tentang Kwalitas Juru Las.
9. Permenakertrans No.02/MEN/1984 tentang Instansi Alarm Kebakaran Automatic.
10. Permenaker No.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
11. Permenaker No.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
12. Permenaker No.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3.
13. Permenaker No.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
14. Permenaker No.01/MEN/1989 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
15. Permenaker No.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Pengatur Petir.
16. Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisik di Tempat Kerja.
17. Kepmenaker No.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
18. Kepmenaker No. Kep. 13/MEN/2011 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
19. Kepmenakertrans No.Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan SNI mengenai PUIL 2008 di Tempat Kerja.
20. SKB Menaker dgn Mentri PU No.174/MEN/1986 - No. 104/KPB/1986 tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi.
21. Permenakertrans No. Per.09/MEN/VII/2010 tentang Operator &Petugas Pesawat Angkat & Angkut.
7
22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.09/Men/2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PERATURAN PERUNDANGAN BIDANG KESEHATAN KERJA
1. Permenaker No.07/MEN/1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di
Tempat Kerja.
2. Permenakertrans No.01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Dokter
Perusahaan.
3. Permenakertrans No.01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes dan K3 bagi
Tenaga Paramedis.
4. Permenakertrans No.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Permenakertrans No.01/MEN/1984 tentang Kewajiban Melapor Akibat Kerja.
6. Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
7. Permenaker No.01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Program TPK Manfaat Lebih
Baik dari Jamsostek.
8. Permenaker No.03/MEN/1998 tentang Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
9. Kepmenakertrans No.227/KEP/II/20088 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Dokter Penasehat.
10. PermenakertransNo.Per.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian
Cacat Karena Kecelakaan Kerja dan PAK
11. Permenakertrans No. Per.15/MEN/2008 Tentang P3K.
12. Permenakertrans No.Per.08/MEN/VII/2012 tentang Alat Pelindung Diri (APD). 8
13. Kepmenakertrans No.Kep.609/V/2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kecelakaan Kerja
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
Manusia Terluka/ Selamat
bekerja cidera dan aman
Sebelum Masehi : Abad ke-17 sebelum masehi, Raja Hamurabi dari kerajaan
Babylonia dalam kitab undang-undangnya menyatakan tentang : “ Hukuman
bagi ahli bangunan yang membangun rumah & bangunannya mendatangkan
malapetaka kepada pemilik bangunan atau keluarganya“
Setelah Masehi : 80 tahun SM Plenius seorang ahli Ecyclopedia bangsa Roma
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai tutup hidung.
Selanjutnya...
Pada tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk ditengah
lapangan St.Pieter RomaIa selalu mensyaratkan agar para pekerja memakai topi
baja.
Revolusi Industri :
• Banyak terjadi kecelakaan kerja, menimbulkan korban
• Pengusaha berpendapat, hal tersebut adalah bagian dari risiko kerja
• Pengusaha mempekerjakan tenaga kerja baru
• Para pekerja mendesak pengusaha
• Pengusaha memberikan perawatan kepada para korban
“Works Compensation Low” :
Diberlakukan di Amerika Serikat, pada tahun 1931, menegaskan bahwa : Tidak
memandang apakah kecelakaan tersebut terjadi akibat kesalahan si korban atau
Keselamatan (Safety)
• Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of
accident loss)
• Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa
diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
Kesehatan (Health)
Agar Tenaga Kerja memperoleh Derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial
dengan usaha – usaha preventif dan kuratif.
Tujuan K3 Secara
Umum thd tenaga kerja
• Perlindungan yg berada
ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya shg dpt
diwujudkan peningkatan produksi &
produktivitas kerja.
• Perlindungan setiap orang lainnya yg
berada ditempat kerja agar selalu dlm
keadaan selamat dan sehat.
• Perlindungan thd bahan dan peralatan
produksi agar dpt dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien.
• “Kecelakaan adalah suatu kejadian yang
tidak diduga dari semula serta tidak
dikehendaki & mengacaukan suatu proses
yg telah diatur dari suatu aktivitas juga
dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia & atau harta benda.”
Tujuan K3 secara Khusus
• Mencegah dan atau mengurangi
kecelakaan, kebakaran, peledakan
dan PAK.
• Mengamankan mesin, instalasi,
pesawat, alat kerja, bahan baku
dan bahan hasil produksi.
• Menciptakan lingkungan dan
tempat kerja yang aman, nyaman,
sehat dan penyesuaian antara
pekerja dgn manusia atau
manusia dgn pekerjaan.
GLOBALISASI
Kontribusi
mewujudkan :Tempat Kerja : • Produksi &
• Aman produktifitas
• Nyaman • Kelangsungan
• Sehat
• Bebas Polusi
Usaha
• Nihil Kec. & PAK
• WTO 2020;
• AFTA AC-FTA;
• AK-FTA; Menjawab Tantangan &
• Meraih Peluang
AI- FTA;
• AANZ-FTA;
• IJ-EPA


ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Asean Single Market 2015; Daya saing


ILO OSH Guide Line 2001;
Green Productivity;
(Lokal, Regional,


Global Warming;
MDGs.
Global)
13
Faktor-faktor Ancaman
Resiko Kecelakaan Kerja
Tenaga
Kerja
PAK Kec. Kerja
Kesehatan Keselamatan
Apd Apm
Proses

Bahan Alat
Polusi
Lingkungan
Nab
Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
• Kebijakan Dan Keputusan Manajemen ( Lack Of
Control Management )
Sebab-sebab Dasar, Meliputi :
Faktor Manusia/Pribadi
Faktor Lingkungan/Pekerjaan
• Sebab Yang Merupakan Gejala ( Sympton )
Unsafe Action
Unsafe Condition
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Kerugian Bersifat Ekonomi
- Kerusakan Mesin, Peralatan, Bahan Dan
Bangunan
- Biaya Pengobatan Dan Perawatan Korban
- Tunjangan Kecelakaan
- Hilangnya Waktu Kerja
- Menurunnya Jumlah Atau Waktu Produksi
Kerugian Non Ekonomi
- Penderitaan Korban Yang Mengalami
Kecelakaan
Mengakibatkan Luka / Cacat / Meninggal Dunia 15
Data Kecelakaan Kerja : Ingat.
.Inga
Estimasi ILO (2008 – 2009); t. . I ngat
- 1,2 juta/thn TK tewas akibat kec. Kerja; ! !!
- 160 juta/thn TK sakit akibat kerja (PAK);
- Jumlah kerugian mencapai 2,4 % dari GDB.
Sumber : PT. BPJS Ketenagakerja
Di Indonesia dalam, 1 hari 63 Pusat tahun 2015
orang pekerja

Kerja
2.749
Yg meninggal akibat kecelakaan kerja, serta Pekerja mengalami Kecelakaan

Kecelakaan Meninggal Nilai Kompensasi


Tahun
Kerja Dunia (Rp)
s/d Rp.
Des‘ 2016 2.376 227
13.625.249.540,- aan
rj
ke
ag a
K eten g
B PJS rawan
: PT. . Ka
mber KCU
Su
Mengapa program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja tidak
berjalan optimal ?
1. Program K3 baru menjadi “Prioritas” belum menjadi
“Nilai”!
2. Pelaksanaan K3 belum dikelola “Setara” dengan
produksi, dari segi kualitas dan biaya yang diberikan!
3. Program K3 belum didorong untuk “Continuous
Improvement”!
Tantangan K3 :
Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja Tinggi !!!
Masalah K3 : ▧Kasus Kecelakaan Kerja
1. Kualitas penerapan K3 rendah; berdasarkan Sektor :
2. Kualitas riksa uji K3 rendah; 1. Konstruksi : 32,0 %
3. Kuantitas & Kualitas 2. Manufaktur : 31,6 %
Pengawasan rendah; 3. Transportasi : 9,3 %
4. Obyek pengawasan K3 semakin 4. Kehutanan : 3,8 % 17
5. Pertambangan : 2,6 %
Sistim Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Definisi SMK3
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif

Tujuan & Sasaran SMK3


1. Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
Dasar Hukum 3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan
efisien untuk
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mendorong
khususnya produktifitas
pada pasal 87 yaitu bahwa
setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3.
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 pada pasal 5
yaitu :
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang: atau
Lima Prinsip Dasar
Peningkatan Penetapan
Penetapan
Penerapan SMK3
berkelanjutan Kebijakan
KebijakanK3
K3

Peninjauan
Peninjauanulang
ulang&& Perencanaan
Perencanaan
Peningkatan
Peningkatankinerja
kinerja K3
K3
SMK3
SMK3

Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauandandan Pelaksanaan
Evaluasi rencana
rencanaK3
Evaluasikinerja
kinerja K3
K3
K3
Pengawasan & Pembinaan Keselamatan Kesehatan Kerja
• Menjamin keselamatan
kerja operator & orang
lain
• Menjamin penggunaan
Siapa yang perlatan aman
membina dan dioperasikan
• Menjamin proses produksi
mengawasi
Obyek pembinaan dan

aman dan lancar


• Pesawat
pengawasan

angkat & Bagaimana cara • Konstruksi harus kuat


angkut membina dan • Safety device terpasang dan
• Operator mengawasinya berfungsi baik
• Alat perlindungan
• Layak operasi
• Riksa uji
Dasar hukum • Perawatan dengan baik
• UU No. 1 / 1970 • Pengoperasian sesuai
• Permen No. 04/Men/1985 manual / SOP dan oleh
• Permen No. 05/Men/1985 orang yang berwenang
• Permen No. 01/Men/1989 • APD
Apa itu Behaviour Based Safety?
Yaitu sebuah perilaku manusia yang senantiasa
berusaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dengan kata lain adalah perilaku berbasis
Keselamtan.
Tujuan Behavioural Modification Program :
 Mengurangi jumlah dan tingkat keparahan
dari “accident” (incident) dengan
meningkatkan frekwensi prilaku aman dan
menurunkan prilaku tidak aman.
 Perubahan prilaku yang positif yang
terintegrasi ke dalam “praktek operasi (best
practice) mengenai bagaimana kegiatan bisnis
dilakukan.
 Bisnis orientasi
Safety Cultures :
 Kombinasi dari sikap, kepercayaan/keyakinan
dan nilai-nilai (values) mengenai safety.
 Tercermin mulai dari owner, top menejemen
hingga bottom level.
 Bermula dari kebutuhan, berubah menjadi
sebauah kebiasaan yang diterima dlm
kehidupan sehari-hari.
 Pengembangan budaya safety, melalui,
Kelalaian seorang pekerja dapat
menimbulkan kecelakaan bagi dirinya,
orang lain ataupun rusaknya peralatan
kerja di lokasi untuk meminimalkan
kecelakaan saat bekerja anda harus
memperhatikan hal-hal penting ketika
akan mulai bekerja yaitu ;
1. Pastikan anda sudah memiliki surat ijin
kerja/ Permmit to Work (PTW) untuk
bekerja di ketinggian;
2. Pelajari dan pahami sistim
perlindungan diri dengan
menggunakan APD yang tepat;
3. Amankan lokasi untuk bekerja;
4. Gunakan APD dengan benar;
5. Sebelum anda memulai pekerjaan
pastikan APD dipakai dalam kondisi
baik serta dipasang dengan benar;
Peralatan & Perlengkapan
Bekerja di Ketinggian
Dauble
Pulley

Auto Stop

Pulley Tandem

Jumar/ Ascender
Carabine
r

Full Body Harness Helm Glove Life Line Figure


Peralatan & Perlengkapan
Pelindung Diri Bekerja Pada Area Kerja
Bertegangan.
Coba Kita bandingkan mereka ………???
Jangan Pernah Dilakukan ... ! ! !

Ingin
Ke
Toilet

Jangan Mengangkat Jangan Melintas Dibawah


Beban Melebihi Area
Kapasitas Angkat Angkat Beban !!!
Yang Dijinkan !!!
Masihkah kita mau menjadi seperti
KASUS - KASUS K3

Kecelakaan lalu lintas ditempat kerja


KASUS - KASUS K3

Pencemaran Lingkungan Kerja


Bekerjalah dengan Resiko
Minggu, 04 Agustus 2013 :
Terukur!!!
Tewas Akibat Gas
Masuk ke Gorong - gorong di Pulo Gadung, 2 Orang
Pekerja kedua teknisi
yang sedang bekerja masuk ke gorong - gorong di
sekitaran Terminal Pulo Gadung ditemukan
meninggal dunia. Diduga mereka mati
lemas akibat
menghirup gas berbahaya.

Sabtu, 22 Juni 2013 :

Hirup Gas Beracun 4 warga Meninggal Dunia


Sukabumi (ANTARA News) ke empat warga Kampung Limus, Kec. Kalapa Nunggal, Kab. Sukabumi,
Prov. Jawa Barat Tewas, diduga Akibat Menghirup Gas Beracun
saat berada di dalam sumur sedalam sekitar delapan meter

The Silent Killer...


Take Your Life in Short Time ...
31

” “Terwujudnya Tenaga Kerja yang Berdaya
Saing dan Produktif Menuju Masyarakat
Karawang Sejahtera Tahun 2015”

Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai