Anda di halaman 1dari 27

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DALAM
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN
(PERMENAKER NO. 9 TAHUN 2016)

OLEH : ZAMRONI ZS, SE MSi


BIODATA :
 NAMA : ZAMRONI ZS, SE., MS.i
 NIP. 19680426 199003 1 003
 TTL ; KUDUS, 26 APRIL 1968
 Status : menikah
 Istri : 1
 Anak : 3
 No. hp : 08156953425
 Jab : Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan
kerja
 Unit Organisasi : Bidang Wasnaker Disnakertrans Prov
Jateng
 Riwayat pekerjaan :
 Kantor Depnaker Kab. Bungo Tebo Prov. Jambi th. 1990-1996
 Kantor Depnaker kab. Kudus th. 1996-1999
 Kantor Depnaker Kab. Cilacap th.1999-2000
 Kantor Depnaker Kab. Pekalongan th. 2000
 Kantor Nakertrans Kab Pekalogan th. 2000-2008
 Dinsosnakertrans Kab. Pekalongan 2008-2016
 Satuan Wasnaker Wil Pekalongan Disnakertrans Prov Jateng th. 2017- 30 Maret
2019
 Seksi Wasnaker Norma K3 Bidang Wasnaker Disnakertrans Prov Jawa Tengah
1 April 2019 sd Sekarang
AGENDA
I. LATAR BELAKANG
II. SISTEMATIKA
III. PENGERTIAN
IV. RUANG LINGKUP
V. POKOK PENGATURAN
I. LATAR BELAKANG
 Kasus kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian
mencapai lebih dari 30% kecelakaan fatal;
 Pasal 2 ayat (2) huruf i dan Pasal 3 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
 Pengaturan mengenai pekerjaan pada ketinggian
belum komprehensif dan sektoral
II. SISTEMATIKA
 10 BAB
 45 PASAL
 LAMPIRAN
III. PENGERTIAN
 Bekerja Pada Ketinggian adalah
kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang
dilakukan oleh Tenaga Kerja pada
Tempat Kerja di permukaan tanah
atau perairan yang terdapat perbedaan
ketinggian dan memiliki potensi jatuh
yang menyebabkan Tenaga Kerja
atau orang lain yang berada di
Tempat Kerja cedera atau meninggal
dunia atau menyebabkan kerusakan
harta benda.
III. PENGERTIAN
 Lantai Kerja Tetap adalah semua permukaan yang
dibangun atau tersedia untuk digunakan secara
berulang kali dalam durasi yang lama.
 Lantai Kerja Sementara adalah semua permukaan
yang dibangun atau tersedia untuk digunakan
dalam durasi yang tidak lama, terbatas pada jenis
pekerjaan tertentu atau ada kemungkinan runtuh.
IV. RUANG LINGKUP
 Perencanaan;
 Prosedur kerja;
 Teknik bekerja aman;
 APD, Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur; dan
 Tenaga Kerja.
V. POKOK PENGATURAN
YA TIDA
K
BEKERJA PADA
BEKERJA WAJIB
KETINGGIAN
1. APAKAH TERDAPAT APAKAH DAPAT 1. MEMBUAT
PERBEDAAN KETINGGIAN DILAKUKAN PADA PERENCANAAN
DARI PERMUKAAN TANAH LANTAI DASAR ? 2. MENYUSUN PROSEDUR
ATAU PERAIRAN ? KERJA
2. APAKAH ADA POTENSI 3. MELAKUKAN TEKNIK
JATUH ORANG ATAU BEKERJA AMAN
BENDA ? 4. MENYEDIAKAN APD,
3. APAKAH MENGAKIBATKAN PERANGKAT PELINDUNG
CEDERA, KEMATIAN ATAU YA JATUH DAN ANGKUR
KERUGIAN HARTA BENDA ? 5. MEMPEKERJAKAN
TENAGA KERJA YANG
KOMPETEN DAN
BERWENANG

TIDAK WAJIB
V. POKOK PENGATURAN
A. PERENCANAAN
1. Perencanaan Pekerjaan dan Pengawasan (Ps. 4)
2. Penilaian Risiko dan Hirarki Pengendalian (Pasal 5)

B. PROSEDUR KERJA
1. Prosedur Tertulis (Ps. 6 Ayat 1)
2. Prosedur meliputi (Ps. 6 Ayat 2)
• teknik dan cara perlindungan jatuh;
• cara pengelolaan peralatan;
• teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan;
• pengamanan Tempat Kerja; dan
• kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
3. Daerah Berbahaya (Ps. 7)
4. Benda Jatuh (Ps. 8)
5. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (Ps. 9)
V. POKOK PENGATURAN
C. TEKNIK BEKERJA AMAN (Ps. 10)

Lantai Kerja Tetap Lantai Kerja Pada Struktur Pada Posisi Akses Tali
(Ps. 11) Sementara (Ps. 17 - 18) Miring (Ps.
(Ps. 12) 19) (Ps. 20)
• Dinding, Permukaa Alam Penahan Jatuh Alat Pemosisi • Tali Kerja
Tembok, Pagar n Rapuh, (Ps. Perorangan Kerja •Tali
• Tersedia akses Perancah 16 Vertikal Keselamatan
yang aman dan , Tangga ) Penahan Jatuh • Angkur
ergonomis (Ps. 13,14 Perorangan • Sabuk
• Tali Pembatas dan 15) Horizontal Tubuh
Gerak
• Jaring atau Alat Penahan Jatuh
Bantalan Perorangan tali
Ganda dengan
Peredam Kejut

Penahan Jatuh
Terpandu
V. POKOK PENGATURAN
D. ALAT PELINDUNG DIRI, PERANGKAT PELINDUNG JATUH DAN ANGKUR

APD Perangkat Pelindung Jatuh Angkur


(Ps. 21) (Ps. 22) (Ps. 28)
Perangkat Pencegah Jatuh Perangkat Penahan Jatuh
(Ps. 23) (Ps. 26 dan 27)
Kolektif Perorangan Kolektif Perorangan
(Ps. 24) (Ps. 25) (Ps. 26) (ps. 27)
Tinggi dinding, tembok, Sabuk tubuh (full Jaring atau Tali kernmantle Permanen /
pagar pembatas min 950 body harness) bantalan yang dengan elastisitas Tidak
mm terpasang pada min 5% permanen
angkur yang aman

Mampu menahan beban Tali pembatas gerak Mampu menahan Mampu menahan Mampu
min 0,9 kN (work restrain) beban min 15 kN beban min 15 kN menahan
beban min 15
kN
Celah pagar vertikal mak Jarak jatuh maks Pemeriksaan
470 mm 1,2 m dan
Pengujian
(Ps. 29)
Lantai pengaman Panjang maks 1,8
m
Pengunci otomatis
V. POKOK PENGATURAN
E. TENAGA KERJA
Wajib memiliki tugas dan kewenangan (Ps. 31 – Ps. 35)
TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA PADA
BANGUNAN BANGUNAN PADA PADA KETINGGIAN KETINGGIAN DGN
TINGGI DGN TINGGI DGN KETINGGIAN DGN DGN METODA AKSES METODA AKSES TALI
METODA METODA METODA AKSES TALI TINGKAT 2 TINGKAT 3
PENCEGAHAN PENCEGAHAN TALI TINGKAT 1
JATUH TK 1 JATUH TK 2
(Ps. 36) (Ps. 37)
bekerja pada Lantai bekerja pada Lantai bekerja dan berwenang bekerja pada Lantai Kerja Tetap, Lantai Kerja Sementara,
Kerja Tetap dan/atau Kerja Tetap dan/atau bergerak menuju dan meninggalkan Lantai Kerja Tetap atau Lantai Kerja Sementara
pada Lantai Kerja Lantai Kerja secara horizontal atau vertikal pada struktur bangunan, bekerja pada posisi atau
Sementara Sementara dengan tempat kerja miring, akses tali dan/atau menaikkan dan menurunkan barang dengan
alat pelindung jatuh sistim katrol atau dengan bantuan tenaga mesin

bergerak menuju dan *bergerak menuju •membuat Angkur di •membuat Angkur secara •menyusun perencanaan sistim
meninggalkan Lantai dan meninggalkan bawah pengawasan mandiri; keselamatan Bekerja Pada
Kerja Tetap atau lantai kerja tetap Tenaga Kerja pada •mengawasi Tenaga Ketinggian;
Lantai Kerja dengan menggunakan ketinggian tingkat 2 Kerja pada ketinggian •melakukan pemeriksaan
Sementara dengan tangga (dua) dan/atau tingkat 1 (satu) dalam Angkur untuk keperluan
menggunakan tangga *bergerak menuju Tenaga Kerja pada pembuatan Angkur; internal;
dan meninggalkan ketinggian tingkat 3 •mengawasi Tenaga •mengawasi Tenaga Kerja pada
lantai kerja tetap (tiga); dan Kerja pada ketinggian ketinggian tingkat 2 (dua)
dengan menggunakan •melakukan upaya tingkat 1 (satu); dan dan/atau Tenaga Kerja pada
tangga pertolongan diri •melakukan upaya ketinggian tingkat 1 (satu); dan
atau sementara secara sendiri pertolongan dalam •melakukan upaya pertolongan
horizontal atau keadaan darurat pada dalam keadaan darurat pada
vertikal pada struktur ketinggian untuk tim ketinggian.
bangunan kerja.
V. POKOK PENGATURAN
PENGAWASAN
Ps. 39 
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri
ini dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Ps. 40 
Pengawas Ketenagakerjaan dapat menghentikan
sementara kegiatan sampai dipenuhinya syarat-
syarat K3 oleh Pengusaha dan/atau Pengurus.
V. POKOK PENGATURAN
SANKSI
Ps. 41 
Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu
 Tenaga Kerja bangunan tinggi;
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu); dan
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection.
 Tenaga Kerja pada ketinggian;
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu),
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua), dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection dan akses tali/rope access.
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Dengan Metode Pencegahan
Jatuh
1. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu):
 mampu membaca, tulis, dan matematika sederhana;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
1. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SLTP atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 500 jam kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu) yang
dibuktikan dalam buku kerja; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
3. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):
 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang
dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya
yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Kurikulum pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian, meliputi:
 Kelompok materi dasar, yang disampaikan oleh tenaga pembina dari

Kementerian Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
 Kelompok materi inti dan penunjang, yang disampaikan oleh

Instruktur K3 Bekerja Pada Ketinggian yang terdaftar di


Kementerian Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan asosiasi terkait;
 Evaluasi awal dan akhir pembinaan;

 Setiap 1 (satu) jam pelajaran setara dengan 45 (empat puluh lima)

menit.
Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat Pembinaan K3
dan Lisensi K3 yang berlaku selama 5 (lima) tahun.

Lisensi Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri atas:


 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 2 (dua);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 2 (dua); dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Kurikulum Pembinaan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi
Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 1 (satu) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 2 (dua)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)

Jumlah
No. Materi Pembinaan I. KELOMPOK DASAR 2
(JP)
1. Peraturan Perundang-Undangan K3 dalam pekerjaan 1
II. pada ketinggian 1
I. KELOMPOK DASAR 1. KELOMPOK INTI 1

1. Peraturan Perundang-Undangan K3 2 2. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan Lantai Kerja 2


3. Sementara 4
II. dalam pekerjaan pada ketinggian 4. Alat pencegah dan penahan jatuh kolektif serta alat 1
1. KELOMPOK INTI 5. pembatas gerak 1
6. Prinsip penerapan faktor jatuh 2
2. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan 2
7. Prosedur kerja aman pada ketinggian 2
3. Lantai Kerja Sementara 2 III. Teori dan praktek bergerak horizontal atau vertikal 3

III. Alat pencegah dan penahan jatuh 1. menggunakan struktur bangunan


IV. Teori dan praktek teknik bekerja aman pada struktur
1. kolektif serta alat pembatas gerak 1
1. bangunan dan bekerja dengan posisi miring dan
IV. Prinsip Penerapan Faktor Jatuh 2. struktur miring

1. KELOMPOK PENUNJANG Teori dan praktek teknik menaikkan dan menurunkan


barang dengan sistem katrol
2. Teori dan praktek penggunaan tangga 1 KELOMPOK PENUNJANG
EVALUASI Teori dan praktek upaya penyelamatan dalam
keadaan darurat
Teori 1
EVALUASI
Praktek 1 Teori
Praktek
Jumlah 10
Jumlah 20
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1 (satu)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)

I. KELOMPOK DASAR 2
1. Perundang-undangan K3 dalam pekerjaan pada ketinggian 1
II. KELOMPOK INTI 1
1. Identifikasi bahaya dalam kegiatan akses tali 1
2. Pengetahuan kondisi ketidaktahanan tergantung (suspension 1
3. intolerance) dan penanganannya 2
4. Penerapan prinsip-prinsip faktor jatuh (fall factor) dalam akses tali. 10
5. Pemilihan, pemeriksaan, dan pemakaian peralatan akses tali yang 3
6. sesuai 2
7. Simpul dan Angkur dasar 2
III. Teknik manuver pergerakan pada tali 5
1. Teknik pemanjatan pada struktur
IV. KELOMPOK PENUNJANG
1. Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun
2. dengan alat turun
EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 30
Tenaga Kerja Pada
Ketinggian Tingkat 2 (dua)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)

I. KELOMPOK DASAR 3
1. Dasar-dasar K3 dan peraturan perundangan yang terkait dengan 12
II. bekerja di ketinggian. 10
1. KELOMPOK INTI 2
2. Teknik penyelamatan korban pada tali 1
3. Sistem jalur penambat (anchor line) tingkat lanjutan 2
III. Teknik pemanjatan pada struktur tingkat lanjutan 5
1 KELOMPOK PENUNJANG
IV. Penentuan “zona khusus terbatas” (exclusion zone) dan perlindungan
1. untuk pihak ketiga
2. EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 35
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 3 (tiga)

No. Materi Pembinaan Jumlah (JP)

KELOMPOK DASAR
I.
Kebijakan K3 dan peraturan perundangan yang terkait dengan bekerja 3
1.
di ketinggian 1
2.
Pengenalan SMK3

II. KELOMPOK INTI 2


1. Merencanakan dan menerapkan sistem manajemen peralatan akses 2
2. tali 2
3. Pemilihan penambat (anchor) yang tepat. 15
4. Pemilihan metode untuk mengakses tempat kerja 2
III. Teknik penyelamatan korban pada tali tingkat lanjutan 3
1. KELOMPOK PENUNJANG 5
IV. Membuat dan menerapkan penilaian risiko (risk assessment) di tempat
1. kerja.
2. EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 35
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai