Anda di halaman 1dari 24

Anamnesis dan Pemeriksaan

Fisik
Oleh:
- Gilang Anugrah 1102012097
- Frastio Saputra 1102012094
- Ika Tri Rahayu 1102014124
- Widya Rizky Nurulhadi 1102013302
- Dwi Alma Salsabila 1102017075
Pembimbing : dr. Syaharuddin, Sp. B
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSUD Pasar Rebo
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 8 Agustus - 17 September 2022
Anamnesis
Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit
Terdahulu Keluarga
Riwayat Riwayat
Penyakit Pengobatan
Sekarang dan Operasi

Keluhan Riwayat
Tambahan Alergi

Keluhan Riwayat
Utama Anamnesis Kebiasaan
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Fisik

Status Status
Generalis Lokalis
Keadaan Umum

Ekspresi wajah
Melihat cara
pasien dalam
pasien Bau Menentukan Cara
menunjukkan Kesadaran
menunjukkan pernapasan IMT berpakaian
berat ringan
keluhannya
penyakitnya
Tanda Vital dan Sistematika Pemeriksaan
Tanda Vital Sistematika Pemeriksaan

Inspeksi

Auskultasi
Sistematika Palpasi
Pemeriksaan

Perkusi
Kepala
• Kepala • Mata
• Rambut • Refleks Pupil
• Bentuk kepala • Visus
• Telinga • Lapang Pandang
• Inspeksi Aurikula, Kanalis • Palpebra
Aurikularis, Membran Timpani • Konjungtiva
• Tes Pendengaran • Sklera
• Mulut • Hidung
• Perhatikan warna, kelembapan, • Inspeksi : ada tidaknya
ulkus, krusta, benjolan pada bbir, asimetri/deformitas
mukosa mulut, palatum dan lidah • Perhatikan apakah adanya
• Nilai keadaan gigi deviasi septum, ulkus, polip
Leher
• Palpasi leher dapat dilakukan pada posisi duduk atau berbaring
• Pada posisi duduk, pemeriksaan dapat dilakukan dari belakang
maupun dari depan
• Pada posisi berbaring, sebaiknya digunakan bantal tipis
dibawah kepala
• Dapat menilai pembesaran Kelenjar getah bening leher dan
kelenjar tiroid
Paru-Paru
• Inpeksi : untuk menilai simetris tidaknya paru saat bernapas, statis dan dinamisnya
dada, retraksi dada, dan deformitas dada
• Palpasi : untuk menilai adanya nyeri tekan, pengembangan dinding dada, fremitus
taktil dan fremitus vokal
• Perkusi : menilai vibrasi
 Sonor : keadaan normal dan bronkitis kronik
 Hipersonor : pneumothoraks dan emfisema
 Redup : Pneumonia lobaris
• Auskultasi : menilai suara pernapasan
 Vesikular
 Bronkovesikular
 Bronkial
• Perlu dicari suara pernapasan tambahan seperti crackles, mengi dan ronki
Paru-Paru
Jantung
• Periksa JVP (Jugular Vein Pressure).
Nilai JVP yang lebih beasr dari 3 – 4
cm di atas angulus sternalis atau 8
– 9 cm dari atrium berarti
meningkat
• Perabaan nadi karotis untuk
menilai amplitudo dan thrills
• Palpasi : untuk meraba pulsasi
ventrikel kiri
• Auskultasi : untuk menilai apakah
ada bunyi jantung tambahan
• Posisi tangan di atas kepala : adanya cekungan
Payudara atau retraksi kulit
• Posisi tangan menekan tulang panggul : Timbul
retraksi kulit yang disebabkan oleh nekrosis lemak
• Pemeriksaan Fisik Payudara, merupakan
• Posisi badan condong ke depan : dapat terlihat
kesempatan untuk memperlihatkan asimetri payudara
kepada pasien cara melakukan SADARI
(memeriksa payudara sendiri) • Palpasi payudara lebih baik dilakukan dalam
• Inspeksi dilakukan dalam posisi duduk
posisi terlentang dengan jaringan payudara
dengan 4 macam sikap tubuh, yakni mendatar. Dilakukan penilaian konsistensi,
tangan disamping, tangan di atas kepala, adanya nyeri tekan, adanya nodul (bila teraba
tangan menekan tulang panggul, dan nilai lokasi, ukuran, bentuk, batasnya,
badan condong ke depan konsistensi, dan mobilitas
• Posisi tangan disamping : perhatikan adanya
hiperemis kulit, gambaran peau de orange,
ukuran dan simetri payudara, kontur
payudara, adanya retraksi papil dan sekret
yang keluar
Aksila
• Pada pemeriksaan aksila, pasien • Palpasi ketiak dilakukan
lebih baik dalam posisi duduk dengan tangan pemeriksa
yang berlawanan. Palpasi
• Pada inspeksi, diperhatikan adanya dilakukan jauh ke puncak
kelainan kulit aksila (hiperemis, fossa axillaris ke arah
hiperpigmentasi) klavikula. Bila teraba nodul,
palpasi di geser ke dinding
toraks; ini merupakan nodul
sentral dari kelenjar limfe. Bila
teraba nodul sentral
membesar, keras, dan disertai
nyeri tekan, patut dicurigai
adanya lesi di daerah yang
alirannya di tampung oleh
nodul aksila.
Abdomen
• Inpeksi : Perhatikan bentuk abdomen, warna
kulit, benjolan, gambaran vena, dan jaringan
parut
• Auskultasi : Mendengarkan bunyi peristaltik,
apakah ada bising aorta abdominalis
• Perkusi : Bentuk dan besar struktur
intraabdomen, kumpulan udara, gas dalam
abdomen, cairan bebas dalam rongga
peritoneum, dan massa, kista, atau tumor
• Palpasi : Terdapat adanya nyeri, pembesaran
organ, perpindahan cairan, pulsasi aorta
abdominalis
• Pemeriksaan undulasi : untuk mengetahui
adanya cairan bebas di dalam rongga
abdomen
Abdomen
• Perkusi dan Palpasi Hati
• Perkusi : pengukuran pekak hati dilakukan pada garis midklavikula.
Batas hati ditentukan dengan perubahan bunyi dari sonor ke redup dan
batas bawahnya oleh perubahan bunyi dari timpani ke redup
• Palpasi
• Dilakukan bimanual oleh pemeriksa yang duduk atau berdiri disebelah kanan
penderita
• Jika hati mebesar, tepi hati akan teraba jauh dari lengkung iga
• Ukuran hati dinyatakan dalam sentimeter terhadap tepi bawah lengkung iga
• Tepi hati juga perlu dicatat tajam atau tumpulnya, begitu pula dengan
permukaannya licin atau berbenjol - benjol
Limpa
• Perkusi dan Palpasi Lien
• Perkusi : Dilakukan pada ruang terbawah di linea aksilaris anterior.
Bunyi perkusi didaerah ini biasanya timpani.
• Palpasi : Dilakukan bimanual pada penderita dengan posisi terlentang
atau sedikit miring ke kanan. Dapat menilai pembesaran dan
konsistensi limpa. Dalam keadaan normal, limpa tidak teraba.
Besarnya limpa dicatat menurut ukuran Schuffner
Ginjal
• Perkusi dan Palpasi Ginjal
• Palpasi : Dilakukan bimanual pada pasien
dalam posisi terlentang dengan satu tangan
diletakkan di pinggang di daerah ginjal kanan
yang di batasi oleh iga XII, krista iliaka, dan m.
erector spinal. Tangan yang lain diletakkan di
dinding perut pada daerah paramedian dan
dengan tetap diam meraba isi perut di bawah
tangan yang di sebelah dorsal. Pemeriksaan
ini disebaut pemeriksaan ballotement
• Perkusi : Dilakukan dengan mengetok
menggunakan bagian medial tinju pada
punggung tangan yang di letakkan pada
Costovertebra Angulus (CVA)
Vesica Urinaria
• Palpasi dapat memberikan kesan seberapa besar isi Vesica
Urinaria
• Vesica Urinaria dalam keadaan penuh dapat diraba dengan
palpasi fluktuasi dan perkusi; bagian atasnya berbunyi bunyi
redup atau pekak, sedangkan sekitarnya berbunyi timpani.
Pemeriksaan
pada Appendisitis
Pemeriksaan Colok Dubur
• Umumnya dilakukan pada posisi • Pemeriksaan colok dubur
litotomi, yaitu pasien berbaring dimulai dengan memasukkan
terlentang dengan kedua paha jari telunjuk bersarung tangan
dalam keadaan fleksi dan abduksi yang telah dilumuri pelumas
atau sikap miring pada sisi kiri dengan lembut melalui anus.
• Sebelum memulai pemeriksaan, • Dilakukan penilaian terhadap
buli - buli harus dikosongkan tonus otot sfingter ani
terlebih dahulu
• Ampula rektum juga dinilai
• Diawali dengan inspeksi di daerah
perianal, untuk menilii lesi anal • Mukosa dinding rektum dinilai
seperti prolaps hemoroid, prolaps dengan cara menggerakkan jari
rektum, kondiloma akuminata telunjuk memutar menurut
atau kondiloma lata arah jarum jam dan keudian
berlawanan dengan jarum jam
Pemeriksaan Prostat
• Pada pemeriksaan colok dubur, prostat • Vesikula seminalis normalnya tidak
biasanya ditemukan kurang lebih 2 cm kranial teraba. Pada infeksi alat kelamin
dari tepi sfingter. Konsistensinya biasanya lelaki, vesikula seminalis mungkin
lunakatau kenyal lunak teraba sebagai struktur yang nyeri,
• Pada hipertrofi prostat, lekuk tengah prostat berbentuk bulat panjang, dan melekat
sebagian besar menghilang dan puncak pada kedua sisi prostat
prostat serta batas lateral sulit atau tidak
dapat diraba. Konsistensinya lebih padat dan
keseluruhan prostat lebih menonjol ke dalam
rektum
• Pada karsinoma prostat, permukaan prostat
tidak licin dan beberapa tempat teraba keras;
kadang pembesaran prostat tidak seberapa.
Mukosa rektum pada karsinoma prostat,
biasanya sulit digerakkan
Pemeriksaan Genitalia Laki-Laki
• Pemeriksaan penis : dilakukan inpeksi
preputium, glans penis, orifisium uretra
eksterna, kulit didaerah pubis, palpasi bagian
ventral penis untuk menilai adanya indurasi atau
pengerasan.
• Pemeriksaan skrotum dan isinya : dilakukan
inspeksi; dinilai kulit, ukuran, dan bila perlu
dapat ditambah dengan transluminasi
• Kemudian dilakukan palpasi testis dan
epididimis; dinilai ukuran, bentuk, konsistensi,
nyeri tekan atau sensasi testis,
• Funiculus spermatikus dan duktus deferens, juga
harus di palpasi
Pemeriksaan Genitalia Wanita
• Kelainan uterus dan adneksa dapat • Palpasi Kavum Douglas, yaitu titik yang paling
dikenali lewat pemeriksaan colok dubur dalam dan paling rendah dari peritoneum,
dapat memberi informasi tentang peritonitis,
massa radang, atau tumor. Kavum Douglas
dapat teraba dengan ujung jari melalui forniks
posterior vagina; massa radang pada daerah ini
dapat diraba sebagai massa difus yang nyeri
ditekan.
• Cairan bebas dalam rongga perut, misalnya
darah atau asites, dapat teraba sebagai
penonjolan Kavum Douglas
• Colok dubur diakhiri dengan meraba struktur
tulang panggul kecil, khususnya promontorium
dan dinding ventral sakrum
• Sesudah pemeriksaan, sarung tangan harus
diperiksa untuk melihat adanya darah, nanah,
atau feses. Warna feses dan konsistensi feses
perlu dicatat
Pemeriksaan Alat Gerak
• Pada Inspeksi, ekstremitas sebelah kiri dengan
sebelah kanan harus diamati pada keadaan diam dan
gerak, baik aktif maupun pasif. Lingkup gerak sendi
aktif dan pasif turut pula dibandingkan.
• Pemeriksaan sendi
• Titik acuan : bagian tulang yang menonjol disekitar sendi
• Inspeksii : nilai keadaan otot
• Palpasi : perhatikan Anatomi tulang dan celah sendi.
Sinovia biasanya tidak teraba. Jika ada cairan dalam
sendi, selalu ada pembengkakan
• Pada umumnya, keadaan dan fungsi tendon otot
mudah diperiksa karena letaknya dekat permukaan.
Sarung tendo yang kebanyakan ditemukan pada
tangan, pergelangan tangan, kaki, pergelangan kaki,
dan sekitar sendi bahu, tidak di raba kevuali jika ada
kelainan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai