Anda di halaman 1dari 23

TESI

S
ANALISIS KINERJA
DAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA
PENYULUH PERTANIAN
DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

HENNY SARI HARAHAP


207039013

PROGRAM STUDI MAGISTER


AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENDAHULUAN

• Untuk meningkatkan produksi dan


Latar produktivitas pertanian perlu penguatan
SDM pertanian melalui penyuluhan
Belakang pertanian (Perpres 35/2022)
• Krisis pangan ketahanan pangan
nasional
• Penyuluh pertanian merupakan ujung
tombak dalam keberhasilan
pembangunan pertanian melalui
interaksi langsung dengan petani
• Jumlah penyuluh pertanian yang sangat
Latar Belakang…..
minim kinerja penyuluh

Penyebaran Jumlah Penyuluh dengan Jumlah Desa dan


Jumlah Petani di Kabupaten Padang Lawas Utara
No Nama Kecamatan Jumlah Penyuluh Jumlah
Desa ASN THL-TBPP Jumlah Petani

1 Padang Bolak 62 6 10 16 2 421

2 Padang Bolak 14 6 5 11 2 014


Tenggara

3 Padang Bolak Julu 23 3 5 8 718

4 Portibi 36 5 10 15 2 763
5 Hulu Sihapas 10 6 4 10 975
6 Batang Onang 32 4 5 9 1 140

7 Simangambat 21 2 5 7 5 582
Satu orang penyuluh 3-4 desa , ideal
8 Halongonan 33 5 7 12 2 738
9 Halongonan Timur 14 3 3 6 2 110
1 desa (Permentan 72/2011)
10 Ujung Batu 13 2 2 4 5 767
11 Dolok 86 4 3 7 2 155

262-263 petani, ideal 150-200 petani 12 Dolok Sigompulon 44 3 3 6 722

Jumlah 388 49 62 111 29 150

(Bahua, 2018) Sumber: Dinas Pertanian Padang Lawas Utara, 2022


GAMBARAN KINERJA
PENYULUH
KUALITAS DAN KUANTITAS
KELOMPOK TANI
Tahun Kelas Kelompok Tani
Pemula Lanjut Madya Utama Belum Total
diketahui
2019 385 217 11 - 613
2020 385 217 11 - 613
2021 1017 230 0 0 17 1 264

PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS PADI
Uraian Tahun
2017 2018 2019 2020 2021
Produksi
(ton) 171.802,96 152.018,49 191.339,30 186.403,84 163.501,89
Produktivita
s (ku/ha) 41,52 42,21 42,21 47,87 49,14

NILAI PEROLEHAN ANGKA


KREDIT
Kategori 2018 2019 2020

- Keterampila 4,10 3,65 7,31


n 8,41 12,08 21
- Keahlian
Rumusan • Bagaimana kinerja penyuluh pertanian di Kab. Padang
Masalah
Lawas Utara
• Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan
kinerja penyuluh pertanian

Tujuan
Penelitian • Menganalisis kinerja penyuluh pertanian di Kab. Padang
Lawas Utara
• Menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan
kinerja penyuluh pertanian di Kab. Padang Lawas Utara

Manfaat • Bagi penyuluh : bahan introspeksi diri dalam pelaksanaan


Penelitian tupoksinya
• Bagi pemerintah : bahan masukan dan pertimbangan
dalam membuat kebijakan peningkatan kinerja penyuluh
pertanian
• Bidang ilmu : bahan referensi
TINJAUAN PUSTAKA
• Penyuluh pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan
penyuluhan (Aparatus Sipil Negara dan Tenaga Harian Lepas–Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian)
• Penyuluhan pertanian adalah kegiatan non formal petani untuk mendapatkan keahlian,
pengetahuan dan keterampilan melalui proses belajar yang diinisiasi oleh penyuluh
• Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi yang sesuai dengan tanggungjawab masing-masing dalam mencapai tujuan
organisasi
• Kinerja penyuluh mengacu kepada konsep-konsep pemberdayaan yang mampu
meningkatkan kapasitas dan kemandirian petani
Kinerja dipengaruhi faktor internal dan eksternal
Faktor Internal Faktor Eksternal
a. Pendidikan formal a. Ketersediaan sarana dan prasarana
b. Pelatihan b. Sistem penghargaan
c. Umur c. Jarak wilayah kerja
d. Motivasi d. Jumlah desa binaan
e. Pemanfaatan media penyuluhan e. Jumlah kelompok tani binaan
f. Masa kerja / pengalaman kerja f. Teknologi informasi
g. Tingkat partisipasi aktif petani
h. Hubungan dalam organisasi
i. Dukungan pembinaan dan supervisi
j. Pergantian kepemimpinan

Sumber : Refiswal, 2017


- Strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan
mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan ekternal yang
dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya yang dimiliki.
- Strategi peningkatan kinerja adalah perencanaan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan tercapai.
• Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan instrument perencanaan strategis klasik yang
memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik dalam menentukan sebuah
strategi.
S = Strengths kondisi yang menjadi kekuatan organisasi atau keunggulan yang
tedapat dalam tubuh organisasi itu sendiri
W = Weaknesses kondisi yang menjadi kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam
tubuh
O = Opportunities suatu peluang dari lingkungan luar organisasi yang sifatnya
menguntungkan untuk memajukan suatu organisasi
T = Threats suatu ancaman eksternal yang dapat mengganggu kelancaran sebuah
organisasi
PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama peneliti Judul penelitian Metode Hasil penelitian
1 Refiswal (2017) Analisis faktor-faktor yang Regresi linear Strategi peningkatan kinerja penyuluh pertanian di
mempengaruhi kinerja dan berganda dan SWOT Kabupaten Langkat adalah dengan menerapkan strategi
strategi peningkatan kinerja agresif
penyuluh pertanian di
Kabupaten Langkat

2 Anthonia Tangdi Evaluasi kinerja penyuluh Interactive model of Hasil evaluasi kinerja penyuluh pertanian terdapat faktor
Kamma (2018) pertanian dalam peningkatan analysis dari Miles, yang mendukung yaitu peran aktif para petani dan
pendapatan pelaku utama Huberman dan keluarganya beserta penyuluhnya dalam kegiatan usaha
pada Dinas Pertanian dan Saldana tani yang sudah berorientasi agribisnis. Faktor
Ketahanan Pangan penghambat kinerja penyuluh pertanian yaitu penyuluh
Kabupaten Nunukan hanya menunjukkan dan mendampingi akses ke lembaga
keuangan dan tidak berusaha untuk membantu anggota
kelompok tani dalam mendirikan lembaga keuangan
maupun lembaga penyedia sarana produksi.

3 Eligia Paginian et Strategi peningkatan kinerja Analisis SWOT dan Strategi untuk meningkatkan kinerja penyuluh adalah
al, (2020) penyuluh pertanian di QSPM strategi ST (Strength Threat) yaitu penyuluh mengikuti
Kabupaten Landak pelatihan dan forum grup discussion terkait program
penyuluhan yang telah disusun
KERANGKA
PEMIKIRAN
Penyuluh pertanian

Kinerja penyuluh pertanian

Faktor internal : Faktor eksternal:


1. Umur 1. Ketersediaan sarana dan prasarana
2. Pendidikan formal 2. Sistem penghargaan
3. Pelatihan 3. Jarak wilayah kerja
4. Motivasi 4. Jumlah desa binaan
5. Pemanfaatan media 5. Jumlah kelompok tani binaan
penyuluhan 6. Teknologi informasi
6. Masa kerja 7. Tingkat partisipasi aktif petani
8. Dukungan pembinaan dan supervisi
9. Pergantian kepemimpinan

Analisis SWOT

Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian


METODE PENELITIAN
Pemilihan Lokasi Metode Analisis Data
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja 1. Analisis kinerja penyuluh pertanian
(purposive) yaitu di Kab. Padang Lawas Utara
- Menggunakan rumusan kinerja sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
91/Permentan/OT.140/9/2013
Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus Standar Nilai Prestasi Kerja
terhadap semua populasi yaitu sebanyak 111 sampel No. Nilai Prestasi Kerja

1 91 keatas Sangat Baik


Pengumpulan Data
Pengumpulan data sumber primer dan sekunder 2 76-90 Baik

3 61-75 Cukup

4 51-60 Kurang

5 50 kebawah Buruk
IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
2. Analisis strategi peningkatan kinerja Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
penyuluh pertanian EFAS kekuatan internal kelemahan internal

Analisis SWOT OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


-Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi kinerja penyuluh Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
kekuatan internal menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
-Penentuan skor S,W,O dan T berdasarkan skor memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang
-Membuat matriks IFAS (Internal Factors
Analysis Strategic)
-Membuat matriks EFAS (External Factors THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Analysis Strategic) Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
-Penentuan matriks posisi dalam SWOT kekuatan internal menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman
-Penyusunan strategi dengan menggunakan
matrik SWOT
Definisi dan Batasan Operasional
1. Kinerja penyuluh adalah hasil evaluasi kinerja penyuluh pertanian yang mengacu pada Nilai Prestasi Kerja (NPK)
2. Strategi adalah keputusan atau kebijakan yang tepat yang dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.
3. Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Padang Lawas Utara
4. Sampel penelitian adalah seluruh penyuluh pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) dan penyuluh Tenaga Harian Lepas Tenaga
Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) yang ada di lokasi penelitian.
5. Jumlah sampel adalah 111 penyuluh (sensus)
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. KINERJA PENYULUH PERTANIAN
Kinerja Penyuluh Pertanian Per Indikator Kegiatan Persentase Pengukuran Kinerja Penyuluh Pertanian
No Nilai Prestasi Kerja Jumlah (orang) Persentase (%)
No. Uraian Kegiatan Rata - Hasil Indikator
rata NPK Kriteria Nilai rata- Kriteria 1. ≥ 91 1 0,91
NEM rata NPK 2. 76 – 90 38 34,23
3. 61 – 75 48 43,24
1. Persiapan Penyuluhan 4. 51 – 60 24 21,62
a. Membuat potensi wilayah dan
agroekosistem 4,9 97 Sangat
5. ≤ 50 -
b. Memandu penyusunan rencana defenitif baik Jumlah 111 100
kebutuhan kelompok 4 80 Baik 90 Persiapan
c. Menyusun programa penyuluhan 4,4 89 Baik (Baik)
d. Membuat rencana kerja tahunan
penyuluh pertanian 4,7 94 Sangat
baik
2. Pelaksanaan Penyuluhan
a. Penyebaran materi penyuluhan 3,5 69 Cukup
b. Penyuluhan
kunjungan/tatap muka
dalam bentuk
3,8 76 Baik
Rata-rata Nilai Prestasi Kerja penyuluh pertanian di
c. Penyuluhan
demonstrasi/SL
dalam bentuk
2,2 43 Buruk
Kab. Padang Lawas Utara secara keseluruhan
d.
e.
Penyuluhan dalam bentuk temu-temu
Penyuluhan dalam bentuk kursus
3,6
1,9
73
38 Cukup
sebesar 70,88 (cukup). Persentase nilai terbanyak
f. Peningkatan kapasitas petani terhadap
akses informasi 4,3 86
Buruk
Baik
64,79 Pelaksanaan
(Cukup)
adalah pada rentang 61-75 (cukup) sebesar 43,24%
g. Menumbuhkan kelas kelompok tani dari
aspek kualitas dan kuantitas 4 81 Baik
dari jumlah penyuluh. Hal ini menunjukkan bahwa
h. Meningkatkan kelas kelompok tani dari
aspek kualitas dan kuantitas 3,3 66 Cukup
penyuluhan pertanian di Kabupaten Padang Lawas
i. Menumbuhkembangkan kelembagaan
ekonomi petani dari aspek kualitas dan
Utara belum berjalan secara optimal terutama pada
j.
kuantitas
Meningkatkan produksi komoditi
2 41 Buruk pelaksanaan penyuluhan, evaluasi dan pelaporan.
unggulan 3,8 76 Baik

3. Evaluasi dan Pelaporan Evaluasi dan


a. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan 3,4 68 Cukup pelaporan
b. Membuat laporan pelaksanaan 63,06 (Cukup)
penyuluhan 2,9 58 Kurang
2. STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN

Analisis SWOT
1. Identifikasi faktor-faktor internal dan 2. Penentuan skor S,W,O dan T berdasarkan skor
eksternal yang mempengaruhi kinerja
penyuluh
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan
(W)
Faktor Internal Faktor Eksternal a. Pendidikan formal √
b. Pelatihan √
a. Pendidikan formal a. Ketersediaan sarana dan c. Umur √
b. Pelatihan prasarana d. Motivasi √
c. Umur b. Sistem penghargaan e. Pemanfaatan media √
d. Motivasi c. Jarak wilayah kerja penyuluhan √
e. Pemanfaatan media d. Jumlah desa binaan f. Masa kerja / pengalaman kerja
penyuluhan e. Jumlah kelompok tani binaan
f. Masa kerja / pengalaman f. Teknologi informasi Faktor eksternal Peluang (O) Ancaman (W)
kerja g. Tingkat partisipasi aktif petani
h. Hubungan dalam organisasi a. Ketersediaan sarana dan √
i. Dukungan pembinaan dan prasarana √
supervisi b. System penghargaan √
j. Pergantian kepemimpinan c. Jarak wilayah kerja √
d. Jumlah desa binaan √
e. Jumlah kelompok tani binaan √
f. Teknologi informasi √
g. Tingkat partisipasi aktif petani √
h. Hubungan dalam organisasi √
i. Dukungan pembinaan dan √
supervise
j. Pergantian kepemimpinan
3. Membuat matriks IFAS (Internal Factors 4. Membuat matriks EFAS (External Factors
Analysis Strategic) Analysis Strategic)

Skor
Faktor Eksternal Bobot Skor Tertimbang
Skor (Bobot x Skor)
Faktor Internal Bobot Skor Tertimbang
Peluang
(Bobot x Skor)
a. Tingkat partisipasi aktif 0,12 2,50 0,30
Kekuatan petani 0,13 2,95 0,38
a. Pendidikan formal 0,17 2,82 0,48 b. Hubungan dalam organisasi 0,15 3,36 0,50
b. Umur 0,16 2,58 0,41 c. Dukungan pembinaan dan
c. Masa kerja/pengalaman 0,23 3,68 0,85 supervisi
kerja
Jumlah skor peluang 0,40 1,18
Ancaman
Jumlah skor kekuatan 0,56 1,74
a. Ketersediaan sarana dan 0,08 1,85 0,15
Kelemahan prasarana 0,07 1,58 0,11
a. Pelatihan 0,14 2,23 0,31 b. System penghargaan 0,10 2,30 0,23
b. Motivasi 0,15 2,47 0,37 c. Jarak wilayah kerja 0,10 2,28 0,23
c. Pemanfaatan media 0,15 2,49 0,37 d. Jarak desa binaan 0,06 1,25 0,08
penyuluhan e. Jumlah kelompok tani 0,10 2,28 0,23
binaan 0,09 1,83 0,16
Jumlah skor kelemahan 0,44 1,05
f. Teknologi informasi
Selisih (kekuatan – kelemahan) 0,69 g. Pergantian kepemimpinan

Jumlah skor ancaman 0,60 1,19


Selisih (peluang – ancaman) -0,01
6. Penyusunan strategi dengan menggunakan matrik SWOT
5. Penentuan matriks posisi dalam SWOT
IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Pendidikan formal 1. Pelatihan
2. Umur 2. Motivasi
EFAS 3. Masa kerja/pengalaman 3. Pemanfaatan media penyuluhan
Peluang (O) kerja

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


a. Tingkat partisipasi 1. Memberikan informasi, 1. Peningkatan kompetensi fungsional
Kuadran 3 Kuadran 1 aktif petani teknologi dan inovasi – penyuluh (1,c)
b. Hubungan dalam inovasi terbaru (1,2,3,a) 2. Dukungan penyediaan dan pemanfaatan
organisasi 2. Peningkatan jenjang karir fasilitas media penyuluhan (3,a,b,c)
c. Dukungan pembinaan0.69 dan kesejahteraan 3. Peningkatan pembinaan terhadap penyuluh
Kelemahan (W) Kekuatan (S) dan supervisi penyuluh (1,2,3,b,c) melalui apel siaga penyuluh tingkat
3. Peningkatan peran kabupaten (2,b,c)
-0,01 organisasi penyuluhan 4. Revitalisasi sistem latihan dan kunjungan
pertanian (1,3,a,b,c) serta supervisi (LAKU SUSI) (1,3,a,b,c)
4. Mengikutsertakan petani 5. Meningkatkan kesejahteraan penyuluh
dalam penyusunan (2,b,c)
Kuadran 4 Kuadran 2 rencana kerja penyuluhan
(1,3,a)

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


Ancaman (T) a. Ketersediaan sarana 1. Peningkatan sarana dan 1. Penyuluh bertempat tinggal di WKPP
dan prasarana prasarana penyuluhan dengan memberikan fasilitas tempat tinggal
b. Sistem penghargaan (1,2,3,a) (2,c,d,e)
c. Jarak wilayah kerja 2. Pemberian reward dan 2. Memberikan penghargaan terhadap
d. Jumlah desa binaan punishment (1,2,3,b) penyuluh yang berprestasi (2,b)
e. Jumlah kelompok 3. Peningkatan intensitas 3. Melibatkan petani dalam pemanfaatan
tani binaan kegiatan penyuluhan (3, media penyuluhan (3,a)
f. Teknologi informasi c,d,e) 4. Penambahan jumlah penyuluh dan biaya
g. Pergantian 4. Peningkatan teknologi operasional penyuluh (2,c,d,e)
kepemimpinan informasi terutama yang 5. Pergantian kepemimpinan minimal 5 tahun
berbasis online (1,f) dan menguasai teknis pertanian (2,g)
Berdasarkan matrik posisi dalam SWOT diperoleh titik strategi
peningkatan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Padang Lawas Utara
terletak pada kuadran 2 (strategi ST). Posisi ini menggambarkan kondisi penyuluh
pertanian yang menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah strategi diversifikasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Padang Lawas Utara termasuk kategori
cukup dengan nilai rata-rata prestasi kerja sbesar 70,88. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja penyuluh belum berjalan dengan optimal terutama pada pelaksanaan
penyuluhan dan pelaporan dan evaluasi
2. Strategi peningkatan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Padang Lawas Utara
adalah dengan menerapkan strategi diversifikasi, yaitu 1) peningkatan sarana dan
prasarana penyuluhan; 2) pemberian reward dan punishment bagi BPP dan penyuluh;
3) peningkatan intensitas kegiatan penyuluhan; dan 4) peningkatan teknologi
informasi terutama yang berbasis online.
SARAN
1. Dalam upaya meningkatkan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Padang Lawas
Utara, diharapkan kepada pemnagku kebijakan agar melakukan strategi melalui
peningkatan terhadap: 1) sarana dan prasarana penyuluhan, 2) reward dan punishment
terhadap penyuluh, 3) intensitas kegiatan penyuluhan, dan 4) informasi dan teknologi
2. Diperlukan adanya dukungan anggaran dari pemerintah terutama pemerintah daerah
untuk meningkatkan kinerja penyuluh melalui peningkatan motivasi penyuluh yang
dinilai masih cukup rendah
3. Mengingat banyaknya jumlah desa dan kelompok tani binaan, diharapkan adanya
penambahan tenaga penyuluh pertanian
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai