Semhas
Semhas
S
ANALISIS KINERJA
DAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA
PENYULUH PERTANIAN
DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA
4 Portibi 36 5 10 15 2 763
5 Hulu Sihapas 10 6 4 10 975
6 Batang Onang 32 4 5 9 1 140
7 Simangambat 21 2 5 7 5 582
Satu orang penyuluh 3-4 desa , ideal
8 Halongonan 33 5 7 12 2 738
9 Halongonan Timur 14 3 3 6 2 110
1 desa (Permentan 72/2011)
10 Ujung Batu 13 2 2 4 5 767
11 Dolok 86 4 3 7 2 155
PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS PADI
Uraian Tahun
2017 2018 2019 2020 2021
Produksi
(ton) 171.802,96 152.018,49 191.339,30 186.403,84 163.501,89
Produktivita
s (ku/ha) 41,52 42,21 42,21 47,87 49,14
Tujuan
Penelitian • Menganalisis kinerja penyuluh pertanian di Kab. Padang
Lawas Utara
• Menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan
kinerja penyuluh pertanian di Kab. Padang Lawas Utara
2 Anthonia Tangdi Evaluasi kinerja penyuluh Interactive model of Hasil evaluasi kinerja penyuluh pertanian terdapat faktor
Kamma (2018) pertanian dalam peningkatan analysis dari Miles, yang mendukung yaitu peran aktif para petani dan
pendapatan pelaku utama Huberman dan keluarganya beserta penyuluhnya dalam kegiatan usaha
pada Dinas Pertanian dan Saldana tani yang sudah berorientasi agribisnis. Faktor
Ketahanan Pangan penghambat kinerja penyuluh pertanian yaitu penyuluh
Kabupaten Nunukan hanya menunjukkan dan mendampingi akses ke lembaga
keuangan dan tidak berusaha untuk membantu anggota
kelompok tani dalam mendirikan lembaga keuangan
maupun lembaga penyedia sarana produksi.
3 Eligia Paginian et Strategi peningkatan kinerja Analisis SWOT dan Strategi untuk meningkatkan kinerja penyuluh adalah
al, (2020) penyuluh pertanian di QSPM strategi ST (Strength Threat) yaitu penyuluh mengikuti
Kabupaten Landak pelatihan dan forum grup discussion terkait program
penyuluhan yang telah disusun
KERANGKA
PEMIKIRAN
Penyuluh pertanian
Analisis SWOT
3 61-75 Cukup
4 51-60 Kurang
5 50 kebawah Buruk
IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
2. Analisis strategi peningkatan kinerja Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
penyuluh pertanian EFAS kekuatan internal kelemahan internal
Analysis Strategic) Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
-Penentuan matriks posisi dalam SWOT kekuatan internal menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman
-Penyusunan strategi dengan menggunakan
matrik SWOT
Definisi dan Batasan Operasional
1. Kinerja penyuluh adalah hasil evaluasi kinerja penyuluh pertanian yang mengacu pada Nilai Prestasi Kerja (NPK)
2. Strategi adalah keputusan atau kebijakan yang tepat yang dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.
3. Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Padang Lawas Utara
4. Sampel penelitian adalah seluruh penyuluh pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) dan penyuluh Tenaga Harian Lepas Tenaga
Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) yang ada di lokasi penelitian.
5. Jumlah sampel adalah 111 penyuluh (sensus)
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. KINERJA PENYULUH PERTANIAN
Kinerja Penyuluh Pertanian Per Indikator Kegiatan Persentase Pengukuran Kinerja Penyuluh Pertanian
No Nilai Prestasi Kerja Jumlah (orang) Persentase (%)
No. Uraian Kegiatan Rata - Hasil Indikator
rata NPK Kriteria Nilai rata- Kriteria 1. ≥ 91 1 0,91
NEM rata NPK 2. 76 – 90 38 34,23
3. 61 – 75 48 43,24
1. Persiapan Penyuluhan 4. 51 – 60 24 21,62
a. Membuat potensi wilayah dan
agroekosistem 4,9 97 Sangat
5. ≤ 50 -
b. Memandu penyusunan rencana defenitif baik Jumlah 111 100
kebutuhan kelompok 4 80 Baik 90 Persiapan
c. Menyusun programa penyuluhan 4,4 89 Baik (Baik)
d. Membuat rencana kerja tahunan
penyuluh pertanian 4,7 94 Sangat
baik
2. Pelaksanaan Penyuluhan
a. Penyebaran materi penyuluhan 3,5 69 Cukup
b. Penyuluhan
kunjungan/tatap muka
dalam bentuk
3,8 76 Baik
Rata-rata Nilai Prestasi Kerja penyuluh pertanian di
c. Penyuluhan
demonstrasi/SL
dalam bentuk
2,2 43 Buruk
Kab. Padang Lawas Utara secara keseluruhan
d.
e.
Penyuluhan dalam bentuk temu-temu
Penyuluhan dalam bentuk kursus
3,6
1,9
73
38 Cukup
sebesar 70,88 (cukup). Persentase nilai terbanyak
f. Peningkatan kapasitas petani terhadap
akses informasi 4,3 86
Buruk
Baik
64,79 Pelaksanaan
(Cukup)
adalah pada rentang 61-75 (cukup) sebesar 43,24%
g. Menumbuhkan kelas kelompok tani dari
aspek kualitas dan kuantitas 4 81 Baik
dari jumlah penyuluh. Hal ini menunjukkan bahwa
h. Meningkatkan kelas kelompok tani dari
aspek kualitas dan kuantitas 3,3 66 Cukup
penyuluhan pertanian di Kabupaten Padang Lawas
i. Menumbuhkembangkan kelembagaan
ekonomi petani dari aspek kualitas dan
Utara belum berjalan secara optimal terutama pada
j.
kuantitas
Meningkatkan produksi komoditi
2 41 Buruk pelaksanaan penyuluhan, evaluasi dan pelaporan.
unggulan 3,8 76 Baik
Analisis SWOT
1. Identifikasi faktor-faktor internal dan 2. Penentuan skor S,W,O dan T berdasarkan skor
eksternal yang mempengaruhi kinerja
penyuluh
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan
(W)
Faktor Internal Faktor Eksternal a. Pendidikan formal √
b. Pelatihan √
a. Pendidikan formal a. Ketersediaan sarana dan c. Umur √
b. Pelatihan prasarana d. Motivasi √
c. Umur b. Sistem penghargaan e. Pemanfaatan media √
d. Motivasi c. Jarak wilayah kerja penyuluhan √
e. Pemanfaatan media d. Jumlah desa binaan f. Masa kerja / pengalaman kerja
penyuluhan e. Jumlah kelompok tani binaan
f. Masa kerja / pengalaman f. Teknologi informasi Faktor eksternal Peluang (O) Ancaman (W)
kerja g. Tingkat partisipasi aktif petani
h. Hubungan dalam organisasi a. Ketersediaan sarana dan √
i. Dukungan pembinaan dan prasarana √
supervisi b. System penghargaan √
j. Pergantian kepemimpinan c. Jarak wilayah kerja √
d. Jumlah desa binaan √
e. Jumlah kelompok tani binaan √
f. Teknologi informasi √
g. Tingkat partisipasi aktif petani √
h. Hubungan dalam organisasi √
i. Dukungan pembinaan dan √
supervise
j. Pergantian kepemimpinan
3. Membuat matriks IFAS (Internal Factors 4. Membuat matriks EFAS (External Factors
Analysis Strategic) Analysis Strategic)
Skor
Faktor Eksternal Bobot Skor Tertimbang
Skor (Bobot x Skor)
Faktor Internal Bobot Skor Tertimbang
Peluang
(Bobot x Skor)
a. Tingkat partisipasi aktif 0,12 2,50 0,30
Kekuatan petani 0,13 2,95 0,38
a. Pendidikan formal 0,17 2,82 0,48 b. Hubungan dalam organisasi 0,15 3,36 0,50
b. Umur 0,16 2,58 0,41 c. Dukungan pembinaan dan
c. Masa kerja/pengalaman 0,23 3,68 0,85 supervisi
kerja
Jumlah skor peluang 0,40 1,18
Ancaman
Jumlah skor kekuatan 0,56 1,74
a. Ketersediaan sarana dan 0,08 1,85 0,15
Kelemahan prasarana 0,07 1,58 0,11
a. Pelatihan 0,14 2,23 0,31 b. System penghargaan 0,10 2,30 0,23
b. Motivasi 0,15 2,47 0,37 c. Jarak wilayah kerja 0,10 2,28 0,23
c. Pemanfaatan media 0,15 2,49 0,37 d. Jarak desa binaan 0,06 1,25 0,08
penyuluhan e. Jumlah kelompok tani 0,10 2,28 0,23
binaan 0,09 1,83 0,16
Jumlah skor kelemahan 0,44 1,05
f. Teknologi informasi
Selisih (kekuatan – kelemahan) 0,69 g. Pergantian kepemimpinan