Obesitas Pada Anak
Obesitas Pada Anak
Obesitas ≠ Overweight
2
PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen
(obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas
sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses
fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat
disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian
merangsang anorexigenic centerdi hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro
Peptide Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila
kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan
terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan
peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi
leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
3
EPIDEMIOLOGI
◂ Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah,
satu dari 10 (sepuluh) anak di dunia mengalami obesitas dan
peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini sejajar
dengan orang dewasa (WHO, 2013)
◂ obesitas pada anak meningkat secara progresif baik di negara
maju dan negara berkembang
◂ Sekitar 26% bayi dan anak-anak dengan status obes akan tetap
menderita obes dua puluh tahun kemudian (Dietz, 1987).
4
ETIOLOGI OBESITAS
5
GEJALA OBESITAS
Menurut Soedibyo (1986), gejala klinis umum pada anak yang menderita obesitas adalah
A. Pertumbuhan berjalan dengan
cepat/pesat disertai adanya B. Jaringan lemak bawah kulit menebal
ketidakseimbangan antara peningkatan sehingga tebal lipatan kulit lebih dari
berat badan yang berlebihan pada yang normal dan kulit nampak
dibandingkan dengan tinggi badannya lebih kencang
6
GEJALA OBESITAS
Menurut Soedibyo (1986), gejala klinis umum pada anak yang menderita obesitas adalah
F. Perut membesar menyerupai bandul
lonceng, dan kadang disertai garis- G. Kelamin luar pada anak wanita tidak
garis putih atau ungu (striae) jelas ada kelainan, akan tetapi pada
anak laki-laki tampak relatif kecil
H. Pubertas pada anak laki-laki terjadi
lebih awal dan akibatnya I. Lingkar lengan atas dan paha lebih
pertumbuhan kerangka lebih cepat besar dari normal, tangan relatif lebih
berakhir sehingga tingginya pada kecil dan jari-jari bentuknya meruncing
masa dewasa relatif lebih pendek K. Pada kegemukan yang berat mungkin
J. Dapat terjadi gangguan psikologis terjadi gangguan jantung dan paru yang
berupa : gangguan emosi, sukar disebut Sindroma Pickwickian dengan
bergaul, senang menyendiri dan gejala sesak napas, sianosis,
sebagainya pembesaran jantung dan kadang-kdang
penurunan kesadaran
7
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
1. Faktor Risiko
2. Diabetes Penyakit
Mellitus tipe-2
Kardiovaskuler
4. Gangguan 3. Obstruktive sleep
ortopedik
apnea
6. Gangguan
Psikologis 5. Flat Foot
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan darah
sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa
pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar
insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15%
mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi. Anak
9
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
10
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok. Penyebabnya adalah
penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan
diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja
otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen
dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah
jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur
gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring 11
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
4 Gangguan ortopedik
12
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
adalah kondisi dimana lekukan atau lengkungan di bagian dalam telapak kaki rata, sehingga
seluruh telapak kaki akan menyentuh lantai ketika kita berdiri. Salah satu penyebabnya ialah
Kegemukan yang memicu timbulnya timbunan lemak di area lengkungan kaki
13
DAMPAK OBESITAS PADA ANAK
MINDER
6 GANGGUAN PSIKOLOGIS 01
14
15
PENGUKURAN
STATUS GIZI
PADA ANAK
16
1. IMT
“
𝑩𝑩(𝑲𝑮)
𝑰 𝑴𝑻 = 𝟐
( 𝑻𝑩 ) ( 𝑴𝑬𝑻𝑬𝑹)
17
1. IMT
“
𝑩𝑩(𝑲𝑮)
𝑰 𝑴𝑻 = 𝟐
( 𝑻𝑩 ) ( 𝑴𝑬𝑻𝑬𝑹)
18
2. LILA
“
𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑳𝑰𝑳𝑨
% 𝑳𝑰𝑳𝑨= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑳𝑰𝑳𝑨
19
2. Z-SCORE
20
21
PENATALAKSANAAN OBESITAS PADA ANAK
22
23
PENCEGAHAN OBESITAS PADA ANAK
24
TERIMA KASIH