Anda di halaman 1dari 58

ARTHRITIS IDIOPATIK

JUVENILLE
OLEH KELOMPOK 2
1. ANDI NURUL FADILLAH

2. ALFIAN KHAERUDDIN

3. NATASYA CHRISTY MENDENG

4. DIES IZAH QONITA

5. NUR ANUGRAWATI IRWAN

6. RESKY PRATIWI
ARTRITIS REUMATOID JUVENIL (ARJ)
 Artritis Reumatoid Juvenil (ARJ) adalah salah satu
penyakit Reumatoid yang paling sering pada anak, dan
merupakan kelainan yang paling sering menyebabkan
kecacatan.
 Juvenile rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun
yang menyerang anak-anak pada kelompok usia enam
bulan sampai enam belas tahun
 Artritis kronik pada anak bukan penyakit yang jarang,
namun frekuensi sebenarnya tidak diketahui. Penyakit
ini terdapat pada semua ras dan area geografik, namun
insidensnya di seluruh dunia berbeda-beda. Insidens
artritis kronik bervariasi antara 2 sampai 20 per 100.000,
sedangkan prevalensinya berkisar antar 16 sampai 150
per 100.000.
 Artritis kronik pada anak biasanya bermula sebelum usia
16 tahun. Namun, usia onset juga dapat lebih awal ,
dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun,
meskipun juga tergantung pad tipe onset. Jenis kelamin
perempuan lebih sering terkena daripada laki-laki dan
rasio tergantung pula pada tipe onset
 Prevalensi JRA telah diperkirakan akan 10-20 kasus per
100.000 anak. Prevalensi data berbeda (11-83 kasus per
100.000), tergantung pada lokasi studi. Pauciarticular
dan penyakit polyarticular lebih sering terjadi pada anak
perempuan, sedangkan kedua jenis kelamin terpengaruh
dengan frekuensi yang sama di-serangan penyakit
sistemik.
PATOFISIOLOGI
 Sampai kini penyebab ARJ masih belum diketahui dan
diakui pula bahwa ARJ sebetulnya merupakan
sekumpulan penyakit yang tidak homogen. Terdapat
banyak sekali faktor etiologi yang dapat menyebabkan
gejala klinis ARJ dengan berbagai faktor penyebab
seperti infeksi, autoimun, trauma, stress, serta faktor
imunogenetik. Apa pun penyebabnya, patogenesis ARJ
kemungkinan melibatkan pola respons pejamu terhadap
faktor penyebab tersebut.
 Pada fase awal terjadi kerusakan mikrovaskuler serta
proliferasi sinovia.
 Tahap berikutnya terjadi sembab pada sinovia.

 Reaksi antigen-antibodi menimbulkan kompleks imun


yang mengaktifkan sistem komplemen
 Pada fase kronik, mekanisme kerusakan jaringan lebih
menonjol disebabkan respons imun seluler.
 Prosraglandin E2 (PGE2) merupakan mediator inflamasi
dari derivat asam arakidonat,
JENIS-JENIS JRA
 Tipe onset poliartritis
terdapat pada penderita yang menunjukkan gejala
artritis pada lebih dari 4 sendi. Pada tipe poliartritis lebih
sering terdapat pada sendi-sendi jari dan biasanya simetris,
tetapi di samping itu dapat ditemukan pula pada sendi lutut,
pergelangan kaki, dan siku.
 tipe onset oligoartritis
tipe ini terjadi bila mengenai 4 sendi atau kurang.
Pada tipe oligoartritis sendi besar lebih sering terkena dan
biasanya di daerah tungkai. Keterlibatan sendi kecil di
tangan menunjukkan perkembangan ke arah poliartritis.
Selain itu dapat ditemukan atrofi otot ekstensor (seperti
vastus lateralis dan quadriceps) dan kontraktur otot fleksor.
 Tipe onset sistemik
tipe ini ditandai oleh demam intermiten dengan
puncak tunggal atau ganda lebih dari 39oC selama dua
minggu atau lebih, artritis, dan biasanya disertai kelainan
sistemik lain berupa ruam reumatoid linier di tubuh atau
ekstremitas, serta kelainan viseral (hepatosplenomegali,
serositis, limfadenopati). Ruam juga memberat dengan
adanya demam.
GEJALA KLINIK
 Nyeri sendi
 Pembengkakan

 Kemerahan

 Kekakuan sendi.
KARAKTERISTIK ARTHRITIS KRONIK MENURUT
TIPE ONSET PENYAKIT (DIKUTIP DARI JT
CASSIDY DAN RE PETTY, 1990)
Karakteristik Poliarthritis Oligoarthritis Sistemik
Persentase kasus 30 60 10
Sendi terlibat >/= 5 >/=4 Variasi
Usia onset Seluruh masa Awal masa anak- Seluruh masa anak-
anak-anak anak, puncak usia 1- anak, tidak ada puncak.
puncak usia 1-3 2 tahun
tahun
Rasio jenis kelamin (laki : 1:3 1:5 1:1
perempuan)
Keterlibatan sistemik Penyakit Tidak ada penyakit Penyakit sistemik
sistemik sedang sistemik, penyebab sering self-limited,
utama morbiditas sebagian mengalami
adalah uveitis kronik artritis destruktif

Adanya uveitis kronik 5% 5-15% Jarang


Prognosis Sedang Baik Buruk
ANAMNESI UMUM
 Nama : ketty Vital sign
 Umur: 5 tahun Suhu : 37,5 derajat celcius
Denyut Nadi : 100 kali per menit
 Jenis kelamin: perempuan Pernapasan : 25 kali per menit
 Alamat: Jl. merdeka

 Pekerjaan: -

 Pekerjaan orang tua: PNS


CHARTS
 C = Apa keluhan utama anak anda?
Jawab : Anak saya merasakan nyeri saat digerakkan karena bengkak pada tungkai dan
lengannya

 H=
1. Sejak kapan tungkai dan lengan anak anda bengkak ?
Jawab: Sejak 7 bulan yang lalu
2. Apa yang menyebabkan sehingga bengkak ? Saya tidak tahu apa yang menyebabkan , karena
saat itu bengkak muncul secara perlahan dan akhirnya seperi ini
3. Apakah anak anda dapat menggerakkan kedua tungkai dan lengannya ? Sulit menggerakkan,
karena nyeri yang dia rasakan
4. Apakah nyerinya menjalar ? Iya menjalar sampai ke bagian telapak kaki
5. Apakah anak anda dapat duduk sendiri ? Iya bisa
6. Apakah anak anda dapat berjalan sendiri ? Kadang kala ia harus dibantu ketika nyerinya
muncul
7. Pada posisi seperti apa nyerinya bertambah ? Pada saat menggerakkan tungkai atau lengan
8. Apakah nyerinya muncul setiap saat atau waktu tertentu ? Tidak, kadang iya muncul nyeri
yang hebat ketika pagi hari
9. Pada posisi apa nyeri anak anda berkurang ? Pada saat tidak digerakkan
10. Apakah BAB dan BAK anak anda terganggu ? Iya,karena nyeri ketika iya ingin jongkok
11. Apakah anak anda diberikan imunisasi ? Iya pernah, tapi hanya sekali
11. Bagaimana proses persalinan ibu, normal atau operasi?
Normal
12. Siapa yang membantu proses persalinan ibu? Bidan
13. Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilan selama
mengandung? Iya
14. Apakah perkembangan kandungan ibu sehat? Dokter
mengatakan bahwa bayi saya normal-normal saja.
15. Selama mengandung, apakah ibu pernah jatuh atau
mengalami kecelakaan? Tidak pernah
16. Selama mengandung, apakah ibu mengkonsumsi obat2an
tertentu? Tidak
17. Selama mengandung, apakah ibu elergi terhadap jenis
makanan tertentu? Tidak
18. Apakah ada disekitar ibu yang sering merokok ? Tidak
19. Apakah ada keluarga yang pernah menderita seperti ini?
Tidak
20. apakah ibu telah memeriksakan anak tersebut ke dokter?
Iya
21. Apakah pernah melakukan pemeriksaan lab atau pernah
difoto? ya, pernah
22. Apakah yang dikatakan dokter mengenai hasil
pemeriksaan ? Dokter mengatakan anak saya mengalami
peradangan pada sendinya yang belum diketahui
penyebabnya
23. Apakah dokter memberikan obat untuk dikonsumsi? Ya,
24. Apakah nyerinya berkurang ketika meminum obat ? Iya,
namun lama kelamaan nyerinya muncul kembali
25. Apakah ibu punya keluhan lain? Tidak ada
ASSYMETRIC
1. Inspeksi
a. Statis :
1) anterior : wajah meringis, posisi tubuh mengalami
skoliosis,terdapat bengkak dan merah pada sendi-sendi di lengan
dan tungkai yaitu regio Wrist, Elbow, hip dan Knee
2) Posterior : postur tubuh skoliosis
3) Lateral : Anak terlihat membungkuk
b. Dinamis :
1) Saat berjalan anak sangat kesulitan karena nyeri dibagian
tungkai dan lengan sehingga jalannya harus dengan bantuan
2) Sulit untuk menggerakkan tungkai dan lengan
ASSYMETRIC
2. Palpasi
a. Terdapat oedem bagian sendi di tungkai dan lengan yaitu
kedua Wrist, elbow, knee
b. Suhu sendi panas
c. Kontur kulit lembek
d. Tonus otot menurun
ASSYMETRIC
3. PFGD
a. Wrist : seluruh gerakan terbatas (Aktif, passive, dan TIMT)
b. Elbow : seluruh gerakan terbatas (Aktif, Passif, dan TIMT)
c. Hip : terbatas gerakannya karena nyeri knee (Aktif, Passif,
dan TIMT)
d. Knee : seluruh gerakan terbatas (Aktif, Passif,
4. Tes orientasi : Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
sendiri seperti dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan berdiri
ke jalan karena nyeri yang dia rasakan
RESKRIPTIVE
1. Limitasi ROM : ROM terbatas regio wrist, elbow,hip dan knee
2. Limitasi ADL : Limitasi ADL karena sulit untuk melakukan perubahan
gerakan
3. Limitasi Pekerjaan : Tidak ada
4. Limitasi rekreasi : Tidak dapat bermain
TISSUE IMPAIRMENT AND
PSIKOGENIK PREDICTION
1. Musculotendinogen : Mengalami Muscle Weakness
pada otot di sekitar Wrist, elbow, hip,dan knee
2. Osteoartrogen :Mengalami peradangan pada sendi
( Artritis) sehingga mengalami stiffness joint
3. Neurogenik: mengalami iritasi Saraf
4. Kecemasan : mengalami kecemasan pada anak dan
orang tua
SPESIFIK TES

1. VAS
2. MMT
3. Indeks Barthel
4. ROM
5. Sensomotorik Integration
6. Tes sensasi
7. Tes Keseimbangan
8. Palpasi Suhu
SPESIFIK TES

10.HRS-A ( Hamilton Rating Scale for


Anxiety)
11.Indeks Barthel
12.Kurva CDC
13.Denver II
14.Pemeriksaan Radiologi
15.Pemeriksaan Laboratorium
VISUAL ANALOGUE SCALE

a. Nyeri Diam : 4 ,7
b. Nyeri Tekan : 6,9
c. Nyeri Gerak : 8,5
PEMERIKSAAN MUSCLE STRENGTH

Kekuatan otot adalah daya ledak (power) dan daya


kekuatan (strength) yang terjadi pada otot pada saat
otot berkontraksi baik statis maupun dinamis.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Fungsi kelompok otot yang akan diukur

2. Posisi

3. Alat ukur berupa MMT

4. Parameter baku yang telah tersedia

5. Fisioterapis yang melakukan pengukuran harus satu


orang dan tidak terganti-ganti.
Skor Kategori Interpretasi
5 Normal Full ROM menahan tahanan maksimum
4 Baik Full ROM menahan tahanan sedang
3+ Cukup + Full ROM melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan minimum

3 Cukup Full ROM melawan gravitasi


3- Cukup - Gerakan full ROM tanpa pengaruh gravitasi, lebih dari separuh ROM
melawan gravitasi
2+ Lemah + Gerakan full ROM tanpa pengaruh gravitasi, kurang dari separuh ROM
melawan gravitasi
2 Lemah Gerakan full ROM tanpa pengaruh gravitasi
2- Lemah - Gerakan parsial ROM tanpa pengaruh gravitasi
1 Sangat lemah Sedikit kontraksi (inspeksi atau palpasi) tapi tidak ada gerakan sendi

0 Tidak ada kekuatan Tidak ada kontraksi sama sekali (baik diinspeksi maupun di palpasi)
sama sekali

Interpretasi : 2+ Untuk nilai Otot di daerah Wrist, Elbow,


dan Knee
INDEKS BARTHEL

Untuk mengetahui kinerja dalam aktivitas sehari-hari, berupa


kuisioner
Dengan skor antara 0-20.
Skor 20 = Mandiri
Skor 12-19 = ketergantungan ringan
Skor 9-11 = ketergantungan sedang
Skor 5-8 = Ketergantungan berat
Skor 0-4 = ketergantungan total

Interpretasi : 8 Ketergantungan
Berat
PEMERIKSAAN ROM

PEMERIKSAAN SENSOMOTORIK
INTEGRASI

PEMERIKSAAN SENSASI
TES KESEIMBANGAN
Skala Keseimbangan Pediatrik adalah versi modifikasi dari Skala
Keseimbangan Berg yang digunakan untuk menilai keterampilan
keseimbangan fungsional pada anak usia anak 5-15 tahun . Skala ini terdiri dari
14 item yang dinilai dari 0 poin (fungsi terendah) hingga 4 poin (fungsi
tertinggi) dengan skor maksimum 56 poin.

1. Duduk untuk berdiri 8. Berdiri dengan satu kaki di depan


2. Berdiri untuk duduk 9. Berdiri dengan satu kaki
3. Transfer 10. Mengubah 360 derajat
4. Berdiri tidak didukung 11. Berpaling untuk melihat ke belakang
5. Duduk tidak didukung 12. Mengambil benda dari lantai
6. Berdiri dengan mata tertutup 13. Menempatkan kaki alternatif di bangku
7. Berdiri dengan kaki bersama 14. Mencapai ke depan dengan tangan yang
terulur
LANJUTAN TES KESEIMBANGAN
HAMILTON RATING SCALE

Skor : Interpretasi
0. = Tidak ada < 14 = Tidak ada
kecemasan
1 = Ringan 14-20 = Kecemasan ringan
2 = Sedang 21-27 = Kecemasan
Sedang
3 = Berat 28-41 =Kecemasan Berat
4 = Berat Sekali 42-56 = Kecemasan berat
sekali

Hasil : 13 (depresi ringan)


KURVA CDC
Kurva CDC untuk anak dengan Usia 2-20
tahun
a. Tinggi Badan terhadap usia
b. Berat Badan terhadap Usia
c. BMI ideal terhadap Usia

Kurva CDC untuk anak usia 0-36 Bulan


d. Tinggi Badan terhadap usia
e. Berat Badan terhadap Usia
f. BMI ideal terhadap Usia
g. Cirkumferencia Kepala
h. Tinggi ideal terhadap berat badan

Usia : 5 Tahun
BB Anak : 17 Kg
Tinggi Anak : 106 cm
IMT anak : 24,042 Kg/m2

Interpretasi : tidak mengalami gangguan BB, TB, dan BMI


TES DENVER II
a. Motorik Kasar : 2 Delay
b. Motorik Halus : 1 Caution
c. Personal Sosial : Normal
d. Bahasa : 2 Caution

Interpretasi
Suspect karena Terdapat 3 Caution pada 2 Sektor
dan terdapat 2 Delay pada satu sektor
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PROBLEM FISIOTERAPI

1. Problem Primer : Stifness Joint


2. Problem Sekunder : Nyeri, Bengkak, Muscle Weakness, Kecemasan,
gangguan tumbuh kembang, gangguan keseimbangan.
3. Problem Kompleks : Gangguan ADL dan Bermain
Diagnostik ft.
 Gangguan Fungsional Gerak Ekstremitas superior dan
Ekstremitas inferior Akibat Stifness Joint E.C Artritis
Idiopatik Juvenille tipe Oligoartritis extended sejak 7
bulan yang lalu
INTERVENSI
No Problem Intervensi Dosis
1. Gangguan Kecemasan Komunikasi F : 3 x sehari
Teraupetik I : pasien tetap fokus
T : wawancara
T : 5-10 menit

2. Bengkak Cold pack F : setiap terapi


I : 7 derajat celcius
T : pada lokasi yang
bengkak
T : 3 menit

3. Strengthening exercise Exercise therapy F : 3 x seminggu


I : isometrik 10 detik 3 x
repitisi
Isotonik 10 detik 3 kali
repitisi
T : isometrik dan isotonik
T : 5 menit
4. Stiffness joint Execise theapy F : 3 x seminggu
I : AROMEX 10 detik 3
kali repitisi, PROMEX
10 detik 3 x repitisi
T : AROMEX &
PROMEX
T : 5 menit
5. Stabilization Tapping
EVALUASI DAN MODIFIKASI
Evaluasi - Reassesment
 Sesaat
 Berkala
Modifikasi
 Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Perubahan patologi
b. Perkembangan teknologi
c. Kondisi ekonomi
d. Budaya
e. Kepercayaan/agama
 Hal-hal yang dimodifikasi :
a. Modalitas
b. Metode/teknik
c. Dosis
d. Parameter
Pengembangan  Kemitraan
HOME PROGRAM
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai