Askep Resiko Bunuh Diri
Askep Resiko Bunuh Diri
Respon maladaptif
Respon adaptif
KOGNITIF AFEKTIF
• Terlihat putus asa
• Berpikir negatif tentang diri dan
• Harga diri rendah
lingkungan • Terlihat tidak membutuhkan pertolongan
tempat
• Memahami dampak dari tindakan
• Menyiapkan cara lain jika gagal
PERILAKU
• Gelisah/agitasi
• Berperilaku diluar kekerasan/normal
• Berbicara lamban
• Menarik diri
• Tidak konsentrasi
• Tidak bisa tidur
• Tidak mau makan
• Impulsif, agresif
• Menunjukan ras bermusuhan
SOSIAL
• Ketidakmampuan untuk
berkomunikasi /mengungkapkan
perasaaan
• Aneh dengan lingkungan
• Kemampuan sosialnya
mengalami penurunan
• Sulit berinteraksi
• Menarik diri
BIOLOGIS
• Latar belakang genetik : • Status nutrisi : adanya gangguan
• Riwayat bunuh diri pada keluarga nutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan
• Riwayat gangguan mood dan
ansietas pada keluarga • Riwayat kesehatan umum, kurang
• Riwayat gangguan psikiatrik pada tidur, gangguan irama sirkadian,
keluarga kelemahan, infeksi, penurunan
• Kembar monozigot memiliki resiko aktivitas, malas berinteraksi dengan
• Neurotransmitter serotonin menurun orang lain
• Sensitivitas biologi : riwayat
penggunaan obat
PSIKOLOGIS
• Keterampilan verbal : komunikasi • Pengalaman masa lalu : kehilangan
tertutup, komunikasi dengan emosi karir, harta, jabatan, kegagalan
berlebihan, komunikasi peran ganda, berulang, orang tua otoriter dan
gagap broken home dan pilih kasih,
• Moral : riwayat tinggal dilingkungan penolakan dan penilaian negatif
broken home, panti asuhan, panti sosial,
• Konsep diri : ideal diri yang tidak
pesantren, biara dan lapas
realistik, HDR, identitas tidak jelas,
• Kepribadian : mudah kecewa, putus krisis peran dan gambaran diri
asa,tidak mempu membuat keputusan, negatif
menutup diri dan cemas yang tinggi
• Motivasi : kurangnya penghargaan
dan riwayat kegagalan
SOSIAL
• Usia : riwayat tugas perkembangan yang • Status sosial : tuna wisma dan
tidak selesai terisolasi
• Gender : riwayat ketidakjelasan • Latar belakang budaya : nilai dan
identitas, adanya kegagalan peran gender budaya yang bertentangan dengan
• Pendidikan : rendah, putus sekolah dan nilai kesehatan
gagal sekolah
• Agama/keyakinan : sifat religi dan
• Pendapatan : riw. Penghasilan yang keyakinan yang berlebihan atau
rendah dan tidak ada kemandirian kurang
• Pekerjaan : riw pekerjaan dengan • Keikutsertaan dalam politik : gagal
stressfull dan resiko tinggi dalam berpolitik/ berorganisasi
• Pengalaman sosial : • Peran sosial : stigma
negatif, diskriminasi dan
bencana alam, kerusuhan,
praduga negatif
tekanan dalam pekerjaan, ketidakmampuan untuk
sulit mendapatkan berkomunikasi, acuh
pekerjaan dengan lingkungan,
kemampuan sosialnya
menurun, sulit berinteraksi
dan menarik diri
PRESIPITASI (BIOLOGIS, SOSIAL
DAN PSIKOLOGIS)
ORIGIN TIMING
• Internal • Waktu terjadinya stressor,
Persepsi individu :riwayat kegagalan munculnya stressor pada saat
mempersepsikan sesuatu yang kondisi yang tidak tepat
diyakini gagal = tidak berguna= mati
• Eksternal • Lamamnya sterssor terjadi :
tiba – tiba dan
Keluarga dan masyarakat :
bertahap,frekuensi stressor
Riwayat kegagalan keluarga dan
masyarakat dalam mempersepsikan
terjadi saling berdekatan dan
klien dan apa yang telah dilakukan berulang
klien
RISIKO PERILAKU CIDERA DIRI
• Keluhan utama
• Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
• Konsep diri : Harga diri ( umumnya pasien mengatakan hal
– hal yang negatif tentang dirinya yang menunjukan harga
diri rendah)
• Alam perasaan : sedih, ketakutan, putus asa dan gembira
berlebihan (pasien umumnya merasakan kesedihan dan
keputusasaan yang sangat mendalam)
• Interaksi selama wawancara : bermusuhan, tidak kooferatif,
mudah tersinggung, kontak mata kurang, defensif dan
curiga ( pasien biasanya menunjukan kontak mata kurang)
• Afek : datar, tumpul, labil dan tidak sesuai ( pasien biasanya
menunjukan afek yang datar atau tumpul)
• Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian
masalah yang tidak baik) : minum alkohol, reaksi
lambat, bekerja berlebihann, menghindar,mencederai
diri dll (pasien biasanya menyelesaikan masalah
dengan cara menghindar dan mencederai d iri)
• Masalah psikososial dan lingkungan : masalah dengan
dukungan keluarga dan masalah dengan perumahan
• Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat
dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.
•
• SP II p
• Mengidentifikasi aspek positif pasien
• Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
• Mendorong pasien untuk menhargai diri sebagai individu
yang berharga
• SP III p
• Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
• Menilai pola koping yang biasa dilakukan
• Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
• Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
• Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif
dalam kegiatan harian
•SP IV p
•Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
•Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
•Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis
• SP I k
• Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri,
dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
• Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
•SP III k
•Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat
•Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh
keluarga
• SP II k
• Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan risiko bunuh diri
• Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien risko bunuh diri
• Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri, maka dapat melakukan tindakan berikut: