Anda di halaman 1dari 36

ASKEP PADA PASIEN

RESIKO BUNUH DIRI


DEFINISI

• Keadaan berisiko, menyakiti diri sendiri atau lakukan


tindakan yg dapat mengancam kehidupan

• Kematian yang ditimbulkan diri sendiri dan disengaja atau


tindakan sadar dilakukan pasien untuk mengakhiri
kehidupan.
RENTANG RESPON PERLINDUNGAN DIRI

Respon maladaptif
Respon adaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencedera Bunuh diri


diri Peningkatan destruktif diri an diri
resiko tak langsung
TANDA DAN GEJALA

KOGNITIF AFEKTIF
• Terlihat putus asa
• Berpikir negatif tentang diri dan
• Harga diri rendah
lingkungan • Terlihat tidak membutuhkan pertolongan

• Timbul dorongan/stimulus untuk • Selalu merasa gagal, tidak berguna, tidak


berharga
mati saja • Menunjukan mood yang depresif

• Memikirkan metode yang sesuai • Merasa gagal dalam problem solving

• Terlihat pucat, mata merah, kusut, cekung


• Memilih cara, alat, waktu dan seperti kurang tidur

tempat
• Memahami dampak dari tindakan
• Menyiapkan cara lain jika gagal
PERILAKU
• Gelisah/agitasi
• Berperilaku diluar kekerasan/normal
• Berbicara lamban
• Menarik diri
• Tidak konsentrasi
• Tidak bisa tidur
• Tidak mau makan
• Impulsif, agresif
• Menunjukan ras bermusuhan
SOSIAL
• Ketidakmampuan untuk
berkomunikasi /mengungkapkan
perasaaan
• Aneh dengan lingkungan
• Kemampuan sosialnya
mengalami penurunan
• Sulit berinteraksi
• Menarik diri
BIOLOGIS
• Latar belakang genetik : • Status nutrisi : adanya gangguan
• Riwayat bunuh diri pada keluarga nutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan
• Riwayat gangguan mood dan
ansietas pada keluarga • Riwayat kesehatan umum, kurang
• Riwayat gangguan psikiatrik pada tidur, gangguan irama sirkadian,
keluarga kelemahan, infeksi, penurunan
• Kembar monozigot memiliki resiko aktivitas, malas berinteraksi dengan
• Neurotransmitter serotonin menurun orang lain
• Sensitivitas biologi : riwayat
penggunaan obat
PSIKOLOGIS
• Keterampilan verbal : komunikasi • Pengalaman masa lalu : kehilangan
tertutup, komunikasi dengan emosi karir, harta, jabatan, kegagalan
berlebihan, komunikasi peran ganda, berulang, orang tua otoriter dan
gagap broken home dan pilih kasih,
• Moral : riwayat tinggal dilingkungan penolakan dan penilaian negatif
broken home, panti asuhan, panti sosial,
• Konsep diri : ideal diri yang tidak
pesantren, biara dan lapas
realistik, HDR, identitas tidak jelas,
• Kepribadian : mudah kecewa, putus krisis peran dan gambaran diri
asa,tidak mempu membuat keputusan, negatif
menutup diri dan cemas yang tinggi
• Motivasi : kurangnya penghargaan
dan riwayat kegagalan
SOSIAL
• Usia : riwayat tugas perkembangan yang • Status sosial : tuna wisma dan
tidak selesai terisolasi
• Gender : riwayat ketidakjelasan • Latar belakang budaya : nilai dan
identitas, adanya kegagalan peran gender budaya yang bertentangan dengan
• Pendidikan : rendah, putus sekolah dan nilai kesehatan
gagal sekolah
• Agama/keyakinan : sifat religi dan
• Pendapatan : riw. Penghasilan yang keyakinan yang berlebihan atau
rendah dan tidak ada kemandirian kurang
• Pekerjaan : riw pekerjaan dengan • Keikutsertaan dalam politik : gagal
stressfull dan resiko tinggi dalam berpolitik/ berorganisasi
• Pengalaman sosial : • Peran sosial : stigma
negatif, diskriminasi dan
bencana alam, kerusuhan,
praduga negatif
tekanan dalam pekerjaan, ketidakmampuan untuk
sulit mendapatkan berkomunikasi, acuh
pekerjaan dengan lingkungan,
kemampuan sosialnya
menurun, sulit berinteraksi
dan menarik diri
PRESIPITASI (BIOLOGIS, SOSIAL
DAN PSIKOLOGIS)

ORIGIN TIMING
• Internal • Waktu terjadinya stressor,
Persepsi individu :riwayat kegagalan munculnya stressor pada saat
mempersepsikan sesuatu yang kondisi yang tidak tepat
diyakini gagal = tidak berguna= mati
• Eksternal • Lamamnya sterssor terjadi :
tiba – tiba dan
Keluarga dan masyarakat :
bertahap,frekuensi stressor
Riwayat kegagalan keluarga dan
masyarakat dalam mempersepsikan
terjadi saling berdekatan dan
klien dan apa yang telah dilakukan berulang
klien
RISIKO PERILAKU CIDERA DIRI

No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

1 Umur > 45 th / akil baliq 24-45 th/ < 12 th


2 Jenis Kelamin Pria Wanita

3 Status kawin Cerai. Pisah, Kawin


janda, duda
4 Hidup sosial terisolasi Aktif b’masy
5 Keahlian Profesional, Dr, buruh
ahli hukum, mhsw
6 Pekerjaan Pengangguran bekerja

7 Kshtan Fisik Kronis/terminal Tak ada mas medis


serius
No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

8 Keshtn Depresi, delusi, Gg kepribadian


Mental halusinasi
9 Obat dan Kecanduan Tidak pernah
alkohol
10 Usaha BD Minimal 1 X Tidak pernah
sblmnya
 Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya.
Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh
diri, yaitu:

 Isyarat bunuh diri


 Ancaman bunuh diri
 Percobaan bunuh diri
• Isyarat bunuh diri

• Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung


ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak
karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”
• Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide
untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai
dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.

• Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti


rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak
berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif
tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri
rendah
 Ancaman bunuh diri

 Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien,


berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana
untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut

 . Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh


diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
• Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah
mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan.
Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
• Percobaan bunuh diri

• Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien


mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri
kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi.
SUMBER KOPING

PERSONAL ABILLITY SOSIAL SUPPORT


• Tidak mampu memecahkan masalah
• Hubungan tidak adekuat :
• Mudah sakit
• Antar inidividu
• Kemampuan berhubungan kurang
• Dalam keluarga
• Hubungan dengan orang lain tidak • Dalam kelompok
adekuat
• Dalam masyarakat
• Pengetahuan dan intelegensi rendah
• Identitas ego tidak adekuat • Komitmen sosial tidak
ademuat
POSSITIVE BELIEFE
• Motivasi yang tidak
konsisten
• Penilaian negatif terhadap
pelayanan kesehatan
• Distress spiritual
• Tidak menganggap itu
sebagai gangguan
DATA FOKUS PENGKAJIAN

• Keluhan utama
• Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
• Konsep diri : Harga diri ( umumnya pasien mengatakan hal
– hal yang negatif tentang dirinya yang menunjukan harga
diri rendah)
• Alam perasaan : sedih, ketakutan, putus asa dan gembira
berlebihan (pasien umumnya merasakan kesedihan dan
keputusasaan yang sangat mendalam)
• Interaksi selama wawancara : bermusuhan, tidak kooferatif,
mudah tersinggung, kontak mata kurang, defensif dan
curiga ( pasien biasanya menunjukan kontak mata kurang)
• Afek : datar, tumpul, labil dan tidak sesuai ( pasien biasanya
menunjukan afek yang datar atau tumpul)
• Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian
masalah yang tidak baik) : minum alkohol, reaksi
lambat, bekerja berlebihann, menghindar,mencederai
diri dll (pasien biasanya menyelesaikan masalah
dengan cara menghindar dan mencederai d iri)
• Masalah psikososial dan lingkungan : masalah dengan
dukungan keluarga dan masalah dengan perumahan
• Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat
dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.

• Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat


merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat
pembagian tiga macam perilaku bunuh diri pada
halaman sebelumnya).
. DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Risiko bunuh diri


TINDAKAN KEPERAWATAN

• Tindakan keperawatan untuk pasien


percobaan bunuh diri

• Tujuan : Pasien tetap aman dan


selamat
• Tindakan : Melindungi pasien
• SP I p
• Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
• Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
• Melakukan kontrak treatment
• Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
• Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri


• SP II p
• Mengidentifikasi aspek positif pasien
• Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
• Mendorong pasien untuk menhargai diri sebagai individu
yang berharga
• SP III p
• Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
• Menilai pola koping yang biasa dilakukan
• Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
• Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
• Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif
dalam kegiatan harian
•SP IV p
•Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
•Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
•Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis
• SP I k
• Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri,
dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
• Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
•SP III k
•Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat
•Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh
keluarga
• SP II k
• Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan risiko bunuh diri
• Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien risko bunuh diri
• Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri, maka dapat melakukan tindakan berikut:

• Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan


ketempat yang aman

• Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,


gelas, tali pinggang)

• Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya,


jika pasien mendapatkan obat

• Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan


melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai