Anda di halaman 1dari 28

PENYUSUNAN TATA NASKAH DINAS

DALAM BENTUK
PRODUK-PRODUK HUKUM

OLEH:

M A M ’ U R , MM

DISAMPAIKAN DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

1
Perubahan
sentralisasi ke
desentralisasi

REFORMASI GOOD
OTONOMI
BIROKRASI LOCAL
DAERAH
DAERAH GOVERNANCE

• Penataan kelembagaan terciptanya kepemerintahan


• Pemberdayaan daerah • Penataan SDM di daerah yang baik, diprakarsai
• Demokratisasi birokrasi yang handal serta
• Penataan tata laksana didukung oleh partisipasi
• Pendekatan pelayanan • Peningkatan akuntabilitas masyarakat dan swasta

2
C:yulian3\reformaasi kelembagaan.ppt
1. UU No. 10 Thn 2004 PEMBENTUKAN PERATURAN PER-UU-AN.

2. UU No. 32 Th. 2004 TTG PEMERINTAHAN DAERAH

3. PERMENDAGRI NO. 2 TAHUN 2005 TTG PEDOMAN TATA


NASKAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI.

4. PERMENDAGRI NO. 3 TAHUN 2005 TTG PEDOMAN TATA


NASKAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB./KOTA

5. PERMENDAGRI NO. 15 TH 2006 TTG JENIS DAN BENTUK


PRODUK HUKUM DAERAH

6. PERMENDAGRI NO. 16 TH 2006 TTG PROSEDUR


PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH

7. PERMENDAGRI NO. 17 TH 2006 TTG LEMBARAN DAERAH DAN


3
BERITA DAERAH
4 (EMPAT) KARAKTERISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK

1. Dibuat oleh Pemerintah.


2. Isi berupa tindakan atau tidak bertindak.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai.
4. Untuk kepentingan masyarakat.
4
FILOSOFIS UU NO. 10 TAHUN 2004
 Landasan yuridis dalam pembentukan peraturan
per-uu-an baik di tingkat pusat maupun daerah
(Cara dan metode yang pasti, baku, dan standar
yang mengikat semua lembaga yang berwenang
membuat peraturan per-uu-an).
 Tatanan tertib pembentukan peraturan
perundang-undangan berkaitan dengan sistem,
asas, jenis dan materi muatan peraturan per-uu-
an, persiapan, pembahasan dan pengesahan,
pengundangan dan penyebarluasan, maupun
partisipasi masyarakat (sistem, asas, tata cara
penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan
maupun pemberlakuannya).
5
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Kejelasan tujuan;
2. Kelembagaan / organ pembentuk yang tepat;
3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. Dapat dilaksanakan;
5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. Kejelasan rumusan; dan
7. Keterbukaan.
6
ASAS MATERI MUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Pengayoman;
2. Kemanusiaan;
3. Kebangsaan;
4. Kekeluargaan;
5. Kenusantaraan;
6. Bhinneka Tunggal Ika;
7. Keadilan;
8. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan;
9. Ketertiban dan kepastian hukum ;
10. Keseimbangan, keserasian dan keselarasan.
7
JENIS DAN HIERAKI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;
 Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu);
 Peraturan Pemerintah;
 Peraturan Presiden;
 Peraturan Daerah.

8
KEWENANGAN MEMBUAT
SUATU PRODUK HUKUM
 ATRIBUTIF
Kewenangan pejabat/lingkungan pejabat yang ditetapkan
menurut atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.

 DELEGATIF
Pelepasan wewenang dari atasan kebawah/dari suatu organisasi yang
lebih tinggi kepada yang lebih rendah dalam lingkungan organisasi yang
sama dan penerima wewenang bertindak dan bertanggung jawab sendiri
atas segala wewenang yang diterima tersebut.

 KEBIJAKAN DISKRESIONER (DISCRETIONAIR)


Kewenangan pemerintah terhadap suatu kebijakan sesuai
kompetensi dalam suatu situasi dimana keputusan/kebijakan
tersebut tidak mengacu pada suatu peraturan hukum tertentu,
tapi lebih pada situasi faktual yang ada dalam masyarakat.

9
LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN PRODUK
HUKUM DAERAH

1. Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan dasar atau


ideologi negara., yaitu nilai-nilai (cita hukum) yang terkandung dalam
Pancasila.
2. Landasan sosiologis adalah landasan yang berkaitan dengan kondisi atau
kenyataan empiris yang hidup dalam masyarakat, sehingga mempuyai
daya mengikat secara efektif (living law)
3. Landasan hukum adalah yang menjadi dasar kewenangan pembuatan
peraturan perundang-undangan.
4. Landasan Politis agar produk hukum yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah dapat berjalan sesuai dengan tujuan tanpa menimbulkan gejolak di
tengah-tengah masyarakat.

10
 MAKSUD DAN TUJUAN
 DASAR HUKUM
 MATERI YANG AKAN DIATUR, DAN
 KETERKAITAN DENGAN PERATURAN PER-UU- LAIN

1. Dasar untuk mengatur suatu obyek dalam sebuah Perda yang


mencakup dasar filosofis, yuridis & sosiologis.
2. Alasan-alasan untuk mengatur suatu objek dalam Perda.
3. Tujuan & sasaran yang hendak dicapai oleh Perda yang
bersangkutan.
4. Implikasi atau dampak yang akan timbul dari Perda yang
bersangkutan.
11
5. Pokok-pokok materi yang akan dimuat dalam Perda.
 DITETAPKAN OLEH KDH DENGAN
BERSAMA DPRD.
 DIBUAT MENURUT BENTUK YANG
DITENTUKAN
 TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN
KEPENTINGAN UMUM, PERDA LAINNYA DAN
PERATURAN YG LEBIH TINGGI
 BARU MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YG
MENGIKAT SETELAH DIUNDANGKAN DLM
LEMBARAN DAERAH
 KEWENANGAN PERANGKAT BERDASARKAN
UU PEMBENTUKAN DAERAH
 PENYERAHAN URUSAN PUSAT KEPADA
DAERAH
 DIATUR MENGENAI :
 YANG MEMBERI BEBAN KPD MASY.
 YANG MENGURANGI KEBEBASAN PDDK.
 YANG MEMBATASI HAK-HAK PENDUDUK
 DLL MENURUT KETENTUAN UU,PP,DAN
KEPPRES YG HRS DIATUR DGN PERDA 12
FUNGSI PERDA :
 Melaksanakan Hukum diatasnya
 Menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan

FUNGSI PERATURAN KEPALA DAERAH :


 Melaksanakan PERDA
 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
 Melaksanakan kebijakan Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersifat administratif

MATERI MUATAN PERDA :


 Yang mengatur lebih lanjut peraturan yang lebih tinggi
 Yang memberi beban kepada Warga Negara
 Yang mengurangi kebebasan Warga Negara
 Yang mengatasi hak-hak penduduk.

MATERI MUATAN PERATURAN KEPALA DAERAH :


 Pengaturan lebih lanjut PERDA
 Pengaturan lebih lanjut dari peraturan yang lebih tinggi
 Yang mengatur hal-hal yang menurut ketentuan undang-undang.

13
 PEMBENTUKAN

 KEDUDUKAN

 TUPOKSI

 SUSUNAN ORG.

 TATA KERJA

 KEPEGAWAIAN
 DLL. SESUAI PERANG-KAT 14
DAERAH YANG DIATUR
 NAMA OBYEK PAJAK
 WILAYAH PEMUNGUTAN
 SUBJEK PAJAK ATAU OBJEK PAJAK
 TARIF PERHITUNGAN PAJAK/JLH PAJAK
 MASA PAJAK
 PENETAPAN PAJAK
 KEBERATAN ATAS KETETAPAN PAJAK
 DLL SESUAI DGN MATERI PAJAK YG DIATUR

NAMA DAN WIL. PEMUNGUTAN RETRIBUSI


 JASA YG NYATA DR PEMDA YG MENJADI PUNGUTAN RETRIBUSI
 TARIF DAN PERHITUNGAN RETRIBUSI/ JUMLAH RETRIBUSI
 PENETAPAN RETRIBUSI
 KEBERATAN THD KETETAPAN RETRIBUSI
 DLL. SESUAI MATERI RETRIBUSI YG DIATUR
15
PRINSIP DAYA LAKU
SUATU PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

 LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIOR

(tinggi menguasai/mengalahkan yang rendah)


 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI

(baru didahulukan dari yang lama)


 LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI

(khusus mengenyampingkan yang umum)

16
PERATURAN DAERAH

 Pelaksanaan dari ketentuan yang sudah terdapat


dalam peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
 Yang memberi beban kepada masyarakat.
 Yang mengurangi kebebasan masyarakat atau
warganegara.
 Yang membatasi hak-hak penduduk.

17
PERATURAN KEPALA DAERAH

Sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah


dan Peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.

18
PROGRAM LEGISLASI DAERAH

Instrumen perencanaan program


pembentukan peraturan daerah
yang disusun secara berencana,
terpadu dan sistematis
tia n
g e r
P en

19
PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Proses pembuatan peraturan


perundang-undangan yang pada
dasarnya dimulai dari perencanaan,
persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan dan penyebarluasan.
ia n
er t
g
P en
20
IMPLIKASI UU NO. 10 TAHUN 2004
TERHADAP TATA NASKAH

 Perubahan
terhadap jenis naskah dinas, khusus
dalam susunan dan bentuk produk-produk
hukum.

 Teknik penyusunan naskah dinas dalam susunan


dan bentuk produk-produk hukum.

21
JENIS NASKAH DINAS DALAM SUSUNAN DAN
BENTUK PRODUK-PRODUK HUKUM
 Peraturan Daerah (Perda Provinsi dan Perda
Kabupaten/Kota).
 Peraturan Kepala Daerah (Peraturan Gubernur dan
Peraturan Bupati/Walikota).
 Keputusan Kepala Daerah (Keputusan Gubernur dan
Keputusan Bupati/Walikota).
 Peraturan Bersama Kepala Daerah ((Peraturan Bersama
Gubernur dan Peraturan Bersama Bupati/Walikota).
 Instruksi Kepala Daerah (Instruksi Gubernur dan
Instruksi Bupati/Walikota).

22
PERATURAN DAERAH PROV/KAB/KOTA …………..
NOMOR …. TAHUN 2005

………………………………

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA……….,

Menimbang: a. ………………………………………………..…………………………………….……....;
b. ……………………………..……………………………………………………….……....;
c. …………………………………………………………………………………………dst;

Mengingat : 1. ……………………………………………………..…………………………………..…....;
2. ……………………………………………………………………………………………....;
3. ………………………………………………………………………………......…...dst;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROV/KAB/KOTA …..


dan
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA……….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG …………………………………………… 23


PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..
NOMOR …. TAHUN 2005
TENTANG
…………………………………………………………………………..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..,

Menimbang: a. ……………………………………………………………………….……………………....;
b. ………………………………………………………………………….…………………....;
c. ……………………..…………………………………………………………..………dst;

Mengingat : 1. …………………………………………………………..…………………………………....;
2. ………………………………………………………………………………………..……...;
3. …………………………………………………..………………………………..…...dst;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..…….….


……………………………………………………………………………………………………
24
KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..
NOMOR …………………………… TAHUN 2005
TENTANG
…………………………………………………………………………..

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……….. ,

Menimbang : a. ……………………………………………………………….……………………....;
b. ……..………………….……………………………………….…………………....;
c. ………………………..………………………………………………..………dst;
Mengingat : 1. …………………………………………………..…………………………………....;
2. ……….………………………………………………………………………..……...;
3. …..………………………………………..…….………………………..…...dst;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Koordinasi Peratuan PPU.
KEDUA : TIM tersebut pada Diktum PERTAMA mempunyai
tugas meliputi:

25
INSTRUKSI GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..
NOMOR ……………………. TAHUN 2005
TENTANG
…………………………………………………………………………..

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……….. ,

Menimbang : a. ……………………………………………………………….……………………....;
b. ……..………………….……………………………………….…………………....;
c. ………………………..………………………………………………..………dst;
Mengingat : 1. …………………………………………………..…………………………………....;
2. ……….………………………………………………………………………..……...;
3. …..………………………………………..…….………………………..…...dst;

MENGINSTRUKSIKAN:
Kepada : 1.
2.
Untuk :
KESATU :
KEDUA :

26
INSTRUKSI GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ………..
NOMOR ……………………. TAHUN 2005
TENTANG
…………………………………………………………………………..

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……….. ,

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan ………....


dengan ini menginstruksikan :

Kepada : 1.
2.
3.

Untuk :

KESATU :
KEDUA :
27
Terima kasih atas perhatian
BAPAK – IBU SEMUA

28

Anda mungkin juga menyukai