Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

DERMATOMIKOSIS
SUPERFISIAL
Daru Setya Anantasisna
NIM. 2230912310017
Pembimbing
dr. Erika Dewi Essary, Sp.DV.
DEPARTEMEN/KSM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM-RSUD ULIN
BANJARMASIN
SEPTEMBER, 2023
Dermatomimosis superfisial
01.
Dermatomikosis Dermatofitosis, non dermatofitosis

Dermatomikosis adalah penyakit yang disebabkan


infeksi jamur.
02. Dermatomikosis intermedia

ermatomikosis profunda
03. Subcutis, sistemik

02
Dermatofitosis
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk (keratin)
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku,
yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.

03
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yang teridiri dari tiga genus, yaitu genus Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermofiton. Dari 41 spesies dermatofita yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
binatang, yang terdiri dari 15 spesies Trichophyton, 7 spesies Microsporum dan satu spesies Epidermofiton.

Trichophyton Microsporum Epidermophyton

Mikokonidia banyak, tumbuh Makrokonidia adalah spora yang paling Hanya ditemukan makroonidia, ukurannya
bergerombol atau satu-satu sepanjang banyak ditemukan dan terbentuk pada besar dan berbentuk gada.
hifa. Sedangkan makrokonidia jarang ujung-ujung hifa, sedangkan mikrokonidia
atau tidak dibentuk sama sekali. sedikit.
04
Faktor Resiko

Faktor virulensi dari Faktor trauma Faktor suhu dan Keadaan sosial serta Faktor umur dan
dermatofita kelembaban kurangnya jenis kelamin
kebersihan

05
Tinea kapitis
01.
dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala.

Klasifikasi 02.
Tinea barbe
dermatofitosis pada dagu, jambang, kumis dan jenggot.

Tinea manus
03. dermatofitosis pada tangan.

Tinea pedis
04.
dermatofitosis pada kaki

Tinea cruris
05. dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong.

Tinea unguium
06.
dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki.

Tinea corporis
07. dermatofitosis pada bagian lain, selain 6 bagian di atas.

06
Merupakan dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala

Tinea yang disebabkan oleh dermatofit patogen dari genus


Tricophyton dan Microsporum kecuali T. concentricum.
Capitis Penyebab terbanyak adalah M. canis.

Epidemiologi
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan
sering ditularkan melalui binatang- binatang peliharaan
seperti kucing, anjing dan sebagainya.

07
Gray patch Black dots Kerion Favus

08
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal
di daerah jenggot, jambang dan kumis, disertai rambut-
Tinea rambut di daerah itu menjadi putus.

Barbae Epidemiologi
Ditemukan pada pria. Transmisi tersering berasal dari
alat cukur.

Etiologi
Sebagian besar disebabkan oleh organisme zoopilik
yaitu T. mentagrophytes dan T.verrusocum.

09
Tipe Inflammatory Tipe Non inflammatory

10
Tinea Tinea manus menyerang telapak tangan dan sela-sela
jari tangan.
Manus
Epidemiologi
Tinea manus didapatkan secara kontak langsung terhadap
orang atau binatang yang terinfeksi dan dari tanah.

11
Tinea manus pada dorsum manus Tinea manus pada plantar manus

12
Tinea pedis ialah dermatofitosis pada kaki, terutama
Tinea pada sela-sela jari dan telapak kaki.

Pedis Epidemiologi
Tinea pedis banyak terlihat pada orang yang dalam
kehidupan sehari-hari banyak bersepatu tertutup disertai
perawatan kaki yang buruk dan para pekerja dengan kaki
yang selalu atau sering basah.

13
Tipe intertrigenosa Tipe Moccasin (hiperkeratotik) Tipe vesikobulosa Tipe ulseratif

14
Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni

Tinea daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan


sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke
Cruris gluteus, perut bagian bawah.

Epidemiologi
Tinea kruris menyebar dengan kontak langsung dan
diperburuk dengan panas dan lembab. Terjadi tiga kali
lebih sering pada pria daripada wanita dan terjadi lebih
sering pada orang dewasa daripada anak-anak.

15
16
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung
jamur penyebab dan permulaan dari dekstruksi kuku.
Tinea Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku,
Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan
Unguium Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku.

Epidemiologi
Biasanya penderita minta pertolongan dokter setelah
menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena
penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak
gatal, dan tidak sakit

17
Tinea unguium pada kuku tangan Tinea unguium pada kuku tangan

18
Tinea Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak
atas, dada, punggung dan anggota gerak bawah.
Corporis Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat
atau lonjong dengan tepi yang aktif. Dengan
perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa
melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang
polisiklis, arsiner, atau sirsiner.

19
20
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Kerokan
Pemeriksaan KOH 10-20%
kulit, rambut, kuku

Pemeriksaan Biakan Lampu Wood

21
1. Terapi Lokal
• Lesi-lesi yang meradang akut dengan vesikula dan eksudat harus dirawat dengan kompres
basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus menerus. Vesikel harus
dikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.

Tata • Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti mikonasol, ekonasol,
bifonasol, kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan konsentrasi 1-2% dioleskan
2 x sehari akan menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.
Laksana • Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan atau kaki memerlukan terapi
lokal dan bisa dikombinasikan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik seperti
asam salisilat 3-6%
• Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk mencapai kesembuhan total.
Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya dengan kertas amplas.

2. Terapi Sistemik
Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin adalah suatu
antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium. Obat ini sangat manjur
terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin diserap lebih cepat oleh saluran pencernaan
apabila diberi bersama-sama dengan makanan yang banyak mengandung lemak

22
Perkembangan penyakit dermatofitosis
Prognosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan
penyebab penyakitnya disamping faktor-
faktor yang memperberat atau memperingan
penyakit. Apabila faktor-faktor yang
memperberat penyakit dapat dihilangkan,
umumnya penyakit ini dapat hilang
sempurna

23
Non-Dermatofitosit
Infeksi pada kulit yang disebabkan jenis jamur non
dermatofita, jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat untuk
dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang
lapisan kulit yang paling luar.

24
Infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah
Pityriasis penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh

Versikolor bercak putih sampai coklat yang bersisik.


Epidemiologi
Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia (kosmopolit)
terutama di daerah beriklim panas. Di Indonesia
frekuensinya tinggi. Penularan panu terjadi bila ada
kontak dengan jamur penyebab oleh karena itu kebersihan
pribadi sangat penting.

25
PV hipopigmentasi PV hipepigmentasi

26
Obat golongan senyawa azol (antara lain ketokonazol, bifonazol, tiokonazol) dalam
bentuk krim selama 2 sampai 3 minggu cukup efektif untuk pengobatan PV. Kesulitan

Tata pemakaian krim adalah pada lesi yang luas

Laksana
Pemakaian ketokonazol 2% dalam bentuk sampo dilaporkan lebih efektif dengan
pemakaian yang lebih mudah. Sampo dioles di seluruh badan, lengan dan tungkai,
dibiarkan selama 10-15 menit kemudian dicuci. Pengobatan dilakukan 2-3 kali per minggu
selama 2-4 minggu.

Pengobatan sistemik menggunakan ketokonazol atau itrakonazol juga sangat efektif untuk
PV. Dosis untuk ketokonazol bervariasi antara 200mg/hari selama 7-10 hari atau dosis
tunggal 400 mg. Itrakonazol disarankan untuk kasus kambuhan atau tidak responsif
dengan cara pengobatan lain, dengan dosis 200 mg/hari selama 5-7 hari.

27
Pemeriksaan Penunjang

Lampu Wood
Pemeriksaan KOH 20%
Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat memberikan
Pada pitiriasis versikolor hifa tampak pendek-pendek,
perubahan warna pada seluruh daerah lesi sehingga
lurus atau bengkok dengan banyak spora kecil
batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena
berkelompok memberikan gambaran “spaghetti and
infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna emas
meatballs”. 28
sampai oranye.
Prognosis PV dalam hal kesembuhan baik,
Prognosis tetapi persoalan utama adalah kekambuhan yang
sangat tinggi. Menghadapi persoalan ini, lebih
baik dilakukan pengobatan ulang setiap kali
kambuh atau pengobatan pencegahan daripada
memperpanjang satu periode pengobatan.

29
Kandidiasis Kandidiasis merupakan sekelompok infeksi yang
Intertrigenosa disebabkan oleh Candida albicans ataupun spesies lain
dari genus kandida. Organisme ini khususnya
menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan traktus
gastrointestinal, tetapi organisme ini juga dapat
menyebabkan penyakit sistemik

30
Penyebab kandidiasis adalah infeksi oleh genus
kandida, yang merupakan kelompok heterogen
dan jumlahnya sekitar 150 spesies jamur (ragi).
Etiologi Banyak dari spesies kandida merupakan patogen
oportunistik pada manusia, walaupun sebagian
besar tidak menginfeksi manusia. Candida
albicans adalah jamur dismorfik yang
bertanggung jawab pada 70-80% dari seluruh
infeksi kandida

31
Faktor Mekanis
01.
trauma, sumbatan lokal, kelembaban, dan atau maserasi

Faktor Nutrisi
02.
Faktor Avitaminosis, defisiensi besi, malnutrisi.

Predisposisi 03.
Faktor Fisiologi
umur, kehamilan dan menstruasi pada wanita.

Faktor Penyakit Sistemik


04.
sindrom down, CKD, penyakit endokrin (DM)

Faktor Iatrogenik
05. penggunaan kateter dan jalur intravena, radiasi, obat-obatan

32
Diagnosis infeksi kandida dapat ditegakkan melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Melalui
anamnesis dapat diketahui faktor predisposisi dan gejala klinis

Diagnosis pasien.
1) Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan
KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu.
2) Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa
glukosa Saboroud.

33
Gambaran Klinis

Kandidosis intertriginosa Kandidosis intertriginosa


pada area inframama pada area axilla 34
• Menghilangkan atau menghindari faktor predisposisi
• Grup azol antara lain:
• Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
• Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

Tata •

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

Laksana Sistemik
Bila lesi luas, penderita imunokompromais.
• Golongan alinamin: Terbinafin merupakan salah satu derivat antijamur yang termasuk
golongan alinamin. Bersifat fungisidal terhadap dermatofita, jamur dimorfik dan
filamentosa akan tetapi bersifat fungistatik terhadap candida.
• Golongan triazol: Obat ini merupakan obat antimikotik berspektrum luas. Memiliki cara
kerja yang sama dengan golongan azol. Jenisnya antara lain itrakonazol dan flukonazol.
• Golongan imidazol: Ketokonazol diperkenalkan tahun 1971 sebagai anti fungal golongan
azol pertama yang efektif. Namun karena efek samping, keamanan dan dan efisasi
pengobatan, tidak digunakan sebagai lini pertama melawan dermatofita dan candida.

35
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai