Anda di halaman 1dari 23

Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Negara
SESUAI PP NO. 16 TAHUN 2021 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN
UU NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
Klasifikasi BGN BGN Lainnya terdiri atas :
 Bangunan Gedung pendidikan
 Bangunan Gedung pendidikan dan pelatihan
 Bangunan Gedung pelayanan kesehatan
BGN dikelompokkan menjadi :
 Bangunan Gedung parkir
 Bangunan Gedung kantor
 Bangunan Gedung perdagangan
 rumah negara  Bangunan Gedung peribadatan
 BGN lainnya
Pasal 128 PP no 16 Tahun 2021

Klasifikasi berdasarkan Kompleksitas :

SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS

• Bangunan Gedung kantor dan • BGN dgn standar khusus, dalam perencanan
• Bangunan Gedung kantor dan BGN Lainnya dengan jumlah dan pelaksanaan memerlukan penyelesaian atau
BGN Lainnya dengan jumlah lantai > 2 lantai teknologi khusus
lantai s.d 2 lantai • Bangunan Gedung kantor dan • BGN dgn tingkat kerahasiaan tinggi untuk
• Bangunan Gedung kantor dan BGN Lainnya dengan luas kepentingan nasional
BGN Lainnya dengan luas s.d 500 lebih dari 500 m2 • BGN yang penyelenggaraannya dapat
m2 • Rumah negara tipe a dan tipe membahayakan masyarakat disekitarnya
• Rumah negara tipe c, d, dan e b • BGN dengan risiko bahaya tinggi

Pasal 129 PP no 16 Tahun 2021 4


Standar Luas & Jumlah Standar luas rumah negara ditetapkan sesuai dengan tipe
Lantai rumah negara yang didasarkan pada tingkat jabatan dan
golongan atau pangkat penghuni.
Pasal 129 – 131 PP no 16 Tahun 2021
Standar Tipe dan luasan rumah negara meliputi
• Tipe Khusus (LT/LB 1000/400) untuk Menteri, Pimpinan
Standar luas Bangunan Gedung kantor ditetapkan lembaga, atau pejabat setingkat
sebesar rata-rata 10 m2 per personel yang dihitung
berdasarkan struktur organisasi yang telah mendapat • Tipe A (LT/LB 600/250) untuk Sekjen, Dirjen, Anggota
persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan Dewan, atau pejabat setingkat
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara • Tipe B (LT/LB 350/120) untuk PNS tingkat IV/d dan
dan reformasi birokrasi. IV/e
• Tipe C (LT/LB 200/70) untuk tingkat IV/a dan IV/c
• Tipe D (LT/LB 120/50) untuk PNS tingkat III
Standar luas untuk BGN lainnya ditetapkan oleh • Tipe E (LT/LB 100/36) untuk PNS tingkat I atau II
Menteri atau oleh pengguna anggaran setelah
berkoordinasi dengan Menteri.

Standar jumlah lantai BGN ditetapkan paling banyak 8 lantai yang dihitung dari ruang yang
dibangun di atas permukaan tanah terendah. Apabila BGN dirancang memiliki basemen, jumlah
basemen paling banyak 3 lapis

5
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
Keterangan

PBG : Persetujuan Bangunan Gedung


SLF : Sertifikat Laik Fungsi
PBG SLF SLFn KT RTB
SLFn : Sertifikat Laik Fungsi
Proses Penyelenggaraan Bangunan

(Perpanjangan) Laik Tidak


KI : Kajian Identifikasi Laik
KT : Kajian Teknis
Gedung Negara

Pelaksanaan
konstruksi Pasca
Persiapan Perencanaan Pemanfaatan Pembongkaran
fisik Konstruksi

Pengawasan
teknis

Pembangunan KI Pelestarian KT

Bantuan Teknis Berupa Tenaga Pengelola Teknis


Bantuan Teknis KemenPUPR

Bantuan Teknis Berupa:


1. Rekomendasi Kebutuhan
Biaya Pembangunan
Dalam Rangka Perawatan Pembongkatan BGN
Baru/Kebutuhan Biaya
Bangunan, Bantuan Teknis Bantuan Teknis Berupa
Perawatan BGN
Berupa Analisis Taksiran Harga Bongkaran
2. Rekomendasi Teknis,
seperti : MYC,
Bangunan >8 Lantai,
Pekerjaan Lanjutan

7
Standar Teknis Bangunan Gedung Negara
TAHAP PENGAWASAN TAHAP
TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELESTRARIAN
KONSTRUKSI PASCAKONSTRUKSI

• Pengendalian waktu; Mengikuti ketentuan


• Rencana kebutuhan • Pengendalian biaya; • penetapan status penyelenggaraan BGCB yang
• Rencana pendanaan • Pengendalian BGN sebagai barang dilestarikan.
• Rencana penyediaan pencapaian sasaran; milik Negara
dana • Tertib administrasi • Pendaftaran BGN
pembangunan BGN • Penyiapan dokumen
SLF
TAHAP PEMBONGKARAN

TAHAP
Pembangunan PELAKSANAAN
• Peninjauan pembongkaran
KONSTRUKSI
TAHAP • Pelaksanaan pembongkaran
TAHAP • Pengawasan pembongkaran
PERENCANAAN
• Pelaksanaan konstruksi PEMANFAATAN • Pasca pembongkaran
TEKNIS
s.d serah terima (PHO) • Penghapusan asset barang
• Konsepsi pekerjaan; dan milik negara
• Pelaksanaan • Pengelolaan BGN
perancangan;
• Pemeliharaan dan
• Pra rancangan; pemeliharaan
pekerjaan konstruksi perawatan BGN
• Pengembangan
• Pemeriksaan berkala
rancangan; dan s.d serah terima akhir
(FHO) pekerjaan. BGN Pasal 125 PP no 16 Tahun 2021
• Rancangan detail

8
Pasal 172 – 184 PP no 16 Tahun 2021

Pendanaan Penyelenggaraan
BGN
Pendanaan Penyelenggaraan BGN terdiri atas:
a. Pendanaan Pembangunan BGN
b. Pendanaan Pemanfaatan BGN
c. Pendanaan Pembongkaran BGN
Pendanaan Meliputi :
• komponen biaya pembangunan BGN
Pembangunan BGN • biaya standar dan biaya nonstandar
• standar harga satuan tertinggi (SHST)
• biaya pekerjaan lain yang menyertai atau melengkapi
• biaya pembangunan dalam rangka Perawatan

Komponen Biaya Biaya pekerjaan lain biaya pembangunan


Pembangunan: yang menyertai atau dalam rangka
• biaya perencanaan teknis melengkapi Perawatan
• biaya pelaksanaan pembangunan dihitung ditetapkan paling banyak:
konstruksi fisik berdasarkan kebutuhan nyata
30% untuk kerusakan ringan;
dan harga pasar yang wajar
• biaya pengawasan teknis 45% untuk kerusakan sedang;
• biaya pengelolaan kegiatan dan
65% untuk kerusakan berat.

10
Komponen Biaya Pembangunan
1 2
PELAKSANAAN
PERENCANAAN TEKNIS
KONSTRUKSI
• Tahap konsepsi perancangan : 15%
• Tahap pra rancangan : 20% • Pelaksanaan konstruksi s.d serah terima pekerjaan pertama (Provisional
• Tahap pengembangan rancangan : 25% Hand Over/PHO) : 95%
• Tahap rancangan detail (gambar detail, RKS & RAB) : 20% • Masa pemeliharaan konstruksi s.d serah terima akhir (Final Hand
• Tahap pelelangan konstruksi : 5% Over/FHO) : 5%
• Tahap pengawasan berkala : 15%

3 4
PENGAWASAN TEKNIS PENGELOLAAN
KEGIATAN
• Persiapan/lelang PRC: 5%
• reviu rencana teknis s.d serah terima dok. perencanaan : 10% • Biaya operasional unsur pengguna anggaran : 65%
• Lelang jasa pelaks. konstruksi fisik : 5% • Biaya operasional unsur pengelola teknis : 35%
• Pengawasan teknis (berdasarkan prestasi pek. konstruksi fisik s.d serah
terima pertama (PHO) pekerjaan konstruksi : 70%
• pemeliharaan s.d serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi : 10%

Pasal 124 PP no 16 Tahun 2021 11


Tahap Persiapan Pemberian Rekomendasi dilimpahkan
Pasal 132 – 139 PP no 16 Tahun 2021 wewenangnya kepada :
 Menteri PUPR, untuk BGN di DKI
Jakarta dan perwakilan RI di Luar
Neger
 Pemerintah Daerah provinsi yang
bertanggung jawab atas pembinaan
Rencana Kebutuhan Rencana Pendanaan pembangunan BGN (Kepala Dinas
Teknis) untuk BGN diluar DKI Jakarta.
Harus mendapatkan persetujuan dari: Harus mendapatkan rekomendasi dari:
╸ Menteri Keuangan untuk pendanaan ╸ Menteri Keuangan untuk pendanaan
bersumber dari APBN dan/atau perolehan bersumber dari APBN dan/atau perolehan
lainnya yang sah yang akan menjadi lainnya yang sah yang akan menjadi
BMN BMN
Rencana Penyediaan Dana
╸ Menteri Dalam Negeri untuk pendanaan ╸ Menteri Dalam Negeri untuk pendanaan
bersumber dari APBD Provinsi dan/atau bersumber dari APBD Provinsi dan/atau berupa oleh :
perolehan lainnya yang sah yang akan perolehan lainnya yang sah yang akan
menjadi BMD menjadi BMD ╸ RKA/KL untuk pendanaan bersumber dari
APBN
╸ Gurbernur untuk pendanaan bersumber ╸ Gurbernur untuk pendanaan bersumber
dari APBD Kab/Kota dan/atau perolehan dari APBD Kab/Kota dan/atau perolehan ╸ rencana kerja dan anggaran organisasi
lainnya yang sah yang akan menjadi lainnya yang sah yang akan menjadi perangkat daerah untuk pendanaan
BMD BMD bersumber dari APBD Gurbernur untuk

12
Tahap Persiapan Permbangunan BGN dengan kontrak tahun jamak
harus mendapat persetujuan sesuai dengan peraturan
Pasal 137 PP no 16 Tahun 2021
perundangan terkait dengan kontrak tahun jamak.

Sebelum mendapat persetujuan, pembangunan BGN


dengan kontrak tahun jamak harus memperoleh
Perencanaan proyek tahun jamak pendapat teknis proyek tahun jamak dari:
harus memenuhi kriteria: a. Menteri untuk BG dengan sumber pendanaan yang
a. Kompleksitas atau spesifikasi; berasal dari dana APBN dan/atau perolehan lainnya
yang sah yang akan menjadi BMN; atau
b. Besaran kegiatan; dan/atau
b. kepala Dinas Teknis untuk BG dengan sumber
c. Ketersediaan anggaran pendanaan yang berasal dari APBD dan/atau
perolehan lainnya yang sah yang akan menjadi BMD..

13
Tahap Perencanaan
Teknis
Pasal 140 – 148 PP no 16 Tahun 2021

Meliputi : Perencanaan teknis dilakukan


dengan penyusunan rencana teknis
• perencanaan teknis baru
yang memuat
• perencanaan teknis dengan desain
• konsepsi perancangan
berulang
• pra rancangan
• perencanaan teknis dengan desain
prototipe/ purwarupa • pengembangan rancangan
• perencanaan teknis dengan • rancangan detail
sayembara

BGN tidak sederhana dengan BGN dengan luas di atas 5.000 m2


kriteria luas di atas 2.000 m2 dan di wajib menerapkan prinsip-
atas 2 lantai wajib menerapkan prinsip Bangunan Gedung Hijau
BIM (Building Information (BGH)
Modelling)

14
Tahap Pelaksanaan
Konstruksi
Pasal 149-152 PP no 16 Tahun 2021

Berupa kegiatan: Pelaksanaan konstruksi fisik meliputi:


╸ pembangunan baru ╸ pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama Provisional hand
╸ perluasan
over) pekerjaan
╸ lanjutan pembangunan Bangunan Gedung ╸ pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan
yang belum selesai
konstruksi sampai dengan serah terima
╸ pembangunan dalam rangka Perawatan akhir (final hand over) pekerjaan
termasuk perbaikan Bangunan Gedung
╸ pembangunan BGN terintegrasi

15
Tahap Pengawasan
Konstruksi
Pasal 153 – 154 PP no 16 Tahun 2021
Pengawasan dilakukan oleh Manajemen Konstruksi untuk
BGN dengan kriteria:
Dilakukan oleh :
• klasifikasi tidak sederhana dengan ketentuan jumlah
╸ penyedia jasa manajemen konstruksi, atau lantai di atas 4 (empat) lantai dan dengan luas bangunan
minimal 5000 m2 (lima ribu meter persegi) untuk
╸ Penyedia jasa pengawasan konstruksi. pembangunan baru, perluasan, dan/atau lanjutan
pembangunan Bangunan
• BGN klasifikasi Bangunan khusus
Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa
manajemen konstruksi meliputi: • melibatkan >1 penyedia jasa perencanaan
• pengawasan pada tahap perencanaan teknis maupunpelaksana konstruksi, dan/atau
• pengawasan persiapan konstruksi • yang dilaksanakan
• pengawasan tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama (Provisional hand over) pekerjaan • lebih dari satu tahun anggaran (multiyears project)
• pengawasan tahap Pemeliharaan pekerjaan konstruksi
sampai dengan serah terima akhir (final hand over)
pekerjaan

16
Tahap Pasca Konstruksi
Pasal 155 PP no 16 Tahun 2021

Pendaftaran dilakukan oleh K/L atau OPD pengguna


anggaran dengan melaporkan BGN yang telah selesai
dibangun kepada :
╸ Menteri PUPR, jika dana BGN bersumber dari
APBN
╸ Gubernur, jika dana BGN bersumber dari APBD

Pendaftaran sebagai BGN menghasilkan dokumen


pendaftaran berupa surat keterangan bukti
pendaftaran BGN dengan diberikan huruf daftar nomor
(HDNo)

17
Tahap Pemanfaatan BGN dimanfaatkan setelah mendapat SLF dan harus
dikelola Pengelola BGN (sebagai pengguna barang)
Pasal 156 – 161 PP no 16 Tahun 2021

Pemeliharaan BGN; usaha mempertahankan kondisi


bangunan dan upaya untuk menghindari kerusakan
komponen atau elemen bangunan agar tetap laik fungsi
Biaya Pemeliharaan ditetapkan
paling banyak 2% dari harga
standar per m2 tertinggi tahun
berjalan sesuai fungsi dan
klasifikasi Bangunan Gedung Perawatan BGN; usaha memperbaiki kerusakan
dan/atau mengganti bagian Bangunan Gedung,
komponen, bahan bangunan, dan/atauprasarana dan
sarana agar BGN tetap laik fungsi.

18
Tahap Pembongkaran Penghapusan Aset BMN
• sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 162 – 169 PP no 16 Tahun 2021
di bidang pengelolaan barang milik negara/daerah.

Meliputi :
1. Persiapan Pembongkaran
2. Pelaksanaan Pembongkaran
3. Penghapusan Aset BMN

Persiapan Pembongkaran
• permohonan dan persetujuan pemusnahan BMN Pelaksanaan Pembongkaran
berupa BGN (diajukan kepada Menteri Keuangan oleh • mengikuti standar Pembongkaran Bangunan Gedung
K/L); (Permen PUPR Nomor 18 Tahun 2021) tentang
• penyusunan rencana pendanaan (perhitungan nilai Standar Pembongkaran Bangunan Gedung)
sisa BGN);
• penyusunan RTB (disusun oleh penyedia jasa
pekerjaan konstruksi Pembongkaran); dan
• pengadaan penyedia jasa pekerjaan konstruksi
Pembongkaran Bangunan Gedung.

19
Penyelenggara BGN Penyedia Jasa Perencana
Pasal 170 – 171 PP no 16 Tahun 2021
Penyedia Jasa Pelaksana
Penyelenggara Pembangunan BGN terdiri atas:
Konstruksi
a. pengguna anggaran (K/L & OPD)
b. Penyedia Jasa Konstruksi.
Penyedia Jasa
Pemeliharaan dan
Perawatan

Penyedia Pengawasan
Konstruksi

Manajemen
Konstruksi

Penyedia Jasa Penyedia Jasa


Pembongkaran BG Pengkajian Teknis
Pasal 172 – 185 PP no 16 Tahun 2021

Pengelolaan Teknis
Pengelolaan Teknis
Pasal 124 ayat 7,8 dan 9 PP no 16 Tahun 2021

1. Setiap pembangunan bangunan gedung


negara yang dilaksanakan oleh K/L/OPD
harus mendapat bantuan teknis dalam
bentuk pengelolaan teknis;
2. Pengelolaan teknis dilakukan oleh tenaga
pengelola teknis yang bersertifikat;
3. Tenaga pengelola teknis bertugas
membantu dalam pengelolaan kegiatan
pembangunan bangunan gedung negara
di bidang teknis administratif.

22
Tugas Pengelola Teknis

23
Prosedur Pengelolaan Teknis
Dibiayai APBN/perolehan yang sah yang akan menjadi BMN Dibiayai APBN/perolehan yang sah yang akan menjadi BMN
dilaksanakan pimpinan instansi atau kepala satker K/L di tingkat Pusat dilaksanakan pimpinan instansi atau kepala satker K/L di tingkat Pusat
dengan lokasi pembangunan di DKI Jakarta & Perwakilan di Luar dengan lokasi pembangunandi luar DKI Jakarta
Negeri • K/L mengajukan permintaan bantuan tenaga pengelola teknis secara
• kementerian/lembaga mengajukan permintaan bantuan tenaga tertulis kepada Menteri (Direktur BPB) & Kepala OPD pelaksana tugas
pengelola teknis secara tertulis kepada Menteri (Direktur BPB) dekonsentrasi Kementerian kepada Pemerintah Daerah Provinsi
• Menteri (Direktur BPB) & Kepala OPD pelaksana tugas dekonsentrasi
• Menteri (Direktur BPB) menugaskan Pengelola Teknis dalam
Kementerian kepada Pemerintah Daerah Provinsi menugaskan
kewenangannya sesuai klasifikasi dan kualifikasi
Pengelola Teknis dalam kewenangannya sesuai klasifikasi dan kualifikasi

Dibiayai APBN/perolehan yang sah yang akan menjadi BMN Dibiayai APBD/perolehan yang sah yang akan menjadi BMD
dilaksanakan KPA K/L di daerah dengan lokasi pembangunan di luar
DKI Jakarta

• kementerian/lembaga mengajukan permintaan bantuan tenaga • Kepala OPD yang melaksanakan pembangunan BGN mengajukan
pengelola teknis secara tertulis kepada Kepala OPD pelaksana permintaan bantuan tenaga pengelola teknis secara tertulis kepada
tugas dekonsentrasi Kementerian kepada Pemerintah Daerah Kepala Dinas Teknis
Provinsi • Kepala Dinas Teknis menugaskan Pengelola Teknis sesuai
• Kepala OPD pelaksana tugas dekonsentrasi Kementerian kepada kewenangannya sesuai klasifikasi dan kualifikasi
Pemerintah Daerah Provinsi menugaskan Pengelola Teknis sesuai
kewenangannya sesuai klasifikasi dan kualifikasi

Pasal 185 PP no 16 Tahun 2021 24


Biaya Pengelolaan
Teknis

• Biaya operasional pengelola kegiatan dan honorarium Pengelola Teknis Pembangunan


BGN dibebankan kepada biaya komponen pengelolaan kegiatan yang bersangkutan;
• Permintaan tenaga Pengelola Teknis Pembangunan BGN diajukan kepada Menteri PUPR
(sebelumnya kepada Direktur BPB) dan Kepala OPD pelaksana tugas dekonsentrasi
Kementerian kepada Pemerintah Daerah Provinsi;
• Pengelola Teknis Pembangunan BGN bertanggung jawab atas kinerja pelaksanaan
tugasnya kepada Menteri (APBN) atau gubernur/bupati/walikota (APBD);

25
Terima
Kasih
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PUPR

26

Anda mungkin juga menyukai