Presentasi Ansa - Pusat Inf Desa Mandiri (Medan)
Presentasi Ansa - Pusat Inf Desa Mandiri (Medan)
Kecernaan limbah pertanian yang rendah disebabkan keberadaan lignin yang bertindak sebagai
penghalang proses perombakan polisakarida dinding sel oleh mikroba rumen. Dengan inovasi MA-11
dimana telah melibatkan bakteri Alfaafa sehingga perombakan polisakarida lebih mudah dan akhirnya
kandungan protein dapat meningkat sehingga mampu memenuhi kecukupan nutrisi untuk produksi
ternak
REVOLUSI & LOMPATAN PANJANG
BIDANG PERTANIAN & LINGKUNGAN
DENGAN INOVASI MICROBAKTER ALFAAFA MA-11
1 BULAN
TANAH
GEMBUR
PBH
2 kg/ Ha
SUSU
30 lt/ hari
1. Biaya Pakan hanya Rp 500 s/d Rp 1000,-/ kg (hemat lebih dari 200 % dari pakan pabrik
2. PBH sapi Potong 1,5 s/d 2 kg/ Hari , Susu 20 s/d 35 lt/ hari
3. Bulu lebih mengkilat dan halus, muka bersih, mulut tidak bau
4. Kandang sehat tidak bau
5. Tidak perlu ngarit
6. Mampu dijadikan “Bang Pakan” disimpan sampai 1 tahun lebih
7. Untuk perikanan menjadikan kolam sehat (tidak bau dan kematian 0 %)
REVOLUSI & LOMPATAN PANJANG
BIDANG ENERGI BERSIH TERBARUKAN
DENGAN INOVASI MICROBAKTER ALFAAFA MA-11
5 hari
Limbah
Pertanian
Menjadi
Bioetanol
(Oktan
107)
1. Biaya Bioetanol MA-11 adalah Rp 0 ,- karena sebagai bonus dari pembuatan pakan
(Superfeed) dengan MA-11
2. Proses fermentasi Pakan 4 hari +proses destilasi 1 hari jadi Bioetanl =dihasilkan hanya
dalam 5 hari
3. Bioetanol MA-11 adalah energi terbarukan paling bersih di dunia (Zeo Emisi) dengan
nilai oktan paling tingi 107 (Pertamax Plus nilai oktan 98, Premium nilai oktan 86)
4. Bioetanol juga dapat diturunkan kadarnya untuk kepentingan : rumah tangga , farmasi
atau industri akanan
Untuk selamatkan bumi , tanah, air dan udara
maka kami mengusulkan adanya Gerakan Cepat
secara Nasional dengan menerapkan inovasi
MA-11:
Pemuda Bertani
Gerakan ini akan mendidik minimal 2 Pemuda
ditingkat Desa dari seluruh pelosok negeri
dengan konsep Integrated Ecofarming berbasis
MA-11 , dengan tujuan :
1. Penguasaan Integrated Ecofarming (apapun
resources desa akan dirombak menjadi pakan,
pupuk dan energi dengan cepat)
2. Membuat Demplot (percontohan) Integrated
Ecofarming berdasar kesesuaian lahan.
3. Sebagai agen perubahan nyata ditingkat desa
(dari desa miskin menjadi desa makmur)
4. Menciptakan lapangan Kerja &
Memakmurkan Desa secara cepat dalam
waktu kurang dari 3 tahun
5. Menghindari Loos Farming Generation
KEMAMPUAN MA-11
UNTUK PEROMBAK (DECOMPOSER)
BAHAN
PAKAN
PROSES PEMBUATAN PAKAN SAPI ATAU KAMBING
(RUMINANSIA)
Dimulai dari penyiapan bahan material baik dari limbah tahu, ampas beer dll
sebagai sumber proten nabati serta limbah pertanian seperti jerami, daun jati,
enceng gondok, gedebok pisang sebagai sumber serat kasar. Untuk melengkapi gizi
pakan juga digunakan bekatul atau ampas singkong sebagai sumber karbohidrat.
Kandungan air semua material maksimal 10 % atau lebih kering agar mudah
dirombak oleh bakteri MA-11. Setelah dikeringkan dengan dijemur masing-masing
material yang berserat kasar perlu dicacah atau dicoper agar permukaan material
lebih luas.
Masing masing material kemudian disemprot merata dengan formulasi standar,
penyemprotan dijaga jangan sampai terlalu banyak cairan, yang penting cukup
membasahi permukaan materi pakan. dan kemudian disimpan 2 s/d 5 hari dalam
karung atau terpal dalam situasi tanpa oksigen (unaerob) dan tidak tembus sinar
matahari.
Kemudian setalah itu dibuka dan akan tercium aroma segar seperti tape kemudian
semua bahan dicampur sesuai ukuran peruntukannya (lihat tabel : Prosentase
Kebutuhan Nutrisi Pakan) . Pemberian mineral / garam dan vitamin bisa
ditambahkan pada pakan yang telah difermentasi tersebut. Fermentasi pakan yang
berhasil akan dapat tahan sampai satu tahun lebih.
SUPERFEEED MA-11 UNTUK RUMINANSIA
PROSES PEMBUATAN PAKAN IKAN ATAU UNGGAS
Dimulai dari penyiapan bahan material baik dari limbah ikan sebagai sumber protein hewani
dan kalsium serta limbah atau daun turi, enceng gondok, alfaafa sebagai sumber protein
nabati. Untuk melengkapi gizi pakan juga digunakan bekatul atau ampas singkong sebagi
sumber karbohidrat.
Kandungan air semua material maksimal 10 % atau kering agar mudah dirombak oleh bakteri
MA-11. Setelah dikeringkan atau dijemur masing-masing material ditepungkan agar lembut
kemudian dicampur sesuai ukuran peruntukannya , sambil diaduk maka proses
penyemprotan dengan formulasi standar dilakukan merata kesemua permukaan material
pakan tersebut. Ukuran penyemprotan yang tepat ditandai dengan cara : ambil adonan yang
sudah disemprot merata tersebut satu genggam lalu diremas (dikepal) sampai padat, ukuran
yang baik jika tidak keluar airnya saat diremas dan jika kepalan tangan tersebut dibuka maka
adonan pakan tersebut tidak pecah atau rontok.
Kemudian campuran pakan tersebut disimpan selama 2 s/d 5 hari dalam tempat tong plastik
atau karung kedap udara (unaerob) dan sinar matahari tidak masuk. Setelah itu dibuka dan
akan tercium aroma segar kemudian dapat langsung disebar untuk pakan ayam atau ikan.
Selain itu pakan fermentasi tersebut juga bisa dibuat pelet baik yang dapat terapung atau
tenggelam sesuai kebutuhan dan jenis ikannya. Pemberian mineral / garam dan vitamin bisa
ditambahkan pada pakan yang telah difermentasi tersebut. Fermentasi pakan yang berhasil
akan dapat tahan sampai satu tahun lebih.
SUPERFEEED MA-11 UNTUK UNGGAS & IKAN
ANALISIS KENAIKAN PROTEIN DALAM PROSES DEKOMPOSISI
Juli – Agustus 2012
Oleh : Pusat Studi pangan dan Gizi Univ. Gadjah Mada Yogyakarta
KANDUNGAN PROTEIN (%)
AMATAN INTERFAL JAM KE : JERAMI ENCENG GONDOK AMPAS TEH JANGGEL JAGUNG AMPAS TAHU AMPAS TELA AMPAS ALFAAFA
1 4 0,8 2,2 5 2 9 4 15
2 8 0,9 2,3 5,2 2,1 9,1 4,2 15,2
3 12 1,6 2,6 5,5 2,2 9,3 4,2 15,6
4 16 1,8 2,9 5,8 2,7 9,9 4,4 16,8
5 20 2,6 3,3 6 2,9 10,3 5,2 17,3
6 24 3,5 3,5 6,5 3,3 10,4 5,7 18,6
7 28 3,7 3,8 6,9 3,6 10,6 6 19,7
8 32 3,8 4 7,3 4 10,9 6,3 20,2
9 36 4 4,6 7,9 4,6 11,3 6,9 21
10 40 4,2 4,9 8,7 5 11,6 7,4 22,8
11 44 4,2 5,3 9,4 5,7 11,9 7,8 23,7
12 48 4,6 5,8 10,2 6 12,6 8,2 24,6
13 52 4,8 6,2 10,8 6,8 12,9 8,7 25,7
14 56 4,9 6,8 11,4 7,2 13,4 9,4 26,8
15 60 5 7,2 11,8 7,6 14,5 9,8 27
16 64 5,1 7,5 12 8,2 15,6 10 28,3
17 68 5,2 7,9 12,4 8,8 15,8 10,5 29,3
18 72 5,4 8,4 12,9 9,4 16,4 10,8 30,3
19 76 5,8 8,8 13,2 9,8 16,8 11,3 32
20 80 6,2 9,2 13,7 10,2 17,4 11,6 33
21 84 6,6 9,3 14,3 10,7 17,8 12,6 35
22 88 6,8 9,5 14,9 11,4 18,3 12,9 38
23 92 7 9,7 15,3 11,9 18,8 13,8 40
24 96 7,5 9,9 15,8 12,5 19 14,4 42
25 100 7,8 10 16,2 12,8 19,6 14,9 42,6
26 104 8 10,05 17,5 13,2 20,2 15,4 43
27 108 8,05 10,1 18 13,25 20,6 15,9 44
28 112 8,1 10,15 18,6 13,4 20,9 16,3 43,6
29 116 8,1 10,2 19 14,1 21 16,8 43,8
30 120 8,1 10,25 19 14,2 21,2 17 44
31 124 8,13 10,3 19,2 14,25 21,4 17,2 44,2
32 128 8,14 10,45 19,5 14,27 21,6 17,3 44,5
33 132 8,14 10,5 19,53 14,28 21,65 17,5 44,6
34 136 8,15 10,6 19,6 14,28 21,9 17,8 45
35 140 8,15 10,6 19,6 14,28 22 18 45
36 144 8,15 10,6 19,6 14,28 22 18 45
KENAIKAN 7,35 8,4 14,6 12,28 13 14 30
GRAFIK KENAIKAN PROTEIN KASAR (%)
50
JERAMI
45 JANGGEL JAGUNG
ENCENG GONDOK
40 AMPAS TELO
AMPAS TEH
35 AMPAS TAHU
ALFAAFA
PRROSENTASE (%)
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
LIMBAH
Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) PERTANIAN
No LHP FR 02.004./437.B/08/2012
Masa Ruminasi Kurang tenang/ gelisah Lebih tenang/ tidak gelisah Semakin sehat
Performa Bulu kumal, kaku Bulu mengkilat, halus Semakin bersih
mata, hidung dan mulut sering mata, hidung dan mulut tidak /
dikerumuni lalat sedikit sekali lalat
Biaya Pakan Rp 2.500,- s./d Rp 3.500,-/ kg Rp 500,- s/d Rp 1000,-/kg Semakin hemat
Tenaga Hujauan (ngarit) Tiap hari s/d 3 hari sekali 5 s/d 10 hari sekali Semakin efisien
Produksi susu 10 s/d 12 liter/ hari/ ekor 20 s/d 25 liter/ hari/ ekor Semakin produktif
PBBH sapi 0,5 s/d 1 kg/ hari/ ekor 1 s/d 1,5 kg/ hari/ ekor Semakin produktif
PBBH domba 0,05 s/d 0,1 kg/ hari/ ekor 0,2 s/d 0,3 kg/ hari/ ekor Semakin produktif
Kwalitas Susu Standar lebih kental, harum dan gurih Semakin kwalitas
DATA KENAIKAN VOLUME SUSU SAPI PERAH
15 Agustus s/d 25 Oktober 2012
5
Ph Tanah
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hari Ke :
GRAFIK KENAIKAN PRODUKSI SUSU SAPI
30
Sapi C
Sapi A
25
Sapi B
20
15
LITER
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65
FASE
AWAL PENYESUAIAN NAIK STABIL
25.0
GRAFIK KENAIKAN RATA RATA SUSU SAPI
20.0
5.0
0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65
FASE
AWAL PENYESUAIAN NAIK STABIL
DATA PENINGKATAN BERAT BADAN HARIAN (PBBH) DOMBA
15 Juli s/d 25 September 2012
HARI KE BOBOT (KG/EKOR) HARI KE BOBOT (KG/EKOR)
A B C A B C
1 15,5 12,3 17 34 22,8 18,7 20,9
2 15,5 12,3 17 35 23 18,9 21,1
3 15,5 12,4 17,1 36 23,3 19,2 21,2
4 15,3 12,3 17,1 37 23,5 19,5 21,4
5 15,3 12,2 17,2 38 23,8 19,8 21,6
6 15 12,2 17,2 39 24,2 20,2 21,8
7 15,1 12,4 17,3 40 24,3 20,5 21,8
8 15,4 12,6 17,3 41 24,6 20,7 21,9
9 15,7 12,8 17,5 42 24,8 21,1 22
10 16 12,9 17,5 43 25,2 21,5 22,2
11 16,2 13 17,7 44 25,3 21,8 22,3
12 16,4 13,3 17,9 45 25,4 22,2 22,3
13 16,5 13,3 18 46 25,4 22,6 22,4
14 16,7 13,6 18,1 47 25,5 22,9 22,5
15 16,9 13,6 18,2 48 25,6 23,3 22,7
16 17 13,8 18,3 49 25,6 23,6 22,9
17 17,4 13,9 18,4 50 25,7 23,9 23,2
18 17,7 14 18,5 51 25,8 24,2 23,4
19 17,9 14,2 18,6 52 25,7 24,4 23,5
20 18,2 14,4 18,8 53 25,7 24,6 23,6
21 18,5 14,7 19 54 25,8 24,6 23,8
22 18,8 14,9 19,2 55 25,8 24,5 23,8
23 19,2 15,2 19,4 56 25,9 24,5 24,1
24 19,5 15,5 19,6 57 25,9 24,6 24,3
25 19,8 15,8 19,7 58 26 24,7 24,4
26 20,3 16,2 19,8 59 26 24,7 24,5
27 20,7 16,5 19,9 60 26 24,7 24,7
28 20,9 16,8 20,2 61 25,9 24,8 24,9
29 21,3 17,2 20,3 62 25,9 24,8 25
30 21,5 17,4 20,4 63 26 24,7 25,1
31 21,8 17,8 20,5 64 26 24,7 25,2
32 22,2 18,1 20,6 65 25,9 24,8 25,2
33 22,5 18,4 20,8 66 26 24,8 25,2
GRAFIK KENAIKAN PBBH DOMBA
30 Domba C
Domba B
25
Domba A
20
BOBOT (KG)
15
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65
FASE
AWAL PENYESUAIAN NAIK STABIL
30.0
20.0
15.0
KG
10.0
5.0
0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65
FASE
AWAL PENYESUAIAN NAIK STABIL
Table : Prosentasi Kebutuhan Nutrisi Pakan Ruminansia (PT AADP 2011)
Kemudian baru direndam dengan air sedalam 30 cm dari permukaan air dan
dibiarkan 5 s/d 7 hari. Diharapkan selama perendaman akan tumbuh berbagai
planton dan cacing tanah. Baru kemudian tanah diolah sesuai peruntukannya seperti
untuk padi, palawija, kolam ikan atau mina padi.
PEMBUATAN BIO FARM MA-11
300 cc / lt air Padi, Kedelai, Tebu, Jagung, Bibit Sawit , Jati 10 hari 1 kali
Sengon, Jabon s/d usia 1 tahun
15 Ton/ Ha
K
E –Coli 0 0 0,83 Cfu/g
S. Aureus 0 0 0,278 Cfu/g
Hasil Uji Lab Pusat Pangan & Gizi Agst 2012 Salmonela Negatif Negatif 1,3 %
Universitas Gadjah Mada Air 10,32 18,32 16,8 %
Abu 0,51 0,31 0,52 %
Lemak 0,5 0,75 0,84 %
Protein 8,50 4,50 7,3 %
Pati 61,83 71,83 73,7 %
Total Gula 0,207 0,907 1,62 %
Serat Kasar 1,86 2,38 1,73 Ppb
Diazinon Tidak terdeteksi 2,53 3,94 ppb 3,84
Parathion Tidak terdeteksi 0,32 0,94 ppb 0,82
Ethion Tidak terdeteksi 1,78 2,84 ppb 2,76
Profenofhos Tidak terdeteksi Tidak 1,3 ppb 0,80
terdeteksi
Malathion Tidak terdeteksi Tidak 1,83 ppb 0,50
terdeteksi
Chlorpyrifos Tidak terdeteksi Tidak 0,24 ppb 0,33
terdeteksi
Benzenhexzchlor (BHC) Tidak terdeteksi 1,22 1,48 ppb 1,55
Heptacjlor Tidak terdeteksi 0,23 1,83 ppb 0,67
Aldrin Tidak terdeteksi 0,29 0,934 ppb 0,76
Heptachlor propoxide Tidak terdeteksi 1,22 ppb 1,45
Endosulfan Tidak terdeteksi Tidak 1,63 ppb 0,97
terdeteksi
THE BEST ASIA OF RICE p.p-DDT Tidak terdeteksi Tidak 0,43 ppb 0,50
Beras Sehat ASIA masuk 3 besar Dieldrin Tidak terdeteksi
terdeteksi
Tidak 1,26 ppb 0,87
Hasil uji IRRI Filiphina Emdrim Tidak terdeteksi
terdeteksi
4.23 9,94 ppb 8,30
November 2012 Methoxychlor Tidak terdeteksi 3,2 7,63 ppb 5,30
KERJASAMA DENGAN BADAN TENAGA ATOM UNTUK MENGEMBANGKAN
KEDELAI VARIETAS MUTIARA DENGAN INOVASI MA-11
MENGHASILKAN BENIH KEDELAI SUPER UNGGUL 3,5 Ton / Ha
(diamter 0,2 lebih besar dari kedelai produksi USA)
Testimoni & Amatan : Akar dan Daun lebih panjang dan lebat tgl 10
Feb 2014
Testimoni & Amatan : Texture Tanah lebih halus , PH kemb ali
nor mal 6 s/d 6,5 (sebelumnya Ph 4 s/d 5,5 ) tgl 10 Feb 2014
KONDISI PADI USIA 15 HARI
cahaya → panas
Panas yang dihasilkan dari pembakaran etanol digunakan untuk menggerakkan piston pada mesin.
Dapat dikatakan bahwa cahaya matahari digunakan untuk menjalankan mesinnya.
Bukan hanya glukosa saja yang dapat difermentasi.
Gula lainnya seperti Fruktosa juga dapat digunakan untuk
fermentasi.
3 macam gula lainnya juga dapat difermentasi dengan
memecahnya melalui hidrolisi menjadi molekul-molekul glukosa
atau fruktosa.
Amilum (Singkong dll) & Selulosa (Jerami dll) adalah
molekul yang terdiri dari ikatan-ikatan glukosa.
Sukrosa (atau gula tebu) merupakan molekul glukosa yang
berikatan dengan molekul fruktosa.
Energi untuk membuat fruktosa berasal dari metabolisme glukosa
yang diperoleh dari fotosintesis (yang membutuhkan sinar
matahari).
Maka dari itu, sinar matahari juga menyediakan energi yang
dihasilkan oleh fermentasi dari molekul-molekul ini.
Etanol juga dapat diproduksi dari Etena (etilena). Dengan
penambahan air ke dalam etena maka akan mengubah
etena menjadi etanol:
C2H4 + H2O → CH3CH2OH
Ketika etanol dibakar di atmosfer (bukan di oksigen murni),
maka akan ada reaksi kimia yang lain yang menghasilkan 4
komponen kimia lainnya, termasuk dengan gas nitrogen (N2
PROSES PRODUKSI
Secara umum, produksi BIOETHANOL dapat dilakukan degan usaha produksi
PAKAN & PUPUK dengan bantuan perombak MA-11 .
Proses ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu:
TAHAP SAKARIFIKASI
(pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai
berikut :
1. Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
2. Pengaturan pH optimum enzim
3. Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
4. Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses
sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang
dihasilkan)
FERMENTASI
1. Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula
sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya
melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar
dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan
menghasilkan etanol dan CO2.
2. Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan
pada suhu optimum kisaran 27°C s/d 32° C, dan membutuhkan ketelitian
agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan
rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah
dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
3. Selanjutnya kolaborasi bakteri dalam MA-11 akan menghasilkan ethanol
sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut
dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak
aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
4. Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum
destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari
terjadinya clogging selama proses distilasi.
DESTILASI
Distilasi dilakukan untuk memisahkan
etanol dari beer (sebagian besar adalah
air dan etanol). Titik didih etanol murni
adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C
(Kondisi standar).
Dengan memanaskan larutan pada suhu
rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan
sebagian besar etanol menguap, dan
melalui unit kondensasi akan bisa
dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 %
volume.
Semakin murni etanol, semakin bagus
untuk mesin. Harga jualnya pun lebih
tinggi.
KEUNGGULAN BIOETANOL MA-11
Dalam riset terpadu ini peneliti telah melakukan simulasi terhadap
campuran pemakaian Bioetanol dalam kendaraan, sebagai bahan
bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin ;
digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan
premium (EXX).
5. Kondisi tanah yang sehat dan kaya akan planton ini bisa
mendukung kehidupan mahkluk lainnya seperti ikan,
belut , kepiting , udang dll. Sehingga akan mendukung
dikembangkannya pola “mina tani” atau “mina padi”
sebagai multi usaha dalam bidang pertanian yang
menguntungkan, dimana petani akan panen ikan dan padi
dalam satu usaha terintegrasi. Selain itu lingkungan sawah
akan menjadi semakin sehat dan baik. Sistem mina padi
juga akan berfungsi sebagai penahan serangan tikus,
karena kolam yang melingkari sawah akan berfungsi
sebagai penahan masuknya tikus ke sawah.
Sistem pemeliharaan mina padi konsep ini adalah ikan
dipelihara bersama 30 hari dan benih ikan mencapai ukuran
30-40 ekor/kg dari waktu tanam hingga penyiangan pertama
atau kedua.
Tujuan sistim mina padi adalah untuk:
Gambar : Teknik
Wick Hidroponik
Sederhana
2. PENYIAPAN
MEDIA TANAM
Gunakan media
tanam yang poros
bisa campuran
sekam bakar dan
pasir kerikil, atau
campuran rockwool
dan pasir kerikil.
Tempatkan media
tanam pada wadah
yang diinginkan
seperti pot atau
kaleng bekas.
3. PEMBERIAN BIOFARM SEBAGAI NUTRISI
Gunakan nutrisi Biofarm MA-11 hidroponik yang tepat, pemberian nutrisi dalam
cara menanam hidroponik sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Anda bisa
meracik sendiri formulais dasar MA-11 atau membeli nutrisi Biofarm MA-11
hidroponik yanag sudah siap pakai. Pemberian nutrisi bisa dengan cara siram
manual pagi dan sore hari, atau jika anda ingin lebih praktis anda bisa mencoba cara
menanam hidroponik dengan sistem sumbu atau wick silahkan cek pada gambar.
Sumbu (bisa dari kapas, sumbu kompor atau kain bekas) akan mengalirkan nutrisi
ke seluruh bagian tanaman. Teknik wick ini adalah salah satu teknik hidroponik
sederhana.
PERAWATAN
Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya
tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti
pemangkasan, pembersihan gulma dll. Untuk
mencegah hama maka dapat digunakan Bio Urine
MA-11.
Sekian Terimakasih
Mohon maaf atas kekurangannya