Anda di halaman 1dari 12

ANGGARAN

BEP
KELOMPOK 1
ROSNAWATI B1B120063
POPI AMELIA B1B121059
PRISCILA FELANI RAHEL B1B121060
PUTRI NATASYA B1B121061
QONIATUN YOGI A.S B1B121062
RAHMADINA B1B121063
RAMLI B1B121064
RESTU NABILA MALENDA B1B121066
ROY ASTUTI B1B121071
SISRI SIAGIAN B1B121072
1. Pengertian Break Event Point (BEP)

Secara umum, Break Event Point adalah titik Break even point adalah posisi dimana
keseimbangan ketika laba yang didapatkan perusahaan tidak memperoleh laba dan
setara dengan biaya dalam proses produksi. tidak menderita kerugian. BEP atau titik
Definisi lain dari break even point adalah impas sangat penting bagi manajemen
situasi ketika jumlah pendapatan sebanding untuk mengambil keputusan untuk
dengan jumlah pengeluaran dalam setiap menarik produk atau mengembangkan
produksi produk atau jasa. produk, atau untuk menutup anak
perusahaan yang tidak menguntungkan.
2. Kegunaan Break Event Point (BEP)
BEP memiliki fungsi untuk menentukan besaran
volume barang yang akan diproduksi. Setelah dapat
menentukan volume produksi, maka dengan BEP
pengusaha bisa menentukan memproyeksikan laba dari
perusahaan.
3. Penentuan Break Event Point

Dalam hal ini, BEP unit mencerminkan keseimbangan antara


jumlah produk yang dijual dan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi produk tersebut.

Cara menghitung BEP unit dilakukan dengan menggunakan


rumus:

BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit
– Biaya Variabel per Unit)
4. Analisis BEP Dalam Anggaran
Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dihitung untuk menentukan
jumlah unit atau pendapatan yang diperlukan agar perusahaan mencapai titik impas.
Break Even Analysis melibatkan perhitungan biaya tetap, biaya variabel, dan harga
jual per unit produk.

Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dapat dihitung dalam jumlah
unit atau pendapatan dengan rumus sebagai berikut:
Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Jumlah Unit = Biaya
Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Pendapatan = Biaya
Tetap / Kontribusi Margin Ratio
• Kontribusi Margin Ratio = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) /
Harga Jual per Unit
CONTOH SOAL
PT. Ulfa Maharani membuat dan menjual dua jenis produk yaitu Kosimil dan Lusimol.
Total biaya tetap untuk kedua jenis produk tersebut Rp. 60.000,00. Harga jual, biaya variabel, dan
laba kontribusi per unit serta rasio masing-masing produk adalah :
Produk Kosimil Produk Lusimol
Harga Jual Rp. 12,00 100% Rp. 8,00 100%
Biaya Variabel Rp. 6,00 50% Rp. 6,00 75%
Laba Kontribusi Rp. 6,00 50% Rp. 2,00 25%

1. Jika komposisi penjualan produk K dan L dalam unit masing-masing


1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2, hitunglah penjualan pada titik
impas dengan teknik :
a. Rasio LK rata-rata
b. LK rata-rata per unit
2. Jika total penjualan yang direncanakan untuk kedua jenis produk
tersebut sebesar 20.000 unit, dan komposisi penjualan produk K
dan L dalam unit masing-masing 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2,
hitunglah besarnya laba yang direncanakan
1. Menghitung penjualan pada titik impas dengan komposisi produk K
dan L dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2.

a. Teknik CM ratio rata-rata PENYELESAIAN

a+i
BEP (Rp) = -----------------------------
Rasio Laba Kontr. Rata-rata

Rp. 60.000 + 0
= -------------------------- = Rp. 150.000,00
(50% X 3) + (25% X 2)
--------------------------
3+2
Titik impas tercapai pada penjualan sebesar Rp. 150.000,00. Produk
K dan produk L dengan komposisi 3 : 2, maka produk K sebesar = 3/5
(Rp. 150.000) = Rp. 90.000,00 dan produk L sebanyak Rp. = 2/5
(Rp. 150.000) = Rp. 60.000,00.
b. Teknik Laba Kontribusi Rata-rata per unit

a+i
BEP (Unit) = --------------------------------
Laba Kontr. Rata-rata per unit

Rp. 60.000 + 0 Titik impas tercapai pada


= ------------------------------- penjualan sebanyak 15.000 unit,
(Rp. 6,00 X 1) + (Rp. 2,00 X 1) produk
-------------------------------- K dan produk L dengan
1 + 1 komposisi 1 : 1, maka penjualan
produk
Rp. 60.000 K = 1/2 (15.000 ) = 7.500 unit,
= -------------------- = 15.000 dan produk L = 1/2 (15.000) =
7.500 unit
unit
4
Bukti :
Produk K Produk L Total
7.500 unit 7.500 unit 15.000 unit

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Penjualan Rp. 90.000 100 Rp. 60.000 100 Rp. 150.000 100
Biaya Variabel 45.000 50 45.000 75 90.000 60
-------------------------------------------------------
Laba Kontribusi 45.000 50 15.000 25 60.000 40
Biaya Tetap 60.000
--------
Laba Bersih 0
Kesimpulan :
Dampak Perubahan Komposisi Penjualan terhadap
hubungan CPV Perusahaan yang menjual lebih dari
satu macam produk seringkali mempunyai kesempatan
untuk menaikkan laba kontribusi dan menurunkan titik
impas dengan cara memperbaiki komposisi penjualan,
yaitu menaikkan proporsi penjualan produk yang
menghasilkan rasio laba kontribusi (contribution margin
ratio) yang tinggi.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai