Anda di halaman 1dari 18

Referat kelompok

PITIRIASIS ROSEA
Aziddin Gani Harahap
Elmasita
Elva Katharina Simamora
Helni Sipayung
Nur Afrida Yunita
Sri Adeyana

Pembimbing:
dr. T. Sy. Dessi Indah Sari As., Sp. KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2018
PENDAHULUAN

• Pitiriasis rosea 🡪 belum diketahui penyebabnya


• Pasien datang dengan gejala prodromal serta
kemerahan pada kulit terasa gatal
• Herald patch 🡪 susunan lesi menyerupai pohon
cemara terbalik
• Tatalaksana simptomatik bila terdapat gejala
prodromal berat dan lesi yang luas
DEFINISI
PITIRIASIS ROSEA
• Lesi inisial: Eritema berbentuk oval, soliter dan
skuama halus (herald pacth)
• Lesi lanjutan: Lesi-lesi yang lebih kecil di badan,
lengan dan tungkai atas
• Umumnya asimptomatik
• Dapat sembuh sendiri.
EPIDEMIOLOGI

• Usia: 15-30 tahun, dapat ditemukan pada anak-


anak dan lanjut usia.
• Jumlah insidensi pria : wanita hampir sama
• Insidensinya meningkat terutama musim semi,
musim gugur, dan musim dingin.
• Estimasi jumlah kejadian di Amerika Serikat: 0,3-3%
• Wanita: 0,13%
• Pria: 0,14%
ETIOLOGI
• HHV terdeteksi pada 70% pasien pitiriasis rosea
• Drago et al: HHV 7 pada sel mononuklear darah
perifer dan plasma
• Watanabe et al, pemeriksaan polymerase chain
reaction (PCR) untuk mendeteksi HHV 6 dan HHV 7:
- Lesi kulit (93%) - Kulit nonlesi (86%)
- Saliva (100%) - Sel mononuklear (83%)
- Serum (100%)
GEJALA KLINIS

• Gejala konstitusi, menyerupai flu:


- Malaise - Nyeri kepala
- Nausea - Hilang nafsu makan
- Demam - Artralgia
• Sebagian penderita mengeluh gatal ringan
PATOFISIOLOGI
• Pitririasis rosea masih belum diketahui secara pasti
• Pendapat para ahli : virus herpes atau human herpes virus (HHV)-6 dan
HHV-7
• Infeksi HHV-6 atau HHV-7 juga ditemukan pada 10-44% individu namun
tidak menimbulkan manifestasi klinis
• Faktor penggunaan obat-obat tertentu juga diduga berhubungan dengan
insidensi pitiriasis rosea.
HISTOPATOLOGI
Gambar 1. Herald patch lesi pertama berupa makula/plak eritema (salmon red)
dan skuama halus dipinggir (kolaret), batas tegas, berbentuk oval dan anular, diameter 2-5cm.
Pola “christmass tree” setelah lesi pertama, ditemukan lesi dengan ukuran
lebih kecil dengan warna merah muda kusam atau kuning kecoklatan, yang
tersebar, simetris dan tersusun sejajar kosta menyerupai pojon cemara terbaik.
• Predileksi batang tubuh, lengan atas bagian proksimal dan
tungkai atas (pakaian renang).
• Lesi lain berupa urtika, vesikel dan papul sering
ditemukan pada anak.
• Lesi oral menyerupai ulkus aftosa dengan makula,
plak hemoragik dan bula pada lidah dan pipi.
• Lesi atipikal; dapat ditemukan hanya di wajah dan
leher, kadang tidak ditemukan lesi utamanya.
Gambaran lesi berupa vesikel, urtika, pustular,
purpura dan eritema multiform. Biasanya dicetuskan
oleh iritasi, berkeringat banyak atau pengobatan
yang inadekuat (pityriasis rosea irritata).
DIAGNOSIS

• Anamnesis
• Gatal hebat dirasakan pada 25%, 50% lainnya merasakan
gatal dari yang ringan sampai sedang, dan 25% lainnya
tidak mengeluhkan rasa gatal
• prodromal seperti gejala flu, demam, malaise, arthralgia,
dan faringitis
• Pemeriksaan fisik
• bercak berskuama dengan batas tegas berbentuk oval
atau bulat (“herald patch”)
• erupsi makulopapular
• Predileksi Terlokalisasi pada badan, leher, dan daerah
poplitea atau pada area yang lembab dan hangat
• Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin
• VDRL
• Biopsi kulit
DIAGNOSIS BANDING

• Sifilis stadium II
• Psoriasis gutata
• Lichen planus
• Dermatitis numularis
• Parapsoriasis (Pitiriasis lichenoides kronik)
• Dermatitis seboroik
• Tinea corporis
TATALAKSANA

• Antipruritus ; cetirizin 1x10mg (sistemik)


bedak as.salisilat + mentol 0.5-1% (topikal)
• Flu like syndrome atau lesi luas; asiklovir 5 x 800/hari selama
1 minggu
• Lesi luas >> sinar UVB (risiko hiperpigmentasi
pascainflamasi)
• Kortikosteroid sistemik atau topikal
• Eritromisin 4x 250mg /hari selama 14 hari

Anda mungkin juga menyukai