Amandemen Uud 1945 Pengaruhnya Terhadap Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Reformasi
Amandemen Uud 1945 Pengaruhnya Terhadap Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Reformasi
PENGARUHNYA TERHADAP
SISTEM KETATANEGARAAN
INDONESIA PASCA
REFORMASI
Nama kelompok :
1. Deny Hendrawan (23130068)
2. Galih Bagus Utanto (23130024)
3. Hilda Maulida Al Aulia (23130091)
Latar Belakang
Amandemen UUD 1945 di Indonesia Kekuasaan dipertimbangkan
membawa perubahan signifikan pada ulang, memberikan mandat dan
sistem pemerintahan, hukum, dan hak kontrol yang lebih besar kepada
asasi manusia. Era Orde Baru ditandai DPR dan DPD. Perlindungan
oleh kebijakan otoriter dan HAM diperkuat, mencerminkan
keterbatasan partisipasi rakyat. HAM komitmen pada prinsip-prinsip
minim dilindungi, dan demokrasi hak asasi manusia universal.
hadir dalam bentuk terbatas. Demokrasi menjadi lebih terbuka,
Reformasi dimulai pada 1998 dengan dengan partisipasi masyarakat
amandemen UUD 1945, memperbaiki sipil yang aktif dan pemilihan
kelemahan struktural umum yang lebih demokratis.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka
penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan
menjadi fokus dalam penelitian yakni “Bagaimanakah
Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sebelum dan
Sesudah Amandemen UUD 1945”
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945
PEMBAHASAN
02
Masa Dampak buruk rezim Orde Baru memicu tuntutan
reformasi, mencapai puncak pada mundurnya Soeharto
pada 21 Mei 1998. Era reformasi membawa perubahan
Pemerintahan mendalam menuju politik yang demokratis, transparan,
dan berlandaskan hak asasi manusia, mengakhiri
01 03
Orde Baru di Indonesia, di bawah Soeharto, awalnya Pada masa Orde Baru, UUD 1945 memberi
muncul dengan tekad untuk memperbaiki kebobrokan era kekuasaan besar pada lembaga kepresidenan, tetapi
Demokrasi Terpimpin. Namun, seiring waktu, ambisi praktiknya melebihi kontrol MPR dan pengawasan
penguasa melebar dan terjadi manipulasi terhadap UUD DPR. Sistem ketatanegaraan Indonesia didasarkan
1945, mengakibatkan dominasi presiden, korupsi, KKN, pada UUD 1945 dengan lima kekuasaan negara,
pertumbuhan ekonomi terbatas, dan krisis multidimensi namun tidak mengadopsi Trias Politica.
Lembaga Peran Sentral Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR)
tertinggi MPR memiliki peran sentral dalam pemilihan presiden dan wakil
presiden, menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN),
negara
dan memiliki kewenangan untuk memberhentikan presiden jika
terjadi pelanggaran terhadap GBHN