Anda di halaman 1dari 11

FAKTUR PAJAK DAN

NOTA RETUR
Disusun oleh :
MOCH ALDY HANSYAH ( 220302001 )
RISMALA NUR HABIBA ( 220302034 )
PENGERTIAN FAKTUR PAJAK

 Mengacu pada UU PPN, pengertian faktur pajak tertulis dalam Pasal 1 ayat 23
UU PPN, yaitu bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
(PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan
Jasa Kena Pajak (JKP).

Faktur pajak merupakan dokumen yang sangat penting dalam suatu transaksi
bisnis, yang mana dilakukan oleh pengusaha kena pajak (PKP) saat
menyerahkan barang kena paja (BKP)/jasa kena pajak (JKP) kepada pihak
pembeli. Ada beberapa jenis faktur pajak, seperti faktur pajak keluaran dan
faktur pajak masukan. Pembuatan atau penerbitan faktur pajak ini dapat
dilakukan secara digital, bahkan dapat diotomatisasi untuk mempermudah
alur transaksi PKP.
FUNGSI FAKTUR PAJAK

 Kepemilikan faktur pajak tentu memberikan banyak kebaikan bagi PKP.


Berikut ini adalah beberapa fungsi dari faktur pajak:

1. Sebagai bukti pemungutan pajak yang sah


2. Sebagai bukti pembayaran Pajak Masuk dan yang dapat dikreditkan dengan
Pajak Keluaran
3. Sebagai data bagi Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan pengecekan
atas berbagai transaksi yang dilakukan oleh PKP.
Jenis Faktur Pajak

 Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
saat melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa kena pajak, dan atau
barang kena pajak yang tergolong dalam barang mewah;
 Faktur Pajak Masukan adalah faktur pajak yang didapatkan oleh PKP ketika
melakukan pembelian terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak dari PKP
lainnya;
 Faktur Pajak Pengganti adalah penggantian atas faktur pajak yang telah terbit
sebelumnya dikarenakan ada kesalahan pengisian, kecuali kesalahan pengisian NPWP.
Sehingga, harus dilakukan pembetulan agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
 Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP yang meliputi
seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli barang kena pajak atau jasa kena
pajak yang sama selama satu bulan kalender;
 Faktur Pajak Digunggung adalah faktur pajak yang tidak diisi dengan
identitas pembeli, nama, dan tandatangan penjual yang hanya boleh dibuat
oleh PKP Pedagang Eceran;
 Faktur Pajak Cacat adalah faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas,
benar, dan/atau tidak ditandatangani termasuk juga kesalahan dalam
pengisian kode dan nomor seri. Faktur pajak cacat dapat dibetulkan dengan
membuat faktur pjak pengganti;
 Faktur Pajak Batal adalah faktur pajak yang dibatalkan dikarenakan adanya
pembatalan transaksi. Pembatalan juga harus dilakukan ketika ada kesalahan
pengisian NPWP dalam faktur pajak.
Cara membuat faktur pajak

 Berikut ini adalah tahapan dalam penerbitan faktur pajak:

- PKP menutup kontrak atau kesepakatan penyerahan, membuat faktur pajak,


dan melakukan pencatatan baik secara manual atau dengan sistem.
- PKP memasukkan data faktur secara manual atau dengan impor data ke
aplikasi e-Faktur. Adapun data yang dimasukkan pkp sebagai berikut
 - NPWP, alamat, dan nama PKP yang menyerahkan BKP atau JKP
- NPWP, alamat, nama PKP pembeli/penerima BKP atau JKP
- Mencantumkan informasi barang atau jasa, dengan jumlah harga jual atau
penggantian dan potongan harga tersebut
- Jumlah PPN yang dipungut
- Nomor seri, kode, dan tanggal membuat Faktur Pajak
- Nama dan tanda tangan setiap pihak yang terkait.
Pengertian nota retur

 Nota retur pajak merupakan istilah yang mengacu pada perlakuan nota retur
dalam perpajakan. Istilah nota retur pajak ini tidak bisa dilepaskan dari
definisi nota retur itu sendiri, yakni dokumen yang harus dibuat oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) pembeli untuk disampaikan kepada PKP penjual
 Pembuatan nota retur ini dilakukan manakala terjadi pengembalian Barang
Kena pajak (BKP). Nota retur ini hanya berlaku untuk BKP, sementara untuk
Jasa Kena Pajak (JKP), yang berlaku adalah nota pembatalan, sebab tidak
mungkin dilakukan pengembalian atas jasa.
Landasan hukum nota retur

 Nota retur pajak memiliki landasan hukum berupa Peraturan Menteri


Keuangan (PMK) Nomor 65/PMK.03/2010. PMK ini mengatur mengenai tata
cara pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPnBM) yang dikembalikan atau dibatalkan.
Unsur nota retur pajak

 Berdasarkan PMK Nomor 65/PMK.03/2010, nota retur pajak paling tidak harus
memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Nomor urut nota retur.
2. Nomor, kode seri dan tanggal faktur pajak dari BKP yang dikembalikan.
3. Nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PKP pembeli.
4. Nama, alamat dan NPWP PKP penjual.
5. Jenis barang, jumlah harga jual BKP yang dikembalikan.
6. PPN atas BKP yang dikembalikan atau PPN dan PPnBM atas BKP yang tergolong
mewah yang dikembalikan.
7. Tanggal pembuatan nota retur.
8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.
Pengecualian pembuatan nota retur
pajak
 Nota retur pajak tidak harus dibuat dan disampaikan oleh PKP pembeli
kepada PKP penjual apabila:
- BKP yang dikembalikan diganti dengan BKP yang sama, baik dari segi jumlah,
jenis atau tipe maupun harga.
- Apabila pengembalian BKP masih terjadi pada masa pajak yang sama saat
penyerahan. Untuk situasi seperti ini, perlakuannya tidak dibuatkan nota retur
melainkan pembatalan penjualan dan harus dilakukan pembetulan faktur pajak.

Anda mungkin juga menyukai