Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 3

ANGGOTA
1. MUH.JUSKI HARDIANTA
2. SULTAN AHMAD
3. MUH.ALFARIDZI HASAN
4. HABIBI TRISAPUTRA
5. LULIK TRI PUJI
KERAJAAN MATARAM
Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan
pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya
digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha
beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa. Pada saat itu
baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram
Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara,
dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah
bagian selatan
Wangsa Sanjaya kembali memegang tangku kepemerintahan setelah anak
Raja Samaratungga, Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang
menganut agama Hindu. Pernikahan tersebut membuat Rakai Pikatan maju
sebagai Raja dan memulai kembali Wangsa Sanjaya. Rakai Pikatan juga
berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra bernama
Balaputradewa yang merupakan saudara Pramodawardhani. Balaputradewa
kemudian mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang kemduian menjadi Raja
disana.
Wangsa Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa. Berakhirnya
Kepemerintahan Sumba Dyah Wawa masih diperdebatkan. Terdapat teori
yang mengatakan bahwa pada saat itu terjadi becana alam yang membuat
pusat Kerajaan Mataram Hancur. Mpu Sindok pun tampil menggantikan
Rakai Sumba Dyah Wawa sebagai raja dan memindahkan pusat Kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Timur dan membangun wangsa baru bernama
Wangsa Isana.
Kesultanan Mataram (Kerajaan Mataram Islam)
merupakan kerajaan Islam di tanah Jawa yang berdiri
pada abad ke-17. Kesultanan ini dipimpin oleh dinasti
keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan,
yang mengklaim sebagai keturunan penguasa
Majapahit. Asal-usul kerajaan Mataram Islam berawal
dari suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang,
berpusat di 'Bumi Mentaok' yang diberikan untuk Ki
Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasa yang
diberikannya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya
(Panembahan Senapati), ia adalah putra Ki Ageng
Pemanahan.
MASA AWAL
 Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut
wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati. Pada
saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kerajaan
Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di
timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi
keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian
dipindah ke Kotagede. Sesudah ia meninggal (dimakamkan di Kotagede) kekuasaan
diteruskan putranya Mas Jolang yang setelah naik tahta bergelar Prabu
Hanyokrowati.
 Pemerintahan Prabu Hanyokrowati tidak berlangsung lama karena dia wafat karena
kecelakaan saat sedang berburu di hutan Krapyak. Karena itu ia juga
disebut Susuhunan Seda Krapyak atau Panembahan Seda Krapyak yang artinya Raja
(yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu tahta beralih sebentar ke tangan putra keempat
Mas Jolang yang bergelar Adipati Martoputro. Ternyata Adipati Martoputro
menderita penyakit syaraf sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang
bernama Mas Rangsangpada masa pemerintahan Mas Rangsang,Mataram mengalami
masa keemasan.
MASA KEJAYAAN MATARAM KUNO
 Wangsa Sanjaya
 Kejayaan Mataram Kuno sudah tampak sejak awal. Semua ini berkat jiwa kepemimpinan
Sanjaya yang memang layak menjadi raja. Sanjaya bukan sembarang raja yang hanya
menginginkan kekuasaan semata. Sanjaya adalah seorang raja yang juga memahami isi dari
kitab sucinya. Ia adalah seorang penganut Hindu Syiwa yang sangat taat.

 Selama pemerintahan Sanjaya, penduduk Mataram Kuno menghasilkan komoditi pertanian
berupa olahan padi yang digunakan sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat di dalam maupun
luar kerajaan. Sanjaya sendiri tida pernah menunggu disuruh para Brahmana untuk
membangun pura-pura sebagai tempat suci peribadahan orang Hindu.

 Meskipun sangat mendukung perkembangan agama Hindu, namun Sanjaya merupakan raja
yang bijak. Beliau ini bercermin pada sejarah kerajaan Majapahit yang sukses menerapkan
sejarah bhinneka tunggal ika sesuai yang tercantum di kitab Negarakertagama. Sanjaya
menjembatani penduduk di Mataram Kuno yang ingin memeluk agama lain. Waktu itu, hanya
ada 2 agama besar yang memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hanya
ada Hindu dan Buddha.
TERPECAHNYA KERAJAAN
MATARAM
 Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Plered 1647), tidak jauh dari Karta. Selain itu, ia tidak
lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan").
Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan. Pada
masanya, terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat
bersekutu dengan VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki Sunan
Tegalarum. Penggantinya, Amangkurat II (Amangkurat Amral), sangat patuh pada VOC sehingga
kalangan istana banyak yang tidak puas dan pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, kraton
dipindahkan lagi ke Kartasura (1680), sekitar 5 km sebelah barat Pajang karena kraton yang lama
dianggap telah tercemar.
 Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-
1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-1749). VOC tidak menyukai Amangkurat
III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya
Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak
dan menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon.
 Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah
Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan KasunananSurakarta tanggal 13 Februari
1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi
penandatanganan, di sebelah timur kota Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai
satu kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa beranggapan
bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.
PEPERANGAN INTERNAL TERHADAP
VOC
RAJA RAJA KERAJAAN MATARAM
Sanjaya, (merupakan pendiri Kerajaan Medang)
Rakai Panangkaran, (awal berkuasanya Wangsa Syailendra)
Rakai Panunggalan alias Dharanindra
Rakai Warak alias Samaragrawira
Rakai Garung alias Samaratungga
Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, (awal kebangkitan Wangsa Sanjaya)
Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
Rakai Watuhumalang
Rakai Watukura Dyah Balitung
Mpu Daksa
Rakai Layang Dyah Tulodong
Rakai Sumba Dyah Wawa
Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
Sri Lokapala (merupaka suami dari Sri Isanatunggawijaya)
Makuthawangsawardhana
 Dharmawangsa Teguh, (berakhirnya Kerajaan Medang)
PERISTIWA PENTING
 Tahun 1558: Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram oleh Sultan Pajang Adiwijaya
atas jasanya yang telah mengalahkan Arya Penangsang.
 Tahun 1577: Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede.
 Tahun 1584: Ki Ageng Pemanahan meninggal. Sultan Pajang mengangkat Sutawijaya, putra Ki
Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru (raja) di Mataram, yang sebelumnya sebagai putra
angkat Sultan Pajang bergelar "Mas Ngabehi Loring Pasar". Ia mendapat gelar "Senapati in
Ngalaga" (karena masih dianggap sebagai Senapati Utama Pajang).
 Tahun 1587: Pasukan Kesultanan Pajang yang akan menyerbu Mataram porak-poranda diterjang
badai letusan Gunung Merapi. namun Sutawijaya dan pasukannya selamat.
 Tahun 1588: Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan, bergelar 'Senapati
Ingalaga Sayidin Panatagama' yang artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan
Beragama.
 Tahun 1601: Panembahan Senopati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang bergelar
Panembahan Hanyakrawati dan kemudian dikenal sebagai "Panembahan Seda ing Krapyak"
karena wafat saat berburu di hutan Krapyak.
 Tahun 1613: Mas Jolang wafat, kemudian digantikan oleh putranya Pangeran Aryo Martoputro.
Karena Pangeran Aryo sering sakit, kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang.
 Tahun 1719: Susuhunan Paku Buwono I meninggal kemudian digantikan putra mahkota dengan gelar
Susuhunan Amangkurat IV atau Prabu Mangkurat Jawa. Awal Perang Tahta Jawa Kedua (1719-1723).
 Tahun 1726: Susuhunan Amangkurat IV meninggal kemudian digantikan Putra Mahkota yang bergelar
Susuhunan Paku Buwono II.
 Tahun 1742: Ibukota Kartasura dikuasai pemberontak. Susuhunan Paku Buwana II berada dalam
pengasingan.
 Tahun 1743: Dengan bantuan VOC Ibukota Kartasura berhasil direbut dari tangan pemberontak dengan
keadaan luluh lantak. Sebuah perjanjian yang sangat berat (menggadaikan kedaulatan Mataram kepada
VOC selama Mataran belum melunasi hutang biaya perang) bagi Mataram dibuat oleh Susuhunan Paku
Buwono II sebagai imbalan atas pertolongan yang diberikan VOC.
 Tahun 1745: Susuhunan Paku Buwana II membangun ibukota baru di desa Sala di tepian Bengawan Beton.
 Tahun 1746: Susuhunan Paku Buwana II secara resmi menempati ibukota baru yang dinamai Surakarta.
Konflik Istana menyebabkan saudara Susuhunan, P. Mangkubumi, meninggalkan istana. Meletus Perang
Tahta Jawa Ketiga yang berlangsung lebih dari 10 tahun (1746-1757) dan mencabik Kerajaan Mataram
menjadi dua Kerajaan besar dan satu kerajaan kecil.
 Tahun 1749: 11 Desember Paku Buwono II menandatangani penyerahan kedaulatan Mataram kepada VOC.
Namun secara de facto Mataram baru ditundukkan sepenuhnya pada 1830. 12 Desember Di Yogyakarta, P.
Mangkubumi diproklamirkan sebagai Susuhunan Paku Buwono oleh para pengikutnya. pada 15 Desember
van Hohendorff mengumumkan Putra Mahkota sebagai Susuhunan Paku Buwono III.
PENINGGALAN KERAJAAN
MATARAM
 Pasar Kotagede
 Tata kota kerajaan Jawa biasanya menempatkan kraton, alun-alun dan pasar dalam poros
selatan - utara. Kitab Nagarakertagama yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit (abad ke-
14) menyebutkan bahwa pola ini sudah digunakan pada masa itu. Pasar tradisional yang sudah
ada sejak jaman Panembahan Senopati masih aktif hingga kini. Setiap pagi legi dalam kalender
Jawa, penjual, pembeli, dan barang dagangan tumpah ruah di pasar ini.
 Kompleks Makam Pendiri Kerajaan di Imogiri
 Berjalan 100 meter ke arah selatan dari Pasar Kotagede, kita dapat menemukan kompleks
makam para pendiri kerajaan Mataram Islam yang dikelilingi tembok yang tinggi dan
kokoh. Gapura ke kompleks makam ini memiliki ciri arsitektur Hindu. Setiap gapura
memiliki pintu kayu yang tebal dan dihiasi ukiran yang indah. Beberapa abdi dalem
berbusana adat Jawa menjaga kompleks ini 24 jam sehari.
PASAR KOTA GEDE
KOMPLEKS MAKAM PENDIRI
KERAJAAN DIIMOGORO
 Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun
732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya
menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja
Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna
yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).

 Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan
suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga
Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat
Budha).

 . Prasasti Ratu Boko (856 M) Prasasti ini berisi berita kekalahan Balaputra Dewa dalam perang
melawan kakaknya Rakai Pikatan atau Pramodhawardani dalam perebutan kekuasaan.
 .
 Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari
dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang
bergelar Sri Sanggramadananjaya.
PRASASTI CANGGAL
PRASASTI KALASAN
PRASASTI KLURAK
PRASASTI RATU BOKO
KESIMPULAN

 Secara umum kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah
berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa
Isyana.Istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar
Mpu Sindok setelah menjadi raja Medang (929–947). Silsilah Wangsa Isyana dijumpai dalam
prasasti Pucangan tahun 1041 atas nama Airlangga, seorang raja yang mengaku keturunan
Mpu Sindok. Dalam masa 70 tahun itu tercatat hanya tiga prasasti yang berangka tahun
yang ditentuka, yaitu prasasti Hara-Hara tahun 888 Saka (966 M) prasasti Kawambang
Kulwan tahun 913 Saka (992 M) dan prasasti ucem tahun 934 Saka (1012-1013 M).
 Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak
masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan pertama-tama hasil bumi,
seperti beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Juga hasil industri rumah
tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga, pakaian,paying,keranjang, dan barang-
barang anyaman, gula, arang, dan kapur sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi,
kambing, itik, dan ayam serta telurnya juga di perjualbelikan.

Anda mungkin juga menyukai