Anda di halaman 1dari 57

Mata Kuliah : Bioteknologi

BIOTEKNOLOGI
TUMBUHAN
Dosen Pengampu : Dr. Syahmi Edi, M.Si
KELOMPOK V

Agustina Alemina Br. Limbong (4203341019)


Bagas Samri Hidayatullah (4202441005)
Indah Rizka Apriliani (4201141009)
Mutia Taradita (4202141003)
Reza Octavia (4201141008)
OUTLINE –BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

Bagas Samri Hidayatullah


6.2 Teknik Penggunaan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
6.2.1 Perkawinan Selektif dan Hibridasi konvensional Mutia Taradita
6.2.2 Kloning : Menumbuhkan Tanaman dari Sel Tunggal
6.2.3 Fusi Protoplas 6.3.5 Serat Yang Kuat
6.2.4 Teknik Potongan Daun 6.3.6 Penambahan Nutrisi Pada tanamamn
6.3.7 Vaksin Tanaman
6.3.8 Rekayasa Metabolik
Reza Octavia
6.2.5 Pistol Gen
6.2.6 Teknik Kloroplas.
6.2.7 Teknologi Anti Sense Indah Rizka Apriliani
6.4 Dampak Bioteknologi Pertanian Terhadap
Agustina Alemina Br. Limbong Kesehatan dan Lingkungan
6.4.1Masalah Kesehatan Manusia
6.3 Aplikasi Bioteknologi Pada Bidang Pertanian 6.4.2Masalah Lingkungan
6.3.1 Vaksin Untuk Tanaman
6.3.2 Pestisida Genetis
6.3.3 penyimpanan Yang Aman dan Penanganan Pascapanen
6.3.4 Resistensi Herbisida
Sumber Materi
6.2. Teknik Penggunaan Bioteknologi dalam Bidang
Pertanian

Bioteknologi memiliki peranan dan manfaat besar bagi kehidupan umat


manusia. Dalam bidang pertanian, dengan bioteknologi kini ketersediaan pangan
menjadi lebih baik karena produktivitas tanaman menjadi lebih tinggi.
Selanjutnya akan dibahas teknik-teknik yang mendasari bioteknologi pertanian
beserta beberapa contoh penerapannya dalam pengembangan pertanian di
Indonesia.
6.2.1. Perkawinan Selektif dan Hibridisasi
Konvensional

• Cara untuk mendapatkan bibit unggul sesuai sifat-sifat yang diinginkan dilakukan dengan
perkawinan silang antara 2 jenis tanaman dan mengulang kembali perkawinan silang antara
keturunan hibrid dengan salah satu induknya.
• Dengan bioteknologi, para ilmuwan sekarang dapat memindahkan gen-gen khusus untuk sifat
yang diinginkan ke dalam tanaman. Proses ini berjalan cepat dan pasti karena tanaman
menunjukkan beberapa keuntungan bagi para ahli genetik, yaitu:
1. Tanaman memiliki kekayaan strain yang dapat dieksploitasi secara molekuler.
2. Tanaman menghasilkan banyak keturunan, sehingga mutasi rekombinasi dapat ditemukan
dengan mudah.
3. Tanaman memiliki kemampuan regenerasi lebih baik daripada hewan.
• Keuntungan dari teknik konvensional adalah dapat menghasilkan
bibit unggul, sedangkan kelemahannya adalah hanya bisa
dilakukan pada spesies yang sama.
• Tujuan lain hibridasi adalah :
(1) Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru;
(2) Memperluas keragaman genetik;
(3) Memanfaatkan vigor hibrida;
(4) Menguji potensi tetua (uji turunan).
Dapat disimpulkan bahwa
hibridisasi memiliki peranan
penting dalam pemuliaan
tanaman, terutama dalam hal
memperluas keragaman dan
mendapatkan varietas unggul
yang diinginkan. Seleksi akan
efektif apabila populasi yang
diseleksi mempunyai
keragaman genetik yang luas.
6.2.2. Kloning: Menumbuhkan Tanaman dari Sel
Tunggal
• Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu
gen tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari
kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan
untuk pengklonan keseluruhan individu.
• Kloning adalah membuat individu baru yang identik secara genetik.
• Hieman (2004) menyatakan bahwa pada umumnya sel-sel tanaman berbeda
dengan hewan, tetapi satu ciri khas sel tanaman yang penting untuk bioteknologi
adalah beberapa tanaman dapat melakukan regenerasi dari satu sel. Tumbuhan
baru yang terbentuk memiliki tiruan baru (klon) dari sel induk.
Proses Kloning pada tumbuhan, yaitu:

• Cutting atau Pemotongan


Contohnya tanaman singkong. Ketika memotong batang
tanaman singkong, kemudian menancapkan batang tersebut
ke tanah, itu juga bisa disebut dengan istilah “stek” tanaman.
Batang yang baru ditancapkan itu akan tumbuh. Karena
berasal dari organisme yang sama, maka genetiknya juga
sama. Maka, dapat dibilang bahwa stek merupakan kloning.
Tahapan kloning cutting:
Batang tanaman dipotong → tanam batang tersebut ke dalam
tanah → beri pupuk dan air → akan tumbuh akar dan daun
pada individu baru.

https://www.zenius.net/blog/pengertian-kloning
Proses Kloning pada tumbuhan, yaitu:

• Kultur Jaringan
Pada proses ini diambil daun dari suatu tanaman, lalu
diletakkan daun tersebut ke cawan petri. Kemudian
daun tersebut akan tumbuh menjadi organisme baru.
Tahapan kloning pada kultur jaringan adalah sebagai
berikut:
Buat eksplan (ambil bagian kecil dari tanaman,
misalnya dari daun) → kultivasi, dengan cara
diletakkan pada cawan petri atau tabung reaksi →
tumbuhkan planlet atau inkubasi → setelah
berkecambah, pindahkan pada media baru yang lebih
luas menggunakan tanah.

https://www.zenius.net/blog/pengertian-kloning
6.2.3. Fusi Protoplas
• Sel-sel kalus memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi
tunas dan akar serta keseluruhan tanaman berbunga. Potensi alami
sel-sel tersebut sangat ideal untuk rekayasa genetik.
• Sel-sel kalus dikelilingi oleh dinding selulosa yang tebal, yaitu
menghambat pembentukan DNA baru.
• Dinding sel tersebut dapat dipecah dengan enzim sellulase,
sehingga menghasilkan sel tanpa dinding sel yang disebut
protoplas. Protoplas ini dapat digabungkan dengan protoplas lain
dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh
menjadi tanaman hibrid. Metode ini disebut fusi protoplas.
• Fusi protoplas dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom
dari spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama
(inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter-genus).
• Teknologi fusi protoplas juga dapat dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat
tertentu seperti sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit serta cekaman
abiotik.
• Dengan demikian, tanaman hasil fusi dapat berupa tanaman dengan sifat-sifat
gabungan dari kedua tetuanya termasuk sifat-sifat yang tidak diharapkan
terutama berasal dari spesies liar.
• Tujuan fusi protoplas adalah untuk mendapatkan suatu hibrida somatik
atau mengatasi kelemahan dari hibrida seksual.
• Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan persilangan antar
spesies atau galur tanaman yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
dengan persilangan biasa karena adanya masalah inkompatibilitas fisik.
• Kelebihan dari teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman dengan
sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies yang berbeda.
• Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal serta
butuh ketelitian yang lebih.
• Genom : satu stel
kromosom haploid dari
suatu spesies.
• Genom : satu kesatuan gen
yang secara alami dimiliki
oleh satu sel atau virus,
atau satu kesatuan
kromosom jasad eukaryot
dalam fase haploid.

• Ploidi : satuan banyaknya genom (himpunan


kromosom) dasar yang dimiliki oleh sel
makhluk hidup.
Produksi Hibrida Melalui Fusi Protoplas, Ada 4 Tahap :
• Isolasi Protoplas
• Fusi Protoplas
• Seleksi Hibrida
• Regenerasi tanaman
• Terjadi ketidakstabilan genetik dan atau
kromosom
• Menghasilkan tanaman bebas patogen
Prinsip Fusi Protoplas :
Menggabungkan kandungan
genetik dari dua sel, setelah
dinding sel dihilangkan.
6.2.4. Teknik Potongan Daun (Leaf Fragment
Technique)
• Pada tanaman, suatu luka dapat diinfeksi oleh bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens
(Agrobacter). Bakteri ini memiliki plasmid yang besar (molekul DNA double helix yang
sirkuler) yang dapat merangsang sel-sel tanaman untuk tumbuh terus-menerus tanpa
terkontrol (tumor).
• Plasmid tersebut dikenal sebagai Tumor inducing (Ti) plasmid. Sedangkan hasil dari
tumor tersebut disebut crown gall.
• Tumor Crown Gall adalah jaringan tanaman yang pertumbuhannya tidak terdiferensiasi
akibat adanya interaksi antara tanaman-tanaman yang rentan dengan strain virulen
Agrobacterium tumefaciens.
• Selama infeksi, bakteri ini mentransfer sebagian kecil materi genetik yang dimilikinya
(T-DNA) ke dalam genom sel tanaman inang. Setelah diinsersi, gen-gen bakteri tersebut
diekspresi oleh sel-sel tanaman yang terinfeksi.
• Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri gram
negatif yang secara alamiah menginfeksi tanaman
dikotil dan menyebabkan tumor pada batang
tanaman.
• A.tumefaciens memiliki dua macam DNA, yakni
DNA yang terletak di dalam kromosom dan DNA
plasmid yang berbentuk circular (melingkar) yang
terletak di luar kromosom (Gambar 2).
• Pada saat A.tumefaciens menginfeksi sel tanaman,
ada sepenggal DNA yang ada pada plasmid tersebut
yang terintegrasi dengan stabil ke genom tanaman,
kemudian terekspresi dan menyebabkan tumor.
Sepenggal DNA tersebut dikenal sebagai T-DNA
(Transferred-DNA). Sedangkan plasmid yang
membawa T-DNA disebut Ti plasmid (Ti=tumor
inducing). T-DNA ini dibatasi oleh Left border (LB)
serta Right border (RB) yang panjangnya 25bp.
• Pada T-DNA terdapat dua tipe gen.
• Yang pertama adalah gen yang mengkode
pembentukan hormon auksin dan sitokinin. Ketika T-
DNA terintegrasi ke genom tanaman, gen ini
terekpresi pada tanaman, maka auksin dan sitokinin
akan diproduksi secara berlebihan oleh tanaman dan
menstimulasi pertumbuhan sel yang tidak
terorganisir sehingga terbentuk tumor.
• Yang kedua adalah gen untuk sintesis opine. Gen
sintesis opine ini terekspresi pada sel tanaman
sehingga sel tanaman mensintesis opine, dan opine
ini selanjutnya digunakan oleh Agrobacterium
sebagai sumber karbon / nitrogen (makanan) untuk
pertumbuhan Agrobacterium itu sendiri.
Teknologi transfer gen oleh Agrobacterium dimodifikasi
untuk mentransfer gen yang diinginkan ke genom tanaman.
Teknologi transfer gen oleh A. tumefaciens dapat diringkas
sebagai berikut:
• Sepenggal DNA yang disebut T-DNA tertransfer ke
genom tanaman ketika A. tumefaciens menginfeksi
tanaman.
• Pada T-DNA tersebut terdapat gen-gen pengkode
hormon auksin dan sitokinin yang terintegrasi ke
genom tanaman dan terekpresikan oleh tanaman dan
menyebabkan tumor. Juga terdapat gen pengkode
sintesa opine yang juga terekspresi sehingga tanaman
memproduksi opine untuk kelangsungan hidup
Agrobacterium.
• Untuk keperluan rekayasa genetika, T-DNA dalam plasmid ini direkayasa secara
buatan dalam laboratorium sehingga dihasilkan plasmid modifikasi. Plasmid tersebut
diisolasi, kemudian dilakukan modifikasi sebagai berikut:
- Gen untuk sintesis auksin dan sitokinin dihilangkan supaya tidak terbentuk tumor
- Gen sintesis opine juga dihilangkan karena produksi opine oleh sel-sel tanaman akan
mengganggu pertumbuhan sel tanaman disebabkan terpakainya bahan-bahan
fotosintat untuk sintesis opine.
- Ukuran plasmid yang besar (±200kbp) diperkecil dengan membuang segmen DNA
yang tidak diperlukan.
- Ori (Origin of replication) untuk E.coli harus ditambahkan, agar plasmid dapat
diperbanyak dalam E.coli.
- Pada T-DNA kemudian disisipkan konstruksi gen yang diiinginkan.
• Selanjutnya, plasmid modifikasi yang sudah membawa gene of interest tersebut
ditransformasi ke dalam A. tumefaciens kembali dan digunakan untuk mentransfer
gen ke genom tanaman. Maka ketika T-DNA yang sudah mengandung gene of
interest tersebut terintegrasi ke genom tanaman, selanjutnya terekspresi untuk
menghasilkan suatu karakter tanaman sesuai dengan karakter yang dibawa oleh gene
of interest tersebut.
Dalam teknik potongan daun ini, daun dipotong kecil-kecil,
kemudian ketika potongan daun mulai beregenerasi, selanjutnya
akan dikultur pada medium yang mengandung Agrobacter yang
telah mengalami modifikasi genetik. Selama proses ini, DNA dan
plasmid Ti berintegrasi ke DNA sel inang dan materi genetik yang
menguntungkan telah dikirim. Potongan daun tersebut kemudian
diberi hormon untuk merangsang pertumbuhan tunas dan akar.
1. Organ tanaman (daun) diambil sebagai
eksplan dengan ’cork borrer’ sehingga tampak
potongan eksplan yang berbentuk bulat
seperti piring (leaf disc);
2. Eksplan direndam dengan suspensi
Agobacterium (diinokulasi);
3. Eksplan kemudian ditanam pada media padat
untuk induksi kalus selama 3 hari (ko-
kultivasi);
4. Eksplan dicuci bersih dengan antibiotik untuk
eliminasi Agrobacterium, kemudian
ditumbuhkan pada media padat untuk induksi
kalus;
5. Selanjutnya kalus ditumbuhkan menjadi tunas
dengan melakukan sub-kultur pada media
induksi tunas;
6. Tunas-tunas yang tumbuh selanjutnya di sub
kultur ke media seleksi sebagai seleksi awal
untuk mendapatkan kandidat transgenik.
7. Tunas - tunas yang tetap hijau ditumbuhkan
menjadi plantlet dan disebut sebagai kandidat
tanaman transgenik.
1. Sel A. tumefaciens yang sudah membawa gen
rekombinan selanjutnya ditumbuhkan
bersama jaringan tanaman yang akan
ditransformasi (disebut teknik ko-kultivasi).
2. Jaringan tanaman yang akan dikokultivasi
dengan A. tumefaciens dapat diambil dari
irisan daun (leaf disc).
3. Celupkan sebentar ke dalam kultur A.
tumefaciens berumur semalam.
4. Letakkan pada kertas filter steril → letakkan
pada medium selektif (mengandung antibiotik
yg sesuai, herbisida atau bahan kimia lain yg
bersifat selektif) untuk proses ko-kultivasi dg
bakteri A. tumefaciens 2-3 hari. Hanya
jaringan tanaman yg telah mengalami
transformasi saja yg tetap dapat tumbuh.
5. Jaringan tanaman yg tumbuh tersebut
diteruskan sampai berkembang membentuk
bakal tanaman (plantlet) → pindahkan ke pot
berisi tanah untuk pertumbuhan lanjut.
• Kekurangan utama dari proses ini adalah Agrobacter tidak dapat
menginfeksi tanaman monokotil seperti jagung dan gandum.
• Tanaman dikotil seperti tomat, kentang, apel, juga kedelai merupakan
contoh yang cocok untuk proses ini.
• Penelitian baru menunjukkan bahwa T-DNA dapat digabungkan ke
dalam spesies monokotil, sebagaimana dijelaskan pada penjelasan
berikutnya bahwa untuk bakteri yang tahan terhadap Agrobacter
dilakukan dengan menggunakan pistol gen.
6.2.5 Pistol Gen

Kelebihan dari teknik ini adalah:


Pistol gen itu apa?  Dapat menghasilkan tanaman dengan sifat yang
sesuai dengan keinginan.
Pistol gen adalah Teknik  Metode transfer gen ini dioperasikan secara
modern lain dalam fisik dengan menembakkan partikel DNA-coated
transformasi tanaman. Pistol (logam kecil yang diselubungi DNA) langsung ke
gen khusus digunakan untuk sel atau jaringan tanaman, dengan cara partikel
menembakkan DNA ke dalam dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel
inti sel tumbuhan dan membran, kemudian DNA melarut dan
tersebar dalam secara independen.
 Telah didemonstrasikan bahwa teknik ini efektif
untuk metransfer gen pada bermacam-macam
eksplan membuka peluang dan kemungkinan lebih
mudah dalam memproduksi tanaman

Gambar A
Gambaran umum bentuk fisik pistol gen
Gambar B
Tehnik Transfer Gen dengan pistol gen pada tanaman
Mekanisme Tehnik Transfer Gen dengan pistol gen pada tanaman

1. Promotor for plant expression (Promotor untuk mengekspresikan tumbuhan. Tujuannya untuk
melihat gambaran saat dilakukan Cloned gane (Pengkloningan gen dengan kode genetik yang
sama dengan sel induknya.dibantu dengan Bacterial sequends.
2. Setelah itu terjadilah proses presipitasi DNA ke Mikropartikel.Presipitasi yaitu langkah yang
dilakukan untuk mengendapkan DNA ke mikropartikel) setelah terjadi proses presipitasi
maka akan terjadi tungsten microparticels atau mikropartikel tungsten yang dimasukan ke
dalam jarum suntik kemudian di muat ke pistol partikel.
3. Setelah dimuat maka akan dilakukan pin penembakan dengan menggunakan plastic
bullet(Peluru plastik) dari makro proyektil menjadi partikel mikro.yang akan menembak
partikel mikro kedalam sel tanaman.
4. Lalu sampailah pada proses Plate onto filter over nurse cells( piring untuk memfilter di atas
sel perawat).lalu ketika proses itu terjadi maka akan ditemukan dinding sel yang akan
meregenerasi tanaman
6.2.6 Tehnik Kloroplast

A .Tehnik kloroplast lama


Gen yang dimasukan harus sendiri sendiri.pada Gen
tunggal Cp DNA (kloroplast DNA) ada sebuah penanda P
yaitu dalam huruf T,P,X dan T

B.Tehnik kloroplast Baru


Sekarang dimungkinkan untuk memasukkan lebih dan satu
gen dengan memasukkan gen-gen tersebut ke dalam DNA
kloroplas, sendiri.pada Multiple gen, Cp DNA (kloroplast
DNA juga menggunakan P marker ( penanda p)yaitu huruf
X,Y,Z.
Gambar C
Perbandingan Tehnik kloroplast lama dengan Tehnik kloroplast baru
Lanjutan…

• DNA pada kloroplas dapat menerima beberapa gen baru


dalam satu waktu.
Kelebihan dari teknik kloroplast

• Kemungkinan besar gen yang menyisip ke dalam kloroplas


akan tetap aktif saat tumbuhan menjadi dewasa

• Bahwa DNA dalam kloroplas terpisah seluruhnya dari DNA


yang dibebaskan pada serbuk sari tanaman
6.2.7 Tehnik Antisense
 Teknologi antisense merupakan metode rekayasa  Salah satu gen yang mengontrol pelunakan yang
genetika yang dapat digunakan untuk mengatasi paling banyak dipelajari adalah gen yang mengkode
masalah-masalah pascapanen, dimana hal ini enzim poligalakturonase (PG), yang mengkatalis
difokuskan pada penggunaan gen-gen yang hidrolisis rantai asam poligalakturonat pada dinding
mengatur pelunakan buah (membran dan dinding sel
sel) dan kecepatan pemasakan.  Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan
memperlambat proses pelunakan buah
 Tomat yang matang secara normal memproduksi
enzim polyglacturonase (atau PG), sebuah substansi
Contoh : kimia yang mencerna pektin dalam dinding tanaman.
 Pencemaan ini menginduksi kebusukan normal yang
Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan
memperlambat proses pelunakan buah. merupakan siklus alami dari tanaman.
 Peneliti di Calgene telah mengidentifikasi gen yang
PG : enzim polyglacturonase menyandikan PG dihilangkan dari gen dari sel
adalah enzim dalam proses pelunakan selama tanaman, dan memproduksi ulang pelengkap dari gen
pemasakan buah tersebut dengan menggunakan Agrobacter sebagai
organisme vektor, gen tersebut ditransfer pada gen
baru dalam sel-sel tomat.
Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan
memperlambat proses pelunakan buah.

Gambar D
TehnikAntisense pada tanaman tomat
Proses terjadinya Tehnik Antisense pada tanaman tomat
1. Pada tanaman tomat Salah satu gen yang mengontrol pelunakan yang paling banyak dipelajari
adalah gen yang mengkode enzim poligalakturonase (PG) yang akan menghasilkan sense Mrna
2. Kemudian dalam gen sintetik antisense akan menghasilkan antisesnse mRNA.
3. Dalam sel, gen yang disandikan pada sebuah molekul unit mRNA (molekul antisense) dan
molekul mRNA normal yang tidak aktif. (molekul sense) untuk memproduksi PG. Dengan
molekul mRNA yang tidak aktif, tidak ada PG yang diproduksi, tidak ada pektin yang dicerna,
dan "pembusukkan alami akan melambat (tidak busuk selama sekitar 3 minggu)
6.3 Aplikasi Bioteknologi Pada Pertanian

Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberikan alternatif pilihan untuk

1. memanfaatkan, melestarikan dan memperkaya keanekaragaman hayati;


2. mempercepat perakitan tanaman unggul melalui teknologi rekayasa genetik, pemanfaatan marka molekuler dan kultur in
vitro; dan
3. memanfaatkan mikroba :
a) dalam pengolahan hasil panen,
b) sebagai bahan utama dalam formulasi pestisida hayati, pupuk hayati, biodekomposer dan probiotik yang ramah
lingkungan,
c) sebagai penghasil senyawa bioaktif, serta
d) sumber gen-gen penting untuk keperluan rekayasa genetika.
6.3.1 Vaksin Untuk Tumbuhan

Salah satunya adalah dengan cara menginjeksi tanaman dengan


vaksin. Sama halnya dengan pemberian vaksin chickenpox dan
polio, vaksin ini berupa virus tumbuhan yang sudah mati atau
dilemahkan. Vaksin akan menginduksi sistem imunitas
tanaman, dan membuatnya lebih tahan terhadap serangan virus.

Seperti contoh, akhir-akhir peneliti dapat menyisipkan


gen dari Tobacco Mosaic Virus (TMV) pada tanaman
tembakau. Gen tersebut dapat memproduksi protein yang
ditemukan pada kulit virus, dan seperti vaksin lainnya,
dapat menginduksi sistem kekebalan tubuh tanaman. Pada
kasus ini, tanaman tembakau memiliki sifat
imun terhadap TMV.
Proses Vaksinasi Bagi Tanaman Produktif

Vaksinasi bagi tanaman sangat diperlukan mengingat proses vaksinasi tanaman dibutuhkan agar
tanaman kebal terhadap penyakit menular dan petani tidak menanggung kerugian cukup besar,
mencegah terjadinya booming virus dan mutasi virus pada tanaman produktif yang menghasilkan
keuntungan cukup tinggi bagi petani tanaman.
6.3.2 Peptisida Genetis
Dengan mengenal bioteknologi, petani tidak saja hanya dapat menebarkan
bakteri pada lahan pertanian, namun juga menebar gen Bt. Tanaman yang
mengandung gen racun Bt dapat membangun pertahanan dari serangan
serangga.

Pestisida dengan menggunakan prinsip bioteknologi ini sukses


dikembangkan pada berbagai jenis tanaman seperti tembakau, tomat,
jagung, dan kapas. Justru, banyak biji kapas yang ditanam saat ini telah
mengandung gen Bt yan efektif membunuh serangga penyerang
tanaman kapas dengan merusak sistem pencernaan ketika mereka
memakan daunnya.

illus thurigiensis (Bt) merupakan salah satu bakteri yang sudah terdaftar
sebagai pestisida pada tanaman 1961, yang dapat memproduksi kristal protein
yang dapat membunuh serangga dan larvanya. Dengan menyebarkan spora bakteri
ini pada lahan pertanian, petani dapat melindungi tanaman mereka tanpa efek
adanya efek kimia berbahaya.
6.3.3. Penyimpanan yang Aman dan Penanganan Pascapanen
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan
sebagai berbagai Tindakan atau perlakuan yang diberikan
pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditasberada di tangan konsumen. Istilah tersebut
secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi
(Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian
atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan
pengolahan (processing).

Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut


dalam kondisibaik dan sesuai/tepat untuk dapat segera
dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan.

Penanganan pasca panen yang baik akan menekan KEHILANGAN


(losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari
penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not
marketable) atau tidak layak dikonsumsi.
Untuk menekan kehilangan tersebut perlu diketahui :
 Sifat biologi hasil tanaman yang ditangani : struktur dan komposisi
hasil tanaman
 Dasar-dasar fisiologi pasca panen : respirasi, transpirasi, produksi Keberhasilan penanganan pasca panen
etilen sangat ditentukan dari tidakan awalnya,
 Teknologi penangan pasca panen yang sesuai yaitu panen dan penanganan pasca panen
yang baik harus dimulai sedini mungkin,
Keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik: yaitu segera setelah panen.
1.Dibanding dengan melakukan usaha peningkatan produksi, melakukan penanganan pasca panen
yang baik mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a)Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak Bioteknologi juga berperan
b)Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan yang hati-hati, besar dalam bioteknologi untuk
pengemasan) dibanding peningkatan produksi yang membutuhkan input tambahan (misal pestisida, memperpanjang masa
pupuk, dll). penyimpanan hasil panen. Salah
c)Risiko kegagalan lebih kecil. Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bisa berartisatu gen yang mengontrol
gagal panen. Pada penanganan pasca panen, bila gagal umumnya tidak menambah “kehilangan”. pelunakan yang paling banyak
d)Menghemat energi. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian “hilang” dapatdipelajari adalah gen yang
dihemat. - Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan produksi barumengkode enzim
terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan pasca panen dapat terlihat 1 – 7poligalakturonase (PG), yang
hari setelah perlakuan mengkatalis hidrolisis rantai
2.Meningkatkan nutrisi Melakukan penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah kehilangan asam poligalakturonat pada
nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat. dinding sel.
3.Mengurangi sampah, terutama di kota-kota dan ikut mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
6.3.4 Resintensi Herbisida
Pemberantasan hama secara tradisional mempunyai beberapa
kekurangan, diantaranya adalah pemberantasan tersebut akan
memberantas tanaman yang diinginkan bersama dengan rumput- rumput
liar yang ada di sekitarnya. Namun, dengan adanya bioteknologi, saat
ini para petani dapat menggunakan herbisida dengan mudah tanpa
mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap tanaman budidaya.

Hasil panen dapat menjadi rentan terhadap herbisida tertentu, sebagai


contoh yaitu glyphosate. Herbisida ini menghalangi enzim yang
dibutuhkan untuk fotosintesis. Melalui rekayasa biologi, ilmuwan mampu
membuat hasil panen. transgenik yang menghasilkan enzim alternatif
yang tidak terpengaruh glyphosate.
6.3.5 Serat Yang
Kuat
Pemuliaan metode klasik
mampu meningkatkan rata-
rata serat kapas 1,5%, tetapi
bioteknologi mampu
meningkatkan kekuatan serat
kapas sampai 60% melalui
penyisipan gen. serat yang
kuat akan menghasilkan kapas
yang lebih lembut, labih kuat,
dan keuntungan yang lebih
besar bagi petani.

47
48
6.3.6 Penambahan Nutrisi Pada
Tanaman
Adapun manfaat bioteknologi tanaman adalah untuk Ilmuan eropa melaporkan bahwa didalam biji padi
terdapat bahan dasar untuk biosintesa karotenoid,
menyelamatkan jutaan orang dari kelumpuhan dan gizi
buruk. Salah satu contoh bioteknologi dalam termasuk beta-karoten, yaitu geranyl geranyl
penambahan nutrisi pada tanaman adalah Golden Rice, diphosphere (GGDP). Namun, secara alami bji
yang merupakan rekayasa genetic yang bertujuan untuk padi tidak menghasilkan phytoene, karena terjadi
menghasilkan beta karotin, yang merupakan provitamin penghambatan fungsi dari enzim phytoene
yang akan dikonversi menjadi vitamin A oleh tubuh. synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi
phytoene.
Golden Rice ini dilakukan dengan teknik transformasi
menggunakan Agrobacterium dan gen penghasil beta Penghambatan fungsi enzim tersebut bisa
karotin tanaman daffodil hingga bakteri. Ilmuan jepang dihilangkan dengan cara mengintroduksi gen phy
telah mengawali mengisolasi gen yang menyanding jalur dari tanaman daffodil dengan menggunakan
biosintesa karotenoid dari bakteri fitopatogenik Erwiniau promoter spesifik untuk endosperma. Selain phy
redovora, dari penelitian tersebut ditemukan bahwa gen dan crtl, masih ada satu enzim lagi yang
crtl mengkode enzim phytone desaturase yang diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi
bertanggung jawab untuk mengubah phytone menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase (LYC) yang
juga berasal dari tanaman dadffodil.
lycopene .

49
Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten pada
golden rice dapat dijelaskan pada mekanisme berikut.

50
6.3.7 Vaksin Tanaman
Tanaman juga dapat memproduksi vaksin untuk
manusia. Vaksin tersebut berasal dari Tomat dan
Pisang yang memproduksi vaksin terhadap infeksi
virus hepatitis B. contohnya Molecular Pharming
(tanaman bioreactor untuk menghasilkan molekul
protein). Mengapa disebut demikian? Karena, banyak
hasilnya dan dapat digunakan sebagai bahan obat
farmasi. Mengapa tanaman sebagai media vaksin?
Karena, secara molecular tanaman lebih mudah
mengalami transformasi dan dapat menghasilkan
protein larut tertentu dengan biaya yang relative lebih
murah. Beberapa jenis tanaman yang sering digunakan
yaitu alfalfa, pisang, wortel, kentang dan tomat .

51
6.3.8 Rekayasa Metabolik
Rekayasa metabolic adalah menipulasi biokimia Rekayasa jalur metabolic utama meliputi :
tanaman untuk menghasilkan produk berupa 1. Metabolisme karbohidrat
senyawa nonprotein atau untuk mengubah sifat
seluler. 2. Metabolisme lipid untuk mengubah kuantitas
asam lemak dalam tanaman dalam industry
Tujuan dasar rekayasa metabolic tanaman : makanan, serta produksi deterjen, bahan bakar,
1. Produksi lebih dari senyawa tertentu yang pelumas, cat dan plastic.
diinginkan
3. Meningkatkan kelimpahan asam amino
2. Produksi kurang dari senyawa tertentu yang esensial (lisin, treonin, metionin, dan triptofan)
tidak diinginkan dalam makanan dan tanaman pakan.
3. Produksi senyawa baru 4. Rekayassa jalur metabolic sekunder meliputi
alkaloid, terpenoid, flavonoid, quinines, dan
turunan asam benzoate, serta lignin.

52
YOUR MARKETING
PRESENTATION

6.4. Dampak Bioteknologi


Pertanian terhadap
Kesehatan
6.4.1 Masalah Kesehatan Manusia
Setiap tanaman mengandung DNA.Jika kita mengunyah wortel dan bit ysng ada di
sepotong roti,maka saat itu kita sedang makan beberapa gen.Para penentang
rekayasa genetika tidak ada yang dapat menolak kehadiran gen
tersebut.Justru,mereka khawatir akan dampak dari gen asing (beberapa dari DNA
yang tidak semestinya akan ditemukan pada tanaman).Kekhawatiran pada salah satu
jurnal yang terbit di Inggris (New England Journalof Medicine) pada tahun
1996.Sebuah penelitian menemukan bahwa kacang kedelai (transgenik)
mengandung gen dari kacang Brazil yang dapat memicu alergi bagi orang yang
sensisitif terhadap kacang Brazil.Oleh karena itu,adanya penemuan ini,maka kedelai
transgenik ini dilarang beredar di pasaran.
Berdasarkan kejadian tersebut,dapat dilakukan analisis melalui dua sudut
pandang. Pertama,dari sudut pamdang penentang rekayasa genetika,mereka
akan mengatakan bahwa kasus yang terjadi pada kedelai transgenik
tersebut secara nyata menunjukkan adanya jebakan (senjata makan tuan)
dari bioteknologi.Kedua,dari sudut pandang pihak yang, mendukung
adanya rekayasa genetika,mereka menganggap bahwa kasus ini sebagai
kesuksesan di bidang bioteknologi,karena sistem tersebut telah berhasil
mendeteksi ancaman yang luar biasa berbahaya sebelum sampai ke
masyarakat.
6.4.2. Masalah Lingkungan
Kecemasan masyarakat terkait hasil rekayasa
genetika jagung akan masalah lingkungan belum
menghilang.Peningkatan genetik dari tanaman akan
Hal ini dikarenakan beberapa tumbuhan (termasul squash/sejenis
dapat mendorong ke arah munculnya tanaman jenis
labu,canola,dan bunga matahari) yang relatif dekat dengan jenis
baru “super weeds”. Gen resisten terhadap hama atau
rumput liar,selain itu adakalanya perkawinan silang juga
herbisida secara potensial dapat tersebar luas melalui
terjadi,memungkinkan gen dari satu tanaman bergabung dengan
proses perkawinan.
gen dari yang lain.Saat ini,para ahli telah memprediksikan akan
terjadi ledakan populasi rumput liar yang telah berubah materi
genetiknya.Kajian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengukur tingkat
ancaman dan untuk meningkatkan strategi untuk meminimalisir
resiko.
Kesimpulan

Dengan adanya bioteknologi pertanian maka perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan
teknik modifikasi genetik melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi
tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan
yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak
dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia

Anda mungkin juga menyukai