Anda di halaman 1dari 46

Mata Kuliah :

BIOTEKNOLOG Bioteknologi

I
TUMBUHAN
Dosen Pengampu :Ayu Putri Ningsih, S.Si, M.Si

KELOMPOK V

Agustina Alemina Br. Limbong (4203341019)


Bagas Samri Hidayatullah (4202441005)
Indah Rizka Apriliani (4201141009)
Mutia Taradita (4202141003)
Reza Octavia (4201141008)
OUTLINE –BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

Bagas Samri Hidayatullah


6.2 Teknik Penggunaan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
6.2.1 Perkawinan Selektif dan Hibridasi konvensional Mutia Taradita
6.2.2 Kloning : Menumbuhkan Tanaman dari Sel Tunggal
6.2.3 Fusi Protoplas 6.3.5 Serat Yang Kuat
6.2.4 Teknik Potongan Daun 6.3.6 Penambahan Nutrisi Pada tanamamn
6.3.7 Vaksin Tanaman
6.3.8 Rekayasa Metabolik
Reza Octavia
6.2.5 Pistol Gen
6.2.6 Teknik Kloroplas.
6.2.7 Teknologi Anti Sense Indah Rizka Apriliani
6.4 Dampak Bioteknologi Pertanian Terhadap
Agustina Alemina Br. Limbong Kesehatan dan Lingkungan
6.4.1Masalah Kesehatan Manusia
6.3 Aplikasi Bioteknologi Pada Bidang Pertanian 6.4.2Masalah Lingkungan
6.3.1 Vaksin Untuk Tanaman
6.3.2 Pestisida Genetis
6.3.3 penyimpanan Yang Aman danPenanganan Pascapanen
6.3.4 Resistensi Herbisida
Sumber Materi
6.2. Teknik Penggunaan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian

• Tehnik perkawinan selektif dan hibridisasi konvensional


Cara untuk mendapatkan bibit unggul sesuai sifat-sifat yang diinginkan
dilakukan dengan perkawinan silang antara 2 jenis tanaman dan
Bioteknologi memiliki peranan dan
manfaat besar bagi kehidupan umat mengulang kembali perkawinan silang antara keturunan hibrid dengan
manusia. Dalam bidang pertanian, salah satu induknya.
dengan bioteknologi kini • Dengan bioteknologi, para ilmuwan sekarang dapat memindahkan gen-
ketersediaan pangan menjadi lebih
baik karena produktivitas tanaman gen khusus untuk sifat yang diinginkan ke dalam tanaman. Proses ini
menjadi lebih tinggi. Selanjutnya berjalan cepat dan pasti karena tanaman menunjukkan beberapa
akan dibahas teknik-teknik yang keuntungan bagi para ahli genetik, yaitu:
mendasari bioteknologi pertanian
beserta beberapa contoh 1. Tanaman memiliki kekayaan strain yang dapat dieksploitasi secara
penerapannya dalam pengembangan molekuler.
pertanian di Indonesia. 2. Tanaman menghasilkan banyak keturunan, sehingga mutasi
rekombinasi dapat ditemukan dengan mudah.
3. Tanaman memiliki kemampuan regenerasi lebih baik daripada hewan.
• Keuntungan dari teknik konvensional adalah dapat menghasilkan bibit
unggul, sedangkan kelemahannya adalah hanya bisa dilakukan pada
spesies yang sama.
Tujuan lain hibridasi adalah :
q Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru;
q Memperluas keragaman genetik;
Dapat disimpulkan bahwa
hibridisasi memiliki peranan
penting dalam pemuliaan
tanaman, terutama dalam
hal memperluas keragaman
dan mendapatkan varietas
unggul yang diinginkan.
Seleksi akan efektif apabila
populasi yang diseleksi
mempunyai keragaman
genetik yang luas.
6.2.2. Kloning: Menumbuhkan Tanaman dari Sel Tunggal
• Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu gen tunggal, kromosom, atau
keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan non
reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan individu.
• Kloning adalah membuat individu baru yang identik secara genetik.
• Hieman (2004) menyatakan bahwa pada umumnya sel-sel tanaman berbeda dengan hewan, tetapi satu ciri
khas sel tanaman yang penting untuk bioteknologi adalah beberapa tanaman dapat melakukan regenerasi
dari satu sel. Tumbuhan baru yang terbentuk memiliki tiruan baru (klon) dari sel induk.

• Cutting atau Pemotongan


Contohnya tanaman singkong. Ketika memotong batang tanaman
singkong, kemudian menancapkan batang tersebut ke tanah, itu
juga bisa disebut dengan istilah “stek” tanaman. Batang yang
baru ditancapkan itu akan tumbuh. Karena berasal dari organisme
yang sama, maka genetiknya juga sama. Maka, dapat dibilang
bahwa stek merupakan kloning.
Tahapan kloning cutting:
Batang tanaman dipotong → tanam batang tersebut ke dalam
tanah → beri pupuk dan air → akan tumbuh akar dan daun pada
individu baru
6.2.3. Fusi Protoplas • Fusi protoplas dapat dilakukan dengan cara menggabungkan
seluruh genom dari spesies yang sama (intra-spesies), atau
• Sel-sel kalus memiliki kemampuan antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies), atau
untuk berdiferensiasi menjadi tunas antargenus dari satu famili (inter-genus).
• Teknologi fusi protoplas juga dapat dilakukan untuk mendapatkan
dan akar serta keseluruhan tanaman
sifat-sifat tertentu seperti sifat ketahanan terhadap hama dan
berbunga. Potensi alami sel-sel penyakit serta cekaman abiotik.
tersebut sangat ideal untuk rekayasa • Dengan demikian, tanaman hasil fusi dapat berupa tanaman
genetik. dengan sifat-sifat gabungan dari kedua tetuanya termasuk sifat-
sifat yang tidak diharapkan terutama berasal dari spesies liar.
• Sel-sel kalus dikelilingi oleh dinding
selulosa yang tebal, yaitu • Tujuan fusi protoplas adalah untuk mendapatkan suatu
menghambat pembentukan DNA baru. hibrida somatik atau mengatasi kelemahan dari hibrida
seksual.
• Dinding sel tersebut dapat dipecah • Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan
dengan enzim sellulase, sehingga persilangan antar spesies atau galur tanaman yang tidak
menghasilkan sel tanpa dinding sel memungkinkan untuk dilakukan dengan persilangan biasa
yang disebut protoplas. Protoplas ini karena adanya masalah inkompatibilitas fisik.
• Kelebihan dari teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman
dapat digabungkan dengan protoplas dengan sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies
lain dari beberapa spesies, kemudian yang berbeda.
membentuk sel yang dapat tumbuh • Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang
menjadi tanaman hibrid. Metode ini mahal serta butuh ketelitian yang lebih.
disebut fusi protoplas.
• Genom : satu stel
kromosom haploid dari
suatu spesies.
• Genom : satu kesatuan
gen yang secara alami
dimiliki oleh satu sel
atau virus, atau satu
kesatuan kromosom
jasad eukaryot dalam
fase haploid.

• Ploidi : satuan banyaknya genom


(himpunan kromosom) dasar yang
dimiliki oleh sel makhluk hidup.
Produksi Hibrida Melalui Fusi Protoplas, Ada 4 Tahap :
• Isolasi Protoplas
• Fusi Protoplas
• Seleksi Hibrida
• Regenerasi tanaman
• Terjadi ketidakstabilan genetik dan atau
kromosom
• Menghasilkan tanaman bebas patogen
Prinsip Fusi Protoplas :
Menggabungkan kandungan
genetik dari dua sel, setelah
dinding sel dihilangkan.
6.2.4. Teknik Potongan Daun (Leaf Fragment
Technique)
• Pada tanaman, suatu luka dapat diinfeksi oleh bakteri tanah Agrobacterium
tumefaciens (Agrobacter). Bakteri ini memiliki plasmid yang besar (molekul DNA
double helix yang sirkuler) yang dapat merangsang sel-sel tanaman untuk
tumbuh terus-menerus tanpa terkontrol (tumor).
• Plasmid tersebut dikenal sebagai Tumor inducing (Ti) plasmid. Sedangkan hasil
dari tumor tersebut disebut crown gall.
• Tumor Crown Gall adalah jaringan tanaman yang pertumbuhannya tidak
terdiferensiasi akibat adanya interaksi antara tanaman-tanaman yang rentan
dengan strain virulen Agrobacterium tumefaciens.
• Selama infeksi, bakteri ini mentransfer sebagian kecil materi genetik yang
dimilikinya (T-DNA) ke dalam genom sel tanaman inang. Setelah diinsersi, gen-
gen bakteri tersebut diekspresi oleh sel-sel tanaman yang terinfeksi.
• Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri
gram negatif yang secara alamiah menginfeksi
tanaman dikotil dan menyebabkan tumor pada
batang tanaman.
• A.tumefaciens memiliki dua macam DNA, yakni
DNA yang terletak di dalam kromosom dan
DNA plasmid yang berbentuk circular
(melingkar) yang terletak di luar kromosom
(Gambar 2).
• Pada saat A.tumefaciens menginfeksi sel
tanaman, ada sepenggal DNA yang ada pada
plasmid tersebut yang terintegrasi dengan
stabil ke genom tanaman, kemudian
terekspresi dan menyebabkan tumor.
Sepenggal DNA tersebut dikenal sebagai T-
DNA (Transferred-DNA). Sedangkan plasmid
yang membawa T-DNA disebut Ti plasmid
(Ti=tumor inducing). T-DNA ini dibatasi oleh
Left border (LB) serta Right border (RB) yang
panjangnya 25bp.
• Pada T-DNA terdapat dua tipe gen.
• Yang pertama adalah gen yang mengkode
pembentukan hormon auksin dan sitokinin.
Ketika T-DNA terintegrasi ke genom tanaman,
gen ini terekpresi pada tanaman, maka auksin
dan sitokinin akan diproduksi secara berlebihan
oleh tanaman dan menstimulasi pertumbuhan
sel yang tidak terorganisir sehingga terbentuk
tumor.
• Yang kedua adalah gen untuk sintesis opine.
Gen sintesis opine ini terekspresi pada sel
tanaman sehingga sel tanaman mensintesis
opine, dan opine ini selanjutnya digunakan oleh
Agrobacterium sebagai sumber karbon /
nitrogen (makanan) untuk pertumbuhan
Agrobacterium itu sendiri.
Teknologi transfer gen oleh Agrobacterium
dimodifikasi untuk mentransfer gen yang diinginkan
ke genom tanaman. Teknologi transfer gen oleh A.
tumefaciens dapat diringkas sebagai berikut:
• Sepenggal DNA yang disebut T-DNA tertransfer
ke genom tanaman ketika A. tumefaciens
menginfeksi tanaman.
• Pada T-DNA tersebut terdapat gen-gen pengkode
hormon auksin dan sitokinin yang terintegrasi ke
genom tanaman dan terekpresikan oleh tanaman
dan menyebabkan tumor. Juga terdapat gen
pengkode sintesa opine yang juga terekspresi
sehingga tanaman memproduksi opine untuk
kelangsungan hidup Agrobacterium.
• Untuk keperluan rekayasa genetika, T-DNA dalam plasmid ini direkayasa secara buatan
dalam laboratorium sehingga dihasilkan plasmid modifikasi. Plasmid tersebut diisolasi,
kemudian dilakukan modifikasi sebagai berikut:
- Gen untuk sintesis auksin dan sitokinin dihilangkan supaya tidak terbentuk tumor
- Gen sintesis opine juga dihilangkan karena produksi opine oleh sel-sel tanaman akan
mengganggu pertumbuhan sel tanaman disebabkan terpakainya bahan-bahan fotosintat
untuk sintesis opine.
- Ukuran plasmid yang besar (±200kbp) diperkecil dengan membuang segmen DNA yang
tidak diperlukan.
- Ori (Origin of replication) untuk E.coli harus ditambahkan, agar plasmid dapat diperbanyak
dalam E.coli.
- Pada T-DNA kemudian disisipkan konstruksi gen yang diiinginkan.
• Selanjutnya, plasmid modifikasi yang sudah membawa gene of interest tersebut
ditransformasi ke dalam A. tumefaciens kembali dan digunakan untuk mentransfer gen ke
genom tanaman. Maka ketika T-DNA yang sudah mengandung gene of interest tersebut
terintegrasi ke genom tanaman, selanjutnya terekspresi untuk menghasilkan suatu karakter
tanaman sesuai dengan karakter yang dibawa oleh gene of interest tersebut.
Dalam teknik potongan daun ini, daun dipotong kecil-kecil,
kemudian ketika potongan daun mulai beregenerasi,
selanjutnya akan dikultur pada medium yang mengandung
Agrobacter yang telah mengalami modifikasi genetik.
Selama proses ini, DNA dan plasmid Ti berintegrasi ke
DNA sel inang dan materi genetik yang menguntungkan
telah dikirim. Potongan daun tersebut kemudian diberi
hormon untuk merangsang pertumbuhan tunas dan akar.
1. Organ tanaman (daun) diambil sebagai
eksplan dengan ’cork borrer’ sehingga
tampak potongan eksplan yang
berbentuk bulat seperti piring (leaf disc);
2. Eksplan direndam dengan suspensi
Agobacterium (diinokulasi);
3. Eksplan kemudian ditanam pada media
padat untuk induksi kalus selama 3 hari
(ko-kultivasi);
4. Eksplan dicuci bersih dengan antibiotik
untuk eliminasi Agrobacterium, kemudian
ditumbuhkan pada media padat untuk
induksi kalus;
5. Selanjutnya kalus ditumbuhkan menjadi
tunas dengan melakukan sub-kultur pada
media induksi tunas;
6. Tunas-tunas yang tumbuh selanjutnya di
sub kultur ke media seleksi sebagai
seleksi awal untuk mendapatkan kandidat
transgenik.
7. Tunas - tunas yang tetap hijau
ditumbuhkan menjadi plantlet dan disebut
sebagai kandidat tanaman transgenik.
1. Sel A. tumefaciens yang sudah
membawa gen rekombinan selanjutnya
ditumbuhkan bersama jaringan tanaman
yang akan ditransformasi (disebut teknik
ko-kultivasi).
2. Jaringan tanaman yang akan dikokultivasi
dengan A. tumefaciens dapat diambil dari
irisan daun (leaf disc).
3. Celupkan sebentar ke dalam kultur A.
tumefaciens berumur semalam.
4. Letakkan pada kertas filter steril →
letakkan pada medium selektif
(mengandung antibiotik yg sesuai,
herbisida atau bahan kimia lain yg
bersifat selektif) untuk proses ko-kultivasi
dg bakteri A. tumefaciens 2-3 hari. Hanya
jaringan tanaman yg telah mengalami
transformasi saja yg tetap dapat tumbuh.
5. Jaringan tanaman yg tumbuh tersebut
diteruskan sampai berkembang
membentuk bakal tanaman (plantlet) →
pindahkan ke pot berisi tanah untuk
pertumbuhan lanjut.
• Kekurangan utama dari proses ini adalah Agrobacter tidak
dapat menginfeksi tanaman monokotil seperti jagung dan
gandum.
• Tanaman dikotil seperti tomat, kentang, apel, juga kedelai
merupakan contoh yang cocok untuk proses ini.
• Penelitian baru menunjukkan bahwa T-DNA dapat
digabungkan ke dalam spesies monokotil, sebagaimana
dijelaskan pada penjelasan berikutnya bahwa untuk bakteri
yang tahan terhadap Agrobacter dilakukan dengan
menggunakan pistol gen.
6.2.5 Pistol Gen

Kelebihan dari teknik ini adalah:


Pistol gen itu apa? q Dapat menghasilkan tanaman dengan sifat yang
sesuai dengan keinginan.
Pistol gen adalah Teknik q Metode transfer gen ini dioperasikan secara
modern lain dalam fisik dengan menembakkan partikel DNA-coated
transformasi tanaman. Pistol (logam kecil yang diselubungi DNA) langsung ke
gen khusus digunakan untuk sel atau jaringan tanaman, dengan cara partikel
menembakkan DNA ke dalam dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel
inti sel tumbuhan dan membran, kemudian DNA melarut dan
tersebar dalam secara independen.
q Telah didemonstrasikan bahwa teknik ini efektif
untuk metransfer gen pada bermacam-macam
eksplan membuka peluang dan kemungkinan lebih
mudah dalam memproduksi tanaman

Gambar A
Gambaran umum bentuk fisik pistol gen
Gambar B
Tehnik Transfer Gen dengan pistol gen pada tanaman
Mekanisme Tehnik Transfer Gen dengan pistol gen pada tanaman

1. Promotor for plant expression (Promotor untuk mengekspresikan tumbuhan. Tujuannya untuk
melihat gambaran saat dilakukan Cloned gane (Pengkloningan gen dengan kode genetik yang
sama dengan sel induknya.dibantu dengan Bacterial sequends.
2. Setelah itu terjadilah proses presipitasi DNA ke Mikropartikel.Presipitasi yaitu langkah yang
dilakukan untuk mengendapkan DNA ke mikropartikel) setelah terjadi proses presipitasi
maka akan terjadi tungsten microparticels atau mikropartikel tungsten yang dimasukan ke
dalam jarum suntik kemudian di muat ke pistol partikel.
3. Setelah dimuat maka akan dilakukan pin penembakan dengan menggunakan plastic
bullet(Peluru plastik) dari makro proyektil menjadi partikel mikro.yang akan menembak
partikel mikro kedalam sel tanaman.
4. Lalu sampailah pada proses Plate onto filter over nurse cells( piring untuk memfilter di atas
sel perawat).lalu ketika proses itu terjadi maka akan ditemukan dinding sel yang akan
meregenerasi tanaman
6.2.6 Tehnik Kloroplast

A .Tehnik kloroplast lama


Gen yang dimasukan harus sendiri sendiri.pada Gen
tunggal Cp DNA (kloroplast DNA) ada sebuah penanda P
yaitu dalam huruf T,P,X dan T
B.Tehnik kloroplast Baru
Sekarang dimungkinkan untuk memasukkan lebih dan satu
gen dengan memasukkan gen-gen tersebut ke dalam DNA
kloroplas, sendiri.pada Multiple gen, Cp DNA (kloroplast
DNA juga menggunakan P marker ( penanda p)yaitu huruf
X,Y,Z.
Gambar C
Perbandingan Tehnik kloroplast lama dengan Tehnik kloroplast baru
Lanjutan…

• DNA pada kloroplas dapat menerima beberapa gen baru


dalam satu waktu.
Kelebihan dari teknik kloroplast

• Kemungkinan besar gen yang menyisip ke dalam kloroplas


akan tetap aktif saat tumbuhan menjadi dewasa

• Bahwa DNA dalam kloroplas terpisah seluruhnya dari


DNA yang dibebaskan pada serbuk sari tanaman
6.2.7 Tehnik Antisense
§ Teknologi antisense merupakan metode rekayasa § Salah satu gen yang mengontrol pelunakan yang
genetika yang dapat digunakan untuk mengatasi paling banyak dipelajari adalah gen yang mengkode
masalah-masalah pascapanen, dimana hal ini enzim poligalakturonase (PG), yang mengkatalis
difokuskan pada penggunaan gen-gen yang hidrolisis rantai asam poligalakturonat pada dinding
mengatur pelunakan buah (membran dan dinding sel
sel) dan kecepatan pemasakan. § Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan
memperlambat proses pelunakan buah
§ Tomat yang matang secara normal memproduksi
enzim polyglacturonase (atau PG), sebuah substansi
Contoh : kimia yang mencerna pektin dalam dinding tanaman.
Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan § Pencemaan ini menginduksi kebusukan normal yang
memperlambat proses pelunakan buah. merupakan siklus alami dari tanaman.
§ Peneliti di Calgene telah mengidentifikasi gen yang
PG : enzim polyglacturonase menyandikan PG dihilangkan dari gen dari sel
adalah enzim dalam proses pelunakan selama tanaman, dan memproduksi ulang pelengkap dari gen
pemasakan buah tersebut dengan menggunakan Agrobacter sebagai
organisme vektor, gen tersebut ditransfer pada gen
baru dalam sel-sel tomat.
Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan
memperlambat proses pelunakan buah.
Proses terjadinya Tehnik Antisense
pada tanaman tomat
1. Pada tanaman tomat Salah satu gen
yang mengontrol pelunakan yang
paling banyak dipelajari adalah gen
yang mengkode enzim
poligalakturonase (PG) yang akan
menghasilkan sense Mrna
2. Kemudian dalam gen sintetik
antisense akan menghasilkan
antisesnse mRNA.
3. Dalam sel, gen yang disandikan pada
sebuah molekul unit mRNA (molekul
antisense) dan molekul mRNA
normal yang tidak aktif. (molekul
sense) untuk memproduksi PG.
Dengan molekul mRNA yang tidak
aktif, tidak ada PG yang diproduksi,
tidak ada pektin yang dicerna, dan
"pembusukkan alami akan melambat
(tidak busuk selama sekitar 3
minggu)
Gambar D
TehnikAntisense pada tanaman tomat
6.3 Aplikasi Bioteknologi Pada Pertanian

Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberikan alternatif pilihan untuk

1. memanfaatkan, melestarikan dan memperkaya keanekaragaman hayati;


2. mempercepat perakitan tanaman unggul melalui teknologi rekayasa genetik, pemanfaatan marka molekuler dan kultur in
vitro; dan
3. memanfaatkan mikroba :
a) dalam pengolahan hasil panen,
b) sebagai bahan utama dalam formulasi pestisida hayati, pupuk hayati, biodekomposer dan probiotik yang ramah
lingkungan,
c) sebagai penghasil senyawa bioaktif, serta
d) sumber gen-gen penting untuk keperluan rekayasa genetika.
6.3.1 Vaksin Untuk Tumbuhan

Salah satunya adalah dengan cara menginjeksi tanaman


dengan vaksin. Sama halnya dengan pemberian vaksin
chickenpox dan polio, vaksin ini berupa virus tumbuhan
yang sudah mati atau dilemahkan. Vaksin akan
menginduksi sistem imunitas tanaman, dan membuatnya
lebih tahan terhadap serangan virus.

Seperti contoh, akhir-akhir peneliti dapat menyisipkan


gen dari Tobacco Mosaic Virus (TMV) pada tanaman
tembakau. Gen tersebut dapat memproduksi protein yang
ditemukan pada kulit virus, dan seperti vaksin lainnya, dapat
menginduksi sistem kekebalan tubuh tanaman. Pada kasus
ini, tanaman tembakau memiliki sifat imun terhadap TMV.
Proses Vaksinasi Bagi Tanaman Produktif

Vaksinasi bagi tanaman sangat diperlukan mengingat proses vaksinasi tanaman dibutuhkan agar
tanaman kebal terhadap penyakit menular dan petani tidak menanggung kerugian cukup besar,
mencegah terjadinya booming virus dan mutasi virus pada tanaman produktif yang menghasilkan
keuntungan cukup tinggi bagi petani tanaman.
6.3.2 Peptisida Genetis
Dengan mengenal bioteknologi, petani tidak saja hanya dapat menebarkan
bakteri pada lahan pertanian, namun juga menebar gen Bt. Tanaman yang
mengandung gen racun Bt dapat membangun pertahanan dari serangan
serangga.

Pestisida dengan menggunakan prinsip bioteknologi ini sukses


dikembangkan pada berbagai jenis tanaman seperti tembakau, tomat,
jagung, dan kapas. Justru, banyak biji kapas yang ditanam saat ini telah
mengandung gen Bt yan efektif membunuh serangga penyerang
tanaman kapas dengan merusak sistem pencernaan ketika mereka
memakan daunnya.

illus thurigiensis (Bt) merupakan salah satu bakteri yang sudah terdaftar
sebagai pestisida pada tanaman 1961, yang dapat memproduksi kristal protein
yang dapat membunuh serangga dan larvanya. Dengan menyebarkan spora bakteri
ini pada lahan pertanian, petani dapat melindungi tanaman mereka tanpa efek
adanya efek kimia berbahaya.
6.3.3. Penyimpanan yang Aman dan Penanganan Pascapanen
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan
sebagai berbagai Tindakan atau perlakuan yang
diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditasberada di tangan konsumen. Istilah tersebut
secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi
(Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian
atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan
pengolahan (processing).

Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut


dalam kondisibaik dan sesuai/tepat untuk dapat segera
dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan.

Penanganan pasca panen yang baik akan menekan KEHILANGAN


(losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari
penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not
marketable) atau tidak layak dikonsumsi.
Untuk menekan kehilangan tersebut perlu diketahui :
 Sifat biologi hasil tanaman yang ditangani : struktur dan komposisi
hasil tanaman
 Dasar-dasar fisiologi pasca panen : respirasi, transpirasi, produksi Keberhasilan penanganan pasca panen
etilen sangat ditentukan dari tidakan awalnya,
 Teknologi penangan pasca panen yang sesuai yaitu panen dan penanganan pasca panen
yang baik harus dimulai sedini mungkin,
Keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik: yaitu segera setelah panen.
1.Dibanding dengan melakukan usaha peningkatan produksi, melakukan penanganan pasca panen
yang baik mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a)Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak Bioteknologi juga berperan
b)Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan yang hati-hati, besar dalam bioteknologi untuk
pengemasan) dibanding peningkatan produksi yang membutuhkan input tambahan (misal pestisida, memperpanjang masa
pupuk, dll). penyimpanan hasil panen.
c)Risiko kegagalan lebih kecil. Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bisa Salah satu gen yang mengontrol
berarti gagal panen. Pada penanganan pasca panen, bila gagal umumnya tidak menambah pelunakan yang paling banyak
“kehilangan”. dipelajari adalah gen yang
d)Menghemat energi. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian “hilang” mengkode enzim
dapat dihemat. - Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan poligalakturonase (PG), yang
produksi baru terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan pasca panen mengkatalis hidrolisis rantai
dapat terlihat 1 – 7 hari setelah perlakuan asam poligalakturonat pada
2.Meningkatkan nutrisi Melakukan penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah kehilangan dinding sel.
nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat.
3.Mengurangi sampah, terutama di kota-kota dan ikut mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
6.3.4 Resintensi Herbisida

Pemberantasan hama secara tradisional mempunyai beberapa


kekurangan, diantaranya adalah pemberantasan tersebut akan
memberantas tanaman yang diinginkan bersama dengan rumput-
rumput liar yang ada di sekitarnya. Namun, dengan adanya
bioteknologi, saat ini para petani dapat menggunakan herbisida dengan
mudah tanpa mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap tanaman
budidaya.

Hasil panen dapat menjadi rentan terhadap herbisida tertentu, sebagai


contoh yaitu glyphosate. Herbisida ini menghalangi enzim yang
dibutuhkan untuk fotosintesis. Melalui rekayasa biologi, ilmuwan mampu
membuat hasil panen. transgenik yang menghasilkan enzim alternatif
yang tidak terpengaruh glyphosate.
Serat yang kuat
Pemuliaan metode klasik
mampu meningkatkan rata
-rata serat kapas 1,5%,
tetapi bioteknologi mampu
meningkatkan kekuatan
serat kapas sampai 60%
melalui penyisipan gen.
serat yang kuat akan
menghasilkan kapas yang
lebih lembut, labih kuat,
dan keuntungan yang lebih
besar bagi petani.

37
38
6.3.6 Penambahan Nutrisi Pada
Tanaman
Adapun manfaat bioteknologi tanaman adalah Ilmuan eropa melaporkan bahwa didalam biji
padi terdapat bahan dasar untuk biosintesa
untuk menyelamatkan jutaan orang dari kelumpuhan
dan gizi buruk. Salah satu contoh bioteknologi karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu
dalam penambahan nutrisi pada tanaman adalah geranyl geranyl diphosphere (GGDP).
Golden Rice, yang merupakan rekayasa genetic Namun, secara alami bji padi tidak
yang bertujuan untuk menghasilkan beta karotin, menghasilkan phytoene, karena terjadi
yang merupakan provitamin yang akan dikonversi penghambatan fungsi dari enzim phytoene
menjadi vitamin A oleh tubuh. synthase (PHY) dalam mengubah GGDP
menjadi phytoene.
Golden Rice ini dilakukan dengan teknik
transformasi menggunakan Agrobacterium dan gen Penghambatan fungsi enzim tersebut bisa
penghasil beta karotin tanaman daffodil hingga dihilangkan dengan cara mengintroduksi gen
bakteri. Ilmuan jepang telah mengawali mengisolasi phy dari tanaman daffodil dengan
gen yang menyanding jalur biosintesa karotenoid menggunakan promoter spesifik untuk
dari bakteri fitopatogenik Erwiniau redovora, dari endosperma. Selain phy dan crtl, masih ada
penelitian tersebut ditemukan bahwa gen crtl satu enzim lagi yang diperlukan untuk
mengkode enzim phytone desaturase yang mengubah lycopene menjadi beta-karoten
bertanggung jawab untuk mengubah phytone yaitu lycopene cyclase (LYC) yang juga
berasal dari tanaman dadffodil.
menjadi lycopene .
39
Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten
pada golden rice dapat dijelaskan pada mekanisme
berikut.

40
6.3.7 Vaksin Tanaman
Tanaman juga dapat memproduksi vaksin untuk
manusia. Vaksin tersebut berasal dari Tomat dan
Pisang yang memproduksi vaksin terhadap
infeksi virus hepatitis B. contohnya Molecular
Pharming
(tanaman bioreactor untuk menghasilkan molekul
protein). Mengapa disebut demikian? Karena,
banyak hasilnya dan dapat digunakan sebagai
bahan obat farmasi. Mengapa tanaman sebagai
media vaksin? Karena, secara molecular
tanaman lebih mudah mengalami transformasi
dan dapat menghasilkan protein larut tertentu
dengan biaya yang relative lebih murah.
Beberapa jenis tanaman yang sering digunakan
yaitu alfalfa, pisang, wortel, kentang dan tomat .

41
6.3.8 Rekayasa Metabolik
Rekayasa metabolic adalah menipulasi Rekayasa jalur metabolic utama meliputi :
biokimia tanaman untuk menghasilkan produk
1. Metabolisme karbohidrat
berupa senyawa nonprotein atau untuk
mengubah sifat seluler. 2. Metabolisme lipid untuk mengubah
kuantitas asam lemak dalam tanaman dalam
Tujuan dasar rekayasa metabolic tanaman : industry makanan, serta produksi deterjen,
1. Produksi lebih dari senyawa tertentu yang bahan bakar, pelumas, cat dan plastic.
diinginkan
3. Meningkatkan kelimpahan asam amino
2. Produksi kurang dari senyawa tertentu yang esensial (lisin, treonin, metionin, dan
tidak diinginkan triptofan) dalam makanan dan tanaman
pakan.
3. Produksi senyawa baru
4. Rekayassa jalur metabolic sekunder
meliputi alkaloid, terpenoid, flavonoid,
quinines, dan turunan asam benzoate, serta
lignin.

42
YOUR MARKETING
PRESENTATION

6.4. Dampak Bioteknologi


Pertanian terhadap
Kesehatan
6.4.1 Masalah Kesehatan Manusia
Setiap tanaman mengandung DNA.Jika kita mengunyah
wortel dan bit ysng ada di sepotong roti,maka saat itu
kita sedang makan beberapa gen.Para penentang
rekayasa genetika tidak ada yang dapat menolak
Berdasarkan kejadian tersebut,dapat dilakukan
kehadiran gen tersebut.Justru,mereka khawatir akan
analisis melalui dua sudut pandang. Pertama,dari
dampak dari gen asing (beberapa dari DNA yang tidak sudut pamdang penentang rekayasa
semestinya akan ditemukan pada tanaman).Kekhawatiran genetika,mereka akan mengatakan bahwa kasus
yang terjadi pada kedelai transgenik tersebut
pada salah satu jurnal yang terbit di Inggris (New
secara nyata menunjukkan adanya jebakan
England Journalof Medicine) pada tahun 1996.Sebuah (senjata makan tuan) dari bioteknologi.Kedua,dari
penelitian menemukan bahwa kacang kedelai (transgenik) sudut pandang pihak yang, mendukung adanya
mengandung gen dari kacang Brazil yang dapat memicu rekayasa genetika,mereka menganggap bahwa
kasus ini sebagai kesuksesan di bidang
alergi bagi orang yang sensisitif terhadap kacang
bioteknologi,karena sistem tersebut telah
Brazil.Oleh karena itu,adanya penemuan ini,maka kedelai berhasil mendeteksi ancaman yang luar biasa
transgenik ini dilarang beredar di pasaran. berbahaya sebelum sampai ke masyarakat.
6.4.2. Masalah Lingkungan
Kecemasan masyarakat terkait hasil rekayasa
genetika jagung akan masalah lingkungan belum
menghilang.Peningkatan genetik dari tanaman
Hal ini dikarenakan beberapa tumbuhan (termasul
akan dapat mendorong ke arah munculnya
squash/sejenis labu,canola,dan bunga matahari) yang relatif
tanaman jenis baru “super weeds”. Gen resisten
dekat dengan jenis rumput liar,selain itu adakalanya
terhadap hama atau herbisida secara potensial
perkawinan silang juga terjadi,memungkinkan gen dari satu
dapat tersebar luas melalui proses perkawinan.
tanaman bergabung dengan gen dari yang lain.Saat ini,para
ahli telah memprediksikan akan terjadi ledakan populasi
rumput liar yang telah berubah materi genetiknya.Kajian lebih
lanjut dibutuhkan untuk mengukur tingkat ancaman dan untuk
meningkatkan strategi untuk meminimalisir resiko.
Kesimpulan

Dengan adanya bioteknologi pertanian maka perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan
teknik modifikasi genetik melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi
tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan
yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak
dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia

Anda mungkin juga menyukai