Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN

LEOPOLD
Pemeriksaan leopold

Pemeriksaan leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah uterus cukup membesar untuk dapat
membedakan bagian – bagian janin melalui palpasi.
Pemeriksaan manuver I
◦ Menjawab pertanyaan : Apa yang ada dibagian fundus? Kepala atau bokong?
◦ Temuan : presentasi
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang terdapat diatas pintu atas panggul.
Umumnya, presentasi adalah kepala (head first) atau bokong (pelvis first).
Melakukan manuver I
◦ Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi fundus uteri
◦ Bagian kepala, jika teraba bentuknya bulat, keras, mudah digerakkan
◦ Bagian bokong jika teraba bentuknya bulat tidak beraturan, lunak dan tidak mudah digerakkan.

Pada manuver 1, dapat juga ditentukan tinggi fundus uteri. Posisi janin, hubungan Antara
panjang axis janin dan panjang axis ibu. Biasanya posisi janin longitudinal atau transversal, namun
bias juga oblik.
Pemeriksaan manuver II
◦ Menjawab pertanyaan : dimana letak punggung janin?
◦ Temuan : posisi
Manuver ini mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan, belakang atau
sisi pelvis ibu.
Melakukan manuver II
◦ Menghadap ke kepala pasien. Letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen. Pertahankan uterus
dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin.
◦ Bagian tubuh akan teraba, jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
◦ Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas, dan menonjol dan
mungkin dapat bergerak aktif atau pasif.
Pemeriksaan manuver III
◦ Menjawab pertanyaan : bagian mana yang menjadi presentasi?
◦ Temuan : bagian presentasi
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung, yaitu bagian yang terletak paling
dekat dengan serviks. Bagian janin inilah yang pertama kontak dengan jari pada saat pemeriksaan vagina,
umumnya adalah kepala atau bokong.
Melakukan manuver III
◦ Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen pasien tepat diatas simfisis dan minta
pasien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Pada saat pasien menghembuskan nafas,
tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam ke sekitar bagian presentasi. Catat kontur, ukuran
dan konsistensinya
◦ Bagian kepala akan teraba keras, rata dan mudah digerakkan jika terikat / tertahan, sulit digerakkan.
◦ Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata.
Pemeriksaan manuver IV
◦ Menjawab pertanyaan : dimana letak ujung kepala?
◦ Temuan : ujung kepala
Manuver ini mengidentifikasibagian terbesar dari ujung kepala janin yang dipalpasi dibagian sisi atas
pelvis. Apabila posisi kepala fleksi, ujung kepala adalah bagian depan kepala. Apabila posisi kepala ekstensi, ujung
kepala adalah bagian oksiput.
Melakukan manuver IV
◦ Menghadap ke kaki pasien. Secara perlahan gerakkan jari tangan ke sisi bawah abdomen kearah pelvis
hingga ujung jari salah satu tangan menyentuh tulang terakhir. Inilah bagian ujung kepala. Jika bagian
ujung terletak dibagian yang berlawanan dengan punggung, ini adalah bagian pundak bayi dan kepala
pada posisi fleksi. Jika kepala pada posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada bagian yang sama
dengan punggung dan bagian oksiput menjadi ujung kepala.
Mengukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis digunakan sebagai salah satu indicator untuk
menentukan kemajuan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang
stabil/tetap atau menurun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin, tetapi jika berlebihan
mengindikasi adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion.

Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan dengan teknik pengukuran yang konsisten
pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama. Alat ukur ini dapat berupa
pita/tali atau dengan menggunakan pelvimeter.
Cara mengukur tinggi fundus uteri
◦ Posisi pasien berbaring dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut diluruskan.
◦ Alat ukur diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas atas simfisis pubis hingga
batas atas fundus dengan mengikuti kurve fundus.
◦ Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester kedua dan ketiga.

◦ Rumus McDonald’s:
usia kehamilan (hitungan bulan) = tinggi fundus uteri (cm) x 2/7 (atau +3.5)
usia kehamilan (hitungan minggu) = tinggi fundus uteri (cm) x 8/7
Menghitung denyut jantung janin
◦ Pergerakan janin biasanya dirasakan oleh ibu diusia kehamilan 16 minggu (multigravida)
atau 20 minggu (primigravida).

◦ Denyut jantung janin dapat terdengar melalui Doppler (12minggu) fetoscope (18-20minggu) atau
ultrasound stetoskope (awal trimester).

◦ Lokasi untuk mendengar denyut jantung janin berada disekitar garis tengah fundus 2-3 cm diatas simfisis
terus kearah kuadran kiri bawah.
CTG (cardiotocography)

◦ CTG adalah salah satu alat kedokteran yang digunakan untuk mengetahui gangguan yang berkaitan
dengan hipoksia janin, seberapa jauh gangguan, hingga menentukan tindak lanjut dari hasil pemantuan.
◦ Sangat penting untuk ibu hamil. Terutama kehamilan yang disertai komplikasi seperti pre-eklampsia,
pecahnya ketuban, kehamilan lebih dari 40 minggu, diabetes, hipertensi, asma, tiroid, penyakit infeksi
kronis dan komplikasi penyakit lainnya.
Indikasi
IBU JANIN
a. Preeklampsia – eklampsia n. Ibu perokok a. Pertumbuhan janin terhambat

b. Ketuban pecah o. Ibu berusia lanjut b. Gerakan janin berkurang

c. Diabetes melitus p. Penyakit kolagen, anemia, ginjal, c. Suspek lilitan tali pusat
paru, jantung, tiroid d. Aritmia, bradikardi, atau takikardi
d. Kehamilan > 40minggu
janin
e. Vitium cordis
e. Hidrops fetalis
f. Asma
f. Kelainan presentasi, termasuk
g. Inkompatibiltas rhesus atau ABO pasca versi luar
h. Infeksi TORCH g. Mekoneum dalam cairan ketuban
i. Bekas SC h. Riwayat lahir mati
j. Induksi atau akselerasi persalinan i. Kehamilan ganda
k. Persalinan preterm
l. Hipotensi
m. Perdarahan antepartum
Cara melakukan CTG
◦ Pasien ditidurkan secara semi flower 45 derajat miring ke kiri
◦ Tekanan darah diukur setiap 10menit
◦ Dipasang kardio dan tokodinamometer
◦ Frekuensi jantung janin dicatat
◦ Selama 10menit pertama dicatat data dasar bunyi
◦ Pemantauan tidak boleh kurang dari 30menit
◦ Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30menit tidak reaktif, pasien diberi
larutan 100gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2jam kemudian (sebaiknya dilakukan pada
pagi hari setelah 2 jam sarapan)
◦ Pemeriksaan diulang berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual.
Pembacaan hasil pemeriksaan
TIDAK
REAKTI
REAKTI
F, BILA:
a. Denyut jantung basal Antara 120-
F, BILA:
160 kali per menit
a. Denyut jantung basal 120-160 kali
b. Variabilitas denyut jantung 6 atau per menit
lebih per menit
b. Variabilitas kurang dari 6 denyut /
c. Gerakan janin terutama gerakan menit
multiple dan berjumlah 5 gerakan
c. Gerak janin tidak ada atau kurang
atau lebih dalam 20menit
dari 5 gerakan dalam 20menit
d. Reaksi denyut jantung terutama
d. Tidak ada akselerasi denyut
akselerasi pola omega pada NST
jantung janin meskipun diberikan
yang reaktif berarti janin dalam
rangsangan dari luar.
keadaan sehat, dan diulang
pemeriksaan 1minggu kemudian
e. Pada pasien diabetes, pemeriksaan
NST diulang tiap hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai