Anda di halaman 1dari 38

KEJADIAN

LUAR BIASA
DEFINISI WABAH

kejadian berjangkitnya suatu penyakit


menular dlm masy yg jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari
keadaan yg lazim pd waktu dan daerah ttt
serta dapat menimbulkan malapetaka
Penyakit Menular
 penyakit yg dpt menular ke manusia yg
disebabkan oleh agen biologi, antara lain
virus, bakteri, jamur, dan parasit.
KEJADIAN LUAR BIASA
 Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan
yang berlaku di Indonesia.
 Status KLB diatur Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004

 Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan / atau kematian yg


bermakna secara epidemiologi pd suatu daerah dlm kurun wkt ttt dan
merupakan keadaaan yg dpt menjurus terjadinya wabah
1. Wabah / Endemi: kecil, tetapi luar biasa
Tingkat pertama keparahan penyebaran penyakit dilihat
dari populasi, lingkungan atau wilayahnya. Populasi yang
terdampak kecil, namun bisa dibilang luar biasa. Penyakit
tertentu dinyatakan menjadi wabah atau endemik ketika
terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan namun
masih terbatas pada suatu wilayah. Contoh wabah malaria,
demam berdarah, campak, dan sebagainya.
1. Epidemi: Lebih besar dan menyebar
Tingkat kedua keparahan suatu penyakit yg bersifat lebih
besar dari endemik dan menyebar ke area yg lebih luas.
2. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) 
epidemi terjadi ketika suatu penyakit menular dg cepat ke
banyak orang hingga pada tahap di luar 'normal' sulit
dihambat.
3. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
(SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus (MERS-CoV).
1. Pandemi: Internasional dan diluar kendali
Pandemi adalah epidemi yg menyebar ke berbagai negara
lain dan memengaruhi orang di seluruh dunia dlm jumlah
besar secara simultan atau berkelanjutan. Penyakit ditetapkan
sbg pandemi ketika penyebarannya sdh internasional dan di
luar dugaan shg sulit dikendalikan.
2. COVID-19, Flu Spanyol, Flu Asia, Flu Babi, Flu
Burung, dan sebagainya. Status yang sama juga ditetapkan
pada TBC (tuberculosis), Black Death atau pes, HIV/AIDS.
PENETAPAN KLB

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksudDLM


Pasal 4 yg sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal pd suatu daerah.

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu


dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dg periode


sebelumnya dlm kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.

4. Jumlah penderita baru dlm periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan


kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dg angka rata-rata per bulan dlm
tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dg rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pd tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dlm 1 (satu)
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih
dibandingkan dg angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dlm kurun waktu yg sama.

7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pd satu


periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu
periode sebelumnya dlm kurun waktu yg sama.
1. program penanggulangan sebagai prioritas
nasional atau daerah dengan kriteria sebagai
berikut:
1.penyakit endemis lokal;
2.Penyakit Menular potensial wabah;
3.fatalitas yang ditimbulkan tinggi/angka
kematian tinggi;
4.memiliki dampak sosial, ekonomi, politik, dan
ketahanan yang luas; dan/atau
5.menjadi sasaran reduksi, eliminasi, dan
eradikasi global.
PENYELIDIKAN
KLB
METODE

1. • Epidemiologi deskriptif,
2. • Epidemiologi analitik,
3. • Penerapan hasil studi untuk mengendalikan dan
mencegah penyakit.
TUJUAN

• Memperoleh kepastian adanya kejadian luar biasa


• Memperoleh gambaran KLB berdasarkan variabel orang
tempat dan waktu.
• Mengidentifikasi penyebab KLB
• Menetapkan sumber dan cara (pola) penularan penyakit •
Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya kasus KLB
• Merumuskan saran untuk tindakan menghentikan KLB
LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH
1. Persiapan Investigasi di Lapangan
2. Memastikan adanya Wabah
3. Memastikan diagnosis
4. a. Membuat definisi kasus
b. Menemukan dan menghitung Kasus
5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
6. Membuat hipotesis
7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan/LaporanKLB
1. Persiapan

1. Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai, perlengkapan


dan alat)
2. Pembentukan dan konsultasi team (peran masing- masing
petugas yang turun ke lapangan)
3. Administrasi (prosedur administrasi dan perijinan)
2. Memastikan adanya wabah

1. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah secara


bermakna melampaui jumlah yang biasa
2. Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat
itu dengan jumlahnya beberapa minggu atau bulan
sebelumnya,
3. Atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang
sama di tahun-tahun sebelumnya
Sumber Informasi utk membandingkan :
• Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan catatan hasil
surveilans
• Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data setempat yg.
tersedia
• Bila data lokal tdk ada, dpt digunakan rate dr wilayah di
dekatnya atau data nasional
• Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat utk menentukan
kondisi penyakit yang biasanya ada.
Pembuktian adanya wabah

Penyakit Endemis yg tdk dipengaruhi oleh musim


• Dapat dilihat dari rata-rata penderitanya setiap bulan pd
tahun-tahun yg lalu
• Mencari ambang wabah (Epidemic threshold), yg didapat
dr rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pd waktu
-waktu yg lalu, ditambah dengan 2 x SD-nya.
Bila suatu saat jumlah penderita melebihi garis ambang ini,
 wabah
Penyakit Endemis yg bersifat musiman
• Jumlah penderita saat ini dibandingkan jumlah penderita
di musim yg sama tahun yg lalu atau jumlah paling tinggi
yg pernah terjadi pd musim-musim yg sama di tahun yg
telah silam
• Mencari ambang wabah mingguan atau bulanan shg
tercermin variasinya berdasarkan musim, baru kmd
ditentukan apakah kejadian yg sedang dihadapi memang
lebih tinggi daripada yg diharapkan
Penyakit yang tdk endemis
1. Dibutuhkan data tentang waktu penyakit tersebut
ditemukan dan berapa banyak penderitanya.
2. Dengan membandingkan hal ini akan dapat ditentukan
apakah kejadian yang diharapkan itu di luar kebiasaan
yang berlaku
3. Memastikan diagnosis

Tujuan dalam pemastian diagnosis :


• memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dg patut
• menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yg menyebabkan
peningkatan kasus yg dilaporkan

Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi frekuensi


• Distribusi gejala klinis penting untuk menggambarkan spektrum penyakit,
menentukan diagnosis, dan mengembangkan definisi kasus

Kunjungan terhadap beberapa penderita


4.a. Membuat definisi kasus

1. Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dlm


penyelidikan wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan
orang
2. Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis kerja
dibuat berdasarkan gejala‐gejala:
• Yang banyak diderita,
• Dapat dinilai secara objektif
• Sedapat mungkin dapat menggambarkan proses
penyakit yg pathognomonis (spesifik).
4.b. Menemukan dan Menghitung Kasus

• dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus:


• Data indentifikasi -- nama, alamat, nomor telepon
• Data demografi-- umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan
• Data klinis
• Faktor risiko-- harus dibuat khusus untuk tiap penyakit.
• Informasi pelaporè mencari informasi tambahan atau
memberikan umpan balik
5. Epidemiologi Deskriptif
 Studi tentang kejadian penyakit atau masalah lain yg
berkaitan dengan kesehatan pada populasi.
Umumnya berkaitan dg ciri-ciri dasar seperti umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan lokasi
geografiknya
• • Berdasarkan
• 1. Orang
• 2. Tempat
• 3. Waktu
Gambaran Kejadian Wabah berdasarkan Orang
• Ciri Inang:
• Umur, merupakan salah satu faktor yang menentukan
penyakit, karena mempengaruhi:
• Daya tahan tubuh
• Pengalaman kontak dengan penyakit
• Lingkungan pergaulan yang memungkinkan kontak
dengan sumber penyakit
• Jenis Kelamin; Ras/ suku;
 diduga ada perbedaan risiko
perbedaan cara hidup,
tingkat sosial ekonomi,
kekebalan, dsb.
Rate
 mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi
• Dibutuhkan pembilang (jumlah kasus) dan penyebut
(besar populasi)
• Rate berdasarkan umur dan jenis kelaminà faktor yang
paling kuat hubungannya dengan pemaparan dan risiko
terserang penyakit
6. Membuat Hipotesis

Formulasikan hipotesis
• meliputi sumber agen penyakit
• cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
• dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
Hipotesis dpt dikembangkan dg cara :
1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu
a. Apa reservoir utama agen penyakitnya?
b. Bagaimana cara penularannya?
c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2. Wawancara dengan beberapa penderita
3. mengumpulkan beberapa penderitaèmencari kesamaan pemaparan.
4. Kunjungan rumah penderita
5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6. Epidemiologi deskriptif
7. Menguji Hipotesis

Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan


salah satu dari dua cara ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada,
atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan
hubungan (ukuran asosiasi) dan uji hipotesis statistik.
8. Memperbaiki Hipotesis dan mengadakan penelitian
tambahan

1. Penelitian Epidemiologi  Epidemiologi analitikk


2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
• Pemeriksaan serum
• Pemeriksaan tempat pembuangan tinja
9. Melaksanakan Pengendalian dan Pencegahan

Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin


• Upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah
sumber wabah diketahui
• Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang

terlemah dalam penularan penyakit.


• Upaya pengendalian diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau
reservoirnya.
10. Menyampaikan Hasil Penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Laporan lisan pada pejabat setempat

2. laporan tertulis
PENANGGULANGAN KLB

1. Pencegahan  memutus mata rantai penularan,


perlidungan spesifik, perbaikan gizi, pengendalian
factor resiko
2. Pengendalian  menghilangkan factor resiko
peny
3. Pemberantasan  meniadakan sumber secara
fisik, kimiawi dan biologi
Kegiatan Penanggulangan
1. Promkes
2. Surveilans : informasi, waspada, investigasi KLB
3. Pengendalian factor resiko : pengendalian vector,
imun
4. Penemuan kasus
5. Penanganan kasus
6. Pemberian kekebalan
7. Pemberian obat masal

Anda mungkin juga menyukai