Anda di halaman 1dari 25

“INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI KABUPATEN

JEMBRANA”

Oleh :

Komang Dina Okta Trijayanti (P07124221002)

Ida Ayu Kade Tania Nandika Purnami (P07124221004)

Kadek Anggi Valentin Ayu Cahyani (P07124221027)

Ni Kadek Eka Widiantari (P07124221031)

Ni Made Nita Dwiyandari (P07124221036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN

2021
Daftar Isi
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah “INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI
KABUPATEN JEMBRANA ” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laopran ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Badung, 4 September 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi pada masyarakat meliputi religi dan juga struktur sosial. Terutama pada
Kabupaten Jembrana, Bali. Kabupaten Jembrana memiliki banyak interaksi religi
struktur sosial yang dilakukan dari berbagai bidang pada kehidupan. Seperti bidang
kesehatan, tradisional, paguyuban, pesantren, kesenian dan banjar. Tentu saja
interaksi yang dilakukan berpengaruh atau berkaitan dengan profesi seorang bidan.
Bidan tidak hanya dapat membantu pada interaksi bidang kesehatan saja, tapi
meliputi interaksi religi struktur sosial pada bidang lainnya.

B. Tujuan

 Mengetahui interaksi, religi, struktur sosial di bidang kesehatan dan


tradisional
 Mengetahui interaksi, religi, struktur sosial di bidang kesenian
 Mengetahui interaksi, religi, struktur sosial di bidang paguyuban dan esantren
 Mengetahui interaksi, religi, struktur sosial di bidang banjar
BAB II
PEMBAHASAN

A. INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI BIDANG KESEHATAN

 Interaksi soial dibidang kesehatan

Hingga saat ini wawasan bidan di desa mengenai kemasyarakatan, terutama cara
membangun pola interaksi ideal dengan masyarakat pengguna jasa jarang diberikan
kepada mereka. Sehingga wawasan mengenai hal tersebut bisa saja "dibangun sendiri"
oleh bidan desa berdasarkan pengalaman empiris. Contohnya saya mengambil desa
Jimbaran, namun tidak hanya daerah Jimbaran saja, tetapi saya yakin daerah luar sana
pasti sama halnya. interaksi bidan di desa dengan ibu hamil dan menyusui termasuk ke
dalam bentuk interaksi yang bersifat kerjasama, bukan persaingan, ataupun
pertentangan. berbagai perlengkapan pendukung kegiatan bidan di desa, seperti
Polindes, bidan kit (seperangkat slat bidan untuk menolong persalinan), sangat kurang
padahal hal itu dapat membantu bidan meningkatkan kinerja di mana kinerja bidan
yang baik akan menyebabkan kepercayaan masyarakat semakin meningkat, dengan
demikian reward akan diperoleh baik oleh bidan di desa maupun masyarakat itu sendiri.
berbagai konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan bidan di desa tidak
mampu mengoptimalkan Polindes yang ada, kondisi itu tentu saja membuat
keberhasilan program kesehatan masyarakat agak terhambat.

 Religi di Bidang Kesehatan

Ada beberapa hal yang menyangkut religi di bidang kesehatan yang ada di
masyarakat. Seperti halnya, ada beberapa dari mereka yang masih memegang
kepercayaan yang kental terhadap tradisi leluhur mengakui adanya praktek mengenai
pantangan makanan. Ada yang menyebutkan bahwa makanan yang diambil dari laut
juga berbahaya bagi orang hamil “menurut kepercayaan mereka” ada juga yang
menyebutkan buah buahan seperti jeruk nipis, nanas muda dan durian juga cukup
berbahaya bagi ibu ibu yng sedaang hamil muda. Walaupun memang ada kaitannya
dengan zat yang terkandung dalam beberapa makanan yang disebutkan tadi. Seperti
misalnya nanas, Makan nanas dalam jumlah yang terlalu banyak dapat mengganggu
pencernaan Bumil. Kandungan asam dalam buah nanas dapat meningkatkan produksi
asam lambung yang memicu nyeri ulu hati dan refluks asam lambung. Kemudian
durian, Para peneliti menduga, hal ini karena kandungan serat, lemak, kalium, dan
antioksidan dalam durian yang tinggi. Meski demikian, Bumil tetap perlu membatasi
konsumsi durian agar tidak berlebihan. Hal ini dikarenakan buah durian banyak
mengandung gula dan karbohidrat.

 Struktur Sosial di Bidang Kesehatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial merupakan salah
satu konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat
yang merupakan pedoman bagi tingkah laku individu.

Struktur social yang ada dimasyarakat, saya mengambil contoh daerah Jimbaran.
Wilayah pedesaan lainnya pasti juga memiliki struktur social yang sama seperti
struktur social yang ada di daerah Jimbaran, dan beberaha hal seperti Warga memiliki
hubungan yang lebih erat, Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan,
dari sudut pemerintah, hubungan antara penguasa & rakyat bersifat informal,
Kehidupan keagamaan lebih kental dan masi banyak lainnya.
kemudian ada beberapa ciri masyarakat dibidang kesehtan

Ciri masyarakat sehat :

1. Kuantitatif : angka harapan hidup, kematian bayi, mortalitas, kematian ibu &
anak, penurunan angka kelahiran
2. Sisi pelayanan : rasio tenaga kesehatan dg penduduk, distribusi tenaga
kesehatan, sarana-kebutuhan

Ciri masyarakat sakit : narsisme, dekstruktif, individualitas, irasional

B. INTERAKSI SOSIAL DI BIDANG TRADISIONAL


Dalam pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat berperan
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial berarti
seorang manusia harus bisa menempatkan dirinya dalam masyarakat dan bersosialisasi
dengan baik di masyarakat. Karena sejatinya tidak ada manusia yang dapat hidup
sendiri di muka bumi ini.
Seorang bidan harus mampu berinteraksi dengan baik dengan masyarakat untuk
menciptakan hubungan dan kenyamanan pula terhadap pasien, keluarga pasien dan
bidan berikut dengan teman sejawat dan tenaga kesehatana lainnya, guna menciptakan
Indonesia sehat.Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya
terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun
berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan
hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia. saya mengambil contoh desa
Jimbaran, yang sangat kental akan tradisinya, akan sangat terheran heran melihat
kompaknya masyarakat di daerah Jimbaran ini.karena, Manusia adalah makhluk yang
selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang
diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Kemudian, Hubungan individu dengan masyarakat terletak
dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan
manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat
hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu.
Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan,
shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat,
dan gotong royong juga masih dilaksanakan di beberapa daerah di Jimbaran. Selain
membersihkan lingkungan di sekitar kita, pada saat gotong royong juga kita akan
bertemu dengan banyak orang sehingga kita menjadi akrab di lingkungan kita sendiri.
Di Bali ada istilah “ngayah”, ngayah merupakan tradisi gotong royong untuk kebaikan
semua masyarakat Bali yang terlibat. Jadi tradisi ngayah itu mengandung unsure
kegiatan tolong menolong, berbagi, dan bersosialisasi sesama.
 Religi di Bidang Tradisonal
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Masyarakatnya terdiri dari
berbagai macam suku bangsa yang tersebar di seluruh kawasan nusantara. Setiap suku
di setiap daerah memiliki kebudayaan yang dikembangkan secara turun-temurun. Di
bali, termasuk di daerah Jimbaran memiliki upacara yang dilaksanakan mulai dari ibu
hamil hingga melahirkan, diantaranya adalah
1. Magedong Gedongan
upacara ini dilaksanakan saat kehamilan berusia 5 bulan Bali atau 7 bulan kalender.
Hal ini dikarenakan, saat itu janin yang berada dalam kandungan sudah sempurna.
Adapun tujuan dari upacara magedong-gedongan ini adalah untuk memelihara
keselamatan bayi dalam kandungan. Makna dan tujuannya untuk memelihara
keselamatan bayi dalam kandungan yang disebut upacara ngidam atau pengerujakin
kalau di Bali. Selain itu juga sebagai cara agar kandungan di ibu tidak mudah
mengalami keguguran.
2. Kelahiran bayi
Saat bayi lahir ke dunia juga dilaksanakan upacara yang juga sebagai ungkapan rasa
syukur. Si bayi dibuatkan banten yang disebut banten dapetan. Selain itu, dilaksanakan
pula prosesi penanaman ari-ari sang bayi.
3. Kepus Puser
Ketika puser bayi lepas atau kepus juga dilaksanakan suatu upacara yang disebut
upacara kepus puser. Acara ini biasanya dilaksanakan tiga hari setelah bayi lahir. Saat
ini pula dibuat sebuah pelangkiran di atas tempat tidur bayi untuk menaruh sesajen.
4. Ngelepas Hawon
Ngelepas hawon merupakan upacara untuk bayi saat genap berumur 12 hari. Saat ini,
dilakukan pemberian nama sang bayi dan sang catur sanak atau empat saudara yang
menemani si bayi dalam kepercayaan Hindu Bali juga berganti nama menjadi
Banaspati Raja, Sang Anggapati, Banaspati dan Mrajapati.
5. Upacara Tutug Kambuhan
Upacara ini digelar 42 hari setelah kelahiran sang bayi. Tujuannya yakni menyucikan
si bayi dan kedua orang tuanya. Saat ini pulalah nama sang bayi dikukuhkan.
6. Upacara tiga bulanan
Setelah bayi berusia tiga bulan kembali dilaksanakan upacara tiga bulanan atau upacara
nelu bulanin. Dari baru lahir hingga tiga bulan bayi tidak boleh ngenteg tanah
(menginjak tanah), sehingga pada upacara tiga bulanan ini untuk pertama kalinya bayi
bisa menginjak tanah.
7. Upacara satu oton
Upacara bayi berusia enam bulan disebut dengan upacara satu oton atau ngotonin.
Tujuannya untuk menebus kesalahan terdahulu dikarenakan masyarakat Hindu percaya
akan adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali, sehingga di kehidupan ini
kehidupannya jadi lebih baik. Saat upacara ini pula untuk pertama kalinya si bayi
rambutnya dipotong atau digunduli.
8. Upacara tumbuh gigi
Agar gigi si anak tumbuh dengan baik juga dilaksanakan upacara tumbuh gigi.
Dan masih banyak upacara upacara yang dilakukan dan tentu saja upacara upacara ini
menyangkut dengan masyarakat banyak.
 Struktur Sosial di Bidang Tradisional
Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai
unsur pembentuk masyarakat. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu dengan
yang lain dan fungsional. Artinya kalau terjadi perubahan salah satu unsur, unsur yang
lain akan mengalami perubahan juga. Unsur pembentuk masyarakat dapat berupa
manusia atau individu yang ada sebagai anggota masyarakat, tempat tinggal atau suatu
lingkungan kawasan yang menjadi tempat dimana masyarakat itu berada dan juga
kebudayaan serta nilai dan norma yang mengatur kehidupan bersama tersebut. Struktur
sosial suatu masyarakat sesungguhnya merupakan proses sosial dan alamiah yang
berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.jadi, struktur sosial dalam suatu
masyarakat sebenarnya akan memiliki beberapa fungsi struktur sosial merupakan
karakteristik yang khas dan dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan
warna yang berbeda dari masyarakat lainnya struktur sosial berfungsi sebagai rantai
sistem dalam penyelenggaraan setiap aspek kehidupan sehingga menjadi teratur dan
harmonis

C. INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI BIDANG KESENIAN


Seni-budaya (kesenian) adalah ekspresi dari jiwa seseorang yang terjadi oleh
proses karya. Sebagai penampilan yang ekspresif dari penciptanya, kesenian
mempunyai kaitan erat dengan unsur-unsur kebudayaan. Kesenian dapat digolongkan
menjadi seni pertunjukan (seni tari, seni teater, seni musik, seni pencak silat); seni rupa
(seni murni, seni lukis, seni patung, seni kriya dan seni desain); seni satra (prosa dan
puisi). Yang terakhir sedang dikembangkan adalah seni multi media (film, video, dan
rekaman lainnya). Jadi, seni adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan gerak
dinamika jiwa seni manusia sebagaimana terungkap dalam berbagai ragam karya seni.

 Interaksi Sosial di Bidang Kesenian


Kebutuhan manusia sebagai makhluk yang secara kodrati hanya bisa hidup jika
berhubungan dengan orang lain. Dalam berkesenian, manusia juga memerlukan orang
lain. Seni diciptakan oleh manusia sebagai bentuk ekspresi budaya dan ungkapan
sosialnya. Dalam pengertian ini seni diciptakan oleh manusia tidak semata-mata hanya
untuk dirinya tapi juga untuk orang lain. Berapresiasi terhadap sebuah karya seni juga
merupakan wujud interaksi sosial manusia dengan benda seni ciptaan manusia
meskipun interaksi sosialnya mungkin masih dalam tataran kontak sosial. Berkait
dengan itu untuk mencapai tataran interaksi sosial yang sempurna diperlukan dua tahap
syarat yang tidak bisa ditawar, yakni tahap kontak sosial dan komunikasi. Jika
mengapresiasi sebuah karya seni masih dianggap sebagai kontak sosial, maka untuk
ditingkatkan menjadi bentuk interaksi sosial harus lah telah ada komunikasi antara
apresiator dengan pencipta seninya. Jika pencipta seni telah sadar bahwa karya seninya
diapresiasi oleh orang lain dan/ atau telah terjadi aksi dan reaksi antara pencipta dengan
apresiatornya, maka interaksi sosial telah terjadi. Demikian juga antara penampil seni
atau penyaji seni dengan penikmat. Jika telah ada aksi dan reaksi antara penampil seni
dengan penikmat maka interaksi sosial itu telah terjadi. Berinteraksi sosial melalui seni
tidak harus melakukan kegiatan seni bersama/ berkesenian bersama.
Mengkomunikasikan produk seni antara individu satu dengan individu lain, Individu
satu dengan sebuah kelompok atau sebaliknya, serta kelompok dengan kelompok, juga
merupakan bagian dari seni sebagai sarana interaksi sosial.

Hubungan religi, kesenian, dan masyarakat sangat penting atau merupakan suatu
sistem kehidupan karena saling keterkaitan satu sama lain. Agama sebagai pedoman
hidup manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui kehidupannya.
Sedangkan kebudayaan (kesenian) adalah sebagai kebiasaan atau tata cara hidup
manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri hasil dari cipta, rasa dan karsanya
yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan budaya saling mempengaruhi satu sama lain.
Agama mempengaruhi budaya, kelompok masyarakat, dan kelompok etnis. Budaya
tersebut cenderung berubah-ubah kepada setiap orang atau kelompok yang benar-benar
hidup sesuai dengan amanat agamanya masing-masing, maka dengan sendirinya akan
terjadi kerukunan, kedamaian dan kenyamanan dalam hidup bermayarakat. Kehidupan
beragama terlihat pada cara berpikir, perilaku atau sikap dan tata cara perwujudan sikap
hidup beragama seseorang dan mampu menerima sesama yang berbeda agama.

Salah satu bentuk dari interaksi religi di bidang kesenian ini adalah Tradisi Siat Yeh
di Banjar Teba Jimbaran. Jimbaran merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang
mengandung keunikan tersendiri yang tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Secara filosofis tradisi Siat Yeh ini dibagi menjadi 2 kata yaitu Siat dan Yeh. Kata
“Siat” berarti perang dalam konteks kalimat ini pada hakikatnya manusia setiap hari
berperang dengan dirinya sendiri dan pikiran-pikiran buruk atau hal yang tidak baik
yang nantinya bisa berdampak negatif pada dirinya sendiri maupun lingkungan di
sekitarnya. Dan “Yeh” yang memiliki arti air, tentunya air tersebut menjadi sumber
kehidupan yang patut dijaga dan dihormati. Dengan menjaga sumber mata air tersebut,
dipercayai akan datangnya kemakmuran kepada mereka. Tradisi Siat Yeh ini akan
diawali dengan pembagian kelompok menjadi 2 kelompok, yang mana 1 kelompok
mengambil air dari pantai yang berada di Timur dan satunya lagi pantai yang berada di
baratnya. Merekapun berbondong-bondong menuju pantai yang menjadi tugas mereka.
selanjutnya air pantai yang mereka dapat dari hasil pengambilan di kedua sumber mata
air tersebut dituangkan kedalam kendi yang mana pada saat membawa air tersebut ke
banjar akan diiringi dengan gamelan khas Bali yaitu Baleganjur. Sesampainya disana
akan ada tarian yang menyambutnya yang ditarikan oleh seka truni Bakthi Asih yang
mana tarian ini biasa disebut dengan tarian rejang sari. Setelah selesainya tarian
tersebut Tradisi Siat Yeh akan dimulai dengan pelemparan air dengan cetok atau batok
kelapa kecil yang menandakan Tradisi Siat Yeh ini akan segera dimulai. Sembari saling
bernyanyi dan menunjukan keceriannya merekapun langsung saling siram. Hal ini
bermakna sebagai bentuk penyatuan kedua sumber mata air yang berada di desa
tersebut. Tradisi ini digelar di catus pata Banjar Teba, Jimbaran. Disinilah dapat kita
temukan sebuah interaksi yang bersifat religius dalam bidang kesenian.

 Struktur Sosial di Bidang Kesenian


Pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun dari sebuah sistem.
Struktur sosial menurut Raymond Firth sebenarnya merupakan hubungan ideal antara
bagian-bagian masyarakat yang di dalamnya terdapat dinamika kehidupan individu
yang konkret dari suatu angkatan ke angkatan berikutnya dan menyebabkan suatu
proses perubahan yang dapat berlangsung lambat tetapi dapat juga cepat.
Konsep berkesenian bagi seniman-seniman dalam masyarakat Indonesia yang
sedang mengalami proses industrialisasi ini cukup beragam pendekatannya. Di Pulau
Bali, sampai sekarang belum dijumpai sebuah istilah dalam bahasa Bali yang menjadi
padanan kata “seni” dalam bahasa Indonesia. Kegiatan menciptakan kesenian dikaitkan
dengan kata “kiat” atau keterampilan tertentu yang dalam bahasa Bali disebut “juru”
atau tukang. “Juru gamel” adalah sebuah sebutan yang digunakan untuk memberi nama
kepada para seniman yang pandai membuat instrumen gamelan. “Pragina” adalah
sebuah istilah untuk menyebut mereka yang ahli menari, sedangkan “undagi” adalah
bahasa daerah yang digunakan untuk memberi predikat kepada para ahli pembuat
bangunan (arsitek tradisional).
Orang Bali khususnya di daerah Jimbaran kini berada di tengah perubahan sosial
dan budaya, atau di bawah pergeseran struktur sosial, atau diliputi perkembangan sosial
dan budaya yang kurang terkendali dan berhadapan dengan arus globalisasi yang deras
dan intensif. Di samping itu, orang Bali sedang memberikan reaksi keras terhadap
segala campur tangan luar yang mencoba meruntuhkan manusia dan kebudayaan Bali.
Seperti halnya di Jimbaran, yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata bagi
wisatawan lokal maupun mancanegara. Maka tak heran banyaknya pembangunan
seperti hotel dan lainnya di daerah Jimbaran. Sebenarnya hal ini menjadi sedikit
pengganggu bagi tradisi kesenian di Jimbaran yaitu Tradisi Siat Yeh. Tradisi Siat Yeh
ini dikatakan sebagai penglukatan Agung, di awali dengan mendak tirta (air suci) di
dua tempat sumber yang berbeda yaitu pada bagian pesisir sebelah Timur (pantai
Suwung/rawah) dan pesisir Sebelah Barat (pantai Segara), sumber mata air yang berada
di dua pantai tersebut nantinya akan dijadikan komponen utama dalam Tradisi Siat Yeh
ini. Dahulu sebelum adanya pembangunan pariwisata seperti sekarang, kedua sumber
mata air tersebut dapat menyatu secara alami pada saat air pasang. Namun kini, ketika
sudah banyak pembangunan di daerah Jimbaran membuat kedua pantai itu tidak bisa
bertemu secara alami lagi. Untuk itu makna dari Tradisi Siat Yeh ini untuk
mempertemukan lagi 2 sumber mata air tersebut walaupun tidak dengan langsung,
sebagai sarana penglukatan. Jadi, generasi muda di Jimbaran berusaha untuk tetap
melestarikan fenomena tersebut melalui Tradisi Siat Yeh ini. Karena menurut
penduduk desa setempat, jika dua sumber mata air tersebut bisa bertemu maka
penduduk desa akan mencapai kemakmuran dan bisa memberikan energi positif pada
masyarakat Jimbaran.
Jadi, kesenian disini selain sebagai bentuk perwujudan persembahan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa juga sebagai bentuk interaksi yang dilakukan oleh para muda-mudi
yang didampingi oleh tetua disana untuk menggelar Tradisi Siat Yeh ini. Kesenian
dalam bentuk Tradisi Siat Yeh ini akan disaksikan oleh warga sekitar dan juga
wisatawan asing yang berkunjung sehingga sebuah interaksi sosial akan terjadi melalui
Tradisi Siat Yeh ini yang merupakan salah satu bentuk kesenian yang ada di Bali yaitu
daerah Jimbaran.

 Kaitannya Bidang Kesenian dengan Kebidanan


Terkait dengan kebidanan, interaksi sosial tentunya sangat penting dilakukan oleh
seorang bidan. Interaksi Sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dalam bermasyarakat. Dalam kaitannya, hubungan antar manusia seperti ini juga yang
mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien dalam pelayanan
kebidanan. Interaksi bidan pada umumnya berlangsung atas inisiatif bidan sendiri yang
menyadari bahwa tugas mereka perlu dukungan dari masyarakat. Pelayanan kebidanan
meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya,
ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan
kepada ibu dalam masa pra konsepsi, masa hamil, ibu bersalin, post partum, bayi baru
lahir. bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan
penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan
tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
Dalam melaksanakan praktek bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhan, terhadap warita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun
massa interval, melaksanakan pertolongan persalinan atas tanggung jawabnya sendiri
dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia/generasi penerus yang berkualitas. Asuhan tersebut
termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan deteksi serta intervensi dan rujukan pada
keadaan resiko tinggi termasuk kegawatan para ibu dan anak.
Di Bali termasuk juga daerah Jimbaran, pastinya erat kaitannya dengan tradisi,
kesenian, dan upacara religi. Termasuk juga rentetan upacara seorang bayi dari dalam
kandungan sampai lahir. Seperti upacara megedong-gedongan (usia kandungan 7
bulan), kepus puser (saat puser bayi lepas), hingga upacara nelu bulanin yaitu 3 bulanan
sang bayi dan rentetan upacara lainnya. Jika sudah berhubungan dengan ibu hamil dan
bayi maka pasti memerlukan peran bidan didalamnya. Disinilah bidan harus mampu
memberikan penyuluhan untuk sang ibu dan bayinya agar tetap sehat dan mampu
melaksanakan rentetan upacara dengan baik. Maka peran bidan disini membantu untuk
melancarkan proses upacara tersebut dengan memberikan asuhan kebidanan kepada
sang ibu agar segala sesuatunya berjalan lancar. Rentetan tradisi ini merupakan salah
satu bentuk kesenian yang tentunya melibatkan individu dalam prosesnya. Maka, lagi-
lagi terbentuklah interaksi sosial di dalamnya. Jadi, interaksi sosial sebenarnya dapat
terjadi dalam keaadan dan situasi apapun.
D. INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI BIDANG PESANTREN

 Interaksi di bidang Pesantren

Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan selalu


berubah yang berkaitan dengan hubungan antara individu antar individu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok sosial lainnya dalam bentuk kerjasama,
akomodasi, persaingan maupun pertikaian. Eratnya hubungan sosial pondok pesantren
RA, MI, MTs Al Jabar Bali dengan masyarakat sekitar, karena dilatar belakangi oleh
rasa kepedulian yang tinggi. Realitas Masyarakat Ungasan, Jimbaran yaitu masyarakat
yang terlihat rukun antara pesantren dengan masyarakat, tanpa adanya penolakan,
keengganan, protes, gangguan-gangguan dll

Interaksi merupakan kunci kehidupan dan faktor kepribadian seseorang dapat


menentukan arah interaksi berlangsung. Interaksi sosial terjadi ketika dalam suatu
anggota mengadakan interaksi yang mempunyai makna dan simbol yang dapat
dipahami oleh orang lain. Banyak pakar sosiologi yang memberikan katagori dan
batasan-batasan sebagai adanya intaraksi sosial dalam masyarakat dengan berbagai
ketentuan. Dimana batasan-batasan tersebut berupa adanya balasan apa yang telah
dilakukan seseorang terhadap orang lain. Interaksi sosial yang terjadi dimasyarakat
memiliki berbagai pola yang masing-masing pola mempunyai bentuk-bentuk
tersendiri. Misalnya kerja sama, akomodasi, kontroversi dan persaingan. Hubungan
tersebut untuk melihat prilaku sosial pondok pesantren dengan masyarakat, karena
sesungguhnya manusia sebagai makhluk sosial memiliki ketergantungan terhadap
makhluk lainnya. Hubungan ini untuk menciptakan kehidupan yang harmonis serta
sebagai kewajiban untuk menjaga kebaikan dengan melalui prilaku sosial terhadap
sesama.

Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan Islam yang memiliki


karakteristik tersendiri dimasyarakat yang mempunyai hubungan timbal balik antara
pesantren dengan masyarakat. Sebagaimana diketahui, dunia pesantren adalah institusi
sosial, dimana tampak peran seorang kyai yang menjadi tokoh sentral yang
menghitamkan dan memutihkan kehidupan pesantren. Melalui institusi tersebut, maka
akan terlihat interaksi sosial antara kyai, santri dan masyarakat, yang terus menjadi
sorotan dimasyarakat luas. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu
adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan
pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki
pengetahuan yang kuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat
menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan
budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam
pelayanan kesehatan sebagai berikut: a.pendekatam sosial b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren d.pelatihan e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan.

 Religi Bidang Pesantren

Pondok pesantren yaitu suatu tempat dimana tersedia untuk para santri dalam
menerima pelajaran-pelajaran agama Islam, memahami dan menghayati dan
mengamalkannya serta menjadi tempat berkumpul dan tempat tinggalnya yang di
bimbing seorang (atau lebih) guru yang di kenal dengan sebutan Kiai. Penelitian
pondok pesantren dalam penelitian ini yaitu kyai dan santri pondok pesantren RA, MI,
MTs Al Jabar Bali yang berada di jalan goa gong, Ungasan Jimbaran, kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Banyak yang menerima program-program pesantren
dengan tangan terbuka, dan ada juga masyarakat yang kurang suka dengan adanya
pesantren, yang menganggap “adanya pondok pesantren RA, MI, MTs Al Jabar Bali
juga kegiatan keagamaan tidak begitu lancar, bahkan sempat fakum. Tradisi berjanji,
yasinan, manaqiban sudah tidak dilakukan dirumah-rumah warga, yang dikarenakan
oleh kesibukan masing-masing”.

Pondok pesantren merupakan suatu bentuk pendidikan pendidikan ke-Islaman


yang melembaga di Indonesia seperti telah dikemuakan kata pondok (kamar, gubuk,
rumah kecil) dipakai dalam bahasa Indonesia dengan menekankan kesederhanaan
bangunan, kata pondok berasal dari bahasa arab “funduk” (ruang tidur, wisma, hotel
sederhana)”.6 Kata pesantren terdiri dari kata asal “santri” awalan “pe” dan akhiran
“an”, yang menentukan tempat, jadi “tempat para santri”. Kata “sant” (manusia baik),
dihubungkan dengan kata “tra” (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti
“tempat pendidikan untuk manusia baikbaik”. kaitannya dengan kebidanan yaitu untuk
menghilangkan mitos-mitos yang ada dan dipercaya beberapa orang seperti “jika ingin
anak ganteng membaca surat yusuf dan ingin anak cantik membaca surat Maryam”
tetapi melakukan pembelajaran yang dipercaya yang sudah ada di agama islam seperti
anak baru lahir itu baiknya di adzan-in.

 Struktur Sosial Bidang Pesantren

Strukur sosial merupakan definisi hubungan sosial yang terjadi antara individu
dengan masyarakat untuk membentuk sebuah norma, nilai, maupun peraturan yang ada
di dalam masyarakat demi terwujudnya kepentingan bersama. Struktur sosial ini timbul
akibat adanya masyarakat yang memiliki berbagai perbedaan latar belakang.
santri pondok pesantren RA, MI, MTs Al Jabar Bali, namun tidak sedikit
masyarakat yang kurang mendukung bahkan tidak suka dengan kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan pondok pesantren dengan masyarakat. Hal ini di sebabkan karena
merasa terganggu dengan kegiatan tersebut dan hal ini merupakan hal yang biasa yang
terjadi didalam mayarakat. Contoh dalam hal santri yang berbelanja di toko dan
membeli barang yang termasuk larangan pondok itu di biarkan bahkan dilindungi, atau
bermain di PS/warnet yang melebihi jam waktu yang telah di tentukan pondok
pesantren itu tidak diperingatkan pada santri, karena merupakan keuntungan bagi
perekonomian meraka. Hal semacam ini merupakan larangan santri pondok pesantren
RA, MI, MTs Al Jabar Bali dan merupakan pelanggaran aturan pondok pesantren bagi
santri. Padahal masyarakat tau bahwa waktu-waktu itu adalah waktu belajar dipondok
pesantren dan merupakan barang yang di larang atau dikonsumsi santri. Dengan
banyaknya tempat hiburan yang berada dilingkungan pondok pesantren RA, MI, MTs
Al Jabar Bali merupakan tantangan santri pondok pesantren RA, MI, MTs Al Jabar
Bali dalam memantau santri di lingkungan masyarakat perkotaan yang berbeda-beda
pandangan. Kaitannya dengan kebidanan yaitu memberikan pembelajaran untuk anak-
anak pesantren yang menurut agama islam seperti dilarang pacaran dan larangan hamil
diluar nikah

E. INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI BIDANG PAGUYUBAN

 Interaksi di Bidang Paguyuban


Banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar Bali, menyebabkan munculnya
organisasi-organisasi atau Paguyuban sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi
dengan teman se-daerah. Paguyuban merupakan sebuah perkumpulan orang-orang
yang memiliki kesamaan etnis atau daerah. Biasanya ini terbentuk karena adanya
perkempulan anak-anak rantau yang berada dalam suatu tempat atau wilayah yang
sama, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Jawa, sebab dirasa banyak
mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa sehingga mereka muncul inisiatif untuk
membentuk suatu Paguyuban yang anggotanya merupakan mahasiswa-mahasiswi
berasal dari pulau Jawa yang diberi nama Paguyuban Jong Java dan Paguyuban tersebut
sebagai Paguyuban yang bersifat ekstra kampus atau non-formal. Tidak hanya Jong
Java, di universitas Udayana juga banyak Paguyuban mahasiswa yang tolak ukur pada
kesamaan etnis atau kedaerahan seperti, HIPMAL (Himpunan Mahasiswa Lombok),
IMSU (Ikatan Mahasiswa Sumatra Utara) dan lain-lain
Paguyuban Jong Java merupakan salah satu bentuk dari kelompok sosial,
adanya suatu kelompok sosial tidak lain pasti terdapat hubungan social yang berada di
Universitas Udayana Jimbaran, Pada dasarnya setiap individu adalah makhluk sosial
yang senantiasa hidup dalam lingkungan masyarakat, baik itu lingkungan fisik maupun
lingkungan psikologis yang di dalamnya saling mempengaruhi antara individu satu
dengan individu lain.Salah satu ciri bahwa kehidupan sosial itu ada, yaitu dengan
adanya interaksi, interaksi sosial terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara
individu satu dengan individu lain,individu dengan kelompok maupun kelompok
dengan kelompok yang terdapat di dalam lingkungan masyarakat. Interaksi sosial
menjadi faktor utama di dalam hubungan antar dua orang atau lebih yang saling
mempengaruhi. Hubungan sosial atau interaksi sosial merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang paling mendasar dalam kehidupan bermasayarakat, sejatinya manusia
dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan orang lain
sebab dengan cara berinteraksi maka kita dapat menunjukkan sikap kemasyarakatan
kita sebagai mahluk sosial. Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang ahli sosial Gillin
dan Gillin (dalam Soekanto, 1994:67-68), “Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar
kelompok”. Interaksi social.
Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan Paguyuban Dalam
rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-
pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya
calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk
meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya
kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas
puskesmas.

 Religi di Bidang Paguyuban


Di lingkungan Udayana tidak hanya memiliki organisasi ekstra saja akan tetapi
terdapat banyak organisasi intra yang bersifat formal maupun non formal, berbagai
organisasi sudah tersedia di lingkungan kampus tanpa adanya Batasan-batasan seperti
agama, daerah dan lain-lain, adapun organisasi dan Paguyuban mahasiswa dalam
kegiatan ekstra maupun intra yang bersifat formal, seperti AlHikmah (sebagai wadah
Paguyuban Mahasiswa Muslim Udayana), KMHD (sebagai wadah Paguyuban
Mahasiswa Hindu Udayana) dan juga Persatuan Mahasiswa Kristen (PMK), ketiga
organisasi diatas terbentuk dengan menggunakan tolak ukur pada kesamaan agama,
ada juga Paguyuban lain diluar batas kesamaan agama, etnis dan lain-lain yaitu UKM
(Unit Kreatifitas Mahasiswa) organisasi tersebut berlandaskan sesuai dengan minat dan
bakat dari mahasiswa, UKM merupakan wadah untuk mengembangkan minat dan
bakat mahasiswa yang ada di kampus Udayana. Kaitannya dengan kebidanan yaitu
untuk membukakan jiwa dan pikiran di lingkungan paguyuban di pelosok yang
beberapa masih percaya saat melahirkan untuk memanggil dukun beranak daripada ke
bidan atau dokter.

 Struktur Sosial di Bidang Paguyuban


Paguyuban merupakan sebuah perkumpulan bersifat kekeluargaan, yang
didirikan oleh orang - orang yang sepaham (sedarah) untuk membina persatuan
(kerukunan) di antara para anggotanya. Bisa kita lihat dari berbagai organisasi atau
Paguyuban yang ada di lingkungan kampus peneliti mengambil Paguyuban yang tolak
ukurnya berdasarkan pada kesamaan etnis atau kedaerahan yaitu perkumpulan
mahasiswa dari pulau Jawa yang diberi nama Jong Java, alasan peneliti mengambil
perkumpulan mahasiswa, sebab peneliti ingin mengetahui apa yang melatar belakangi
suatu perkumpulan kedaerahan perlu di buat, dengan melihat begitu banyaknya
organisasi yang tersedia di kampus, dan apakah organisasi yang tersedia tidak cukup
baik dalam menfasilitasi kebutuhan mahasiswa. Begitu banyak Paguyuban yang ada di
kampus, peneliti mengambil Paguyuban mahasiswa dari daerah pulau Jawa atau Jong
Java, sebab Jong Java mempunyai anggota cukup banyak yang berasal dari dari
berbagai daerah pulau. Kaitannya dengan kebidanan yaitu di dalam paguyuban jong
java yang ada di Jimbaran ini,terdapat juga penyuluhan untuk anak muda agar menaati
norma dan nilai tentang anak terutama untuk tidak melakukan aborsi yang dapat
dikenakan hukum.

F. INTERAKSI, RELIGI, STRUKTUR SOSIAL DI BIDANG BANJAR

 Interaksi Sosial dibidang Banjar


Banjar adat merupakan organisasi atau lembaga sosial dimana masyarakat Bali
berintekasi dan berbagi suka dan duka. Setiap banjar adat pastinya memiliki bale
banjar, serta fasilitas lain yang juga berperan dalam setiap program dan kegiatan di
banjar. Bale Banjar sebagai wadah interaksi dan aktifitas masyarakat. Banjar adat
menjadi media sekaligus sasaran sosialisasi pemerintah desa. Banjar juga sering
dijadikan tempat untuk rapat (Sangkep) yakni aktifitas dimana anggota banjar adat
sedang berkumpul dan membahas kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dibanjar.
Fasilitas yang cukup membuat bale banjar adat sering digunakan sebagai lokasi
Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam setiap penyelenggaraan Pemilu atau Pilkada.
Hal ini tentu memudahkan Panitia Pemungutan Suara sehingga tak perlu repot-repot
membuat TPS dadakan/darurat. Untuk memudahkan sosialisasi dan koordinasi dengan
warga. Dengan demikian, para warga masyarakat khususnya anggota banjar adat lebih
mudah untuk menyalurkan hak politiknya.

Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan banjar diantaranya


A. Menggerakan dan membina peran serta masyarakat.Dalam bidang
kesehatan dengan melakukan penyuluhan kesehatan.
B. Pemerintah menjalankan nya dengan cara menerapkan PosKesDes (Pos
Kesehatan Desa) yang ditujukan kepada seluruh masyarakat.
C. Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan dapat menghasilkan
perubahan perilaku yang lestari untuk keluarganya, individu keluarga
dan masyarakat.
D. Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
E. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepala masyarakat(peran
bidan sebagai pendidik).Bersama kelompok dan masyarakat
menangulangi masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan ibu, anak dan KB.

 Religi Sosial dibidang Banjar


Lembaga atau organisasi sosial tradisional Bali yang bersifat umum seperti
banjar adat sesungguhnya berlandaskan ajaran agama Hindu dan kearifan lokal budaya
Bali, sehingga di dalamnya terkandung nilai-nilai spiritual, estetika, dan
solidaritas.Dalam hal ini, agama termasuk ritual di dalamnya sebagai salah satu bentuk
perilaku manusia yang telah terlembaga. Maka dari pandangan fungsionalis, lembaga
adat sekaligus berfungsi untuk meningkatkan religiusitas dalam rangka
mempertahankan keseimbangan seluruh sistem sosial .
Sejalan dengan itu maka setiap banjar adat wajib untuk ngayah (pelayanan) saat
ada persembahyangan keagamaan di Pura Tri Kahyangan Desa selama setahun penuh,
secara bergiliran. Saat ngayah, seluruh anggota banjar adat baik pria maupun wanita
akan meluangkan waktu untuk dapat mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan persembahyangan nantinya. Banjar adat wajib
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam perayaan tersebut sejak
beberapa hari sebelumnya sampai pada hari H.
Banjar adat juga menjadi media yang cukup efektif bagi pengembangan
spiritual. Anggota banjar adat menjadi sasaran penyuluhan/pembinaan dari penyuluh
agama Hindu, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Wanita Hindu Dharma
Indonesia (WHDI), secara rutin sebulan sekali, secara bergantian dari banjar ke banjar.
Selain itu, praktek praktek keagamaan juga sering dilakukan seperti Dharma Wacana
(dakwah), Dharma Gita (latihan kidung/lagu rohani), Dharma Tula (diskusi), belajar
membuat banten (sarana sesajen).
Religi sangat dipercaya di Bali maupun di Indonesi karena terkandung nilai-
nilai spiritual, estetika, dan solidaritas.Kaitannya dengan kebidanan yaitu ketika usia
kandungan ibu hamil 5 bulan bali (kurang lebih 6 bulan masehi) dilaksanakan upacara
megedong-medongan dalam rangkaian upacara adat kehamilan. Dipercayanya
pertemuan Kama Petak(Sperma) dan Kama Bang (Ovum) menciptakan manusia dalam
bentuk bayi. Upacara ini dipercayain untuk menguatkan sang anak dan ibu agar
persalinan berjalan dengan lancer.

 Struktur Sosial di Bidang Banjar


Masyarakat tradisional dan sebagian masyarakat modern di Indonesia umumnya
sudah mengenal adanya sistem kerja gotong-royong, yakni suatu praktek yang
dilakukan sekelompok masyarakat untuk melakukan pekerjaan secara bersamaan tanpa
mendapat imbalan dalam bentuk tunai ataupun bayaran dalam bentuk
apapun.Demikian pula dengan masyarakat etnis Bali di Jimbaran yang terikat dalam
suatu wilayah banjar adat. Prinsip gotong-royong ini yang dipegang teguh oleh banjar
adat sehingga banjar adat tampak demikian besar terutama saat ada kegiatan suka duka.
Kegiatan yang bersifat suka adalah kegiatan atau upacara yang diselenggarakan atas
dasar peristiwa bahagia (sukacita) misalnya, perkawinan, syukuran, tiga bulanan
kelahiran bayi, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan yang bersifat duka merupakan
kegiatan upacara yang dilaksanakan karena ada peristiwa dukacita seperti kematian,
musibah, bencana alam, dan lain-lain.
Setiap anggota banjar adat yang hendak melangsungkan upacara yang telah
sepengetahuan Kelian banjar adat, berhak mendapatkan dukungan dan bantuan dari
seluruh anggota lainnya baik materi maupun non materi. Secara materi, yang memiliki
acara akan menerima bingkisan kado dari setiap orang yang datang menghadiri acara,
sedangkan secara non materi akan mendapat bantuan berupa tenaga dan waktu dari
seluruh anggota untuk mensukseskan acara tersebut. Pada umumnya, tiga hari sebelum
puncak acara, para anggota banjar adat sudah mulai berdatangan untuk membantu
segala persiapan upacara. Sejak hari itu pula segala aktifitas gotong-royong mulai
dilakukan.
Struktur sosial merupakan hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun
masyarakat untuk membentuk sebuah norma, nilai dan peraturan yang ada di
masyarakat demi kepentingan bersama. Kaitannya dengan kebidanan yaitu di daerah
jimbaran hampir sama dengan daerah lain bahkan di indonesia pun terdapat peraturan
larangan Senada dengan pandangan hukum dan dalam pandangan agama-agama yang
diakui di Indonesia(Hindu, Islam, Budha, Protestan, dan Katolik) kasus aborsi tetap
dikatakan perbuatan yang menyimpang dan melanggar norma agama, norma agama
adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan
anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. Norma hukum tertulis yang terkait dengan
aborsi dapat dilihat dalam kitab Undang-undang HukumPidana, dan di luar kitab
Undang-undang Hukum Pidana pasal 299, 346, 349, 534 dan 535. Sedangkandalam
UU di luar KUHP yang terkait dengan Aborsi dapat dijumpai dalam UU Kesehatan
No. 23 tahun 1992.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Interaksi merupakan kegiatan atau tindakan yang terjadi antara dua orang atau lebih.
Interaksi sosial meliputi religi dan struktur sosial pula. Pada kabupaten Jembrana, Bali
interaksi yang dilakukan masyarakat terjadi pada berbagai bidang seperti kesehatan,
tradisional, kesenian, paguyuban , pesantren dan banjar. Tentu saja interaksi tersebut
memberikan beberapa dampak pada masyarakat dan berkaitan dengan profesi bidan.
Salah satunya adalah peran bidan dalam mengsosialisasikan kesehatan pada msyarakat
pada bidang kesehatan dan masih banyak lagi interaksi yang terjadi di Kabupaten
Jembrana yang mencakup hampir semua bidang atau ruang lingkup.

B. Saran

Sebagai mahluk sosial, kita tidak dapt hidup sendiri atau memerlukan bantuan orang
lain. Untuk itu perlunya interaksi pada masyarakat agar tetap terjalinnya hubungan baik
antar masyarakat untuk saling bahu membahu atau saling membantu.
Daftar Pustaka

Putu Supartika. 2019. Upacara Yang Mesti Dilaksanakan Orang Bali, Dari Dalam
Kandungan hingga Meninggal. TribunBaliNews. Bali

Tersedia Pada : https://www.neliti.com/publications/90274/fungsi-banjar-adat-


dalam-kehidupan-masyarakat-etnis-bali-di-desa-werdhi-agung-ke . Diakses pada
tanggal : 24 Agustus 2021

Tersedia Pada : https://core.ac.uk/display/95199603 . Diakses pada tanggal : 24


Agustus 2021
Tersedia Pada :
http://repository.radenintan.ac.id/5634/1/SKRIPSI%20SITI%20MUTMAINAH.pdf .
Diakses pada tanggal : 24 Agustus 2021
Tersedia Pada : https://repo.udayana.ac.id/122/3/1414091029-
BAB%20%201%20PENDAHULUAN-pdf.pdf. Diakses pada tanggal : 24 Agustus
2021
Tersedia Pada : https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-pelayanan-
kebidanan-dalam-pendekatan-melalui-pesantren-42312384. Diakses pada tanggal :
24 Agustus 2021
Tersedia Pada : http://stbayapariaba.ac.id/unduh/ki-2011-herminadiarti.pdf. Diakses
pada tanggal : 27 Agustus 2021
Tersedia Pada : https://www.balitoursclub.net/tradisi-siat-yeh-di-jimbaran/. Diakses
pada tanggal : 27 Agustus 2021
Tersedia Pada : http://atahira.blogspot.com/2011/08/interaksi-sosial-
kebidanan.html. Diakses pada tanggal : 27 Agustus 2021
Tersedia pada : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/11/13/7-tradisi-unik-
gotong-royong-dari-berbagai-daerah-di-indonesia. Diakses pada tanggal : 27
Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai