Potensi Dan Isu Krusial Kerawanan Tahapan Bagi Saksi Peserta Pemilu
Potensi Dan Isu Krusial Kerawanan Tahapan Bagi Saksi Peserta Pemilu
Disampaikan Pada Kegiatan Training of Trainer (ToT) Pelatihan Saksi Peserta Pemilu Tahun 2024
Disengelenggarakan oleh Panwaslih Provinsi Aceh
Hotel Diana – Kota Banda Aceh, Kamis - Jumat / 1-2 Februari 2024
FUNGSI
PENGAWASAN Tindakan evaluasi, koreksi terhadap hasil yang dicapai, agar hasilnya
sesuai dengan rencana (George R. Terry)
TINDAKANNYA KONTROL DILAKUKAN DI AKHIR
BAW
SAKS
ASL
I
U
2
FLASHBACK PEMILU 2019
PENGAWASAN PERSIAPAN PEMUNGUTAN SUARA.
Pemilih belum terima C6: yang jawab YA 237.382 akun; yang jawab TIDAK ada 270.010
akun;
Kotak Suara TPS yang diterima oleh KPPS dalam kondisi tidak tersegel” : 9.331 akun jawab
YA & 498.061 akun Jawab TIDAK;
3
FLASHBACK PEMILU 2019
FENOMENA DI TPS
11.186 TPS yang logistiknya tidak lengkap;
3.721 TPS surat suaranya tertukar;
5.477 TPS ditemukan tidak memasang DPT ;
Mobilisasi masa di 436 TPS;
Saksi memakasi atribut peserta pemilu di 2.497 TPS;
3.066 TPS mengalami kekurangan surat suara;
Pemungutan suara susulan dan Ulang di berbagai Provinsi;
4
POTENSI dan ISU KRUSIAL
Manipulasi surat suara oleh penyelenggara (KPPS/Tim Pengamanan TPS)
Pembagian sisa C6 kepada yang tidak berhak
Pemufakat Jahat antara Penyelenggara dengan Peserta Pemilu/Caleg/Paslon Tertentu
Memindahkan suara calon legislator kepada calon legislator lain dalam satu partai atau memasukkan suara partai ke
calon legislator tertentu
Saksi Tidak Hadir/Tidak Memiliki Kompetensi/Tidak Solid
KPPS memilih di TPS lain
TPS Khusus
Surat Suara Tertukar/Kurang
Proses Penyalinan/Pendokumentasian Hasil
Pengawas TPS tidak aktif/Lalai/Tidak Memiliki Kompetensi/Tidak Berani
Masih Terdapat Pemilih yang tidak memenuhi syarat di DPT
Salinan Hasil Tidak di Tempel di Papan Pengumuman
Presentation Title
PENYEBAB KECURANGAN
Prof. Sarah Birch- ilmu politik - King’s College London, Inggris
Prof. Edward Aspinall - Australian National University
Mada Sukmajati – UGM
Pertama, Relasi Personal/Patronase/Kekerabatan yang kuat diantara para penyelenggara pemilu, calon legislatif
(caleg) dan pemilih. (Rangsangan berupaya Imbalan); Jual beli suara (vote buying)
Kedua, Sistem pemilu open list proporsional representation, salah satu pemicu para kontestan/Caleg akan
menghalalkan segala cara untuk menang. (yang terpilih yang mendapat suara terbanyak). Contoh Kasus: Pemilu
2019 Amran, caleg DPRD Kabupaten Bintan, Riau, dari Golkar mengajukan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
terhadap rekan separtainya, Aisyah. Amran mengklaim kehilangan sejumlah suara di sebuah tempat pemungutan
suara (TPS) di Bintan Timur dan, di saat yang bersamaan, Aisyah mendapat tambahan suara; Kasus Hj Kasumi
Sulaiman dari Partai Golkar di Banda Aceh.
Ketiga, masih lemahnya sistem pendukung dalam pemilu sehingga memiliki celah terciptanya manipulasi suara.
(Manipulasi berpotensi terjadi karena faktor data pemilih tidak akurat dan rekapitulasi penghitungan suara
berjenjang dan berpotensi salah hitung goalnya manipulasi hasil suara)
Presentation Title
WUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, KEMANFAATAN HUKUM
DAN KEADILAN HUKUM MELALUI PENGAWASAN YANG
PROFESIONAL