Anda di halaman 1dari 14

Secara ringkas pelaksanaan penelitian akan melalui tahapan sbb:

1. Perumusan Masalah : menyusun pertanyaan mengenai objek


empiris yg jelas batas-batasnya dan mengidentifikasikan
faktor-faktor yg berhubungan didalamnya
2. Penyusunan kerangka berfikir secara rasional berdasarkan
premis-premis yg teruji kebenarannya
3. Perumusan Hypotesis: merupakan jawaban sementara
terhadap masalah yg dirumuskan. Bahannya merupakan
kesimpulan dari pengembangan kerangka berfikir
4. Pengujian Hipothesis : merupakan pengumpulan fakta-fakta yg
relevan dengan hipothesis, utk mengetahui apakah fakta-fakta
tersebut mendukung atau menolak hipotesis
5. Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah hipotesis
ditolak atau diterima
• Hipotesis. Sarana penelitian ilmiah yg merupakan
instrumen kerja teori. Hasil deduksi dari teori atau
proposisi,lebih siap untuk diuji.

• Pernyataan Hipotesis dapat berupa relasional / diskripsi


Bivariat dari variabel, namun yg lazim pada penelitian
sosial berupa pernyataan relasional Multivariat.

• Pernyataan relasional/diskripsi ini yg menjadi jawaban


sementara terhadap masalah yg dirumuskan. Akan menjadi
jawaban tetap (thesis) setelah dilakukan pengujian Empiris.

3
PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat:

1. Justifikasi permasalahan secara ringkas, atau hipotesis


yang mendasari penelitian yang dilakukan. (jelaskan
bagaimana investigasi anda beranjak dari penelitian-
penelitian bertalian yang telah dilakaukan sebelumnya)

2. Temuan peneliti lain yang mendasari anda melakukan


penelitian

3. Tujuan dan batasan

4. Penjelasan ringkas pendekatan yang digunakan untuk


menjawab pertanyaan yang diuji, terlebih bila
menyangkut hal yang baru
Contoh:
1. Ikan baung adalah ikan lokal Riau yang sangat digemari oleh
masyarakat. Karena itu ikan ini diburu dan ditangkap oleh
masyarakat.
2. Tekanan penangkapan yang intensif, timbul kekhawatiran
menurunnya populasi ikan ini di alam.
3. Untuk mencegah agar kepunahan tidak terjadi, perlu upaya
dalam bentuk budi daya/konservasi
4. Usaha budi daya telah dilakukan di beberapa tempat seperti
Malaysia dst. Keberhasilan budi daya ditentukan oleh
ketersediaan benih, namun upaya mendapatkan benih yang
berkualitas bukanlah hal yang mudah, karena bergantung pada
kualitas induk dan pemeliharaan semasa larva.
5. Walaupun ikan ini telah dipijahkan oleh …., namun produksi
benihnya masih rendah (30-40%)
6. Rendahnya ….akibat dari tidak sesuainya faktor lingkungan
(pakan, lingkungan) dengan kebutuhan benih.
7. Berdasarkan permasalahan yg dihadapi, maka perlu dilakukan
kajian mendalam mengenai aspek biologi&lingk yg dpt
mendukung G&SR benih baung.
PERUMUSAN MASALAH

• Bagi ikan baung, masa kritis (tingkat kelangsungan hidup yang


rendah) terjadi pada awal daur hidupnya (selanjutnya disebut
benih) yaitu pada saat transisi/peralihan pakan dari dalam
tubuhnya ke luar tubuhnya hingga mencapai umur 25 hari. Masa
kritis ini terjadi karena sistem pencernaan dan alat gerak benih
masih sangat sederhana dan belum berdiferensiasi baik secara
morfologis maupun fisiologis, serta tidak sesuainya lingkungan
dan pakan yang tersedia dengan kebutuhan benih.
• Beberapa permasalahan, dapat diidentifikasi menjadi: (1)
bagaimana perkembangan saluran pencernaan benih ikan
baung; (2) pada umur dan ukuran berapa benih mulai makan; (3)
jenis pakan apakah yang sesuai dengan setiap perkembangan
benih……….
• Untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh terhadap
kebutuhan pakan dan lingkungan benih perlu dievaluasi dengan
tiga pendekatan, yaitu: (1) pendekatan aspek biologi benih yang
meliputi morfogenesis, ontogenesis dan tingkah laku; (2)
pendekatan kebiasaan makan dan (3) pendekatan lingkungan.
Apabila ketiga pendekatan tersebut dilaksanakan, maka jadwal
pemberian pakan dan parameter lingkungan dapat ditentukan
sehingga jika diaplikasikan dapat diperoleh kelangsungan
hidup dan pertumbuhan yang tinggi
KAJIAN BIOLOGI PAKAN DAN LINGKUNGAN PADA AWAL DAUR HIDUP
IKAN BAUNG
ONTOLOGI=Wujud hakiki
Pakan: Benih: Lingkungan:
Jenis Morfologis Tipe Air
Jumlah Enzim Cahaya
Frekuensi Tingkah Laku Suhu
Komposisi Salinitas
Oksigen
EPISTEMOLOGI=Bagaimana prosedurnya mendapatkan kebenaran
Perkembangan Alat Pencernaan
Umur Mulai Makan
Ukuran Mulai Makan
Tingkah laku Makan
Laju Pengosongan Lambung
Kapasitas Lambung
Gradien Osmotik
Konsumsi Oksigen
Jadwal Pemberian Pakan &Kualitas Air Optimal

AKSIOLOGI=prosedur dan metode ilmiah tak melanggar etika dan estetika


Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih……Produksi Benih……Lestari
MODEL PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA PRODUKSI IKAN DANAU OXBOW SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU

Permasalahan - Rendahnya Stok Ikan dan Hasil Tangkapan pada Sungai dan danau
- Kerusakan lingkungan perairan, anak sungai, riparian vegetasi &
perubahan hutan menjadi lahan perkebunan
- Ancaman penurunan plasma nutfah ikan sungai (dataran rendah)
- Kerusakan habitat bertelur & pembesaran ikan dataran rendah
(anak-anak sungai, danau-danau (oxbow)
- Ancaman Penangkapan ikan (Metode, waktu, tempat, alat, jumlah)
- Belum adanya kawasan suaka produksi ikan dan pengelolaannya

Tahap 1

SYARAT
SYARAT ILMUAN
ILMUAN
Habitat (Danau oxbow) Biologi: Manusia:
Fisik: - Makrofita - Metode Penangkapan
- Kedalaman, Panjang & - Riparian Vegetasi - Jenis Alat, Jumlah, ukuran
Luas, input air masuk - Produktivitas Primer - Waktu dan Tempat Penangkapan
- Sedimentasi - Plasma Nutfah Ikan - Pengelolaan yang ada
- Morphometrik

99
- Keanekaragaman Ikan
- Kelimpahan dan Kepadatan Populasi
- Biologi dan Dinamika Populasi
Kimia: (Makanan, fekunditas, pertumbuhan, dll)
- O2, CO2, BOD, COD -
- Amoniak, Nitrat & Fosfat
-

Analisis
- Aspek Fisik, Kimia, Biologi
- Interaksi Antara faktor Fisik, kimia & Biologi
- Interaksi antara fiskimbio terhadap populasi Ikan
- interaksi Penangkapan terhadap populasi Ikan
- Analisis Pengelolaan existing

Tahap 2
Membangun kesepakatan kawasan Suaka Produksi Perikanan
Menyusun draft kesepakatan kawasan

Rekomendasi:
- Kesepakatan Kawasan Suaka Produksi Perikanan
- Rekomendasi Pengelolaan Kawasan Suaka
Produksi Perikanan pada Danau-danau Oxbow
Sungai Kampar Provinsi Riau

Anda mungkin juga menyukai